PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SERTA PERAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

The Counselor Role in Developing the Talents of Students Through the Placement Services in the Fields SMP 27 By:

Volume 2 Nomor 3 September 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling

TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

PERSEPSI SISWA TENTANG LAYANAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA YANG DIBERIKAN GURU BK SMAN 1 KUBUNG

Pelaksanaan Layanan Penempatan dan Penyaluran dalam Program Peminatan di Kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung Kabupaten Sijunjung

KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGEMBANGKAN CARA BELAJAR SISWA

PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN

PROFIL KOMUNIKASI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kab. Dharmasraya) ARTIKEL

Jurnal Konseling dan Pendidikan

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

MASALAH BELAJAR SISWA DAN PENANGANANNYA

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi*

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL

Peran Guru Bk/Konselor Dan Guru Mata Pelajaran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Yang Memperoleh Hasil Belajar Rendah

E-JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : WENI YUNIARTI

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI LAYANAN INFORMASI

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

Keyword: Reinforcement, Learning BK, Information Service

TASK ACHIEVEMENT PROFILE DEVELOPMENTS IN ELEMENTARY SCHOOL 28 STUDENTS BATANG ANAI PADANG PARIAMAN

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG ABSTRACT

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:

PROFIL MINAT PESERTA DIDIK MENGIKUTI KONSELING KELOMPOK KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN TUGAS- TUGAS PELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

JURNAL PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 2 PARIAMAN

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : LINDA FITRIA / 2011

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

Edu Elektrika Journal

Oleh: Iponofita Yani. Fitria Kasih Rahma Wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Sogi Hermanto Program Studi Administrasi Pendidikan FKIP Universitas Palangka Raya Kampus Unpar Tunjung Nyaho Jl. H.

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1)

PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA, LINGKUNGAN SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL

LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK UNTUK MENGETAHUI PERSEPSI SISWA TENTANG PENGINFORMASIAN HASIL TES INTELIGENSI

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENCATAT DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CARA BELAJAR MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2011 DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT JURNAL

PERSIAPAN MAHASISWA MENGIKUTI PERKULIAHAN STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING STKIP PGRI SUMATERA BARAT JURNAL

PELAKSANAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM BIDANG STUDI PENJAS PADA SISWA TUNARUNGU SLB SE KOTA PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ICM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh. USWATUN HURIYAH Asmaul Khair Hj. Yulina H.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

PROFIL KETERAMPILAN KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI 1 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

THE PROBLEMS EXPERIENCED BY STUDENTS OF NAUMBAI STATE ISLAMIC JUNIOR HIGH SCHOOL OF KAMPAR SUB DISTRICT

UPAYA GURU PEMBIMBING DAN GURU MATA PELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMP PERTIWI 2 PADANG

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMA N 5 SOLOK SELATAN

E-JURNAL. Oleh : AFIFATUL MUSRIFA

PENGGUNAAN METODE COMPLETE SENTENCE

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KEADAAN LINGKUNGAN FISIK SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR

Indra Priono * Fitria Kasih ** Rahma Wira Nita ** *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling 08/C STKIP PGRI Sumatera Barat

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

Tingkat Keterlaksanaan Administrasi (Sumi Fitriana)

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMP NEGERI 1 DAN 2 KECAMATAN NAN SABARIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN (Study Komparatif Senior dan Guru Junior)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS DI SMA N 1 TEMBILAHAN HULU KABUPATEN INDRAGIRI HILIR JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DENGAN MODEL GUIDED TEACHING DI SD NEGERI 23 TAMPUNIK PESISIR SELATAN

Keywords : Learning Implementation of Construction Engineering and Student Perceptions

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

Konselor Volume 3 Number 2 June 2014 ISSN:

PERILAKU MENYONTEK SISWA SMA NEGERI DI KOTA PADANG SERTA UPAYA PENCEGAHAN OLEH GURU BK

PERANAN GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMBINA KELOMPOK BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI-1 PALANGKA RAYA.

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK

FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI KOTA PADANG.

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE (KASUS : SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 PAINAN)

PELAKSANAAN REMEDIAL TEACHING DALAM MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI SE-KOTA PEKANBARU

PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI I SALO PROVINSI RIAU JURNAL

KOMPETENSI SOSIAL GURU BK/KONSELOR SEKOLAH (STUDI DESKRIPTIF DI SMA NEGERI KOTA PADANG)

THE EFFCT OF TEACHERS PROFESSIONAL COMPETENCE CIVIC EDUCATION TO INTEREST STUDEN LEARNING SMPN IN KECAMATAN BONJOL

PERAN GURU DAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DI TK HARAPAN AYAH BUNDA KALUMBUK PADANG ARTIKEL FITRIA ELVINA NPM:

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL

FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK JURNAL

MOTIVASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN STUDI DI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG. Oleh: YULIANI 57617/2010

Muhammad Iqbal 1, Zulkifli Naansah 2, Yusri Abdul Hamid 2 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika FT Universitas Negeri Padang

HAMBATAN PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK OLEH GURU BK DI SMA NEGERI KOTA PADANG. Oleh: Nurlela* Azrul Said** Rahma Wira Nita**

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KOMPETENSI SOSIAL GURU GEOGRAFI DI SMA NEGERI SE KABUPATEN PASAMAN BARAT. Aida Fitri 1

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR DI SMP N 5 PARIAMAN

Economic Education Analysis Journal

PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG

Peni Putri Ninda Sari * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd **

Nurul Atieka & Rina Kurniawati Program Studi Bimbingan dan Konseling UM Metro

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

Pengaruh Kinerja dan Kreativitas Guru Kimia Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA se-kabupaten Bulukumba

TINGKAT KONFORMITAS MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING STKIP PGRI SUMATERA BARAT. Oleh: Yelni Susri. Fitria Kasih Weni Yulastri ABSTRACT

Transkripsi:

Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima 11/02/2013 Direvisi 01/03/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 hlm. 120-124 PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SERTA PERAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI Sudirman¹, Daharnis², Marjohan³ Abstrak: This research was started from the presence of some students that had difficulties in learning and had learning outcomes under minimum criteria and there was symptoms that teacher s guidance counselling and subject teacher had less contribution to help students overcome in learning difficulties. The type of this research was descriptive. The population of this research were all the guidance and councelling teacher and subject teacher at SMAN Se-Kota Pekanbaru, they were 47 guidance and councelling teacher and 979 subject teacher. Data analysis was by using percentage technique and respondent performance level. The results of research showed that: 1) The role of teacher s guidance counselling in overcoming difficulties student learning in high school in Pekanbaru city is included the category quite well, 2) The role of teacher s lessons in overcoming difficulties student learning in high school in Pekanbaru city is included the category quite well and 3) The collaboration of teacher s guidance counselling with teacher s lessons is included the category quite well, while the collaboration of teacher s lessons with teacher s guidance counseling in overcoming difficulties student learning in high school in Pekanbaru city is included the category quite well. Keyword: Peran, Guru Bimbingan Konseling, Guru Mata, Kesulitan Belajar PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan perannya di masa depan. Dalam pelaksanaan pendidikan tersebut dilakukan upaya dengan melibatkan semua komponen yang secara hirarki telah diberikan beban dan tanggung jawabnya masing-masing. Salah satu komponen tersebut adalah guru sebagai tenaga pendidik. Dalam proses belajar mengajar guru memiliki kedudukan yang sangat menentukan. Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan pada dasarnya hanya semata-mata tanggung jawab guru mata pelajaran, tetapi guru bimbingan dan konseling (BK) juga mempunyai tanggung jawab yang sama dalam kesuksesan proses belajar mengajar siswa. Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 dijelasakan bahwa konselor merupakan salah satu jenis tenaga pendidik sebaimana juga guru, dosen dan tenaga pendidik lainnya, yaitu bertugas mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Suatu realita yang ada di lapangan, berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan di beberapa Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri di Kota- Pekanbaru, dalam pelaksanaan proses pembelajarannya siswa mengalami berbagai kesulitan belajar. Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa tersebut secara umum bisa dilihat dari hasil belajar yang kurang baik (di bawah KKM). Seyogyanya guru bimibingan dan konseling serta guru mata pelajaran lebih terarah dan melaksanakan peranannya masing-masing yang saling terkait untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajarnya. Menurut Prayitno (2012:15) bahwa proses konseling oleh konselor sama seperti Sudirman, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang, email: dirmanluk.yahoo.co.id Daharnis, Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negri Padang, daharnis@konselor.org Marjohan, Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negri Padang, marjohan@yahoo.co.id 120 2012oleh Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

121 penyelenggaraan pembelajaran oleh guru mata pelajaran yaitu menggunakan POAC+.P (Planinning), O (Organizing), A (Actuating), C (Controlling) dan + (Tindak Lanjut). Selanjutnya menurut Hikmawati (2010:28) bahwa langkahlangkah yang dapat dilakukan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling pada siswa yang bermasalah adalah; identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, pemberian bantuan, evaluasi dan tindak Sedangkan peran guru mata pelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar siswa bisa melaksanakannya dengan menerapkan pembelajaran remedial (remedial teaching), sebagaimana dijelaskan dalam Juknis Pembelajaran Tuntas, Remedial, dan Pengayaan di SMA yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan SMA (2010:37), bahwa pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Sehubungan dengan itu, langkah-langkah yang perlu dikerjakan dalam pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial. Dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar juga diperlukan suatu kerjasama timbal balik antara guru bimbingan dan konseling dengan guru mata pelajaran. Menurut A. Muri Yusuf (1995:86) bahwa alasan perlunya kerjasama antara guru pembimbing dengan guru mata pelajaran. Hikmawati (2010:21) menjelaskan ada beberapa peranan yang dilakukan oleh seorang guru mata pelajaran ketika diminta mengambil bagian dalam penyelenggaraan program bimbingan konseling di sekolah, diantaranya adalah; (a) Guru sebagai informatory, (b) Guru sebagai fasilitator, (c) Guru sebagai mediator, dan (d) Guru sebagai kolaborator. Berdasarkan uraian di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru bimbingan dan konseling serta peran guru mata Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se-kota Pekanbaru. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau guru mata pelajaran baik dengan perannya masing-masing maupun dengan saling melakukan kerjasama dalam mengatasi kesulitan belajar siswa adalah dengan melakukan; identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, pemberian bantuan, evaluasi dan tindak METODOLOGI Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah Penelitian Deskriptif, yaitu penelitian yang mengungkapkan fakta dari informasi yang didapatkan peneliti yaitu tentang peran guru bimbingan dan konseling dan guru mata SMA Negeri se-kota Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2012 sampai Oktober 2012. Penelitian dilakukan di seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Pekanbaru. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru bimbingan dan konseling serta guru mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri se-kota Pekanbaru. Dalam penelitian ini jumlah populasi guru bimbingan dan konseling adalah 47 orang dan populasi guru mata pelajaran sebanyak 979 orang orang. Penarikan sampel untuk populasi guru bimbingan dan konseling dalam penelitian ini digunakan teknik sampling jenuh sehingga jumlah sampel guru bimbingan dan konseling yaitu sebanyak 47 orang. Sedangkan penarikan sampel untuk populasi guru mata pelajaran diambil 10% dari jumlah populasi yang diambil secara random yang jumlahnya 98 guru. Instrumen pengumpulan data berbentuk kuesioner (angket) dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis persentase dengan rumus yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2009:266): P= X 100 Keterangan: P = Tingkat Persentase Jawaban f = Frekuensi jawaban responden / skor n = Jumlah Sampel Untuk mengetahui gambaran data variabel digunakan analisis tingkat pencapaian responden menggunakan rumus: Kategorisasi tingkat capaian yang didasari pada pendapat Sugiono (2011:99) sebagai berikut. Tabel 1.KlasifikasiTingkat Capaian Responden No Klasifikasi Kategori 1. 81,26% - 100,00% Sangat Baik 2. 62,51% - 81,25% Baik 3. 43,76% - 62,50% Kurang Baik 4. 25,01% - 43,75% Tidak Baik HASIL Berdasarkan hasil penelitian, dapat diungkapkan bahwa peran guru bimbingan dan konseling serta peran guru mata pelajaran berikut kerjasamanya dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di Sekolah Mengenah Atas (SMA) Negeri Se- Kota Pekanbaru adalah sebagai berikut:

122 Pertama, Peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa tergolong pada krteria baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut: Tabel 2:Distribusi Frekuensi Peran Guru Bimbingan dan Konseling No Indikator TCR Kategori 1 Identifikasi 82,71% Sangat Baik 2 Diagnosis 81,38% Sangat Baik 3 Prognosis 81,74% Sangat Baik 4 Pemberian 5 Evaluasi dan Tindak Lanjut 76,33% Baik 72,13% Baik Rata-Rata TCR 78,85% Baik mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa tergolong pada kriteria baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut: Tabel 3:Distribusi Frekuensi Peran Guru Mata No. Indikator TCR Kategori 1 Identifikasi 79,26% Baik 2 Diagnosis 77,55% Baik 3 Prognosis 76,84% Baik 4 Pemberian 79,59% Baik 5 Evaluasi dan 77,72% Baik Tindak Lanjut Rata-Rata TCR 78,19% Baik Gambar 2: Peran Guru Mata Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Gambar 1: Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Berdasarkan data pada tabel dan grafik di atas maka dapat diketahui bahwa peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa adalah termasuk dalam kategori baik yaitu dengan tingkat capaian responden sebesar 78,85%. Hal ini diperoleh dari tingkat capaian responden pada indikator; peran guru bimbingan konseling pada identifikasi masalah berkategori sangat baik 82,71%, peran guru bimbingan dan konseling pada diagnosis berkategori sangat baik yaitu dengan tingkat capaian responden sebesar 81,38%, peran guru bimbingan dan konseling pada prognosis berkategori sangat baik yaitu dengan tingkat capaian responden sebesar 81,74%, peran guru bimbingan dan konseling pada pemberian bantuan hanya responden sebesar 76,33%, dan peran guru bimbingan dan konseling pada evaluasi dan tindak lanjut hanya berkategori baik yaitu dengan tingkat capaian responden sebesar 72,13%. Kedua, Peran guru mata pelajaran dalam Berdasarkan data pada tabel dan grafik diatas maka dapat diketahui bahwa peran guru mata pelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar siswa adalah termasuk dalam kategori baik yaitu dengan tingkat capaian responden sebesar 78,19%. Hal ini diperoleh dari tingkat capaian responden pada indikator; peran guru mata pelajaran pada identifikasi masalah berkategori baik yaitu dengan tingkat capaian responden sebesar 79,26%, peran guru mata pelajaran pada diagnosis berkategori baik 77,55%, peran guru mata pelajaran pada prognosis responden sebesar 76,84%, peran guru mata pelajaran pada pemberian bantuan hanya berkategori baik 79,59%, sedangkan peran guru mata pelajaran pada evaluasi dan tindak lanjut juga berkategori baik yaitu dengan tingkat capaian responden sebesar 77,72%. Ketiga, Kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan guru mata pelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut:

123 Tabel 4:Distribusi Frekuensi Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan Guru Mata No Indikator 1 Identifikasi Guru Bimbingan Konseling 81,65% (Sangat 2 Diagnosis 78,01% 3 Prognosis 68,44% 4 Pemberian 5 Evaluasi dan Tindak Lanjut 67,87% 64,49% Rata-Rata TCR 72,09% Guru Mata 64,80% 74,83% 57,21% (Kurang 64,29% 58,10% (Kurang 63,85% Gambar 3: Kerjasama Guru Bimbingan dan Konseling dengan Guru Mata Berdasarkan data pada tabel dan grafik di atas maka dapat diketahui bahwa kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan guru mata pelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar siswa adalah termasuk dalam kategori baik yaitu dengan tingkat capaian responden sebesar 72,09%. Hal ini diperoleh dari tingkat capaian responden pada indikator; kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan guru mata pelajaran pada identifikasi masalah berkategori sangat baik yaitu dengan tingkat capaian responden sebesar 81,65%, kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan guru mata pelajaran pada diagnosis berkategori baik 78,01%, kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan guru mata pelajaran pada prognosis responden sebesar 68,44%, kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan guru mata pelajaran pada pemberian bantuan hanya berkategori baik 67,87%, dan kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan guru mata pelajaran pada evaluasi dan tindak lanjut hanya berkategori juga baik yaitu dengan tingkat capaian responden sebesar 64,49%. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai peran guru bimbingan dan konseling serta peran guru mata sekolah menengah atas (SMA) Negeri se-kota Pekanbaru. Temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di sekolah menengah atas (SMA) Negeri se-kota Pekanbaru secara umum termasuk dalam kategori baik. 2. Peran guru mata pelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di sekolah menengah atas (SMA) Negeri se-kota Pekanbaru secara umum termasuk dalam kategori baik. 3. Kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan guru mata pelajaran secara umum termasuk dalam kategori baik, sedangkan kerjasama guru mata pelajaran dengan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di sekolah menengah atas (SMA) Negeri se-kota Pekanbaru secara umum termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan kesimpulan diatas maka dalam penelitian ini, peneliti ingin menyarankan kepada: 1. Kepada guru bimbingan dan konseling, disarankan untuk; a. Mengaplikasikan POAC+ (planning, organizing, actuating, controlling dan + tindak lanjut) sehingga lebih bisamengoptimalkan kinerjanya dan dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa terutama pada segi evaluasi dan tindak b. Melaksanakan semua langkah-langkah dalam mengatasi kesulitan belajar yang di alami siswa, karena masih ditemui beberapa point dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa masih ada sebagian guru bimbingan dan konseling yang masih tidak pernah melaksanakan beberapa langkah-langkah dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa. 2. Kepada guru mata pelajaran, peneliti memberikan saran untuk; a. Diharapkan untuk lebih meng-optimalkan program pembelajaran remedial, yaitu dengan lebih mendiagnosis dan melakukan treatment yang tepat dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa.

124 b. Guru mata pelajaran harus mampu mengaplikasikan semua pengetahuan dan kemampuan atau kompetensinya dengan sebaik mungkin dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah terutama dalam pelaksanaan program remedial terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar. c. Selain itu juga diharapkan dapat melaksanakan semua kiat-kiat atau langkahlangkah dalam penanganan atau dalam mengatasi kesulitan belajar yang di alami siswa, karena masih ditemui beberapa point dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa masih ada sebagian guru mata pelajaran yang masih menyatakan tidak pernah melaksanakan beberapa langkahlangkah dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa. 3. Kepada Kepala Sekolah, a. Diharapkan untuk dapat melakukan supervisi kepada guru bimbingan dan konseling serta guru mata pelajaran terhadap pelaksanaan tugas mereka masing-masing. b. Melakukan penilaian terhadap kinerja guru bimbingan dan konseling serta guru mata pelajaran yang dapat dipedomani berdasarkan Buku 2 Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Pendidikan tahun 2010. c. Selain itu diharapkan juga untuk dapat menyelenggarakan workshop untuk merancang format dan model untuk meningkatkan kerjasama antara kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan guru mata pelajaran. DAFTAR RUJUKAN A. Muri Yusuf. 1995. Program Pengembangan Profesionalisme Petugas Bimbingan Di Sekolah. Tesis PPs IKIP Bandung. Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pembelajaran Tuntas remedial Dan Pengayaan Di SMA.pdf Hikmawati Fenti, 2010. Bimbingan Konseling. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: BK FIP UNP. Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.pdf Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS.pdf