TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR(PTH 1507) (Dampak Negatif Pestisida Kimia Terhadap Hama) OLEH: YUDHA WISANDI NPM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. faktor struktur tanah, pencemaran, keadaan udara, cuaca dan iklim, kesalahan cara

Pengelolaan Agroekosistem dalam Pengendalian OPT. Status Pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan produksi sayuran meningkat setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat,

PENGELOLAAN HAMA TERPADU (PHT)

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1

I. P E N D A H U L U A N. empat bibit kelapa sawit dibawa dari Afrika dan ditanam di Kebun Raya Bogor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terpadat di

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia merupakan negara eksportir nanas terbesar di dunia

RENDAMAN DAUN PEPAYA (Carica papaya) SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK PENGENDALIAN HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura) PADA TANAMAN CABAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tembakau merupakan komoditas perkebunan yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam satu komunitas yang sering disebut dengan. banyak spesies tersebut (Anonimus, 2008).

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BEBERAPA TEKNIK PENGENDALIAN HAMA TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern,

Moch Taufiq Ismail_ _Agroekoteknologi_2013

PENGENDALIAN OPT PADI RAMAH LINGKUNGAN. Rahmawasiah dan Eka Sudartik Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

USULAN PROGRAM PPM. Judul: WORKSHOP PEMBUATAN PESTISIDA NABATI YANG RAMAH LINGKUNGAN BAGI PETANI-PETANI DI KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN

Ruang lingkup dan perkembangan bioteknologi tanah

*) Dibiayai Dana DIPA Universitas Andalas Tahun Anggaran 2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Univ.Andalas Padang

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Latin. Salah satu spesies tanaman stroberi, Fragaria chiloensis L telah

Peta Konsep. Tujuan Pembelajaran. gulma biologi hama predator. 148 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Tikus. Hama. Ulat. Kutu loncat. Lalat. Cacing.

BAB 1 PENDAHULUAN. petani dan dikonsumsi masyarakat karena sayuran tersebut dikenal sebagai

PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN SECARA TERPADU

TINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior

I. PENDAHULUAN. kurang lebih pulau besar dan kecil, juga memiliki garis pantai terpanjang

BAB I PENDAHULUAN. petani melakukan pencampuran 2 6 macam pestisida dan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. ketersediaan beras di suatu daerah. Salah satu hal yang mempengaruhi

PESTISIDA 1. Pengertian 2. Dinamika Pestisida di lingkungan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EKSISTENSI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI PADA TINGKAT PETANI DI SULAWESI TENGAH

I. PENDAHULUAN. kendala dalam peningkatan stabilitas produksi padi nasional dan ancaman bagi

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAWASAN ATAS PEREDARAN, PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN PESTISIDA.

Proses Penyakit Menular

I. PENDAHULUAN. Pepaya merupakan salah satu tanaman yang digemari oleh seluruh lapisan

I. PENDAHULUAN. Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibutuhkan

PENGELOLAAN HAMA SECARA HAYATI Oleh : Awaluddin (Widyaiswara)

MAKALAH SEMINAR (PTH 1507) DAMPAK NEGATIF PUPUK KIMIA TERHADAP KESUBURAN TANAH

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

I. PENDAHULUAN. Besarnya permintaan terhadap produk perikanan ini disebabkan oleh pergeseran

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

I. PENDAHULUAN. khususnya di area persawahan hingga saat ini semakin meningkat, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A dan C, minyak atsiri, zat warna kapsantin, karoten. Cabai merah juga mengandung

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. diperkirakan, pengendalian hama pun menjadi sulit dilakukan.

PENGENDALIAN HAMA SECARA KIMIAWI

TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN APLIKASI ATTRACT PADA TANAMAN BUDIDAYA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh bagian dari tanaman ini dimanfaatkan sebagai obat bagi manusia (Deptan,

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara produsen kopi ke-empat terbesar di dunia. Data

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr.) merupakan komoditas andalan yang sangat

Peran Varietas Tahan dalam PHT. Stabilitas Agroekosistem

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan. Tumbuhan yang digunakan meliputi untuk bahan pangan,

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan tanaman secara preventif dan kuratif merupakan bagian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Aktivitas penyerbukan terjadi pada tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, kacangkacangan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

MATERI BIOTEKNOLOGI MODERN JAGUNG TRANSGENIK. Disusun Oleh : NURINSAN JUNIARTI ( ) RISKA AMELIA ( )

PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT BIOLOGI TANAH. Oleh: Arif Nugroho ( )

BAB I PENDAHULUAN. ulat grayak merupakan hama penting pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum

K I M I A P E R T A N I A N

tersebut mencapai miliaran rupiah setiap tahun (Setiawati et al., 2008).

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau dapat mendatangkan kemiskinan dan kesengsaraan. unsur atau subsistem dalam agroekosistem. 2

I. PENDAHULUAN. bagi manusia, seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah, dan chikungunya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Vektor demam berdarah adalah Aedes aegypti dan Aedes Albopictus.

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi di daerah tropis

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

PELESTARIAN EKOSISTEM FLORA DAN FAUNA

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. nyawa makhluk hidup karena mempunyai beberapa kelebihan seperti hampir tidak

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR(PTH 1507) (PUPUK ORGANIK) OLEH : SATRIA JAYA SAPUTRA

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang berlandaskan pada proses pertumbuhan dari tumbuhan-tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Serangga merupakan hewan yang paling banyak jumlah dan ragamnya di

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

I. PENDAHULUAN. D.I.Yogyakarta tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2013

I. PENDAHULUAN. mengganggu kenyamanan hidup manusia karena meninggalkan bau yang

I. PENDAHULUAN. lain terjadinya pencemaran di lingkungan perairan yang dapat mengakibatkan kerusakan

5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi)

Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 Tentang : Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan Dan Penggunaan Pestisida

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L.Mer) merupakan salah satu komoditi pangan

NOMOR 6 TAHUN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara penghasil kakao terbesar di dunia seiring dengan

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

KAJIAN PENGGUNAAN PESTISIDA ENDOSULFAN PADA TAMBAK UDANG DI KELURAHAN KEPUTIH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dunia setelah padi, gandum, dan jagung (Wattimena, 2000 dalam Suwarno, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. hama yang sangat merugikan pada tanaman hortikultura diantaranya mangga,

BAB I PENDAHULUAN. yang hasilnya dapat kita gunakan sebagai bahan makanan pokok. Salah satu ayat di

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk dan industri pangan dan pakan. Kelangkaan

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3

Transkripsi:

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR(PTH 1507) (Dampak Negatif Pestisida Kimia Terhadap Hama) OLEH: YUDHA WISANDI NPM.10712037 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, sebagian besar petani khusussnya di Indonesia masih menggunakan pestisida yang mengandung bahan kimia. Mereka lebih memilih cara yang lebih cepat tanpa memikirkan efek samping dari pestisida kimia yang digunakan. Pestisida yang mengandung bahan kimia mempunyai efek samping yang dapat merugikan llingkungan sekitar, bahkan berdampak negatif pada kesehatan manusia. Selain itu, pestisida ini dapat menimbulkan efek negatif pada hama yang diberantas. Di Amerika serikat, dilaporkan bahwa aplikasi pestisida yang ditujukan untuk memberantas jenis hama tertentu, menyebabkan munculnya jenis hama baru. Ledakan hama sekunder tersebut, dapat terjadi beberapa saat setelah aplikasi pestisida atau pada akhir musim tanam sebelumnya( Sudarmo, 1990). Sebagian besar petani khususnya di Indonesia kurang menyadari akan bahaya pestisida kimia. Meskipun sekarang ada pembuatan pestisida nabati yang berasal dari bahan alami yang tidak mengandung bahan kimia, para petani lebih memilih pestisida kimia untuk memberantas hama. Kurangnya kepedulian petani terhadap pengaruh yang terjadi setelah penggunaan pestisida kimia merupakan salah satu kelemahan. Pengetahuan yang baik akan bahaya pestisida kimia dimasa depan akan membuat

petani maupun masyarakat semakin sadar dan bijak dalam menghadapi masalah atau kendala pestisida kimia. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu untuk mengetahui dampak negative yang ditimbulkan pestisida kimia terhadap hama. 1.3 Hipotesis Penggunaan pestisida kimia yang berkelanjutan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap hama.

II. ISI Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama. Pestisida telah lama digunakan manusia sebagai bahan pembunuh hama atau sebagai pelindung tanaman. Pestisida kimia merupakan pilihan utama bagi para petani untuk mengatasi berbagai macam hama, karena dinilai efektif mengendalikan hama. Hama merupakan mahluk hidup yang merugikan. Bagi petani, hama banyak jenisnya seperti tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi(jamur), bakteri atau virus, kemudian nematode, siput, tikus, burung, dan hama lain yang dianggap merugikan tanaman. Penggunaan pestisida kimia untuk memberantas hama sangat efektif dan lebih cepat dibandingkan dengan pestisida nabati. Akan tetapi, jika digunakan berkelanjutan dapat menimbulkan efek samping terhadap hama tersebut. Pestisida dapat mengakibatkan kematian musuh alami jasad pengganggu. Aplikasi pestisida terutama yang bersepektrum luas dapat menyebabkan kematian parasite dan predator(pemangsa) jasad pengganggu. Kematian musuh alami tersebut dapat terjadi karena kontak langsung dengan pestisida, maupun secara tidak langsung karena memakan hama yang mati dan mengandung pestisida.

Sebagai akibat dari kematian musuh alami tersebut, maka jasad pengganggu dapat lebih leluasa untuk berkembang karena tidak adanya pengendalian dari musuh alami sehngga dapat menimbulkan kenaikan populasi jasad pengganggu. Selain dapat menimbulkan kenaikan populasi jasad pengganggu, pestisida juga dapat mengakibatkan munculnya ketahanan(resistensi) hama terhadap pestisida sebagai reaksi evolusi menghadapi suatu tekanan(stress).karena hama terus menerus mendapat tekanan oleh pestisida, maka melalui proses seleksi alam, spesies hama mampu membentuk ketahanan(strain) baru yang lebih tahan terhadap pestisida tertentu.

III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Penggunaan pestisida secara berkelanjutan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap hama. Kematian musuh alami tidak dapat dihindari karena pestisida yang berspektrum luas. Akibat dari peristiwa ini, maka kenaikan populasi jasad pengganggu tidak dapat dihindari. Timbulnya resistensi hama karena hama membentuk strain baru untuk bertahan hidup. Kemudian

DAFTAR PUSTAKA Sudarmo S. 1990. Pestisida. Yogyakarta:Kanisius Sugiono.2008.Buku Praktikum.Gunung Batu : SMAN1SUMBEREJO. Yudha.2012.http//:pestisida.com