BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Novita Nining Anggraini 1), Ratih Sari Wardani 2), Wahyu Umiyati 3) 1)2)3)

Wahyu Umiyati 1), Ratih Sari Wardani 2), Novita Nining Angraini 3) Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Carsinoma Mammae atau Kanker payudara adalah tumor ganas

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masih terbatas pada tafsir Al-Qur'an disertai dengan Tanya jawab.

BAB III METODE PENELITIAN. atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment

BAB I PENDAHULUAN. wanita untuk menemukan benjolan atau kelainan pada payudaranya (NCI, 2010). Tujuan utama dari pemeriksaan SADARI adalah membantu

BAB IV. Pendidikan SMP SMA DIII S1 S2 Jumlah 2.9% 100% S2 3% SMP 29% DIII 15%

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan. payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prof. Dr. Jhon Aryo Katili, Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN. saudara Siti Rubiah mengenai Pengaruh Metode Simulasi Yang Disertai Dengan

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah Pre Test Post Test. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen tersebut pre experimental designs (Notoatmodjo, 2010). 01 X 02

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden Menurut Usia. responden adalah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Selanjutnya distribusi

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

BAB V PEMBAHASAN. 16 tahun. Hal ini disebabkan usia responden pada kelas X dan kelas XI

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretestposttest

BAB IV. Kusuma yang terletak di Kasihan Bantul Yogyakarta. Di area posyandu. 2. Gambaran Umum Karakteristik Responden

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITLAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen tanpa pembanding atau

PENGARUH PENYULUHAN PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) TERHADAP KEMAMPUAN MELAKUKAN PRAKTIK SADARI PADA ANGGOTA PALANG MERAH REMAJA SMAN I JETIS BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan one group pretest-postest. Kota Semarang. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2014.

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB IV PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Penelitian mengenai gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DI SMA NEGERI 2 UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PEER GROUP TERHADAP PERILAKU SADARI PADA REMAJA PUTRI DI DUSUN CELUNGAN SUMBERAGUNG MOYUDAN SLEMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI KARANG MALANG RW 004 JETIS JUWIRING KLATEN TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ganas dan berasal dari kelompok parenkim ( parenchima) (Smart, 2010).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka diharapkan masyarakat kelompok atau individu dapat memperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. adalah ruang kelas sejumlah 15 ruangan, laboratorium bahasa, laboratorium IPA,

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

= 141,1 dibulatkan menjadi 141 siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimental dengan pendekatan

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. payudara. Untuk upaya mencegah risiko kanker payudara pemerintah. wanita di usia muda dapat terserang kanker payudara.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pertanyaan Berikut Ini Untuk Mengukur Pengetahuan tentang SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SDNEGERI 16 SUNGAI ROTAN KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2013

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SADARI KELAS X DI SMAN 1 SEDAYU BANTUL

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

BAB 4 METODOLOGI. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

PENGARUH PENYULUHAN KANKER PAYUDARA TERHADAP SIKAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI SISWI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) Kelompok Intervensi O1 X O2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

Oleh. Anin Nur Sholihah 1) dan Etik Sulistyorini 2) ABSTRAK. Kata kunci: Sikap, Minat, Kanker Serviks, Inpeksi Visual Asam Asetat, Wanita

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai promosi kesehatan, salah satunya yaitu video learning

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Yogyakarta secara geografis terletak antara '19" '53"

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di RW 03 Kelurahan Bulustalan Semarang Selatan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni. RW 03 ini terdiri dari 7 RT, yang saat ini berjumlah 50 wanita usia subur. Setiap 1 bulan sekali diadakan perkumpulan yang dilaksanakan dirumah anggotanya secara bergiliran. Dalam perkumpulan ini dibagi menjadi 7 kelompok dengan 1 kader penanggung jawab untuk masing-masing RT yang membahas tentang arisan PKK, pengajian dan kegiatan perlombaan. Kegiatan ini dilakukan 1 bulan sekali pada minggu kedua. Tingkat pendidikan sebagian besar responden adalah Sekolah Menengah Atas (SMA). Faktor penyebabnya antara lain karena perekonomian yang cukup, dekat dengan fasilitas pendidikan dan dekat dengan pusat kota semarang. sedangkan ratarata umur responden berkisar 20-40 tahun. Penyuluhan tentang praktik SADARI pada wanita usia subur dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2014 di ruang pertemuan Kelurahan Bulustalan dengan populasi 50 wanita usia subur dan sampel yang digunakan adalah semua dari populasi, penyuluhan 1

2 dimulai pukul 16.00 sampai 18.00 WIB dangan total responden hadir 40 responden dikarenakan hujan yang deras sehingga ada 10 responden yang tidak dapat menghadiri penyuluhan. Karena ada 10 responden yang tidak menghadiri penyuluhan pada hari itu maka 10 responden tersebut dinyatakan batal menjadi sampel penelitian. Metode yang digunakan pada saat penyuluhan berlangsung adalah metode ceramah dengan materi tentang Praktek SADARI yang dijelaskan menggunakan powerpoint dan alat bantu leaflate serta video tentang praktik SADARI. Sebelum penyuluhan responden diberikan kuesioner sebelum dan kuesioner sesudah diberikan setelah penyuluhan. Pembagian leaflate dilakukan setelah semua responden menyelesaikan kuesioner pretest. Pengetahuan dan sikap responden tentang praktik SADARI diukur dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan dan diukur dua kali yaitu pre test dan post test pada hari yang sama. B. Analisis Univariat 1. Pengetahuan tentang Praktik SADARI Sebelum Penyuluhan Pengetahuan WUS tentang praktik sadari sebelum dilakukan penyuluhan didapatkan skor dari jumlah jawaban pertanyaan yang benar yaitu antara 5-17 dengan rata-rata 10,90 dan standar deviasi 2.716. Kemudian dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu baik jika 76-100% dengan skor 16-20, cukup jika

3 56-75% dengan skor 12-15, dan kurang jika <56% dengan skor < 12, dengan distribusi frekuensi pengetahuan tentang praktik SADARI sebelum penyuluhan sebagai berikut : Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Sebelum Penyuluhan Kategori Frekuensi Presentase (%) Pengetahuan sebelum penyuluhan Kurang 23 57,5 Cukup 15 37,5 Baik 2 5 Jumlah 40 100 Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat disimpulkan bahwa kategori pengetahuan WUS tentang SADARI sebelum dilakukan penyuluhan sebagian besar mempunyai pengetahuan kurang tentang SADARI yaitu sebanyak (57,5%), dan yang berpengetahuan baik sebanyak (5%). Presentase jawaban responden dari soal pengetahuan sebelum penyuluhan sebagai berikut : Tabel 4.2 Distribusi Gambaran Pengetahuan Responden Sebelum Penyuluhan No Pertanyaan Frekuensi Frekuensi Benar (%) Salah (%) 1 Definisi kanker 27 67,5 13 32,5 2 Kanker diderita oleh wanita* 15 37,5 25 62,5 3 Umumnya berupa benjolan* 24 60 16 40 4 Kulit dan putting mengkerut 22 55 18 45 5 Gaya hidup tidak sehat 26 65 14 35 6 Riwayat keluarga* 23 57,5 17 42,5 7 Obesitas 21 52,5 19 47,5 8 Paparan radiasi* 22 55 18 45 9 Definisi SADARI 29 72,5 11 27,5 10 Definsi SADARI* 13 32,5 27 67,5 11 Tujuan SADARI 27 67,5 13 32,5 12 Tujuan SADARI* 17 42,5 23 57,5 13 Waktu dilakukan SADARI 19 47,5 21 52,5 14 SADARI bisa kapan saja* 26 65 14 35 15 Sadari dilakukan rutin 20 50 20 50 16 Usia dilakukan SADARI* 24 60 16 40 17 SADARI dilakukan dengan bantuan* 21 52,5 19 47,5 18 SADARI ada 3 cara 25 62,5 15 37,5 19 SADARI dilakukan didepan cermin* 17 42,5 23 57,5 20 SADARI dilakukan dengan meraba 27 67,5 13 32,5

4 Cacatan : nomor yang di cetak tebal adalah pertanyaan negative Berdasarkan jawaban responden atas tiap-tiap pertanyaan soal pengetahuan, diketahui masih banyak responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang praktik SADARI. Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa sebagian besar responden salah dalam menjawab pertanyaan tentang factor resiko dari kanker payudara yang terdiri dari pertanyaan nomor 3 yaitu tentang tanda dari kanker payudara yaitu sebesar 60%, pertanyaan nomor 6 tentang faktor penyebab dari kanker payudara sebesar 57,5%, pertanyaan nomor 8 tentang faktor penyebab dari kanker payudara sebesar 55%, pertanyaan nomer 14 tentang kapan waktu harus melakukan SADARI sebesar 65%, pertanyaan nomor 16 tentang usia berapa mulai dilakukan SADARI sebesar 60%, dan pertanyaan nomor 17 tentang cara SADARI sebesar 52,5. Untuk pertanyaan positif, sebagian besar responden salah dalam menjawab pada pertanyaan nomor 13 tentang waktu dilakukannya SADARI sebesar 52,5%. 2. Pengetahuan tentang Praktik SADARI Sesudah Penyuluhan Sesudah dilakukan penyuluhan tentang praktik SADARI dengan metode ceramah kemudian dilakukan post test untuk mengukur pengetahuan yaitu antara 16 20 dengan rata-rata 19.12 dan standar deviasi 1,244. Distribusi frekuensi pengetahuan tentang praktik SADARI sesudah penyuluhan sebagai berikut :

5 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi pengetahuan Sesudah Penyuluhan Kategori Frekuensi Presentase (%) Pengetahuan sesudah penyuluhan Kurang 0 0 Cukup 0 0 Baik 40 100 Jumlah 40 100 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahuai bahwa pengetahuan sesudah responden dilakukan penyuluhan kategorinya meningkat menjadi 100%. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sesudah dilakukan penyuluhan tentang praktik SADARI pengetahuan WUS meningkat. Presentase jawaban responden dari soal pengetahuan sesudah penyuluhan : Tabel 4.4 Distribusi Gambaran Pengetahuan Sesudah Penyuluhan No Pertanyaan Frekuensi Frekuensi Benar (%) Salah (%) 1 Definisi kanker 40 100 0 0 2 Kanker diderita oleh wanita* 1 2,5 39 97,5 3 Umumnya berupa benjolan* 4 10 36 90 4 Kulit dan puting mengkerut 39 97,5 1 2,5 5 Gaya hidup tidak sehat 38 95 2 5 6 Riwayat keluarga* 2 5 38 95 7 Obesitas 36 90 4 10 8 Paparan radiasi* 2 5 38 95 9 Definisi sadari 40 100 0 0 10 Definisi sadari* 1 2,5 39 97,5 11 Tujuan sadari 40 100 0 0 12 Tujuan sadari* 2 5 38 95 13 Waktu dilakukan sadari 39 97,5 1 2,5 14 Sadari bisa kapan saja* 2 5 38 95 15 Sadari dilakukan rutin 39 97,5 1 2,5 16 Usia dilakukan sadari* 7 17,5 33 82,5 17 Sadari dilakukan dengan 1 2,5 39 97,5 bantuan* 18 Sadari ada 3 cara 40 100 0 0 19 Sadari dilakukan didepan 3 7,5 37 92,5 cermin* 20 Sadari dilakukan dengan meraba 39 97,5 1 2,5 Cacatan : nomor yang di cetak tebal adalah pertanyaan negative

6 Berdasarkan jawaban responden atas tiap-tiap soal pengetahuan, diketahui pengetahuan responden mengalami peningkatan setelah diberi penyuluhan. Berdasarkan tabel diatas didapatkan mayoritas responden benar dalam menjawab pertanyaan tentang factor resiko kanker payudara yang terdiri dari pertanyaan nomor 3 yaitu tentang tanda dari kanker payudara sebesar 90%, pertanyaan nomor 6 tentang faktor penyebab dari kanker payudara sebesar 95%, pertanyaan nomor 8 tentang faktor penyebab dari kanker payudara sebesar 95%, pertanyaan nomer 14 tentang kapan waktu harus melakukan SADARI sebesar 95%, pertanyaan nomor 16 tentang usia berapa mulai dilakukan SADARI sebesar 82,5%, dan pertanyaan nomor 17 tentang cara SADARI sebesar 97,5. Untuk pertanyaan positif, sebagian besar responden salah dalam menjawab pada pertanyaan nomor 13 tentang waktu dilakukannya SADARI sebesar 97,5%. 3. Sikap tentang Praktik SADARI Sebelum Penyuluhan Skor sikap berkisar antara 43 sampai dengan 69 dengan rata-rata 52.37 dan standar deviasi 5.637. Distribusi frekuensi sikap terhadap praktik SADARI sebelum penyuluhan sebagai berikut : Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap Sebelum Penyuluhan Variabel Frekuensi Presentase (%) Sikap Responden : Mendukung 16 40 Tidak mendukung 24 60 Jumlah 40 100

7 Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat di lihat kategori sikap sebelum dilakukan penyuluhan WUS mempunyai sikap tidak mendukung terhadap praktik SADARI sebanyak 60% dan yang tidak mendukung sebanyak 40%. Tabel 4.6 Distribusi Gambaran Sikap Responden Sebelum Penyuluhan No Pertanyaan Frekuensi (%) STS (%) TS (%) S (%) SS (%) 1 Definisi sadari 3 7,5 11 27,5 12 30 14 35 2 Definisi sadari* 9 22,7 16 40 12 30 3 7,5 3 Usia dilakukan sadari 2 5 11 27,5 19 47,5 8 20 4 Sadari metode sederhana* 7 17,5 13 32,5 15 37,5 5 12,5 5 Tujuan sadari 6 15 11 27,5 14 35 9 22,5 6 Tujuan sadari* 7 17,5 18 45 10 25,5 5 12,5 7 T ujuan sadari* 4 10 13 32,5 17 42,5 6 15 8 Sadari mencegah kanker 4 10 14 35 16 40 6 15 9 Sadari saat menstruasi* 5 12,5 12 30 20 50 3 7,5 10 kapan dilakukan sadari 2 5 12 30 17 42,5 9 22,5 11 Sadari harus rutin 2 5 14 35 17 42,5 7 17,5 12 Sadari setiap hari* 1 2,5 16 40 14 35 9 22,5 13 Sadari dengan berbaring* 4 10 11 27,5 18 45 7 17,5 14 Sadari untuk mengetahui 7 17,5 15 37,5 10 25 8 20 benjolan 15 Sadari hanya saat mandi* 2 5 17 42,5 17 42,5 4 10 16 Sadari berdiri didepan cermin 4 10 9 22,5 18 45 9 22,5 17 Berdiri salah satu sadari 3 7,5 10 25 20 50 7 17,5 18 Sadari dengan bantuan* 3 7,5 19 47,5 15 37,5 3 7,5 19 Sabun mempermudah 5 12,5 14 35 18 45 3 7,5 sadari* 20 Berbaring salah satu sadari 5 12,5 14 35 15 37,5 6 15 Cacatan : nomor yang di cetak tebal adalah pertanyaan negative Berdasarkan aspek pemahaman sikap responden terhadap praktik SADARI diketahui bahwa ada beberapa sikap yang bernilai kurang mendukung saat Pre test. Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar responden salah dalam menjawab pernyataan / tidak setuju melakukan SADARI terdapat pada cara melakukan SADARI, pada pernyataan nomer 7 tentang tujuan SADARI sebesar 10%, pernyataan nomor 15 tentang SADARI sebesar

8 10%. Untuk pernyataan positif / setuju melakukan SADARI pada nomer 14 sebesar 20%. 4. Sikap tentang Praktik SADARI Sesudah Penyuluhan Untuk mengetahui sikap WUS sesudah dilakukan penyuluhan tentang praktik SADARI kemudian dilakukan post test. Skor sikap semua WUS mengalami peningkatan menjadi 63 sampai 116 dengan rata-rata 74,98 dan standar deviasi 7.664. Distribusi frekuensi sikap tentang praktik SADARI sesudah penyuluhan sebagai berikut: Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Sikap Sesudah Penyuluhan Variabel Frekuensi Presentase (%) Sikap Responden : Mendukung 21 52,5 Tidak mendukung 19 47,5 Jumlah 40 100 Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa sikap WUS sesudah dilakukan penyuluhan mengalami peningkatan menjadi 21 WUS (52,5%) mendukung tentang praktik SADARI, dan 19 WUS (47,5%) tidak mendukung terhadap praktik SADARI. Tabel 4.6 Distribusi Gambaran Sikap Responden Sesudah Penyuluhan No Pertanyaan Frekuensi (%) STS (%) TS (%) S (%) SS (%) 1 Definisi sadari 0 0 0 0 9 22,5 31 77,5 2 Definisi sadari* 29 72,5 11 27,5 0 0 0 0 3 Usia dilakukan sadari 0 0 0 0 15 37,5 25 62,5 4 Sadari metode sederhana* 30 75 10 25 0 0 0 0 5 Tujuan sadari 0 0 0 0 11 27,5 29 72,5 6 Tujuan sadari* 28 70 12 30 0 0 0 0 7 T ujuan sadari* 29 72,5 11 27,5 0 0 0 0 8 Sadari mencegah kanker 0 0 0 0 10 25 30 75 9 Sadari saat menstruasi* 23 57,5 16 40 1 2,5 0 0 10 kapan dilakukan sadari 0 0 1 2,5 11 27,5 28 70 11 Sadari harus rutin 0 0 0 0 11 27,5 29 72,5 12 Sadari setiap hari* 31 77,5 9 22,5 0 0 0 0 13 Sadari dengan berbaring * 28 70 12 30 0 0 0 0 14 Sdari untuk mengetahui 0 0 0 0 11 27,5 29 72,5

9 benjolan 15 Sadari pada saat mandi* 25 62,5 15 37,5 0 0 0 0 16 Sadari berdiri didepan cermin 0 0 0 0 11 27,5 29 72,5 17 Berdiri salah satu sadari 0 0 0 0 13 35,5 27 67,5 18 Sadari dengan bantuan* 26 65 14 35 0 0 0 0 19 Sabun mempermudah 28 70 12 30 0 0 0 0 sadari* 20 Berbaring salah satu sadari 0 0 0 0 12 30 28 70 Cacatan : nomor yang di cetak tebal adalah pertanyaan negative Berdasarkan aspek pemahaman sikap responden tentang praktik SADARI banyak responden yang mengalami perubahan setelah diberi penyuluhan. Berdasarkan tabel diatas, responden benar dalam menjawab pernyataan negatif tentang SADARI terdapat pada pernyataan nomer 7 tentang tujuan SADARI sebesar 72,5%, pernyataan nomor 15 tentang SADARI sebesar 62,5%. Untuk pernyataan positif / setuju melakukan SADARI pada nomer 14 sebesar 72,5%. C. Analisis Bivariat 1. Uji Kenormalan Setelah seluruh data tentang pengetahuan dan sikap dari 40 responden diperoleh baik sebelum dan sesudah penyuluhan kemudian dilakukan uji normalitas menggunakan uji statistik One Sample Kolmogorov Smirnov jika p-value >0,05 maka data berdistribusi normal, berikut ini adalah table pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan melalui penyebaran kuesioner pretest dan posttest yang telah dilakukan uji

10 statistik One Sample Kolmogorov Smirnov diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.5 Uji Kenormalan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Praktik SADARI Variabel p-value Distribusi 1. Pengetahuan tentang praktik SADARI sebelum 0.610 Normal penyuluhan 2. Pengetahuan tentang praktik SADARI sesudah 0.000 Tidak penyuluhan Normal 3. Sikap tentang praktik SADARI sebelum penyuluhan 0.429 Normal 4. Sikap tentang praktik SADARI sesudah penyuluhan 0.028 Tidak Normal Berdasaberdasarkan tabel 4.5 hasil uji kenormalan pengetahuan pre test dan post test, sikap pre test dan post test di peroleh nilai p-value < 0,05, itu berarti data tersebut berdistribusi tidak normal, maka pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon. 2. Perbedaan Pengetahuan Tentang Praktik SADARI Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Berdasarkan uji statistik dengan uji wilcoxcon diperoleh rentang rata-rata pengetahuan pre test sebesar 20,50, dengan hasil p-value = 0,000 (<α 5%), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa : ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan pre dan post test. Tabel 4.6 Uji wilcoxon pada Pengetahuan pre dan post test Variable n Mean rank p Pengetahuan 40 20,50 0,000

11 3. Perbedaan Sikap Tentang Praktik SADARI Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Berdasarkan uji statistik dengan uji wilcoxon, diperoleh rentang rata-rata sikap pre test sebesar 20,50, dengaan hasil p- value = 0,000 (<α 5%), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa : ada perbedaan yang signifikan antara sikap pre dan post test. Tabel 4.7 Uji wilcoxon pada Sikap pre dan post test Variable n Mean rank p Sikap 40 20,50 0,000 D. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan wanita usia subur tentang Praktik SADARI sebelum penyuluhan. Sebagian besar responden sebelum dilakukan penyuluhan memiliki pengetahuan kurang tentang Praktik SADARI yaitu sebanyak 57,5%. Terbukti dengan banyaknya pertanyaan pengetahuan yang tidak dijawab dengan benar oleh WUS karena kurangnya informasi yang mereka dapat dari tenaga kesehatan, maupun kesadaran diri sendiri untuk mendapat atau mencari informasi dari media informasi seperti tv, radio, Koran, majalah, dan media informasi lainnya tentang pentingnya praktik SADARI. Hal itu sesuai teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) bahwa pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang memperoleh sesuatu dari hasil pengindraannya seperti

12 mata, hidung, telinga dan sebagainya seperti yang diungkapkan oleh Notoatmodjo (2007). 2. Pengetahuan wanita usia subur tentang Praktik SADARI Sesudah penyuluhan Sesudah dilakukan penyuluhan tentang praktik SADARI mayoritas pengetahuan WUS dalam kategori baik yaitu sebanyak 100% dari yang sebelumnya WUS dengan berpengetahuan kurang sebanyak 57,5% WUS, hal ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang praktik SADARI. Pertanyaan-pertanyaan yang sebelum dilakukan penyuluhan dijawab salah oleh WUS, ternyata setelah diberikan penyuluhan banyak yang menjawab dengan benar. Dikarenakan pada saat penyuluhan berlangsung WUS nampak tenang dan memperhatikan setiap materi yang disampaikan oleh peneliti. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Sunaryo (2004) bahwa pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka (Sunaryo, 2004). 3. Sikap wanita usia subur tentang Praktik SADARI sebelum penyuluhan Sebelum dilakukan penyuluhan sikap WUS terhadap SADARI tidak mendukung sebanyak 60% WUS, Dapat dilihat dari

13 pertanyaan sikap yang masih salah dijawab oleh WUS dikarenakan kurangnya pengetahuan WUS tentang SADARI, sehingga WUS salah dalam menjawab pernyataan. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan yang dijawab salah oleh WUS. Hal ini sesuai dengan ungkapan Azwar (2011), bahwa berbagai bentuk media massa mempunyai pengaruh yang sangan besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang yang kemudian akan membentuk suatu sikap tertentu. Proses perubahan sikap pada individu dipengaruhi oleh penerimaan sebuah pesan, dan berapa penting dan relevan pesan tersebut untuk individu itu sendiri (Azwar, 2011). 4. Sikap wanita usia subur tentang Praktik SADARI Sesudah penyuluhan Sikap WUS terhadap SADARI mengalami peningkatan karena WUS yang semula tidak mendukung terhadap praktik SADARI atau sebagian WUS yang mendukung praktik SADARI, dan sesudah dilakukan penyuluhan WUS menjadi mendukung terhadap praktik SADARI 52,5% WUS. Hal ini terlihat dari penurunan presentase WUS yang menjawab salah pada pertanyaan sikap sebelum penyuluhan, dikarenakan pada saat penyuluhan berlangsung seluruh responden dan dan sangat memperhatikan penjelasan dari peneliti.

14 Seperti yang diungkapkan Setiawan (2010) bahwa penyuluhan kesehatan adalah kegiatan penambahan pengetahuan yang dilakukan dengan penyebaran pesan dan melakukan keyakinan atas pentingnya kesehatan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu, mengerti, tetapi dapat berbuat sesuatu dan mengetahui apa yang harus dilakukan (Setiawan, 2010). Selain itu penyuluhan yang menggunakan metode ceramah untuk mencapai tingkatan sikap seseorang agar mengubah persepsi mereka tentang suatu hal. 5. Perbedaan Pengetahuan tentang SADARI dan Sikap terhadap Praktik SADARI Sebelum dan Sesudah Penyuluhan a. Pengetahuan Penyuluhan tentang praktik SADARI pada WUS Kelurahan Bulustalan Semarang dilakukan pada hari jum at tanggal 4 Juli 2014 pukul 16.00 WIB setelah para WUS selesai bekerja, penyuluhan di laksanakan di ruang pertemuan Kelurahan Bulustalan. Penyuluhan ini disampaikan dengan metode ceramah memakai bahasa yang mudah dimengerti oleh responden, penyampaian materi penyuluhan menggunakan powerpoint yang menjelaskan tiap sub bab dari materi beserta contohnya, leaflate yang dibagikan pada peserta penyuluhan menyertakan gambar-gambar agar mudah dimengerti oleh

15 responden serta memutarkan video tentang cara melakukan SADARI untuk memudahkan responden. Penyuluhan ini berlangsung tertib, tenang dan tidak ramai karena ada 4 orang teman yang membantu peneliti untuk mendampingi responden saat penyuluhan berlangsung sehingga responden dapat dikondisikan dan dapat memperhatikan dengan tenang dan serius sesuai dengan harapan peneliti. Penyuluhan di respon baik oleh WUS, hal ini ditunjukkan dengan antusias mereka saat di berikan materi penyuluhan. Para WUS memperhatikan dengan seksama dan tenang informasi yang disampaikan, kemudian setelah semua selesai dijelaskan peneliti memberikan kesempatan pada responden untuk bertanya, dan banyak responden yang langsung bertanya tentang penanganan kanker payudara, faktor penyebab kanker payudara, alas an melakukan SADARI, dan banyak responden yang bertanya tentang pengalaman mereka yang pernah mengalami benjolan pada daerah payudara, mereka merasa takut jika benjolan tersebut adalah kanker payudara, kemudian peneliti menjawabnya langsung dari setiap pertanyaan responden berdasarkan teori dan pengalaman yang pernah dialami oleh peneliti bahwa setiap benjolan yang mencurigakan pada daerah payudara atau sekitar ketiak perlu di waspadai dan diperhatikan apakah itu kanker atau bukan dengan cara meraba

16 dan memastikan tanda-tanda dari kanker payudara, apakah benjolan itu tetap dan bertambah besar atau hanya muncul ketika menstruasi saja, bila perlu segera di bawa ke tenaga kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, responden mengerti dengan jawaban yang di berikan oleh peneliti. Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan tentang SADARI telah disajikan dengan menggunakan uji wilcocxon, kemudian diperoleh nilai mean rank -5,517 dan nilai p= 0,000. Disimpulkan dari hasil tersebut, maka ada perbedaan yang bermakna rata-rata pengetahuan tentang praktik SADARI sebelum dan sesudah penyuluhan. Sehingga dapat disimpulkan adanya pengaruh dari penyuluhan yang dapat mengubah atau meningkatkan pengetahuan WUS. Pendidikan kesehatan ataupun penyuluhan memmpunyai pengaruh besar terhdap pengetahuan yang kemudian dapat menciptakan persepsi pada diri seseorang terhadap suatu objek yang kemudian akan mengubah perilaku seseorang, Notoatmodjo(2005). Seperti pada penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Remaja dan Paparan Media Massa Terhadap Praktek SADARI(periksa payudara sendiri) pada Remaja Putri Kelas XI di SMA Negeri 1 Randudongkal yang dilakukan oleh

17 Yustitia Arum Tifani pada Tahun 2011, peneliti tersebut menunjukkan bahwa remaja putri setelah diberi penyuluhan tentang SADARI menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dibandingkan dengan sebelum diberi penyuluhan. b. Sikap Perbedaan sikap tentang praktik SADARI sebelum dan sesudah penyuluhan telah disajikan dengan menggunakan uji wilcocxon, kemudian diperoleh perbedaan nilai mean rank - 5,515 dan nilai p=0,000. Disimpulkan dari hasil tersebut, maka ada perbedaan yang bermakna rata-rata sikap terhadap praktik SADARI sebelum dan sesudah penyuluhan. Hal ini dikarenakan suasana pada saat penyuluhan dalam keadaan tenang, tidak ramai, serta adanya 4 pendamping dari pihak peneliti yang membantu mengkondisikan responden. Menurut Setiawan (2010) Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan penambahan pengetahuan yang dilakukan dengan penyebaran pesan dan melakukan keyakinan atas pentingnya kesehatan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu, mengerti, tetapi dapat berbuat sesuatu dan mengetahui apa yang harus dilakukan. Dengan adanya pendidikan kesehatan tersebut diharapkan ada perubahan perilaku kesehatan dari responden yang nantinya akan meningkatkan atau memelihara kesehatan.

18 Seperti pada penelitian tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Metode Ceramah dan Demonstrasi dalam Meningkatkan Pengetahuan tentang Kanker Payudara dan Ketrampilan Praktik SADARI studi pada Siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak yang dilakukan oleh Aprilia Hidayati pada Tahun 2011, peneliti tersebut menunjukkan bahwa remaja putri setelah diberi penyuluhan tentang praktik SADARI menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dibandingkan dengan sebelum diberi penyuluhan. Disimpulkan dari penelitian ini bahwa penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap WUS di RW 03 Kelurahan Bulustalan Semarang tentang praktik SADARI, dibuktikan dari menurunnya presentase responden yang menjawab salah pada pertanyaan-pertanyaan pengetahuan tentang praktik SADARI dan pertanyaan-pertanyaan terhadap sikap praktik SADARI.