BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum 1.1.1. Sekilas tentang Telkom PT Telekomunikasi Indonesia, tbk atau disingkat Telkom, adalah satu-satunya perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang telekomunikasi serta penyelenggara layanan telekomunikasi dengan jaringan terbesar di Indonesia. Telkom saat ini melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia yang memberi serangkaian layanan telekomunikasi yang lengkap mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler, layanan jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data. Telkom juga menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan edutainment, termasuk cloud-based and server-based managed services, layanan e- Payment dan IT enabler, e-commerce dan layanan portal lainnya. Visi Telkom sebagaimana yang dikutip dari Laporan Tahunan Telkom 2014 adalah To Become a Leading Telecommunications, Information, Media dan Edutainment and Services (TIMES) Player in the Region. Sementara Misi Telkom adalah To Provide More for Less TIMES Services dan To be the Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation. Arti dari Visi dan Misi Telkom tersebut bahwa leading memiliki arti kinerja Telkom pada aspek finansial (pendapatan dan laba) dan kapitalisasi pasar termasuk dalam kelompok operator telekomunikasi unggulan, baik yang hanya memiliki portofolio telekomunikasi maupun TIMES di kawasan regional. Sedangkan Region memiliki arti kawasan Asia, sehingga kinerja Telkom akan dibandingkan dengan para operator telekomunikasi di kawasan Asia. Sebagai perusahaan penyelenggara TIMES yang memiliki visi menjadi pemain di tingkat global. Sumber daya manusia memegang peranan sangat penting. Telkom menyadari bahwa untuk memenangkan kompetisi internasional dibutuhkan kepemimpinan yang kuat dan karyawan hebat dengan pengalaman internasional dan sertifikasi yang diakui dunia.
Kualitas pemimpin dan karyawan berskala global tersebut disiapkan melalui Global Talent Program (GTP) dengan memberikan penugasan khusus kepada karyawan terpilih. GTP dilakukan berdasarkan Kebijakan Pengembangan Kompetensi didasarkan pada keputusan No.PR.206.03/2013 tanggal 12 April 2013. Dalam kebijakan tersebut dijelaskan bahwa GTP adalah penugasan khusus kepada karyawan untuk dibentuk menjadi Great People. Penugasan khusus ini bertujuan memenangkan persaingan dan mencapai sasaran-sasaran bisnis perusahaan melalui pengalaman penugasan internasional dan serta perolehan sertifikasi yang diakui di dunia. 1.1.2. Investasi Sumber Daya Manusia Sebagaimana yang dipaparkan Arief Yahya, selaku Direktur Telkom melalui CEO Message #2 Invest in People bahwa investasi pada sumber daya manusia merupakan pilar utama dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia menjadi kekuatan utama yang akan menentukan kelangsungan hidup perusahaan dan menjadi penentu kemenangan dalam sebuah persaingan. Dibanding pilar perusahaan yang lain, sumber daya manusia menjadi pilar sentral yang perannya tak tergantikan. Dalam CEO Message #2 tersebut dijelaskan bahwa investasi pada sumber daya manusia merupakan investasi jangka panjang. Aktivitas ini seringkali dianggap bukan prioritas sehingga terkadang tidak menjadi prioritas utama para leader. Namun, Telkom menyadari berdasarkan pengalaman, investasi pada sumber daya manusia yang dilakukan secara konsisten dapat memperoleh hasil yang luar biasa. Sementara itu, melalui CEO Message #9 dengan judul Global Talent : From Competence to Commerce, Arief Yahya selaku Direktur Telkom menyampaikan keyakinannya bahwa orang-orang hebatlah yang meng-create bisnis (Competence create Commercial). Invest in People menjadi perhatian utama, karena Telkom meyakini bahwa sumber daya manusia merupakan kekuatan utama yang akan menentukan kelangsungan hidup perusahaan, ataupun menjadi penentu kemenangan dalam sebuah persaingan. Selanjutnya melalui CEO Message #9 disampaikan bahwa dinamika bisnis yang terus berkembang dengan pesat dan tanpa batasan regional semakin mendorong pentingnya pengembangan Human Capital Management yang lebih komprehensif dalam membangun successor Telkom sesuai dengan eranya. Ke depan yang
diperlukan oleh Telkom adalah talent dengan kemampuan global. GTP adalah salah satu wujud Invest in People dalam membekali para talent Telkom agar memiliki global competence. Dalam Wahyuni (2013:17), Agung Sutanto selaku OSM Leadership and Global Talent Academy of Telkom CorpU menyampaikan bahwa pada tahun 2012 Telkom telah berhasil mengirimkan 109 talent. Dan pada tahun 2013 Telkom menargetkan untuk mencetak lebih banyak lagi global talent, yakni sebanyak 10 kali lipat menjadi 1.000 orang. Dalam pelaksanaan GTP ini, Telkom menggunakan metoda pembelajaran holistik yang disebut blended learning. Metode ini didefinisikan sebagai bentuk pengajaran yang menyeluruh menggunakan seluruh panca indera yang dimiliki manusia. Dalam penerapannya, Telkom membagi metode pembelajaran dalam GTP ini menjadi tiga tahap yaitu Classroom Training, Real Job Assignment dan Mentoring. Durasi untuk setiap tahapan tersebut ada porsinya masing-masing, yaitu 10%-20% untuk Classroom Training, 50%-70% untuk Real Job Assignment dan 20%-30% untuk Mentoring. Tahapan dalam training di dalam kelas (Classroom Training) berlangsung selama satu minggu. Selama itu, para talent mendapatkan berbagai macam pembekalan antara lain berupa materi tentang bagaimana seharusnya bertugas di luar negeri. Dalam sesi tersebut, dihadirkan pula beberapa pembicara handal yang materi penyampaiannya disesuaikan berdasarkan silabus yang telah disusun untuk mendukung GTP. Selanjutnya, tahapan yang paling penting dalam GTP adalah Real Job Assignment. Tahap ini memakan waktu hingga dua belas minggu. Dalam kurun waktu tersebut, talent ditugaskan dan ditempatkan di luar negeri untuk membantu perusahaan sesuai dengan job description-nya masing-masing. Sementara itu, dalam menugaskan talent ke luar negeri, Telkom memberi tugas kepada talent untuk belajar dengan jenis penugasan yang berbeda-beda. Jenis pertama adalah melakukan bisnis sambil belajar. Artinya, selama masa penugasan tersebut talent harus bisa belajar sambil juga menghasilkan uang atau sambil berjualan. Telkom menyebut jenis penugasan ini dengan istilah doing by learning, yang artinya sembari belajar, talent dituntut mampu berkontribusi bagi pendapatan perusahaan.
Selanjutnya jenis kedua, Telkom merumuskan penugasan kepada talent untuk mengkreasi inisiatif bisnis baru dan mendapatkan potensial customer. Dan sedangkan penugasan jenis ketiga, talent yang ditugaskan ke luar negeri harus dapat membawa ide produk yang nantinya dapat dikembangkan di waktu yang akan datang. 1.2. Latar Belakang Penelitian Dalam Laporan Keuangan Telkom 2013 tercatat terjadi peningkatan pada Beban Umum dan Administrasi, khususnya untuk Pelatihan, Pendidikan dan Rekruitmen dari 259 miliar pada tahun 2012 menjadi 412 Miliar di tahun 2013 atau terjadi kenaikan sebesar 59%. Sementara itu dalam Laporan Tahunan Telkom 2014 menyebutkan bahwa terjadi kenaikan untuk beban umum dan administrasi sebanyak Rp1.087 miliar, atau sebesar 99% yang diakibatkan kenaikan beban penyisihan piutang, bonus Direksi dan beban training sejalan dengan GTP. Berdasarkan catatan peningkatan beban anggaran tersebut dapat disimpulkan bahwa GTP merupakan program besar dan penting yang memerlukan biaya besar. Selanjutnya dengan perubahan fokus pengembangan sumber daya, tahun 2016 penyelenggaraan Global Talent Program dilaksanakan dengan sistem yang berbeda. Walaupun demikian keberhasilan penyelenggaraan Global Talent Program tersebut mendapat perhatian dari perusahaan lain, dilihat dari banyaknya perusahaan yang melakukan benchmark dan menjadikan Global Talent Program sebagai program percontohan program di lingkungan BUMN. Menurut Lampiran-5 Peraturan Perusahaan PR.206.03/2013 tentang Mekanisme Pelaksanaan Penugasan Khusus dijelaskan secara rinci mengenai persyaratan yang harus dipenuhi para talent, tahapan seleksi pada pelaksanaan GTP, pelaksanaan Pre Departure Training, pelaksanaan Job Assignment dan pelaksanaan evaluasi GTP. Selanjutnya, menurut Surat SGM Telkom Corporate University dengan nomor C.Tel. 230/PD 000/TCU-A1000000/2013 tentang Penugasan Melaksanakan Job Assignment GTP World Wide II Tahap II disebutkan bahwa selama melaksanakan penugasan Overseas Job Assignment, setiap talent diwajibkan untuk menggunakan Sistem Informasi Global Talent sebagai sarana komunikasi dan pelaporan. Ada pun bentuk laporan yang harus disampaikan adalah berupa Individual Development Plan, Bi Weekly Report dan Final Report.
Dengan demikian penyampaian laporan sebagaimana yang dijelaskan dalam surat tersebut, baik itu laporan Individual Development Plan, Bi Weekly Report maupun Final Report adalah sangat penting dan dapat dijadikan patokan dasar dalam monitoring pelaksanaan selama penugasan GTP, khususnya saat penugasaan Overseas Job Assignment berlangsung, serta dapat menjadi bahan penilaian pada saat evaluasi. Menurut reporting yang di-generate Sistem Informasi Global Talent, bahwa dari 1119 peserta GTP, prosentase penyampaian laporan secara lengkap adalah sebanyak 47.99%. Dalam laporan rinci disampaikan bahwa 20.73% peserta GTP tidak menyampaikan laporan Individual Development Plan, 47.36% peserta GTP tidak menyampaikan laporan Bi Weekly Report secara lengkap serta 20.47% peserta GTP tidak menyampaikan Final Report. Menurut reporting yang dihasilkan Sistem Informasi Global Talent tersebut ditemukenali terdapat 11.79% dari peserta GTP atau sebanyak 132 peserta yang sama sekali tidak menyampaikan ketiga laporannya, baik itu Individual Development Plan, Bi Weekly Report maupun Final Report. Gambaran rekapitulasi laporan Sistem Informasi Global Talent sebagaimana yang dijelaskan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.1. Gambar 1.1 Rekapitulasi Laporan Sistem Informasi Global Talent Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan Sistem Informasi Global Talent ini masih dinilai kurang, hal ini dilihat dari angka penyampaian laporan yang besarnya dibawah 50%. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut berupa evaluasi atas penerapan Sistem Informasi Global Talent pada pelaksanaan Global Talent Program.
1.3. Perumusan Masalah Sebagaimana yang dijelaskan dalam Latar Belakang Masalah, GTP merupakan program besar dan penting yang memerlukan biaya besar. Hal ini dapat dilihat dalam Laporan Keuangan Telkom 2013 yang menyebutkan terjadi peningkatan pada Beban Umum dan Administrasi, khususnya untuk Pelatihan, Pendidikan dan Rekruitmen sebesar 59% serta dalam Laporan Tahunan Telkom 2014 yang menyebutkan bahwa terjadi kenaikan untuk beban umum dan administrasi sebesar 99%. Sejak pertama kali Sistem Informasi Global Talent diterapkan yaitu sejak pertama kalinya GTP diluncurkan pada tahun 2012, hingga saat penelitian ini dilakukan, belum pernah dilakukan penelitian yang signifikan dalam melakukan evaluasi untuk menganalisa penerapan Sistem Informasi Global Talent dalam pelaksanaan GTP. Evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pengembangan suatu sistem informasi. Melalui evaluasi, manajemen dapat melakukan penilaian sejauh mana penerapan (implementasi) suatu sistem informasi dapat dikatakan berhasil atau tidak. Melalui evaluasi juga manajemen bisa mendapatkan masukan dari pengguna sistem informasi tersebut apa-apa yang dirasakan kurang dalam penerapan sistem informasi tersebut. Terdapat banyak model yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi penerapan sistem informasi dengan menggunakan model yang berbeda. Modelmodel yang sering digunakan dalam penelitian diantaranya adalah Computer User Satisfaction (CUS), End-User Computing Satisfaction (EUCS), Technology Acceptance Model (TAM), Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), Task Technology Fit Model (TTF), DeLone and McLean IS Success Model, Updated DM IS Success Model serta model lainnya yang merupakan gabungan dari dua atau lebih model-model tersebut. Dalam melakukan pemilihan model penelitian, peneliti menggunakan kriteria yang diusulkan oleh Weber (2012:8) yaitu sebagai berikut : 1. Importance : Apakah model penelitian dapat mengatasi inti dari permasalahan penelitian? 2. Novelty : Apakah model penelitian digunakan secara aktif dan menghasilkan kontribusi baru dalam disiplin ilmu? 3. Parsimony : Model penelitian dikatakan memenuhi kaidah parsimony, jika model
tersebut dapat menerangkan dengan jelas inti permasalahan yang digambarkan dalam construct (konstruksi model penelitian), associations (hubungan antar variabel dalam penelitian) dan boundary conditions (batasan kondisi model penelitian). 4. Level : Apakah model penelitian yang digunakan bersesuaian dengan konteks yang dibahas atau apakah model penelitian tersebut cakupannya lebih luas atau sebaliknya terlalu spesifik? 5. Falsifiability: Apakah model penelitian yang digunakan dapat disanggah? Peneliti harus dapat menjelaskan inti permasalahan sehingga dapat dilakukan pengujian secara empiris dengan menggunakan model penelitian tersebut. Selanjutnya Weber (2012:12) juga menyampaikan bahwa untuk mengevaluasi komponen dalam model penelitian digunakan konsep-konsep kunci berikut: 1. Construct : Komponen model harus didefinisikan secara tepat; variabel yang mendasari jelas diidentifikasi 2. Associations : Hubungan antar komponen diidentifikasi dan hubungan fungsional dapat dijelaskan 3. Boundary Conditions : Batasan kondisi dimana komponen dan hubungan antar komponen dalam model dapat dijelaskan Berdasarkan analisa dan studi kepustakaan yang dilakukan serta dengan berdasarkan kriteria sebagaimana yang diusulkan oleh Weber (2012:8) tersebut, peneliti mengambil kesimpulan bahwa Updated DM IS Success Model merupakan model yang tepat digunakan dalam penelitian ini. Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah melakukan wawancara sebagai penelitian awal. Dalam wawancara ini beberapa pertanyaan disampaikan kepada pengguna Sistem Informasi Global Talent, salah satu pertanyaan yang disampaikan adalah variabel-variabel atau faktor-faktor apa saja yang diperlukan dan dinilai penting dalam mengevaluasi penerapan suatu sistem informasi. Menjawab pertanyaan tersebut, 20% responden menyatakan bahwa faktor-faktor penting dalam mengevaluasi penerapan suatu sistem informasi adalah Information Quality, Service Quality dan Management Support, selanjutnya 15% responden menyatakan System Quality dan User Satisfaction merupakan faktor penting dan 10% responden
menyatakan System Use merupakan faktor penting. Rekapitulasi hasil wawancara tersebut dapat dilihat dalam Gambar 1.2. Gambar 1.2 Faktor-faktor penting dalam Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Jika kita bandingkan hasil wawancara awal tersebut dengan variabel dengan Updated DM IS Success Model maka terdapat penambahan satu variabel yaitu Management Support. Untuk itu peneliti mengajukan usulan model penelitian dengan menambahkan variabel Management Support ke dalam Updated DM IS Success Model. Selanjutnya, karena fokus dari penelitian ini adalah untuk menilai kepuasan pengguna serta penggunaan sistem informasi, maka model penelitian yang diusulkan dalam penelitian ini menggunakan Updated DM IS Success Model yang dimodifikasi. Mengacu pada model penelitian yang digunakan maka pertanyaan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Seberapa besar penilaian pengguna Sistem Informasi Global Talent terhadap faktor-faktor System Quality, Information Quality, Service Quality, Management Support, System Use dan User Satisfaction Sistem Informasi Global Talent? b. Apakah System Quality berpengaruh positif signifikan terhadap System Use? c. Apakah Information Quality berpengaruh positif signifikan terhadap System Use? d. Apakah Service Quality berpengaruh positif signifikan terhadap System Use? e. Apakah Management Support berpengaruh positif signifikan terhadap System Use?
f. Apakah variabel System Use berpengaruh positif signifikan terhadap User Satisfaction? g. Apakah model yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipakai untuk memprediksi kepuasan pengguna (User Satisfaction) terhadap penggunaan Sistem Informasi Global Talent? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kesuksesan atas penerapan Sistem Informasi Global Talent dalam pelaksanaan GTP. Sedangkan tujuan secara rincinya adalah untuk mengetahui penilaian pengguna (user) Sistem Informasi Global Talent terhadap faktor-faktor Updated DM IS Success Model (Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean yang Diperbaharui) atas penerapan Sistem Informasi Global Talent dalam pelaksanaan GTP. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui seberapa besar penilaian pengguna Sistem Informasi Global Talent terhadap faktor-faktor System Quality, Information Quality, Service Quality, Management Support, System Use dan User Satisfaction Sistem Informasi Global Talent b. Untuk mengetahui apakah System Quality berpengaruh positif signifikan terhadap System Use c. Untuk mengetahui apakah Information Quality berpengaruh positif signifikan terhadap System Use d. Untuk mengetahui apakah Service Quality berpengaruh positif signifikan terhadap System Use e. Untuk mengetahui apakah Management Support berpengaruh positif signifikan terhadap System Use f. Untuk mengetahui apakah System Use berpengaruh positif signifikan terhadap User Satisfaction g. Untuk mengetahui apakah model yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipakai untuk memprediksi kepuasan pengguna (User Satisfaction) terhadap penggunaan Sistem Informasi Global Talent.
1.5. Kegunaan Penelitian a. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan akan memiliki nilai yang signifikan memverifikasi penerapan model modifikasi Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean yang Diperbaharui di dalam implementasi atau penerapan Sistem Informasi Global Talent dalam pelaksanaan GTP di PT Telkom. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menambahkan satu variabel yaitu Management Support ke dalam model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean yang Diperbaharui. Penambahan variabel Management Support ini belum dilakukan pada penelitian terdahulu, dengan demikian diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap literatur dan penelitian yang menggunakan model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean yang Diperbaharui. b. Manfaat Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk Telkom Corporate University dalam melakukan evaluasi Sistem Informasi Global Talent yang selama ini digunakan dalam pelaksanaan GTP dan sekaligus jika diperlukan untuk memperbaiki penerapan Sistem Informasi Global Talent. Terutama dari segi faktor-faktor System Quality, Information Quality, Service Quality, Management Support, System Use dan User Satisfaction atas penggunaan Sistem Informasi Global Talent dalam pelaksanaan GTP di PT Telkom. 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dimaksudkan agar proses penyusunan tesis dapat berjalan tepat waktu dan sesuai dengan sistematika yang benar. Dalam penelitian ini penulis menguraikan berdasarkan pembagian sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab I merupakan bab Pendahuluan yang berisi: Latar Belakang Masalah dimana menjelaskan latar belakang mengapa dilakukannya penelitian ini, Rumusan Masalah yang menjelaskan masalah-masalah yang timbul dan akan dilakukan penelitian, Maksud dan Tujuan Penelitian yang menjelaskan tujuan-tujuan dilakukannya penelitian ini, Kegunaan Penelitian yang menjelaskan manfaat yang akan diperoleh dari penelitian, serta Sistematika Penulisan Tugas Akhir yang menjelaskan rencana sistematis dari penyusunan thesis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II meliputi Tinjauan Pustaka, Penelitian terdahulu, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis. BAB III METODELOGI PENELITIAN Bab III berisi Metodologi Penelitian. Metode penelitian meliputi Jenis Penelitian, Desain Penelitian, Cara Pengambilan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, dan Rencana Analisis Data. BAB IV HASIL PEBNELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV berisi tentang analisis dan pengolahan data yang digunakan serta pembahasan hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V berisi kesimpulan hasil penelitian serta rekomendasi baik untuk segi bisnis maupun akademik.