BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Subjek berasal dari keluarga tidak harmonis, sejak kecil subjek berada dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Menurut World Health Organization (WHO) sehat itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. yang berusia diatas enam belas tahun berpendapat sama mengenai hubungan sesama jenis

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan komunitas homoseksual ini sebenarnya telah diakui oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. seksual kepada sesama jenisnya, disebut gay bila laki-laki dan lesbian bila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Homoseksual pertama kali ditemukan pada abad ke 19 oleh seorang psikolog

PENDAHULUAN Latar Belakang

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut terjadi akibat dari kehidupan seksual remaja yang saat ini semakin bebas

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasar kodratnya, manusia ditakdirkan berpasang-pasangan membangun

BAB I PENDAHULUAN. hal ini dibuktikan dengan data yang didapatkan, dimana menurut survey yang

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. seksual umumnya dibahas seolah-olah hanya merupakan karakteristik individu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Yayasan Srikandi Pasundan, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. gambaran pengalaman psikososial remaja yang tinggal di panti asuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini menjadi sangat penting setelah selama ribuan tahun perempuan berada. ideologi yang mendunia dan dianggap kodrat Tuhan.

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. Jadi singkatnya Seks bisa disebut juga sebagai Jenis kelamin biologis.

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, perempuan usia 15-19

I. PENDAHULUAN. kalangan remaja maupun dewasa tersebut. atau sesama pria.selain itu, seks antar sesama jenis tersebut sekarang bukan

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda

PROSES PELAYANAN SOSIAL BAGI WARIA MANTAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI YAYASAN SRIKANDI SEJATI JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini keragaman fenomena sosial yang muncul di kota-kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. dampaknya terus berkembang (The Henry J. Kaiser Family Foundation, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

LAMPIRAN. PEDOMAN WAWANCARA Stigma Sosial Terhadap Penderita HIV/AIDS Di Rumah Singgah Moderamen GBKP Biodata Informan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan penelitian secara observasi partisipasi pasif yaitu. Faktor Lingkungan Keluarga

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa anak-anak berakhir,

BAB I PENDAHULUAN. siswa atau murid di lingkungan sekolahnya. Masalah yang sering muncul

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) merupakan sekumpulan gejala

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut DR. Nana Mulyana selaku Kepala Bidang Advokasi dan. Kemitraan Kementerian Kesehatan hasil Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

ditawarkan, dimana saja, kapan saja, dan siapa saja tanpa memandang batasan bisa mengakses internet. Kemunculan internet juga membawa kita mengenal me

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia

BAB I PENDAHULUAN. Waria adalah laki-laki yang menunjukan sikap dan perilaku di dalam diri yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikatakan masa yang paling menyenangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia secara umum menyukai orang yang memiliki karakteristik

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa kasih sayang, rasa aman, dihargai, diakui, dan sebagainya.memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes RI, 2006). Seseorang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah (alasan dan temuan/teori pendukung)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Peningkatan Pengetahuan Remaja dan Pemuda tentang Kesehatan Reproduksi dan Hubungannya dengan Lingkungan Sosial di Palangka Raya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia menghadapi banyak masalah berkaitan dengan bidang

BAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

2017, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235), sebagaimana telah beberapa kali diubah, tera

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan maka. kesimpulan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai homoseksual dengan pendekatan studi fenomenologi ini, menyimpulkan dan menyarankan beberapa hal. 6.1 Kesimpulan Penelitian ini menghasilkan 8 tema tentang pengalaman hidup sebagai homoseksual, sebagai berikut : 1) penyebab hubungan sejenis, 2) pengalaman awal berhubungan, 3) proses dalam berhubungan, 4) pemilihan pasangan, 5) potensi masalah fisik dan psikososial, 6) konsep tentang orientasi seksual, 7) pola asuh dan peran ibu, 8) pemantapan pilihan ststus gender Penyebab yang menjadi latar belakang partisipan menjadi penyuka sesama jenis ini beragam. Hal ini di dapatkan dari pengaruh teman yang sudah didominasi oleh ajakan teman teman yang sebelum nya sudah terpapar dengan aktifitas seksual menyimpang dan dari sosial media. Pengalaman awal berhubungan yang dirasakan partisipan meliputi respons fisik yakni adanya perlakuan meraba raba sampai dengan akhirnya melakukan hubungan seksual, adanya respons psikologis yang disampaikan partisipan dalam bentuk ungkapan ketagihan, adanya rasa nyaman, dan bentuk perhatian yang diberikan pasangan walaupun pada awalnya merasa canggung. Proses dalam berhubungan yang didapatkan melalui cara memperoleh pasangan, lokasi serta kendala dalam menjalin hubungan homoseksual ini.

Partisipan menyatakan ia mendapatkan pasangan dari kenalan teman bahkan ada yang dikenalkan dengan laki laki yang juga memiliki orientasi seksual yang sama. Aktifitas seksual ini mereka lakukan kebanyakan di hotel bahkan ada juga di rumah. Tempat ini menjadi alternatif tempat melakukan aktifitas seksual karena menurut mereka aman dari kontrolan sosial. Seperti yang diungkapkan penelitian sebelumnya bahwa kaum minoritas ini lebih mencari tempat aman untuk beraktivitas seksual agar tidak diketahui oleh orang lain. Pemilihan pasangan ini menjawab sebagian alasan lebih nyaman memilih laki laki menjadi pasangannya. Seperti halnya yang diungkapkan partisipan bahwa mereka merasa bebas berhubungan tanpa dicurigai, bebas dari konsekuensi dan tidak memiliki rasa takut dan rasa bersalah. Berhubungan seksual sesama jenis ini dapat menimbulkan berbagai macam masalah baik dari potensi masalah fisik bahkan respons dari orang sekitar yang berakibat masalah pada psikologis. Jika masalah ini tidak segera diatasi maka akan berakibat fatal pada mereka sendiri sebagai pelaku. Salah satunya dari segi fisik bisanya tertular penyakit HIV /AIDS akibat dari aktivitas seksual sejenis. Konsep diri dipelajari mulai dari kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain. Pada penelitian ini konsep diri terhadap pria dengan orientasi seksual sesama jenis tidak meliputi semua aspek. Hanya beberapa hal yang muncul dan dijadikan kategori dalam penelitian ini. Kategori tersebut adalah citra tubuh, harga diri, dan identitas diri.

Bentuk pola asuh peneliti menemukan bentuk pola asuh otoriter dan permisif. Dalam hasil penelitian dengan partisipan, peneliti menyimpulkan bahwa latar belakang keluarga tidak bisa di generalisasi menjadi faktor penyebab seorang individu berperilaku sebagai homoseksual. Sebenarnya yang menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku seksual tersebut adalah pola asuh orang tua. Pengalaman hidup sebagai homoseksual teakhir peneliti bahas tentang keinginan berkeluarga dan normalisasi diri sebagai laki laki. Dalam konteks ini partisipan mengungkapkan keinginan untuk menikah dan mengurangi berhubungan seksual sesama jenis dan kembali menyukai perempuan. Disamping itu ternyata ada partisipan yang memiliki keinginan lain yakni satu orang berharap agar orientasi seksual nya ini bisa diterima dimata masyarakat serta berharap tidak adanya diskriminasi terhadap diri nya, dan satu partisipan lagi berharap agar bisa menjadi wanita seutuhnya dengan memiliki rahim 6.2 Saran 6.2.1 Praktek pelayanan keperawatan Penelitian ini menghasilkan informasi terkait pengamalan hidup sebagai homoseksual. Pelayanan kesehatan khusus keperawatan dapat memberikan asuhan keperawatan dengan memberikan dukungan, motivasi dan pendidikan kesehatan baik bagi pasien, keluarga maupun masyarakat terkait dampak dari aktivitas seksual sejenis agar masyarakat, keluarga,

dan individu sendiri mampu menjaga diri dari pengaruh perilaku menyimpang. Pemberian asuhan keperawatan khusunya pada individu yang memiliki orientasi homoseksual, diharapkan perawat selalu memberikan dukungan, semangat tanpa membeda-bedakan individu homoseksual dengan yang lainnya yang memiliki keinginan untuk kembali berubah menjadi lebih baik secara biopsikososial dan spritual. Bagi keperawatan jiwa, diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh dalam bentuk psikoedukasi dan penyuluhan kesehatan tentang parenting training sehingga diharapkan individu dengan orientasi homoseksual mampu merubah kembali orientasi seksualnya sebagai manamestinya sesuai dengan kodrat yang telah diberikan serta mampu mempertahankan mekanisme koping yang adapatif dalam kehidupan sehari hari. 6.2.2 Pendidikan keperawatan Pendidikan keperawatan hendaknya dapat membentuk karakter perawat yang peduli terhadap individu yang mau membuka diri dan memiliki keinginan untuk mengubah diri. Dalam pendidikan keperawatan ini pun diharapkan perawat juga mampu bersikap holistik tanpa memberikan stigma dan diskriminasi terhadap kaum minoritas ini. Selain itu kemampuan managemen dalam komunitas harus dikuasai perawat sehingga dapat membentuk dan membina kelompok dukungan sebaya bagi individu dengan orientasi homoseksual yang memiliki keinginan untuk berubah. Kelompok dukungan ini sangat bermanfaat bagi perawatan individu dengan orientasi homoseksual dalam tatanan hidup

dikeluarga dan komunitas sehingga setelah berubah nanti individu tersebut tidak ada perasaan malu atau pun memiliki harga diri rendah karena pengaruh masa lalu nya. Hal ini diharapkan dapat menimalisir stigma dan diskriminasi lingkungan sosial. 6.2.3 Penelitian keperawatan Pada penelitian ini teridentifikasi delapan tema. Tema-tema yang teridentifikasi tersebut dapat ditindak lanjuti melalui riset lebih lanjut untuk mengidentifikasi tema-tema tersebut baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Studi kualitatif yang dapat dilakukan yaitu pengalaman teman sebaya dalam memberikan dukungan biopsikososial dan spiritual pada homoseksual. Sedangkan untuk studi kuntitatif adalah hubungan tingkat pengetahuan dan persepsi anak usia remaja tentang orientasi homoseksual.