IDENTITAS SEKSUALITAS REMAJA DALAM FILM

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTITAS SEKSUALITAS REMAJA DALAM FILM (Analisis Semiotika Representasi Pencarian Identitas Homoseksual Oleh Remaja dalam Film The Love Of Siam)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut

BAB I PENDAHULUAN. yang besar bagi perkembangan dunia perfilman. Film di era modern ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya diperoleh gambaran bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah kemungkinan bahwa ada proses penerimaan makna yang

Membongkar Makna Pesan Verbal Dalam Lagu Dangdut Kontemporer (Analisis Semiotika Dalam Lirik Lagu Hamil Duluan Yang Dipopulerkan oleh Tuty Wibowo)

Bab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. video klip musik Lady Gaga Alejandro dan Applause. Produk media

TRANSGENDER DALAM FILM. (Studi Semiologi Representasi Identitas Seksual Transgender. Dalam Film The Iron Ladies )

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE. pada penulisan skripsi ini. Teori yang ada pada bab ini adalah teori teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Pertama yaitu, Communication Privacy Management Gay dalam Menjaga Hubungan Antarpribadi dengan teman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Isi Muatan Tipe Dasar Homoseksual Gay Dalam Film Arisan KARYA ILMIAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Susiana Br Naibaho

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian unsur patriotisme dalam film Sang Kiai akan dilaksanakan dengan

BAB IV KESIMPULAN. Bab keempat memuat kesimpulan dari uraian yang ada pada bab satu

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan

BAB IV ANALISIS DATA

REPRESENTASI MAKNA LESBIANISME DALAM PESAN NOVEL GERHANA KEMBAR KARYA CLARA Ng Oleh : Damai Ryanti Purba

BAB I PENDAHULUAN. maupun ranah sosial disebut sebagai bentuk seks menyimpang. Pelaku dan

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

ANALISIS WACANA GAMBARAN KEHIDUPAN HOMOSEKSUALITAS DALAM NOVEL PRIA TERAKHIR KARYA GUSNALDI

REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM FILM WANITA TETAP WANITA (Analisis Semiotika Representasi Perempuan dalam Film Wanita Tetap Wanita) NASKAH PUBLIKASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan dan memudahkan dalam melakukan penelitian. Berikut ini adalah. tabel penelitian terdahulu yang penulis gunakan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

TOLERANSI KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA DI INDONESIA (Analisis Semiotik Pada Film Tanda Tanya) NASKAH PUBLIKASI

Bab 1. Pendahuluan. Film Hachiko : A Dog s Story adalah film drama yang didalamnya

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam tahap ini, peneliti mulai menerapkan proses representasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB V KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada umumnya memiliki perilaku yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk dari suatu keadaan kejiwaan pemikiran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Subjek berasal dari keluarga tidak harmonis, sejak kecil subjek berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak bisa apa apa di bawah bayang bayang kekuasaan kaum pria di zaman

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. ialah komunikasi melalui tanda (sign) yang mempunyai makna dan arti yang

REPRESENTASI PORNOGRAFI DALAM FILM HOROR INDONESIA (Analisis Semiotika Representasi Unsur-unsur Pornografi dalam Film Hantu Binal Jembatan Semanggi)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. Jadi singkatnya Seks bisa disebut juga sebagai Jenis kelamin biologis.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang tabu bagi beberapa orang. seksualitas mereka. Kemunculan mereka bukannya datang tiba-tiba.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Menurut Clarke-Sweart & Friedman (dalam Hendriati 2006) masa remaja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB I PENDAHULUAN. suatu saluran transmisi, yang disebut orang sebagai support iklan itu. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

REPRESENTASI STEREOTYPE

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan, dimulai dengan menulis. seperti surat kabar, radio, televisi, dan internet.

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2

BAB I PENDAHULUAN. menyalahi norma yang berlaku. Seolah menjadi suatu aib bagi mereka yang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan makna, untuk itu manusia disebut sebagai homo signifikan yaitu


MITOLOGI KIAMAT DALAM FILM 2012 SKRIPSI. (S-1) Komunikasi Bidang Studi Broadcasting. Disusun oleh : ERY HARDIYANI FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komunikasi yang terjadi antarmanusia. Menurut Moloeng paradigma merupakan pola

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. seksual kepada sesama jenisnya, disebut gay bila laki-laki dan lesbian bila

REPRESENTASI NASIONALISME DAN PATRIOTISME DALAM FILM TANAH SURGA.. KATANYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya serta merta berhubungan dengan seks dan hura-hura saja, namun. sebuah kesenangan juga berhubungan dapat dengan materi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Statistik (BPS) Republik Indonesia melaporkan bahwa Indonesia memiliki

Transkripsi:

82 KomuniTi, Vol. V, No. 2 September 2013 IDENTITAS SEKSUALITAS REMAJA DALAM FILM (ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI PENCARIAN IDENTITAS HOMOSEKSUAL OLEH REMAJA DALAM FILM THE LOVE OF SIAM) Sekar Dwi Marliana Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Dalam proses pencarian identitas seksual pada remaja melalui empat tahap yaitu sensititsasi, dissociation and signification, pandangan sosial dan pengakuan. Hal tersebut direpresentasikan melalui tanda-tanda yang terdapat dalam film yang berjudul The Love Of Siam. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Analisis dilakukan melalui dua tahap yaitu pemaknaan secara denotasi dan tahap kedua yaitu pemaknaan secara konotasi, dalam tahap kedua terdapat mitos. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya tanda-tanda yang terdapat dalam scenescene yang merepresentasikan pencarian identitas seksual oleh remaja, memberikan pesan kepada masyarakat bahwa dalam mencari identitas homoseksual yang dilakukan oleh remaja melalui empat tahap yaitu sensititsasi, dissociation and signification, pandangan sosial dan pengakuan. Jadi menjadi seorang homoseksual yaitu bukanlah karena pilihan sadar, melainkan terjadi secara alamiah dengan melalui empat tahap tersebut. Kata Kunci : Representasi, Homoseksualitas, Identitas Seksual, Remaja, Film, Semiotik. A. Pendahuluan Homoseksual merupakan salah satu orientasi seksual yang dianggap abnormal di dalam masyarakat, karena tidak sesuai dengan peraturan dan nilai-nilai yang berada dalam masyarakat. Homoseksual bisa dialami oleh siapa saja, tidak terkecuali pada remaja. Pada usia remaja, banyak dari mereka yang tidak mengetahui identitas seksualnya, banyak pula dari mereka yang hanya mencoba-coba ataupun memang sengaja melakukan sehingga mereka mengalami orientasi seksual yang dianggap abnormal ini. Pada masa-masa itulah mereka mencari-cari identitas seksualnya. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pendidikan seksual dari dalam diri sendiri, orang tua, dan guru disekolahnya. Fenomena homoseksual yang terdapat dalam masyarakat yang menimbulkan beberapa pertanyaan dan anggapan dibenak masyarakat terhadap kaum homoseksual, menarik perhatian para sineas, baik dalam maupun luar negeri untuk dijadikan sebuah film, dan memberikan beberapa pesan positif kepada masyarakat, salah satunya yaitu film berasal dari Thailand yang berjudul The Love Of Siam. Film ini merupakan sebuah film drama yang menceritakan tentang konflik dalam

Identitas Seksualitas Remaja dalam Film 83 sebuah keluarga namun di dalam konflik tersebut terdapat seorang remaja laki-laki yang mencari identitas seksualnya yang ternyata dia adalah seorang gay. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Identitas Seksualitas Remaja Dalam Film (Analisis Semiotika Representasi Pencarian Identitas Homoseksual dalam Film The Love Of Siam) dengan menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes. B. Rumusan Masalah Bagaimana pencarian identitas homoseksual oleh remaja direpresentasikan melalui film The Love Of Siam? C. Kajian Teori 1. Komunikasi a) Pengertian Komunikasi Kata komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut dengan communication yang berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang memiliki arti sama, (Mulyana, 2009:46). Sama dalam hal ini maksudnya adalah memliki sama makna. Misalnya saja ketika melakukan percakapan, maka komunikasi yang akan berlangsung memiliki kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan. Jadi komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Namun dalam konteks tertentu isi pesan akan mengalami perubahan makna karena adanya gangguan. b) Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan, dimana dalam komunikasi massa ini yang menjadi komunikator adalah sebuah organisasi ataupun perusahaan, kemudian yang menjadi komunikan adalah khalayak. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film atau gabungan diantara media tersebut (Nurudin, 2009: 8). Proses yang dilakukan dalam komunikasi massa ini ada dua proses yaitu proses komunikasi satu arah, dan komunikasi dua arah, namun biasanya dalam komunikasi massa, proses komunikasi yang dilakukan hanya dengan komunikasi satu arah. karena isi pesan yang disampai kan oleh komunikator dalam jumlah besar dan meluas. c) Film Sebagai Alat Komunikasi Film merupakan salah satu bentuk karya seni yang menyajikan sebuah cerita dalam bentuk audio visual. Berbagai macam tema yang diangkat untuk dijadikan sebuah film, misalnya saja tentang kekerasan, feminisme, seksual, dan lain-lain hingga kepada hal-hal yang dianggap tabu dalam masyarakat yaitu tentang homoseksual. Dengan mengangkat beberapa tema tersebut, film mengkomunikasi sebuah pesan untuk disampaikan kepada penonton atau dalam hal ini adalah khalayak melalui isi cerita yang dikemas semenarik mungkin dengan menggunakan teknik sinematografi dan editing. 2. Representasi Representasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk memaknai suatu benda yang digambarkan melalui beberapa media atau secara singkat representasi

84 KomuniTi, Vol. V, No. 2 September 2013 merupakan sebuah penggambaran tentang suatu objek atau benda yang kemudian akan memiliki makna sesuai dengan kebudayaan dimana objek atau benda tersebut direpresentasikan. 3. Identitas Identitas adalah bagian dari maknamakna yang dimunculkan melalui representasi dari orang-orang ataupun dari kelompok-kelompok dalam sebuah masyarakat dengan cara tertentu, yang kemudian makna yang direpresentasikan oleh masyarakat akan membentuk suatu identitas, (Briggs dan Cobley dalam Burton, 1999: 143). a) Identitas Remaja Remaja adalah masa pertumbuhan seorang anak menuju dewasa, atau bisa juga diartikan bahwa masa transisi. Dimana remaja ini tidak bisa dikatakan sebagai anak-anak, juga tidak bisa dikatakan sebagai orang dewasa, (Allport dalam Sarwono, 2008: 71-72). Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan, dimana seorang remaja tersebut mengalami pertumbuhan dan per kembangan secara fisik, psikologis dan seksual. b) Identitas Seksual Identitas seksual adalah proses dimana seseorang mengenali orientasi seksual diri mereka. Mereka belajar untuk mengenali dirinya sendiri secara seksual apakah dia seorang perempuan atau laki-laki yang kemudian menentukan orientasi seksual mereka. Orientasi seksual yang dimaksud ada tiga macam yaitu heteroseksual, homoseksual, dan biseksual. Heteroseksual yaitu ketertari kan seseorang terhadap lawan jenis, kemudian homoseksual adalah ketertarikan seseorang terhadap sesama jenis, sedangkan biseksual adalah keterarikan seseorang terhadap keduaduanya yaitu tertarik kepada perempuan dan laki-laki. c) Homoseksual Homoseksual adalah ketertarikan seseorang terhadap sesama jenis, baik lakilaki dengan laki-laki yang biasa disebut dengan gay, maupun perempuan dengan perempuan yang biasa disebut dengan lesbian. Cara pemuasan seksual yang dilakukan oleh kaum homoseksual yaitu dengan melakukan oral seks, anal seks, dan melakukan hubungan seksual di selasela paha, (Kartini, 1989 : 243). d) Semiotika Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang pemaknaan sebuah tanda yang terdapat dalam suatu teks, (Sobur, 2004:15). Ada beberapa tokoh yang mencetuskan beberapa teori semiotika, yang pertama yaitu Saussure. Saussure melihat tanda terdiri atas penanda dan petanda. Penanda adalah pemakanaan sebuah teks sesuai dengan apa yang kita lihat, sedangkan penanda pemaknaan sebuah teks berdasar kebudayaan dimana teks tersebut diciptakan. Kemudian yang kedua adalah Pierce, Pierce membagi tanda menjadi tiga tipe yaitu icon, indeks, symbol. Kemudian yang ketiga adalah Roland Barthes, Roland Barthes meliahat tanda terdiri atas penanda dan petanda, atau dalam istilah Barthes dikenal dengan denotasi dan konotasi, namun ada pemaknaan konotasi Barthes menambahkan unsur mitos.

Identitas Seksualitas Remaja dalam Film 85 D. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika. E. Pembahasan Data yang dipilih dari film The Love Of Siam untuk dianalisis yaitu dalam bentuk korpus. Korpus penelitian yang berupa scene terdiri dari beberapa shot yang merepresentasikan pencarian identitas seksualitas oleh remaja dapat dikategorikan sebagai berikut : Indentitas Homoseksual 1. Sensitisasi a) Kesadaran disertai rasa bingung b) Penyangkalan 2. Dissociation and Signification 3. Pandangan Sosial 4. Pengakuan Dalam pembahasan kali ini peneliti menggunakan teori analisis semiotika Roland Barthes, dimana dalam menganalisis melalui dua tahap pemaknaan yaitu denotasi dan konotasi, pada tahapan konotasi akan dikembangkan lagi dengan memasukkan unsur mitos. Berikut adalah pembahasan dari beberapa kategori yang sudah disebutkan diatas: 1. Sensitisasi Sensitisasi adalah proses awal identitas homoseksual terbentuk, dimana pelakunya memiliki kesadaran yang disertai rasa bingung dan adanya penyangkalan. Tahapan sensitisasi terdapat pada korpus 3, 5, 8, 9. Berikut adalah analisis pada tahapan sensitisasi: a) Kesadaran yang disertai rasa bingung Kesadaran yang disertai dengan rasa bingung yaitu dimana seseorang menyadari bahwa dirinya berbeda dengan laki-laki lain. Hal tersebut terdapat pada korpus 3, 5. Pada pemaknaan denotasi pengambilan gambar pada korpus 3 dan 5 menggunakan medium close up. Pada pemaknaan level konotasi dalam korpus 3 diperlihatkan Mew mulai sadar dengan orientasi seksualnya namun masih merasa bingung dengan apa yang dia rasakan, dengan melontarkan pertanyaan Tong, apa kau pikir aku mempunyai sesuatu yang berbeda dari orang lain, Dapat dilihat dari potongan percakapan tersebut sebagai tanda verbal Mew dan Tong pada korpus 3 menunjukkan bahwa seseorang merasa berbeda dengan laki-laki lain. Pada korpus 5 terlihat dari tanda verbal menunjukkan Mew dan Tong telah tidur bersama, dimana Mew tertidur lelap dilengan Tong dan Tong tidak ingin membangunkannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka berdua sudah mulai sadar dan Tong mulai merasakan apa yang dirasakan Mew. Namun mereka berdua belum berani untuk mengungkapkannya karena mereka pikir hubungan mereka hanya sekedar sahabat. b) Penyangkalan Penyangkalan merupakan sebuah tindakan untuk menyembunyikan sesuatu yang dimiliki oleh seseorang. Peng gambaran seperti penjelasan diatas ter dapat pada korpus 8 dan 9. Pada pemaknaan denotasi dalam korpus 8, dilihat dari potongan percakapan Mew dan Sunee (ibu Tong) ketika Sunee bertanya hubungan Tong dengan Mew, Mew menjawab kami hanya teman. Secara konotasi Pada tahapan kedua yaitu

86 KomuniTi, Vol. V, No. 2 September 2013 pemaknaan konotasi dalam korpus 8 terlihat Mew berusaha menyembunyikan perasaan suka kepada Tong, karena Mew merasa takut, dan tidak boleh lagi menjalin hubungan pertemanan dengan Tong. Pada korpus 9 diperlihatkan temanteman Tong memberikan sangkaan bahwa Tong adalah gay, namun Tong marahmarah dan berkata kalian ini semua omong kosong!!. Tong terlihat tidak terima dengan sangkaan temannya, hal tersebut dapat dilihat pada tanda non verbal ketika Tong melirik sinis. Pada level pemaknaan konotasi ketika Tong marah menandakan adanya penyangkalan karena dia merasa takut apabila orientasi seksualnya diketahui oleh teman-temannya. Secara mitos, gay adalah sebuah pilihan sadar, faktanya tidak ada orang yang ingin menjadi seorang gay. Karena menjadi seorang gay masih dianggap sebagai hal yang tidak normal. 2. Dissociation and Signification Pada tahapan ini pelaku homo seksual mulai sadar dengan orientasi dan perilaku seksualnya. Hal tersebut digambarkan pada korpus 1, 4, 5, 7 ketika Mew dan Tong saling berpegangan tangan, berpelukan, berbaring bersama dalam satu ranjang, bersandar, dan ciuman. Pada level denotasi pengambilan gambar pada korpus 1, 4, 5, 7 yaitu dengan menggunakan teknik medium shot. Pada level konotasi dalam korpus 1 diperlihatkan ketika Tong dan Mew masih kecil, dimana mereka berdua sedang berbaring bersama dalam satu ranjang, sambil berpegangan tangan dan berpelukan. Hal tersebut menunjukkan adanya rasa simpatik dan adanya ketertarikan secara seksual. Pada korpus 4 Tong dan mew sedang berbaring bersama dalam satu ranjang dimana posisi Mew berbaring di lengan Tong, hal tersebut merupakan ekspresi homoseksual dimana Tong digambarkan sebagai seseorang yang aktif sebagai pria, dan tidak bergantung pada seksnya. Pada korpus 5 dapat dilihat dari tanda non verbal, yaitu pesan yang ditinggalkan Tong untuk Mew. Pesan tersebut menunjukkan kepedulian Tong kepada Mew dan Tong mulai tertarik secara seksual terhadap Mew dengan membiarkannya tidur dilengan dan tidak membangunkannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa Tong ingin memberikan rasa nyaman dan romantisme antara mereka berdua. Pada korpus 7 terlihat tanda verbal dimana Mew mengungkapkan isi hatinya, bahwa Tong merupakan sumber inspirasi dari lagu-lagu yang diciptakan oleh Mew. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketertarikan Mew kepada Tong sudah cukup dalam dan bukan hanya sekedar sahabat, namun sebagai seorang pacar. Kemudian pada tanda non verbal diperlihatkan Mew dan Tong sedang duduk bersandar dan akhirnya berciuman, hal tersebut menunjuk kan adanya erotisme, keintiman, dan ketertarikan seksual antara Tong dan Mew. Secara mitos, seorang gay hanya ingin melakukan hubungan seksual, namun pada kenyataannya, hubungan seksual juga dibutuhkan oleh semua makhluk hidup, baik kaum heteroseksual, homoseksual

Identitas Seksualitas Remaja dalam Film 87 maupun biseksual. Hanya saja kegiatan dan ekspresi-ekspresi seksual yang dilakukan berbeda-beda. 3. Pandangan Sosial Identitas homoseksual tidak datang hanya dari diri sendiri namun adanya pandangan sosial dari orang lain terhadap seseorang yang kemudian akan membentuk suatu identitas homoseksual pada diri seseorang. Hal tersebut terdapat pada korpus 2, 8, 9. Pada korpus 2 diperlihatkan adanya pandangan terhadap Mew bahwa dia adalah seorang banci. Secara denotasi banci adalah seorang laki-laki yang menyerupai perempuan, namun secara konotasi kata banci yang ditujukan kepada Mew adalah seorang gay, dimana Mew dianggap mempunyai orientasi seksual yang abnormal. Pada korpus 8 ketika Sunee mengeluarkan kalimat jalan yang salah, secara denotasi Sunee tidak ingin Tong mengambil jalan yang salah, namun secara konotasi Sunee tidak ingin Tong menjadi seorang gay. Pada korpus 9 ketika teman-teman Tong memberikan sangkaan dengan berkata jalan dengan cowok, secara denotasi kata jalan memiliki makna dimana seseorang melakukan sesuatu dengan menggunakan kedua kakinya, namun secara konotasi kata jalan memiliki makna bahwa Tong berkencan atau pergi berduaan dengan cowok. Secara mitos menjadi homo seksual dianggap sebagai hal yang abnormal di dalam masyarakat. Namun, pada kenyataannya sudah banyak di beberapa negara yang menerima dengan baik kaum homoseksual. Hal tersebut tidak bisa dikatakan sebagai penyimpangan apabila dalam suatu negara melegalkan hubungan sesama jenis. 4. Pengakuan (Coming out) Pembentukan identitas homo seksualitas pada remaja memerlukan sebuah pengakuan dalam diri dan kemudian memilih menjadi seorang homoseksual atau sebagai orang normal sebagai jalan hidupnya. Hal tersebut digambarkan pada korpus 6, 7, 10, 11, 12. Pada pemaknaan denotasi dalam korpus 6, pada tanda verbal Mew hanya menyanyikan sebuah lagu yang ia ciptakan sendiri karena memang pada film ini Mew digambarkan sebagai seorang vokalis band. Kemudian pada tanda non verbal ketika Mew sedang menyanyi pengambilan gambar menggunakan teknik medium shot. Pada pemaknaan konotasi ketika Mew menyanyikan sebuah lagu untuk Tong itu menandakan Mew mulai mengungkapkan perasaannya bahwa Mew mulai jatuh cinta kepada Tong. Dalam korpus 7 pada tanda verbal ketika Tong memuji lagu yang diciptakan Mew untuk dirinya, Mew menjawab dengan tegas dengan kalimat sebagai berikut Ummm..tanpa ada kau dihidupku, tak mungkin ada sebuah lagu. Secara denotasi tanda verbal tersebut memiliki makna bahwa Mew tidak bisa menciptakan sebuah lagu apabila tidak ada Mew. Kemudian pada tanda non verbal ketika Mew dan Tong duduk bersandar

88 KomuniTi, Vol. V, No. 2 September 2013 dan berciuman pengambilan gambar menggunakan teknik medium shot. Secara konotasi pada tanda verbal memiliki makna bahwa Tong adalah sumber inspirasi Mew. pada tanda non verbal memiliki makna bahwa Tong sudah mulai jatuh cinta dengan Mew namun belum diungkapkan secara verbal. Pada korpus 10 dilihat dari tanda verbal Tong berbiacara kepada Ying aku ini apa Ying? aku tak tahu aku ini apa secara denotasi memiliki makna bahwa Tong tidak mengenali dirinya sendiri dan tidak tahu orientasi seksualnya. Pada tanda non verbal ketika Tong sedang menangi pengambilan gambar dilakukan dengan menggunakan teknik close up. Secara konotasi pada tanda verbal dalam korpus 10 memiliki makna bahwa Tong mulai tahu orientasi seksualnya, namun masih belum mempercayainya, pada tanda non verbal Tong terlihat lemah dan takut karena orang-orang terdekatnya belum tentu bisa menerima kenyataan bahwa Tong adalah seorang gay, terutama ibunya. Pada korpus 11 dilihat dari tanda verbal ketika Sunee menyuruh Tong untuk meletakkan ornamen di pohon natal, Tong memilih dan berkata yang ini (boneka cowok) pada tanda non verbal ketika Tong memilih ornament meng gunakan teknik close up dan high angle. Secara konotasi pemilihan ornamen laki-laki yang dilakukan oleh Tong merupakan salah satu simbol pengakuan kepada ibunya bahwa Tong adalah seorang gay. Pada korpus 12 dilihat dari tanda verbal, ketika Tong mengungkapkan perasaannya dengan mengatakan ummmmm aku tak bisa jadi pacarmu, tapi bukan berarti aku tak mencintaimu Mew secara denotasi Tong telah mengakui kalau dia memang jatuh cinta kepada Mew, secara konotasi, potongan percakapan tersebut dapat diartikan bahwa Tong tidak ingin menjadi seorang gay dan menghormati ibunya. Secara mitos, pengakuan yang dilakukan oleh seorang homoseksual tentang identitas seksualnya akan berdampak negatif didalam masyarakat Pada kenyataanya pengakuan yang dilakukan oleh kaum homoseksual justru akan berdampak baik, dimana masyarakat ataupun orang-orang ter dekat kaum homoseksual akan lebih menghargai apa yang menjadi pilihan hidupnya. F. PENUTUP 1. Kesimpulan Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam film The Love Siam, karena film ini selain isi ceritanya unik dan mendapatkan banyak nominasi dalam beberapa awards, film ini juga memberikan banyak pesan dimana peran orang tua dalam perkembangan psikologi dan orientasi seks sangatlah berpengaruh. Dimana dalam film ini diperlihatkan adanya pencarian identitas homoseksual pada remaja yang dikemas secara rapih oleh sang sutradara dengan memasukkan beberapa konflik keluarga. Pencarian indentitas dalam film ini, dilakukan dengan empat tahap. Empat tahap

Identitas Seksualitas Remaja dalam Film 89 tersebut adalah sensitisasi, dissociation and signification, pandangan sosial, dan pengakuan. Di dalam penelitian ini mengandung mitos, dimana masyarakat memiliki pandangan bahwa menjadi seorang gay merupakan pilihan sadar, tetapi faktanya tidak ada orang yang ingin menjadi seorang gay, menjadi seorang homoseksual itu terjadi secara alami, a) Menghimbau kepada masyarakat supaya bisa mengurangi atau tidak mempercayai mitos-mitos yang salah tentang homoseksual b) Peneliti berharap akan ada lagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian sejenis secara lebih mendalam. 2. Saran Pada akhir penelitian ini, penulis ingin menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: DAFTAR PUSTAKA Burton, Graeme. 2008. Media dan Budaya Populer. Yogyakarta: Jalasutra Kartono, Kartini. 1989. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung: Mandar Maju Mulyana, Deddy. 2009. Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Nurudin, 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers Sarwono, Sarlito Wirawan. 2008. Psikologi Remaja. Jakarta: RajaGrafindo Persada Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya