BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI PT BANK TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Guna

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. atau dikenal dengan kebutuhan primer, juga kebutuhan sekunder maupun

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai lembaga keuangan. Kegiatan-kegiatan dunia usaha, baik di sektor

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

: MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM :

PELAKSANAAN PEMBERIAN KPR BTN SEJAHTERA FLPP PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Berdasarkan kebutuhan, setiap masyarakat memiliki kebutuhan

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini menjadi salah satu industri bisnis yang sangat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial di mana manusia hidup

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kesehatan dunia perbankan. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jasa perbankan atau keuangan. Dalam hal ini, perbankan merupakan inti dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. warga perseorangan lainnya, kenyataannya para ahli hukum mendefinisikan hukum

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. efisien. Tujuan kegiatan bank tersebut sesuai dengan Pasal 1 butir 2. UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang

I. PENDAHULUAN. untuk menanggung pembayaran kembali suatu hutang, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan pemerintah. dalam bentuk kredit maupun bentuk lainnya (Kasmir, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka menyejahterakan hidupnya. Keinginan manusia akan benda

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia perbankan saat ini menyebabkan banyak bank bank mengeluarkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan banknote dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 1

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

I. PENDAHULUAN. tersebut sebagian besar memerlukan jasa-jasa bank dan lembaga keuangan lain

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, masyarakat perlu melakukan usaha untuk memenuhi. kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraannya. Tetapi tidak semua

PENJUALAN DIBAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI PENYELESAIAN KREDIT NARATAMA BERSADA CABANG CIKUPA, KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perekonomian nasional. Hal ini menyebabkan. kebutuhan hidup penduduk Indonesia juga terus mengalami kenaikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka Pembangunan Nasional Indoinesia yang pada. hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) adalah salah satu jenis bank yang dikenal melayani

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat kebutuhan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat yang sejahtera adil dan makmur berdasarkan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No.10 tahun 1998

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan dan dunia usaha maupun jasa lainnya. demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian.

February 09, 2010 KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB III TELAAH PUSTAKA. diharapkan dan dikaitkan dengan kedudukan seseorang 28. Seseorang dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi termasuk sektor keuangan dan perbankan harus segera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kredit kepada para nasabahnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

RINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sebagai

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN HAK TANGGUNGAN PADA PT. BPR ARTHA SAMUDRA DI KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa. Dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia seperti sektor perdagangan, pertanian, mafufaktur yang berhubungan dengan jasa lembaga keuangan salah satunya adalah jasa yang disediakan oleh perusahaan perbankan. Aktivitas perbankan juga memberikan peran bagi aktivitas ekonomi masyarakat Indonesia secara individual. Dengan demikian aktivitas ekonomi masyarakat baik secara individual maupun kelembagaan-kelembagaan atau badan usaha tidak dapat lepas dari jasa perusahaan perbankan. Peran penting perbankan yang menjadikan dasar bahwa perekonomian suatu negara sangat tergantung pada aktivitas perbankan. Peran perbankan merupakan lembaga keuangan yang mampu menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak (Undang undang No.10 tahun 1998 pasal 4). Pemberian Kredit Pemilikan Rumah adalah pemberian kepemilikan rumah yang timbul dari interaksi antara dua belah pihak pemberi kredit dan pihak penerima kredit yang merupakan kegiatan usaha yang memiliki nilai ekonomi dan pembayaran yang dilakukan secara mengangsur dan dikembalikan dalam jangka waktu tertentu dengan ditambahi bunga yang ditetapkan pihak bank itu sendiri. Di 1

2 samping itu, pemberian Kredit Pemilikan Rumah juga memiliki system dan prosedur yang mudah dan cepat. Oleh karena itu, hal ini merupakan faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat untuk mengkredit pemilikan rumah melalui bank tersebut dan juga merupakan salah satu keunggulan dari Kredit Pemilikan Rumah. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 29/KMK.01/1996 tentang Pengurusan Piutang Negara Kredit Perumahan Rakyat Bank Tabungan Negara KPR-BTN) bahwa KPR-BTN adalah Kredit Pemilikan Rumah yang diberikan oleh Bank Tabungan Negara untuk membantu anggota masyarakat, guna untuk membeli sebuah rumah berikut tanahnya untuk dimiliki dan dihuni sendiri. Dan banyak masyarakat yang menggunakan jasa keuangan kredit untuk membeli rumah melalui KPR-BTN. Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan kenakan bunga tagihan. Produk kredit yang ditawarkan oleh bank BTN ada berbagai macam jenis dan kebutuhan. Namun bank BTN hanya membedakan menjadi dua macam yaitu kredit konsumer dan kredit komersial. Kredit konsumer merupakan

3 fasilitas kredit yang diberikan oleh pihak bank yang di peruntukkan untuk konsumsi secara pribadi, kredit konsumer lebih tepatnya yaitu kredit konsumtif yang berbeda dengan kredit lainnya seperti kredit modal kerja dan kredit investasi yang dimana peruntukannya sendiri untuk penambahan modal usaha atau pembelian barang barang pabrik pemilik usaha. Kredit konsumer hanya diberikan kepada perorangan yang ingin mendapatkan bantuan uang yang akan di belikan barang bergerak atau tidak bergerak yang akan di konsumsi atau di pakai sendiri, yang di maksud barang tidak bergerak seperti rumah dan barang bergerak yaitu kendaraan mobil atau motor. Sedangkan Kredit komersial merupakan kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan nasabah yang bidang usahanya adalah perdagangan baik dalam bentuk kredit revolving maupun kredit nonrevolving. Contohnya adalah kredit untuk usaha pertokoan, kredit export. Analisa kredit tersebut dimaksudkan untuk menganalisa dan melihat kemampuan dalam pembayaran kredit guna memperoleh keterangan kepercayaan bank dalam memberikan kreditnya. Kredit yang diberikan oleh bank didasarkan atas kepercayaan, sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan kepada nasabah. Namun tidak mudah untuk mengetahui secara pasti apakah orang yang mengajukan permohonan KPR tersebut adalah orang yang dapat dipercaya. Berbagai risiko dalam pemberian kredit dapat menyebabkan tidak dilunasinya kredit ketika tiba saat pelunasan sehingga terjadi kredit macet. Berdasarkan hal tersebut maka bank selaku pihak kreditur

4 harus dapat menerapkan prinsip kehati-hatian dengan melakukan analisis kredit dalam menyetujui suatu permohonan kredit yang diajukan. Dalam pelaksanaan perjanjian biasanya terdapat hambatan-hambatan yang terjadi contohnya, pemenuhan prestasi terlambat. Hambatan atau gangguan dapat datang dari pihak kreditur yaitu bank, tetapi pada umumnya sebagian besar hambatan datang dari pihak debitur atau nasabah yang terlambat memenuhi angsuran atau tidak membayar hutangnya (wanprestasi). Itikad tidak baik dari debitur yang merupakan salah satu faktor kendala penyelesaian KPR bermasalah yaitu bahwa debitur akan memanfaatkan beberapa kelemahan yang ada pada bank untuk tujuan tidak membayar kreditnya pada bank. Adanya resiko yang akan diterima bank apabila debitur wanprestasi, maka perjanjian kredit bank diberikan dalam bentuk standar. Bank menyediakan formulir yang berisi tentang penjanjian kredit yang isinya telah disiapkan terlebih dulu. Formulir ini disodorkan kepada setiap pemohon kredit. Isinya diberitahukan dengan pemohon, pemohon dimintakan pendapatnya apakah dapat menerima syarat-syarat yang di dalam formulir. Hal-hal yang kosong didalam formulir itu adalah hal-hal yang tidak mungkin diisi sebelumnya yaitu antara lain, jumlah pinjaman, bunga, tujuan dan jangka waktu kredit. Hal tersebut menunjukkan bahwa perjanjian kredit adalah standar. Pengamanan kredit oleh bank melalui analisis yang mendalam tersebut pada hakikatnya adalah untuk memperkecil risiko, bahkan sampai pada menghilangkan risiko yang mungkin timbul atau yang terjadi, sehingga debitur dapat memenuhi prestasinya sesuai dengan yang telah ditentukan dalam perjanjian tersebut. Pemberian KPR yang dilakukan oleh bank

5 BTN (kreditur), tidak lepas dari jaminan. Dengan adanya jaminan, kreditur akan merasa aman atas penentuan prestasi dari pihak debitur. Pemberian KPR oleh kreditur sering mensyaratkan di sediakannya jaminan kebendaan misalnya Hak Tanggungan Atas Tanah karena jaminan ini di nilai sangat aman oleh bank sebagaimana diatur dalam pasal 6 UU No.4 tahun 1996 tentang Hak Atas Tanah, yang menyebutkan bahwa apabila terjadi cidera janji oleh debitur, maka pemegang Hak Atas Tanah pertama mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut. Tetapi jaminan ini tidak mutlak diterapkan oleh kreditur artinya masih ada kemungkinan adanya jaminan-jaminan lain yang yang dimintakan oleh pihak kreditur. Hal ini dilakukan oleh kreditur semata-mata untuk lebih mengamankan pengembalian kredit yang telah dikeluarkannya. Meskipun bank telah melakukan upaya pengawasan. Pegawasan yang dilakukan oleh bank yaitu preventif yaitu pengawasan yang dilakukan sebelum terjadinya sesuatu hal yang tidak diinginkan oleh pihak bank dan pengawasan represif yaitu pengawasan yang dilakukan setelah terjadinya sesuatu. Dalam kenyataannya, debitur seringkali melakukan wanpresasi yang mengakibatkan kredit macet. Permasalahan kredit macet yang menimpa dunia perbankan sebagai akibat dari adanya wansprestasi atau keterlambatan dalam pembayaran oleh debitur ditambah dengan banyaknya kredit yang dijamin dengan jaminan

6 kebendaan akan tetapi jaminan tersebut setelah dijual tidak mencukupi untuk memenuhi hutangnya. Mengingat besarnya resiko bagi debitur atau nasabah, Bank akan memberikan kemudahan atau keringanan bagi masyarakat kalangan rendah maupun menengah, Dengan cara debitur mengajukan surat permohonan keringanan dan bertanda tangan di atas materai beserta alasannya. Guna untuk tanggung jawab debitur kedepannya dan pihak bank akan memberikan solusi yang terbaik bagi debitur tersebut. Dengan demikian, kebutuhan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan untuk memiliki tempat tinggal dan Bank juga dapat memperoleh keuntungan dari pemberian kredit tersebut. Dari uraian diatas, maka dapat ditarik pada pelaksanaan pemberian KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Selain itu, kredit ini merupakan kredit pemilikan rumah yang paling banyak dibutuhkan dan diminati oleh para debitur, yang dapat memberikan kepada masyarakat perorangan untuk pembelian rumah di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Surabaya. Berdasarkan uraian yang di kemukakan diatas, maka tertarik untuk membahas dan menuangkannya dalam bentuk karya ilmiah yang berjudul PELAKSANAAN PERMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI PT.BANK TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG SURABAYA karena tertarik untuk mengetahui bagaimana ketentuan dan syarat syaratdalam pengajuan kredit pemilikan rumah, pihak-pihak yang terkait atas pembayaran, bagaimana prosedur pemberian kredit pemilikan rumah, perhitungan angsuran dan bunga, bagaimana perhitungan plafon, cara menyelesaikan kredit yang

7 bermasalah, serta cara untuk mengajukan keringanan bunga yang ada di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Surabaya. 1.2 Penjelasan judul Adapun untuk mengetahui arti dan makna yang akan dijelaskan secara singkat dan jelas, berikut penjelasannya : Pelaksanaan Pelaksanaan adalah Proses, cara dengan ketentuan yang berlaku. Pemberian Pemberian adalah Sesuatu yang diberikan/sesuatu yang didapat dari orang lain. Kredit Pemilikan Rumah Kredit Pemilikan Rumah adalah Suatu produk perbankan yang diberikan kepada nasabah untuk menikmati fasilitas kredit bagi nasabah yang akan melakukan pembelian rumah atau merenovasi rumah. Di Adalah kata depan yang maknanya adalah tempat PT Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Surabaya

8 Adalah Sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perbankan, merupakan salah satu kantor cabang PT Bank Tabungan Negara di Surabaya dan sebagai tempat dalam penelitian. 1.3 Perumusan masalah Berdasarkan uraian yang menjadi latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian ini, antara lain: 1. Apa Ketentuan dan Syarat Syarat dalam pengajuan Kredit Pemilikan Rumah serta biaya - biaya administrasi pada PT.Bank Tabungan Negara (persero) Kantor Cabang Surabaya? 2. Bagaimana prosedur pengajuan dalam Kredit Pemilikan Rumah pada Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Surabaya? 3. Siapa pihak pihak yang terlibat dalam proses pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Surabaya? 4. Bagaimana perhitungan plafon (besar uang yang akan dipinjam) di bank beserta jaminannya? 5. Bagaimana perhitungan besarnya jumlah angsuran, bunga dan denda, serta agunan Kredit Pemilikan Rumah yang di bayar nasabah setiap bulannya pada Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Surabaya? 6. Bagaimana cara menyelesaikan kredit bermasalah bagi debitur?

9 7. Apa saja permasalahan yang terjadi pada saat calon debitur mendapatkan pencairan dana beserta solusi di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Surabaya? 1.4 Tujuan Penelitian untuk mengetahui : Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui ketentuan dan syarat-syarat dalam mengajukan Kredit Pemilikan Rumah serta biaya-biaya yang bersangkutan. 2. Untuk mengetahui prosedur pengajuan pemberian kredit pemilikan rumah pada Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Surabaya. 3. Untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat atas pemberian Kredit Pemilikan Rumah pada Bank Tabungan Negara KC Surabaya. 4. Untuk mengetahui besar plafon/uang pokok yang akan dipinjam serta jaminannya. 5. Untuk mengetahui jumlah angsuran, bunga dan denda, beserta agunan Kredit Pemilikan Rumah yang harus di bayar nasabah setiap bulannya pada Bank Tabungan Negara KC Surabaya. 6. Untuk mengetahui cara penyelesaian kredit bermasalah di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Surabaya. 7. Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dan solusi untuk dapat menyelesaikannya di PT.Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Surabaya.

10 1.5 Manfaat Penelitian berikut : Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai 1. Bagi Penulis. Untuk menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan mengenai Pelaksanaan Pemberian Kredit Kemilikan Rumah (KPR) pada Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Surabaya. 2. Bagi Pembaca Dapat memberi pengetahuan mengenai Pelaksanaan Permberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Surabaya. 3. Bagi STIE Perbanas Surabaya. Dapat menambah koleksi perpustakaan STIE Perbanas Surabaya. 1.6 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan pada setiap kegiatan dalam penelitian yang akan dilaksanakan antara lain adalah: 1. Terhadap data primer dilakukan dengan wawancara (interview). Wawancara yang dilaksanakan adalah wawancara semi terstruktur dengan pegawai bank pada bagian kolektif atau DRBM (Debitur Realisasi Baru Menunggak) terkait dengan pelaksanaan kredit pemilikan rumah pada Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Surabaya. 2. Terhadap data sekunder dilakukan dengan studi pustaka.

11 Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku - buku, jurnal yang diperoleh dari pihak Bank Tabungan Negara maupun perpustakaan. 3. Pengolahan Data Pengolahan data yang dilakukan adalah dengan cara editing. Editing adalah memeriksa dan meneliti data - data yang diperoleh untuk menjamin apakah sudah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan kenyataannya.