OPTIMALI SASI METODE PEMBELAJARAN DELIKAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII C SMP N 1 Gatak ) Naskah Publikasi Diajukan oleh: DWI FEBRIYANTI A410090010 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A. Yani Trompol Pos I-Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417 Surakarta 57102 Surat Persetuiuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang berlanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir : Nama NIK : Rita P. Khotimah, M.Sc. : 100.926 Telah membaca dan mencenlati naskah artikel publikasi ihniah, yang mempakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasisrva : Nama NiM Program Studi Judul Skripsi DWI FEBRIYANTI A 410 090 0i0 Pendidikan Maternatika OPTIMALISASI NIETODE PEN{BELAJARA.N DELIKAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR. MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas VII C SMP N 1 Gatak) Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, Juni 2013 birnbing NIK 100.926
OPTIMALISASI METODE PEMBELAJARAN DELIKAN UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA DI SMP Oleh Dwi Febriyanti 1, Rita P. Khotimah 2 1 Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, dweefebriyanti@yahoo.com 2 Staf Pengajar UMS Surakarta, rpramujiyanti@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan keaktifan belajar matematika siswa dengan menerapkan metode pembelajaran delikan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas VII SMP N 1 Gatak yang berjumlah 32 siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, tes, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan terdiri dari tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat dan keaktifan belajar matematika siswa melalui strategi pembelajaran delikan. Peningkatan ini dapat dilihat dari indikator-indikatornya. Indikator minat, yaitu mengerjakan tugas rumah sebelum tindakan sebanyak 8 siswa (25%), setelah tindakan sebanyak 29 siswa (90,625%), memperhatikan proses pembelajaran sebelum tindakan sebanyak 12 siswa (37,5%), setelah tindakan sebanyak 25 siswa (78,125%), mengerjakan soal di depan kelas sebelum tindakan sebanyak 7 siswa (21,875%), setelah tindakan sebanyak 20 siswa (62,5%). Adapun indikator keaktifan, yaitu mengajukan pertanyaan sebelum tindakan sebanyak 8 siswa (25%), setelah tindakan sebanyak 23 siswa (71,875%), mengemukakan ide sebelum tindakan sebanyak 7 siswa (21,875%) setelah tindakan sebanyak 19 siswa (59,375%), mampu mengatasi masalah sebelum tindakan sebanyak 6 siswa (18,75%), setelah tindakan 30 siswa (97,75%), dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran delikan dapat meningkatkan minat dan keaktifan belajar matematika. Kata kunci: Delikan, minat, keaktifan PENDAHULUAN Matematika menjadi salah satu ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Faktanya, matematika mempunyai jam mata pelajaran yang lebih banyak dari bidang studi lain di sekolah pada umumnya. Namun,
pada kenyataannya sebagian besar siswa merasa bahwa matematika merupakan pelajaran yang menakutkan dan sulit untuk dipelajari, meskipun diakui bahwa matematika dianggap pelajaran yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, tapi banyak orang yang belum bisa merasakannya, kecuali dalam hitungan praktis. Rendahnya kualitas dan kesejahteraan guru merupakan inti dari permasalahan pendidikan di Indonesia. Kondisi yang demikian menyebabkan mereka tidak optimal dalam menjalankan tugasnya. Menurut Wina Putera (1992:86), mengajar merupakan suatu aktivitas yang memerlukan keterampilan tingkat tinggi dan mencakup hal-hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Pada masa sekarang masih banyak kegiatan belajar yang menggunakan cara konvensional, sehingga siswa kurang berminat dan cenderung bosan dan kurang aktif dalam mengikuti pelajaran yang dapat mengakibatkan hasil siswa rendah. Pembelajaran yang menarik sangat diperlukan sehingga siswa senang untuk belajar. Pembelajaran yang menyenengkan dan menantang dapat menumbuhkan minat dan keaktifan siswa. Menurut Soewarso (2000), model delikan merupakan suatu strategi pembelaran yang memungkinkan peserta didik mendapatkan jawaban sendiri. Hasil observasi awal diperoleh hasil yang bervariasi, siswa yang mengerjakan tugas rumah (PR) (25%), siswa memperhatikan pada proses pembelajaran (37,5%), siswa yang mengerjakan soal di depan kelas (21,875%). Untuk tingkat prosentase keaktifan adalah mengajukan pertanyaan (25%), mengemukakan ide (21,875%), mampu mengatasi masalah (18,75%). Hal tersebut menunjukkan bahwa masih rendahnya minat dan keaktifan yang dimiliki oleh siswa kelas VII SMP N 1 Gatak. Adapun salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan keaktifan belajar matematika adalah metode pembelajaran delikan. Strategi pembelajaran delikan ini dapat digunakan sebagai dasar melaksanakan pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa, dan sebagai alternative dalam upaya meningkatkan minat dan keaktifan belajar siswa. Metode pembelajaran delikan mempunyai tiga komponen yakni listen (dengar), look (lihat), doing (kerjakan). Dengan menerapkan
strategi pembelajaran delikan diharapkan kegiatan pembelajaran lebih efektif dan bermakana bagi siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan strategi pembelajaran delikan, dan di harapkan dapat meningkatkan minat dan keaktifan siswa, khususnya matematika. Tujuan dari penelitian ini (1) Tujuan umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan keaktifan dalam belajar matematika. (2) Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah meningkatkan minat belajar matematika siswa kelas VII C di SMP Negeri 1 Gatak Sukoharjo, semester genap Tahun ajaran 2012/2013, dilihat dari indikator: mengerjakan tugas rumah (PR), memperhatikan pada proses pembelajaran, mengerjakan soal didepan kelas. Kedua untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas VII C di SMP Negeri 1 Gatak Sukoharjo, semester genap Tahun ajaran 2012/2013, dilihat dari indikator: mengajukan pertanyaan, mengemukakan ide, mampu mengatasi masalah melalui metode pembelajaran delikan di SMP N 1 Gatak Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research. Menurut Rochiati (2010: 13), penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka sendiri. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Gatak, Sukoharjo. Waktu penelitian selama 4 bulan, yaitu bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 dengan tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Gatak. Subjek pemberi tindakan dalam penelitian ini adalah guru matematika kelas VII C bekerja sama dengan peneliti. Sedangkan subjek penerima tindakan ini adalah seluruh siswa kelas VIII G SMP Negeri 1 Gatak Semester Genap Tahun Ajaran 2012/ 2013. Siswa kelas tersebut berjumlah 32 orang, terdiri atas 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, catatan lapangan dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan observasi pada saat pembelajaran, triangulasi sumber, dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kondisi awal kelas VII C SMP N 1 Gatak terlihat bahwa guru kurang mengoptimalkan pemanfaatan strategi pembelajaran yang inovatif. Guru masih menggunakan strategi yang monoton. Strategi pembelajaran yang diterapkan hanya berpusat pada guru. Pembelajaran tersebut akan berdampak pada rendahnya kemampuan minat dan keaktifan belajar siswa. Pada tahap proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran delikan dengan materi persegi Pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa. Guru mengingatkan kembali mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya tentang segitiga. Guru menjelaskan materi yaitu tentang persegi dari masalah sehari-hari berdasarkan sisi dan sudutnya, untuk memperjelas materi yang telah disampaikan guru menunjukkan alat peraga yang berbentuk persegi. Menurut Suherman (1993:272) alat peraga dapat membuat siswa merasa lebih tertarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Disamping itu perhatian siswa dapat lebih terpusat bila menggunakan alat peraga dalam pembelajaran. Peranan alat peraga dalam pelajaran matematika adalah untuk meletakkan ide-ide dasar yang melandasi sebuah konsep dan dapat memperoleh suatu kesimpulan dari hasil pengamatannya. Guru membagi kelompok masing-masing 4 orang siswa, kemudian siswa dibagi LKS untuk dipecahkan bersama-sama dengan kelompoknya. Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan di depan kelas hasil dari diskusi kelompok mereka, serta siswa dari kelompok lain menanggapinya. Pada akhir proses pembelajaran guru memberikan soal mandiri untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan serta pemahaman matematika siswa.
Pada saat menutup pembelajaran, guru memberi tugas rumah (PR) bertujuan untuk tingkat minat belajar matematika siswa. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, guru menutup pelajaran dengan memberi salam. Menurut Nana Sudjana (1991: 58) model pembelajaran delikan tepat digunakan untuk mengajarkan materi pelajaran yang sifatnya fakta dan konsep. Aktivitas mental siswa dalam pembelajaran dengan model delikan adalah mengingat, mengenal, menjelaskan, membedakan, menyimpulkan dan menerapkan. Model ini menekankan informasi motivasi dengan aktivitas menyimak (dengar), melihat, dan kerja. Menyimak artinya memperhatikan dan nenangkap makna uraian materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Proses lihat adalah aktivitas siswa dalam hal mengamati peragaan guru, mengamati cara kerja, mengamati contoh pemecahan masalah yang dikerjakan oleh guru, dan membaca buku. Proses lihat adalah kelanjutan dari proses dengar agar siswa lebih memahami materi pelajaran yang dijelaskan guru. Sedangkan proses kerja adalah aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar yang diberikan oleh guru dalam rangka penerapan atau penggunaan konsep-konsep materi pelajaran. Dalam observasi ini dapat dilihat minat belajar matematika yang dimiliki siswa, dari 32 siswa: siswa yang mengerjakan tugas rumah (PR) (25%), siswa memperhatikan pada proses pembelajaran (37,5%), siswa yang mengerjakan soal di depan kelas (21,875%). Sedangkan observasi awal pada keaktifan: mengajukan pertanyaan (25%), mengemukakan ide (21,875%), mampu mengatasi masalah (18,75%). Pada tindakan kelas siklus I, indikator- indikator minat dan keaktifan mulai mengalami peningkatan dengan data: siswa yang mengerjakan tugas rumah (PR) (65,63%), siswa memperhatikan pada proses pembelajaran (62,5%), siswa yang mengerjakan soal di depan kelas (37,5%). Sedangkan keaktifan: mengajukan pertanyaan (68,75%), mengemukakan ide (56,25%), mampu mengatasi masalah (62,5%).
Pada tindakan kelas siklus II, indikator- indikator minat dan keaktifan mulai mengalami peningkatan dengan data: siswa yang mengerjakan tugas rumah (PR) (90,625%), siswa memperhatikan pada proses pembelajaran (78,125%), siswa yang mengerjakan soal di depan kelas (62,5%). Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Chick, H. L. & Vincent (2005) yang menyatakan bahwa penerapan Mathematical Problem Solving (MPS) dalam proses pembelajaran di kelas dapat mendorong minat dan apresiasi siswa. Sedangkan keaktifan: mengajukan pertanyaan (71,875%), mengemukakan ide (59,375%), mampu mengatasi masalah (93,75 %). Berdasarkan kegiatan pembelajaran sampai berakhirnya tindakan putaran II, tindak belajar siswa yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini mengalami perubahan yang positif. Hasil penelitian pada tindakan kelas putaran II diperoleh kesepakatan bahwa metode pembelajaran delikan dapat meningkatkan minat dan keaktifan belajar matematika dapan disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel Data Peningkatan Minat Belajar Matematika Minat Belajar Matematika Mengerjakan tugas dirumah Memperhatikan proses pembelajaran Mengerjakan soal didepan kelas Sebelum Tindakan 8 siswa (25%) 12 siswa (37,5%) 7 siswa (21,875%) Sesudah Tindakan Siklus I 21 siswa (65,63%) 20 siswa (62,5%) 12 siswa (37,5%) Siklus II 29 siswa (90,625%) 25 siswa (78,125%) 20 siswa (62,5%)
Gambar Grafik Peningkatan Minat Belajar Matematika 35 30 25 20 15 10 5 0 Sebelum tindakan Siklus I Siklus II Mengerjakan rumah tugas Memperhatikan proses pembelajaran Mengerjakan soal di depan kelas Tabel Data Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika Keaktifan Belajar Matematika Mengajukan pertanyaan Mengemukaka an ide Mampu mengatasi masalah Sebelum Tindakann 8 siswa (25%) 7 siswa (21,875%) 6 siswa (18,75%) Sesudah Tindakan Siklus I 22 siswa (68,75%) Siklus II 23 siswa (71,875%) 18 siswa 19 siswa (56,25%) (59,375%) 20 siswa 30 siswa (62,5%) (93,75 %)
Gambar Grafik Peningkatann Keaktifan Belajar Matematika Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika 35 30 25 20 15 10 5 Mengajukann pertanyaan Mengemukakan ide Mampu mengatasi masalah 0 Sebelum tindakann Siklus I Siklus II Berdasarkan pembahasan penelitian tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang telah dilakukan oleh penelitii dapat meningkatkan minat dan keaktifan siswa. Dari data pada tabel dan gambar dapat dilihat adanya peningkatan minat dan keaktifan setelah dilakukan strategi pembelajaran delikan. Hal ini didukung oleh hasil peneliti terdahulu diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ernawati (2011), hasil penelitian menyimpulkann pembelajaran matematika dengan pendekatan Resource Based Learning dapat meningkatkan minat belajar siswa. Minnatin Ulinnur (2008), hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan metode Inquiri berbasis portopolio dapat meningkatan minat belajar dan keaktifan siswa. Proses pembelajaran matematika terhambat akibat dari keengganan serta kurangnya perhatian dan minat siswa terhadap pelajaran. Hal ini disebabkan karena proses belajar mengajar yang dilakukan disekolah masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional. Untuk itu metode pembelajaran delikan dirasa tepat
untuk menumbuhkan rasa suka,perhatian, ketertarikan, serta minat siswa terhadap pelajaran matematika. Hasil penelitian yang dapat mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti, diantaranya : yang dikemukakan oleh Soni Irianto dan Karma Iswasta Eka (2011) dalam jurnalnya menyimpulkan bahwa : (1) ada dampak pembelajaran delikan pada hasil belajar matematika siswa, yang mana hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran delikan lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan metode konvensional, (2) tinggi atau rendahnya motivasi tidak memberi dampak pada hasil belajar matematika siswa, (3) tidak ada interaksi yang signifikan antara hasil belajar matematika yang disebabkan oleh pembelajaran delikan, pembelajaran konvensional, dan tingkat motivasi. Siswa dengan motivasi tinggi cenderung tampil lebih baik dalam matematika dari pada siswa dengan motivasi rendah, dan kelas eksperimen yang belajar dengan strategi pembelajaran delikan mencapai skor yang lebih baik dari pada kelas yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya. Selain hal itu, dengan mengamati data-data penelitian yang telah didapatkan, menunjukkan bahwa penelitian ini sudah memenuhi indikator keberhasilan. Berarti metode pembelajaran delikan mampu memberikan kontribusi bagi pendidikan, khususnya pembelajaran matematika, dimana metode pembelajaran delikan dapat meningkatkan minat dan keaktifan belajar siswa. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dan guru matematika dapat disimpulkan bahwa melalui metode pembelajaran delikan dapat meningkatkan minat dan keaktifan belajar matematika. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut: a. Indikator Minat
1) Siswa mengerjakan tugas rumah (PR) mengalami peningkatan setelah dikenai tindakan. Sebelum siklus siswa mengerjakan tugas rumah (25%), siklus I meningkat menjadi (65,63%), Siklus II meningkat menjadi (90,625%). 2) Kemampuan siswa memperhatikan proses pembelajaran mengalami peningkatan setelah dikenai tindakan. Sebelum siklus kemampuan siswa memperhatikan proses pembelajaran (37,5%), siklus I meningkat menjadi (62,5%), siklus II meningkat menjadi (78,125%). 3) Kemampuan siswa mengerjakan soal didepan kelas mengalami peningkatan setelah dikenai tindakan. Sebelum siklus kemampuan siswa mengerjakan soal didepan kelas (21,875%), siklus I meningkat menjadi (37,5%), siklus II meningkat menjadi (62,5%) b. Indikator Keaktifan 1) Kemampuan siswa mengajukan pertanyaan mengalami peningkatan setelah dikenai tindakan. Sebelum siklus siswa mengajukan pertanyaan (25%), siklus I meningkat menjadi (68,75%), Siklus II meningkat menjadi (71,875%). 2) Kemampuan siswa mengemukakan ide mengalami peningkatan setelah dikenai tindakan. Sebelum siklus kemampuan siswa mengemukakan ide (21,875%), siklus I meningkat menjadi (56,25%), siklus II meningkat menjadi (59,375%). 3) Kemampuan siswa mengatasi masalah mengalami peningkatan setelah dikenai tindakan. Sebelum siklus kemampuan siswa mengatasi masalah (18,75%), siklus I meningkat menjadi (62,5%), siklus II meningkat menjadi (93,75%) Dari data-data yang diperoleh ketika penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran delikan mampu meningkatkan minat dan keaktifan belajar siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Gatak. Berdasarkan kesimpulan di atas, hipotesis yang menyatakan Jika menggunakan metode pembelajaran delikan akan meningkatkan minat dan keaktifan belajar siswa pada kelas VII C SMP Negeri 1 Gatak dapat diterima kebenarannya.
DAFTAR PUSTAKA Aman, dkk. (2008). Penerapan Model Delikan Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS-Sejarah Di SMP Muhammadiyah IV Yogyakarta. ISTORIA. 2008, Volume 5 no 2 Ernawati. 2011. Peningkatan Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Resource Based Learning. Surakarta: Skripsi. FKIP- UMS (Tidak Diterbitkan). In Chick, H. L & Vincent, J. L (Eds). 2005. Motivational Beliefs, self-regulated Learning and mathematical problem solving. Proceedings of the 29th Conference of the International Group for the Psychology of Mathematics Education, 2005. Vol. 3, pp. 297-304. Melbourne: PME Iswasta Eka, Karma & Irianto, Sony. (2011). The Impact of DELIKAN Learning towards Mathematics Achievement in Terms of Students Motivation: An Experiment at the State Elementary Schools of Banyumas, Central Java, Indonesia. International Journal for Educational Studies. 2011, 3(2) Kunandar. 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pers Putera, Winata. 1992. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana. Soewarso. (2000). Cara Penyampaian Pendidikan Sejaran Untuk Membangkitkan Minat Peserta Didik Mempelajari Sejarah Bangsanya. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Suherman, Erman. 1993. Materi Pokok Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka.
Sudjana,Nana. 1991. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru. Ulinnur, Minnatin. 2008. Upaya Peningkatan Minat dan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Inquiri Berbasis Portopolio (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP Muh Ska). Surakarta: Skripsi. FKIP-UMS (Tidak Diterbitkan).