Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan salah. dukungan dan kesiapan para aparat pemerintah yang memiliki kemampaun

dokumen-dokumen yang mirip
1. Professional 2. Efektif 3. Sederhana 4. Kejelasan dan kepastian 5. Keterbukaan 6. Efisien 7. Ketepatan waktu 8. Responsive 9.

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan prima

I. PENDAHULUAN. aspiratif terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang dilayani. Seiring dengan

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL TERHADAP MASYARAKAT KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PEMBUATAN KARTU KELUARGA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. sehinga dapat memberikan kualitas pelayanan prima terutama dalam rangka

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN KABUPATEN BANDUNG

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam penelitian ini adalah orang-orang yang telah dipilih menjadi sampel

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 03 Tahun : 2010 Seri : E

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

I. PENDAHULUAN. suatu sistem pemerintahan sangat ditentukan oleh baik buruknya penyelenggaraan

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN LEGALISIR

KECAMATAN COBLONG PROSEDUR MUTU PELAYANAN SKTS/ PINDAH DATANG. No. Dok : PM SIEPEL - 04 No. Revisi : 00 Tgl. Berlaku : 12 September 2011

DRAFT BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 31 TAHUN 2018 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang No 23 Tahun 2006 administrasi kependudukan. untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mensejahterahkan masyarakat atau warga negara.pelayanan

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR: 2 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. melayani setiap warga Negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut M. Irfan Islamy, kebijakan publik (public policy) adalah

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. paradigma administrasi negara atas; (a) dikotomi politik administrasi, (b) paradigma

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN PERMOHONAN DATA KEPENDUDUKAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 55 Tahun : 2016

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015

I. PENDAHULUAN. pesat. Jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Menurut

I. PENDAHULUAN. susunan pemerintahnya ditetapkan dengan undang-undang. Penyelenggaraan. dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan

BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN LEBONG

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sumber informasi yang diperlukan oleh suatu instansi, organisasi, atau

Bagian Keenam DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Paragraf 1 Kepala Dinas Pasal 90

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 2 TAHUN 2007 T E N T A N G

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI BULUNGAN. Jalan Jelarai Tanjung Selor Kaltim, Telp. (0552) , Fax (0552) 21009

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya manusia lahir di dunia membawa hak-haknya, sudah

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu

KECAMATAN COBLONG PROSEDUR MUTU PELAYANAN KTP. No. Dok : PM SIEPEL - 01 No. Revisi : 00 Tgl. Berlaku : 12 September 2011 TIDAK DIKENDALIKAN

BUPATI BURU PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI BURU NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PELAYANAN PEMBUATAN AKTA KEMATIAN PLUS

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan.

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suatu pemerintahan yang baik (good governance). Untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : ( berada pada nilai interval 1,76-2,50 mutu pelayanan C ) yang berarti

STANDAR PELAYANAN Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banda Aceh

II. TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat strategis

BAB I PENDAHULUAN. optimal dari bagian organisasi demi optimalisasi bidang tugas yang di

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah

ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DALAM BINGKAI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. Oleh : Taufiqurrohman, SH, M.Si

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH NOMOR TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pemerintah daerah adalah menampilkan aparatur yang profesional,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK, KARTU KELUARGA DAN AKTA CATATAN SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. wajib tunduk pada aturan-aturan hukum yang menjamin dan melindungi hak-hak

KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI Latar Belakang Tujuan Manfaat Metode Survei. 2

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk lebih mendekatkan fungsi pelayanan kepada masyarakat (pelayanan. demokratis sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Alamat : Jalan Brigjen Katamso1, Wonosari, Gunungkidul Kode Pos Telp. (0274) , Fax.

BAB I PENDAHULUAN. agar bersedia mengurus hak tentang kependudukan ke Dinas Pemerintah yang. sebagai pelanggan yang dapat mengurus sendiri.

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR : 18 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

BUPATI SUMBAWA BARAT

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

KEPUTUSAN CAMAT SUMUR BANDUNG KOTA BANDUNG No. 10 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK KECAMATAN SUMUR BANDUNG KOTA BANDUNG CAMAT SUMUR BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan menjadi bahasan yang penting dalam penyelenggaraan

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya harus tetap berusaha melayani kepentingan masyarakat dan mengayomi

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR KECAMATAN RAMBATAN Jln. Raya Pasar Rambatan Telp. (0752) Kode Pos 27271

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan salah satu tujuan dari penerapan otonomi daerah. Kondisi ini memerlukan dukungan dan kesiapan para aparat pemerintah yang memiliki kemampaun kerja yang baik. Tuntutan utama pelaksanaan good governance dalam pengelolaan pemerintahan adalah dengan diperlukannya prinsip prinsip dasar yang harus dipenuhi, karena masyarakat mulai kritis dalam memonitor dan mengevaluasi pelayanan dari instansi pemerintah. Evaluasi dan monitoring yang dilakukan oleh masyarakat kepada instansi pemerintah dalam memberikan pelayanan sulit dilakukan secara obyektif, karena belum diterapkannya sistem pengukuran kinerja yang dapat menginformasikan tingkat keberhasilan secara obyektif dan terukur dari pelaksanaan program-program disuatu instansi pemerintah. Penerapannya untuk meningkatkan kinerja, instansi pemerintah membutuhkan kelengkapan organisasi sehingga mampu mewujudkan sasaran dan tujuan pendiriannya. Abdullah (1986:41) dalam (skripsi Dewi Agustina:2011 tidak dipublikasikan) menyatakan bahwa determinan penting untuk meningkatkan kinerja birokrasi

2 pemerintah adalah dibutuhkan Infrastruktur Administrasi yang memilki kesiapan dan ketangguhan pada semua tingkatan dan tahapan yang meliputi: a) Organisasi pelaksana yang berintikan birokrasi yang mantap b) Sistem administrasi atau tata laksana yang efektif dan efisien c) Susunan aparatur atau personalia yang berkemampuan tinggi dari segi professional, orientasional yang disertai rasa dedikasi yang tinggi. Hal ini berarti bahwa kinerja aparatur negara dalam merencanakan, melaksanakan dan evaluasi serta pengendalian proses pembangunan dan pelayanan masyarakat sangat di tentukan oleh faktor kelembagaan, ketatalaksanaan sumber daya manusia dan dukungan sarana dan prasarana yang tersedia. Selanjutnya Djokosantoso Moejono dalam Surjadi (2009:27) menyatakan bahwa budaya organisasi yang merupkan nilai-nilai yang diyakini secara umum dapat berpengaruh terhadap perilaku kinerja individual serta untuk mencapai tujuan jangka panjang organisasi maka kinerja organisasi secara universal memerlukan daya dukung dalam bentuk empat pilar, yaitu: a) Sumber daya manusia yang bermutu b) Sistem dan teknologi terpadu c) Strategi yang tepat d) Dan logistik yang memadai Kinerja aparatur pemerintahan sering sekali dibicarakan dalam setiap kesempatan hal ini dikarenakan dalam pratiknya sering terdapat pandangan bahwa aparatur pemerintah atau setiap berhubungan dengan birokrasi

3 pemerintahan untuk mendapatkan suatu pelayanan menunjukkan gejala yang mengecewakan, berbelit-belit, lama tidak terbuka, mahal dan tidak memuaskan termasuk kurang koordinasi. Surjadi (2009:107) menyatakan bahwa Kewajiban pemerintah adalah melaksanakan kewajiban negara yang meliputi melindungi (to protect the people), melayani (to serve the people) dan mengatur (to regulate the people) yang pada dasarnya adalah pemberian pelayanan pemenuhan kepentingan publik dan mangatasi masalah-masalah publik. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan upaya negara untuk memenuhi kebutuhan dasar hak-hak sipil setiap warga negara atas barang, jasa, dan pelayanan administarsi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Namun pada kenyataannya menurut Ryaas Rasyid dalam Surjadi Birokrasi di Indonesia dalam kondisi darurat administrasi yang membutuhkan reformasi birokrasi yang difokuskan pada perubahan sikap dan karakter aparatur dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya selalu dilandaskan pada tiga landasan yaitu landasan konstitusi, peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan. Darurat administrasi ditandai dengan terjadinya berbagai pelanggaran-pelanggaran terhadap ketiga landasan tersebut. Hal ini terlihat jelas dari masih banyaknya keluhan dari masyarakat pada saat mereka mengurus surat-menyurat misalnya, prosedur pelayanan yang tidak jelas, tidak ada kepastian dalam penyelesaiannya, biaya yang harus dikeluarkan, sikap petugas yang tidak responsif dan lain-lain.

4 Sejak berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, diharapkan dapat memberikan dampak nyata yang luas terhadap peningkatan pelayanan terhadap masyarakat. Pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat ke daerah memungkinkan terjadinya penyelenggaraan pelayanan dengan jalur birokrasi yang lebih sederhana dan membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk melakukan inovasi dalam pemberian dan peningkatan kualitas pelayanan. Berkaitan dengan itu, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 22 tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang kependudukan dan pencatatan sipil yang diharapkan mampu memberikan pelayanan publik kepada masyarakat Lampung Timur. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekertaris Daerah. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang kependudukan dan pencatatan sipil berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan, untuk menjalankan tugasnya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai fungsi sebagai berikut: a) Perumusan kebijakan teknis di bidang kependudukan dan pencatatan sipil b) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kependudukan dan pencatatan sipil c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kependudukan dan pencatatan sipil.

5 d) Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melayani kebutuhan masyarakat yang bersifat administrasi publik kelengkapan individu atau kelompok. Pelayanan yang umum diberikan adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga(KK), Akta Kelahiran dan Akta-akta lainnya. Pelayanan yang banyak dilakukan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lampung Timur adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP). Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh pemerintah kabupaten lampung Timur yang berlaku diseluruh wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia. Penerbitan KTP baru bagi penduduk Warga Negara Indonesia, dilakukan setelah memenuhi syarat berupa: a. Telah berusia 17 tahun atau sudah kawin atau pernah kawin b. Surat pengantar RT/RW dan Kepala Desa c. Fotocopy 1. KK 2. Kutipan Akta Nikah/Akta kawin bagi penduduk yang belum berusia 17 tahun 3. Kutipan Akta Kelahiran d. Surat keterangan datang dari luar negri yang diterbitkan oleh instansi pelaksana bagi Warga Negara Indonesia yang datang dari luar negri karena pindah.

6 Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Timur Nomor 17 tahun 2011 Tentang Retrebusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil Setiap Penduduk Kabupaten Lampung Timur yang ingin membuat Kartu Tanda Penduduk dikenakan biaya sebesar Rp 10.000,- bagi Warga Negara Indonesia dan Rp 100.000,- bagi Warga Negara Asing. Aparat Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dalam memberikan pelayanan terkait pembuatan kartu tanda penduduk dinilai masih belum sesuai dengan standar prosedur yang baik. Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan /pra riset dan survey wawancara dengan Bapak Ahmad Sobri yang datang ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk melakukan pelayanan KTP tanggal 12 Juni 2012 masih adanya aparat yang tidak menjalakan tugas sesuai dengan peraturan yang ada. Ini terlihat dengan tidak ada kepastian waktu berapa lamanya proses pelayanan terkadang bisa sampai satu bulan bahkan pernah berkas yang dimasukan untuk membuat KTP hilang sehinnga beliau harus mengurusnya lagi. Kondisi ini menjadikan kinerja layanan menjadi terhambat dan kurang baik. Disisi lain menurut bapak Ahmad Sobri aparat Dinas kependudukan dan Catatan Sipil tidak netral dalam memberikan pelayanan dikarenakan apabila ada yang memberikan uang lebih dari retribusi yang telah di tetapkan maka pelayanannya pun akan makin cepat. Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut di atas maka menjadi dasar penelitian bagi peneliti untuk mengukur kinerja aparatur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lampung Timur dalam memberikan pelayanan KTP kepada masyarakat.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di kemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Kinerja Aparat dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil pada Bidang Administrasi Kependudukan dalam Pelayanan KTP? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kinerja Aparat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil pada Bidang Administrasi Kependudukan dalam Pelayanan KTP D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Secara Teoritis penilitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pemikiran bagi bahan kajian ilmu pemerintahan khususnya manajemen pemerintahan yang berkaitan dengan Kinerja Aparat dalam Pelayanan Publik 2. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Aparat Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lampung Timur dalam meningkatkan pelayanan publik sesuai dengan peraturan yang ada.

8