BAB I PENDAHULUAN. 1 Dep. Agama RI., Al-quran dan terjemah, Jakarta: Dep. Agama RI, 2000, Hal.994.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II STRATEGI PERENCANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Menurut Mulyasa, pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan peluang berpartisipasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Dengan demikian nilai modal ( human capital ) suatu bangsa tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. iii. 2 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan

BAB I PENDAHULUAN. manfaat penelitian secara teoritik dan praktis, serta penegasan istilah.

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah adalah suatu pemberian hak dan kewajiban kepada daerah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Oleh karena, itu bagi sebuah bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan manfaatnya menurut para pengelola pendidikan membuat suatu

BAB I PENDAHULUAN. untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1 Mengajar merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dengan diberlakukannya kebijakan otonomi daerah. Sejalan dengan menguatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan, perubahan dan tututan masyarakat 2. Pendidikan yang diyakini

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. atau sumber pembiayaan pendidikan, perencanaan anggaran Madrasah (RAPBM),

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, apalagi di era globalisasi saat ini. faktanya dilapangan mutu pendidikan kita masih sangat jauh dari harapan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perubahan yang cukup besar sejalan runtuhnya rezim Orde

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat menuntut setiap negara untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencetak generasi bangsa yang harus diprioritaskan. Namun masih terdapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 07 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH OLEH WARGA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah sebagai salah satu sarana untuk mencetak generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dunia ini terutama negara maju, pendidikan merupakan kebutuhan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Manajemen PAUD, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, hlm

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN DI SDN 2 MILANGODAA DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. merupakan faktor yang paling penting agar pendapatan negara dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi tersebut yaitu dengan diselenggarakannya otonomi daerah.

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resvan Friandi, 2013

BAB IV ANALISA MANAJEMEN PEMBIAYAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI PERGURUAN ISLAM MATHOLI UL FALAH

BAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru,Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam era globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

I. PENDAHULUAN. Amandemen 2001) Pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. melalui penyerahan pengelolaan wilayahnya sendiri. Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. 2011, hlm Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi pendidikan, Gava Media, Yogyakarta,

VISI DAN MISI POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, maupun kemasyarakatan maupun tugas-tugas pembantuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya pembangunan nasional di negara-negara berkembang. difokuskan pada pembangunan ekonomi dalam rangka upaya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. hanya dengan sekadarnya (asal selesai) maka hasilnya pun biasa-biasa saja. Baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan, (Semarang: Tim Pengadaan Buku Pelajaran IKIP Semarang Press, 1990), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, serta efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan yang menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proposional. Pemberian kewenangan

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU. No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan zaman akan merubah sebuah peradaban, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang bersifat universal. Di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan adalah proses yang paling awal dan menentukan langkah menuju sasaran dari ketercapaian suatu tujuan. Sesuai dengan isi ayat Al- Qur an yang menjelaskan bahwa dalam setiap langkah gerak, manusia harus instrospeksi memperhatikan apa-apa yang telah diperbuatnya untuk kebaikan masa depan, dengan kata lain berarti manusia harus memiliki rencana, sehingga manusia hidupnya terarah dan tidak terjerumus ke lubang yang sama. Hal tersebut dijelaskan dalam Surat Al-Hasyr, ayat 18. Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Surat Al-Hasyr, ayat 18) 1 Era reformasi telah membawa berbagai perubahan mendasar dalam berbagai kehidupan, termasuk kehidupan pendidikan. Salah satu perubahan mendasar adalah manajemen negara, yaitu dari manajemen berbasis pusat menjadi manajemen berbasis daerah. Secara resmi, perubahan ini telah diwujudkan dalam bentuk Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 1999, yang kemudian direvisi dan disempurnakan mejadi Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pedoman pelaksanaannya pun telah dibuat melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom. 1 Dep. Agama RI., Al-quran dan terjemah, Jakarta: Dep. Agama RI, 2000, Hal.994. 1

2 Konsekuensi logis dari Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut adalah manajemen pendidikan harus disesuaikan dengan jiwa dan semangat otonomi. Hal tersebut antara lain terwujud dalam bentuk perubahan arah paradigma pendidikan, dari paradigma lama ke paradigma baru, yang tentu juga berdampak pada paradigma perencanaan pendidikannya. Secara ideal, paradigma baru pendidikan tersebut mestinya mewarnai kebijakan pendidikan, baik kebijakan pendidikan yang bersifat subtantif maupun implementatif. Seperti yang dinyatakan oleh Azyumardi Azra bahwa dengan era otonomi daerah: lembaga-lembaga pendidikan, seperti sekolah, madrasah, pesantren, universitas (perguruan tinggi), dan lainnya yang terintegrasi dalam pendidikan nasional- haruslah melakukan reorientasi, rekonstruksi kritis, restrukturisasi, dan reposisi, serta berusaha untuk menerapkan paradigma baru pendidikan nasional. Selain itu implementasi kebijakan tersebut diharapkan berdampak positif terhadap kemajuan pendidikan di daerah dan di tingkat satuan pendidikan. 2 Saat ini, banyak terdapat proyek-proyek perencanaan yang menerima bantuan dari federal (pemerintah pusat) dengan harus menyertakan rencana pendidikan jangka panjang. Akibatnya, dewan sekolah diminta lebih sering menghubungkan perencanaan-perencanaan pendidikan dengan perencanaan daerah sekitarnya secara menyeluruh. Lokasi fasilitas-fasilitas sekolah baru harus berhubungan dengan proyeksi populasi dan perkembangan kawasan pemukiman. 3 Sementara itu, pendidikan nasional kita dihadapkan kepada masalah antara lain peningkatan kualitas, pemerataaan kesempatan, keterbatasan anggaran yang tersedia dan belum terpenuhi sumber daya dari masyarakat secara profesional sesuai dengan prinsip pendidikan sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua. 4 2 Sabrini, Neneng Lina, Perencanaan Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2011, Hal.. 279-280 3 Udin Syaefudin Saud, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, Hal. 58 4 Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000), Hal. 78

3 Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Hal ini penting terutama dalam rangka MBS, yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan keperluan masing-masing sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada keterbatasan dana. 5 Meskipun tidak sepenuhnya masalah keuangan akan berpengaruh secara langsung terhadap kualitas sekolah, terutama berkaitan dengan sarana dan prasarana pembelajaran. Dalam kaitan ini, meskipun tuntutan reformasi adalah pendidikan yang murah dan berkualitas, namun pendidikan yang berkualitas senantiasa memerlukan dana yang cukup banyak. Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah, yang menyerahkan masalah pendidikan ke daerah dan sekolah masing-masing, maka masalah keuangan pun menjadi kewenangan yang diberikan secara langsung dalam pengelolaannya kepada sekolah. Dalam hal ini, kepala sekolah memiliki tanggung jawab penuh terhadap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggungjawabannya. Maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keuangan sekolah tersebut. 6 Rencana anggaran pendapatan dan belanja madrasah (RAPBM) mencerminkan kekuatan madrasah dalam membiayai penyelenggaraan pendidikannya dan sekaligus menggambarkan rata-rata status sosial ekonomi keluarga para siswa. RAPBM terdiri atas rencana pendapatan dan rencana pengeluaran atau belanja madrasah. Dalam rencana pendapatan, terdapat komponen sumber dana yang berasal dari pemerintah, siswa (terutama dari iuran rutin madrasah, atau lazim disebut iuran BP3 ), dan sumbangan 5 E Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, Hal. 47-48 6 E Mulayasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, Hal. 193-194

4 masyarakat lainnya, baik dalam bentuk uang maupun barang. Sementara itu untuk pengeluaran terdapat komponen gaji guru (pegawai) yang biasanya paling dominan dan non-gaji (pemeliharaan, pengadaan sarana penunjang seperti alat peraga, penyelenggaraan proses belajar-mengajar, dan kegiatan ekstra-kurikuler). 7 Berkaitan dengan biaya pendidikan, menurut Ace Suryadi terdapat agenda kebijakan yang perlu mendapat perhatian serius, yaitu: 1. Besarnya anggaran pendidikan yang di alokasikan (revenue). 2. Aspek keadilan dalam alokasi anggaran. 3. Aspek efisiensi dalam pendayagunaan anggaran, dan 4. Anggaran pendidikan dan desentralisasi penggelolaan. 8 Anggaran yang menjadi kalkulasi pembiayaan pendidikan menjadi salah satu nyawa yang menentukan dinamika pendidikan. Kalau hal ini dapat ditata rapi dan akuntabel, maka aspek yang lain akan mudah terealisasi dengan baik. Pengawasan secara ketat dan serius terhadap aspek ini sangat penting dilakukan mengingat mudahnya manusia terjerembab dalam godaan nafsu dan lingkungan menuju kehidupan yang sesat. 9 Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih mendalam tentang perencanaan anggaran pendapatan dan belanja madrasah yang menitik beratkan pada implementasi dalam merancang sebuah strategi. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti memberikan judul: Implementasi Strategi Perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Madrasah di MI Nurul Qur an Tegalwero Pucakwangi Pati Tahun 2014/2015. 7 Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, Hal. 57 8 Hasbullah, Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi-otonomi Implikasinya Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, Hal. 27 9 Jamal Ma mur Asmani, Tips Aplikasi Manajemen Sekolah, Diva Press, Jogjakarta, 2012, Hal. 203

5 B. Fokus Penelitian Fokus penelitian dalam skripsi ini yaitu Implementasi Strategi Perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Madrasah. Judul yang berkaitan dengan implementasi strategi perencanaan anggaran pendapatan dan belanja madrasah ini masih sangatlah luas. Oleh karena itu, supaya pembahasan dalam penelitian ini bisa jelas dan terarah maka peneliti membatasi permasalahan penelitian pada perencanaan anggaran pendapatan dan belanja madrasah di MI Nurul Qur an Tegalwero Pucakwangi Pati ini pada masalah perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah, dan perencanaan jangka pendek serta perencanaan anggaran pendapatan dan belanja madrasah. C. Rumusan Masalah Beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi strategi perencanaan jangka panjang di MI Nurul Qur an Tegalwero Pucakwangi Pati? 2. Bagaimana implementasi strategi perencanaan jangka menengah di MI Nurul Qur an Tegalwero Pucakwangi Pati? 3. Bagaimana implementasi strategi perencanaan jangka pendek di MI Nurul Qur an Tegalwero Pucakwangi Pati? 4. Bagaimana implementasi strategi perencanaan anggaran pendapatan dan belanja madrasah di MI Nurul Qur an Tegalwero Pucakwangi Pati? D. Tujuan Penelitian Tujuan yang mendasari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui implementasi strategi perencanaan jangka panjang di MI Nurul Qur an Tegalwero, Pucakwangi, Pati. 2. Untuk mengetahui implementasi strategi perencanaan jangka menengah di MI Nurul Qur an Tegalwero, Pucakwangi, Pati.

6 3. Untuk mengetahui implementasi strategi perencanaan jangka pendek di MI Nurul Qur an Tegalwero, Pucakwangi, Pati. 4. Untuk mengetahui implementasi strategi perencanaan anggaran pendapatan dan belanja madrasah di MI Nurul Qur an Tegalwero, Pucakwangi, Pati. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga dan masukan secara akademis sehingga mampu menambah khazanah pengetahuan dibidang pendidikan khususnya implementasi strategi perencanaan anggaran pendapatan dan belanja madrasah. 2. Manfaat praktis Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengalaman, wawasan serta ilmu pengetahuaan untuk memenuhi syarat akademik bagi peneliti untuk mencapai gelar sarjana. Bagi MI Nurul Qur an Tegalwero Pucakwangi Pati, penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa informasi tambahan mengenai perencanaan anggaran dan juga untuk memperkaya khasanah ilmu bagi para pengelola madrasah. Bagi pendidik, penelitian ini dapat menjadi sebuah renungan dan bahan pijkan untuk lebih mengetahui tatacara merencanakan anggaran pendapatan dan belanja madrasah yang dilaksanakan di madrasah.