LAPORAN PENDAHULAN MULTIPLE MYELOMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

ASUHAN KEPERAWATAN CA.LAMBUNG

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

DEFINISI Kanker kolon adalah polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitar.

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA OVARIUM DI RUANG B3 GYNEKOLOGI RS Dr. KARIADI SEMARANG

APPENDISITIS. Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: a. Fekalis/ massa keras dari feses b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid c.

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)

Thalassemia. Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Patogenesis. Sel MM berinteraksi dengan sel stroma sumsum tulang dan protein matriks ekstraselular. Adhesion-mediated signaling & produksi sitokin

BAB III ANALISA KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

SIROSIS HEPATIS R E J O

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

DAFTAR TABEL JUDUL. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan usia. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERPITUITARISME

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

Kanker Testis. Seberapa tinggi kasus kanker testis dan bagaimana kelangsungan hidup pasiennya?

HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah.

LAPORAN PENDAHULUAN. memperlihatkan iregularitas mukosa. gastritis dibagi menjadi 2 macam : Penyebab terjadinya Gastritis tergantung dari typenya :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

Lampiran materi MYALGIA (NYERI OTOT) 1. Pengertian myalgia 2. Jenis Myalgia Fibromyalgia

DEFENISI Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilang nya

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam

BAB II TINJAUAN TEORI. Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri

asuhan keperawatan Tinnitus

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

BAB III RESUME KEPERAWATAN

Hepatitis Virus. Oleh. Dedeh Suhartini

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

KONSEP TEORI. 1. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Artritis reumatoid/rheumatoid Arthritis (RA) adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik. yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas untuk

a. Cedera akibat terbakar dan benturan b. Reaksi transfusi yang parah c. Agen nefrotoksik d. Antibiotik aminoglikosida

LAPORAN PENDAHULUAN MULTIPLE MYELOMA

aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

BAB I KONSEP DASAR A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana S-1. Disusun oleh : ELYOS MEGA PUTRA J FAKULTAS KEDOKTERAN

Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage pathway).

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hepatitis C: Bom Waktu didalam Hati

9. Sonia mahdalena 10. Tri amalia 11. Mitha nur 12. Novita sari 13. Wardah afifah 14. windi yuniati 15. Gina I. 16. Nungki. 8.

Negara Asal (bagi WNA) Tempat / Tanggal lahir * / - -

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

Penyakit pada Lansia. Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan dr. Imas Damayanti, M.Kes FPOK-UPI

Tips Mengatasi Susah Buang Air Besar

Transkripsi:

LAPORAN PENDAHULAN MULTIPLE MYELOMA I. PENGERTIAN. Multiple mieloma (mieloma sel plasma, plascytoma) adalah penyakit sel plasma maligna yang menginfiltrasi tulang dan jaringan jaringan yang lemah yang terjadi pada pria & wanita dan biasanya menyerang pada usia pertengahan dan lanjut. Dengan karakteristik penyakit : Kerusakan tulang yang menyebar. Anemia. Hiperkalsemia. Hiperurisemia. II. III. PATOFISIOLOGI. Tumor ini berasal dan lokasi awalnya pada sumsum tulang, pada stadium lebih lanjut akan melibatkan Nodus Limfa, hati, Spleen, serta ginjal. Sel-sel plasma yang belum matang mengalami proliferasi dan menyebar secara luas didalam rongga sumsum keseluruh skleton. Tulang yang sering terkena adalah tempat sumsum hemopoiletik aktif antara lain spina, tengkorak, rusuk, sternum, pelvis dan ujung bagian atas dari humerus. Gejala yang timbul berupa perasaan sakit seperti rematik disekitar punggung, tungkai bawah dan kadangkadang menimbulkan patah tulang patogenik. Gejala yang timbul berasal dari sel-sel tumor plasma yang berproliferasi dari sumsum tulang (mieleum) kedalam jaringan tulang keras yang menimbulkan korasi pada tulang. III. ETIOLOGI. Secara umum kanker dapat disebabkan oleh : Idiopatik. (belum diketahui penyebabnya). Lingkungan. : zat kimia. Virus. Radiasi : Radiasi sinar X maupun sinar Ultra violet. Genetika.

IV. IV. MANIFESTASI KLINIS. Manifestasi klinis : 1. Didahului masa tanpa keluhan. Peningkatan LED. Peningkatan protein urien dengan etiologi tidak jelas. 2. Timbul gejala klinis : Kerusakan rangka tulang. (pembengkakan, nyeri lokal ; hebat, kontinue) Fraktur patologik (tulang tengkorak, vertebral, sternum, iga, ilium, sakrum, pangkal sendi bahu dan panggul). 3. Nyeri hilang timbul & berpindah-pindah seperti rematik (tulang punggung) 4. Gangguan neorologik (paraplegia atau penekanan medula spinalis). 5. Deformitas dinding dada. 6. Berkurangnya tinggi badan (kerusakan tulang punggung, pinggang) 7. Radiologis terlihat : Kerapuhan tulang iga. Penjarangan struktur tulang punggung. Tumor glabular. Pemendekan intervertebralis. Osteoporosis (stadium dini). Neoropati (degeneratif sistem syaraf). Tumor sel plasma soliter (tidak berkawan). Mieloma soliter (ganas jika diradiasi / eksisi). 8. Riwayat artritis rematoid (penyakit autoimun). 9. EEG : encephalopati hiperkalsemik (bingung, delirium, koma, mual-mual, dehidrasi). 10. Peka infeksi, sering mengalami sepsis akibat penurunan Ig (imunoglabulin). 11. Gagal ginjal kronik : Peningkatan filtrasi protein yang melampaui kemampuan tubulus proksimal. Rusaknya nefron akibat tersumbatnya tubulus renalis. 12. Gagal ginjal akut pada GGk ; akibat dehidrasi dan pemakaian zat kontras. 13. Protein plasma abnormal (kompleks protein) dengan gejala : a. Presipitasi pada suhu rendah dengan gejala / tanda : Urtikaria Gangguan jari-jari. Sianosis akral Purpura. Kesemutan / kebas. Epistaksis. Perasaan baal Trombosis. b. Hiperviskositas plasma ; memberi gangguan sirkulasi mikro di : Otak : Dispungsi cerebral akut berat. Mata : Dilatasi seguementasi venula retina & konjungtiva ; terjadi pada retina. Jantung : Iskemia jantung. Ginjal & jari-jari c. Gangguan fungsi faktor koagulasi dan peningkatan agregasi serta fungsi

abnormal trombosit ; menyebabkan perdarahan. V. V. TINGKATAN PENYAKIT. Berdasarkan kelas. ( Durie and Salmon, 1975). STADIUM I : 1. Pasien dengan jumlah sel kurang dari 0,6 triliun sel/m2. 2. Radiologi : Ditemukan mieloma soliter. Rangka tubuh normal 3. Laboratorium : kadar hemoglobin lebih dari 10 mg/dl. Kadar kalsium serum kurang atau sama dengan 12 mg/dl. Ig G kurang dari 5 gr/dl dalam serum. Ig A kurang dari 3 gr/dl dalam serum. STADIUM II : 1. Pasien dengan jumlah sel antara 0,6 1,2 triliun sel/m2. 2. Radiologik : tidak cocok dengan stadium I dan II. 3. Laboratorik : tidak cocok dengan stadium I dan II STADIUM III : 1. Pasien dengan jumlah sel lebih dari 1,2 triliun /m2 sel plasma. 2. Radiologik : dijumpai lesi osteolitik yang luas. 3. Laboratorik : Kadar hemoglobin kurang dari 8,5 gr/dl. Kadar kalsium serum lebih dari 12 mg/dl. Ig G lebih dari 7 gr/dl. Ig A lebih dari 5 gr/dl. SUB KLASIFIKASI : a. Kreatinin serum kurang/sama dengan 2 mg/dl. b. Kreatinin serum lebih dari 2 mg/dl. CATATAN : Pasien I A : Dengan harapan hidup rerata 19 bulan. Pasien III B : Dengan harapan hidup rerata 5 bulan. VI. VII. V. KRITERIA DIAGNOSIS. 1. Dari pemeriksaan sumsum tulang/tubuh lain terlihat sel plasma abnormal. 2. Adanya protein mieloma dalam serum/urien disertai penurunan kadar Ig. 3. Gambaran radiologik yang khas yaitu lesi osteolitik. VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS. Skan (MRI, CT) & Usg untuk diagnostik identifikasi metastatik & evaluasi pengobatan. Biopsi (aspirasi, eksisi) untuk diagnosa banding. Penanda tumor, misalnya Antigen Spesifik Prostat, HCG dll, membantu dalam mendiagnosa kanker. Tes Kimia skrining Elektrolit : tes ginjal (BUN), tes hepar, tes tulang. Tes Ig, jumlah sel plasma. Jumlah darah lengkap.

Sinar X untuk mengetahui osterolitik. VIII. IX. VII. KOMPLIKASI. Kerusakan produksi antibody menyebabkan sering kambuhnya infeksi. Neorologis (paraplegia karena kolapsnya struktur-struktur pendukung, infiltrasi akar syaraf atau kompresi korda karena tumor sel-sel plasma). Fraktur patologis. Renal dan hematologis. (gangguan). VIII.PENATALAKSANAAN DAN PENGOBATAN. Perlu diingat bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Pusat perhatian pada therapi adalah untuk menekan pertumbuhan sel-sel plasma dan untuk mengontrol rasa sakit, pasien dapat bergerak aktif serta menghindari demineralisasi tulang. Kemotherapy merupakan pengobatan utama. Pengobatan dengan bahan alkilat ( malphalan) dan cyctophasphamide (cytoxan) biasanya digunakan dengan atau tanpa prednisone: Malphalan 10 mg/m2/ hari selama 4 hari. Diulang 4 6 minggu kemudian. Prednisone 60 mg/m2/hari selama 4 hari. Diulang 4 6 minggu kemudian. Therapy radiasi kepada lesi,nyeri tulang lokal & pada fraktur tulang patologik. Jika rasa sakit hebat mungkin diperlukan pemberian analgetik dan narkotika. Anjurkan untuk ambulasi kecuali bila lesi terjadi pada spina. Untuk mengontrol kadar Ca serum dan mencegah Hiperkalsemia dan Hiperurisemia klien harus dijaga agar tetap terhindar dengan minum lebih banyak 2 3 liter/ hari. Infus cairan + prednisone bila terdapat Hiperkalsemia. Langkah-langkah untuk mencegah infeksi : Menjauhkan dari penderita infeksi saluran nafas atas. Pengawasan medis. Antibiotik. Istirahat yang cukup. Perawatan yang bersifat menghibur dan suportif sangat diperlukan karena penyakit ini dapat berakhir dengan patal. X. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MULTIPLE MIELOMA. XI. A. DATA DASAR PENGKAJIAN. 1. Aktivitas dan istirahat. Gejala : kelemahan / keletihan. Perubahan pola istirahat & kebiasaan tidur malam hari karena ada yang mempengaruhi tidur (nyeri, ansietas, berkeringat malam). Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres

tinggi. 2. Sirkulasi. Gejala : palpitasi, nyeri dada pad akerja yang berlebihan. Kebiasaan terjadi perubahan TD. 3. Integritas Ego. Gejala : faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (misal : merokok, minum alkohol, keyakinan religius / spiritual). Masalah perubahan penampilan misal, alopesia, lesi cacat, pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi. Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah. 4. Eliminasi. Gejala : Perubahan pola defekasi, misalnya ; darah pada feces, nyeri saat defekasi. Perubahan eliminasi urien, misal ; nyeri atau rasa terbakar pada saat BAK, hematuri, sering kencing. Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen. 5. Makanan / cairan. Gejala : Kebiasaan diet buruk, misalnya ; rendah serat, tinggi lemak, adiktif, bahan pengawet. Anoreksia, mual / muntah, intoleransi makanan. Perubahan pada BB, penurunan BB yang hebat (kaheksia, berkurangnya masa otot). Tanda : Perubahan pada kelembabab / turgor kulit, edema. 6. Neorosensori. Gejala : Pusing, sinkop. 7. Nyeri / kenyamanan. Gejala : Tidak ada nyeri atau nyeri dengan derajat bervariasi, ketidaknyamanan ringan sampai berat. (dihubungkan dengan proses penyakit). 8. Pernafasan. Gejala : Merokok, pemajanan abses. 9. Keamanan. Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari lama/berlebihan. Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi. 10. Seksualitas. Gejala : Dampak pada hubungan, perubahan tingkat kepuasan. Multigravida, pasangan sex multiple, aktivitas sexual dini, herpes genital. 11. Interaksi Sosial. Gejala : Kelemahan sistem pendukung, riwayat perkawinan, masalah fungsi / tanggung jawab peran. 12. Penyuluhan / pembelajaran. Gejala : Riwayat kanker keluarga. Sisi primer ; penyakit primer.

Penyakit metastatik, sisi tambahan yang terlibat. Riwayat pengobatan ; pengobatan sebelumnya. XII. XIII. XIV. PRIORITAS KEPERAWATAN. 1. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal. 2. Mencegah komplikasi. 3. Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognosis. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskulus skeletal, penurunan kekuatan, kelelahan. 2. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d kerusakan pada produksi antibody. 3. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Kerusakan mobilitas fisik b/d : Gangguan muskulus skeletal, penurunan kekuatan, kelelahan. Nyeri, merasa tidak nyaman. Tujuan : Mampu mengindentifikasi alternatif untuk membantu mempertahankan tingkat aktivitas saat sekarang. Nyeri hilang / terkontrol. Intervensi mandiri : 1. kaji derajat gangguan fungsi dengan menggunakan skala 0-4.. memberikan informasi untuk mengembangkan rencana perawatan. 2. Evaluasi kemampuan untuk melakukan mobilisasi secara aman. Meningkatkan kemandirian, rasa nyaman & keamanan dgn cukup baik. 3. Buat rencana perawatan dengan periode istirahat konsisten diantara aktivitas. Menurunkan kelelahan, kelemahan yang berlebihan. Kolaborasi : 1. Konsultasikan dengan ahli therapy fisik / terapi kerja. bermanfaat dalam mengembangkan program latihan terstruktur untuk mengatasi daerah yang mengalami penurunan fungsi dan therapy untuk meningkatkan harga diri. 2. Berikan pengobatan sesuai dengan kebutuhan ; (kemotherapy) steroid seperti prednisone. Mungkin digunakan untuk menekan inflamsi sistemik akut. Dapat membantu dalam upaya menurunkan berkembangnya penyakit, mengurangi masa tumor. Analgetik / narkotika : dapat digunakan jika rasa sakit hebat.

2. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d kerusakan pada produksi Antibody (pertahanan primer tidak efektif). Tujuan : 1. Mengidentifikasi / ikut serta dalam perilakku yang mengurangi resiko. 2. Infeksi dapat dicegah. 3. Komplikasi dapat dihindari / dikurangi. Intervensi mandiri: 1. Ukur tanda vital, termasuk suhu. Sebagai data dasar untuk menunjukan bahwa tubuh bereaksi pada proses infeksi. 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak perawatan dilakukan. Instruksikan pasien / orang terdekat untuk mencuci tangan sesuai indikasi. mengurangi kontaminasi silang. 3. Berikan lingkungan bersih dan vventilasi yang baik. Mengurangi pathogen pada sistem imun. 4. Tekankan pentingnya keseimbangan / pemasukan nutrisi yang adekuat. Mengetahui pentingnya masukan nutrisi untuk mempertahankan kesehatan, dapat memotivasi pasien untuk mempertahankan diet yang tepat. Kolaborasi : Konsultasi dengan ahli diet. Memberikan bantuan dalam merencanakan diet nutrisi untuk memenuhi kebutuhan individu. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/ d : Kurang pemajanan / mengingat. Keterbatasan kognitif. Tidak mengenal sumber informasi. Ditandai dengan : Pertanyaan / permintaan informasi, pernyataan salah persepsi. Tidak tepat mengikuti instruksi. Intervensi mandiri : 1. Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan. Memberikan pengetahuan hidup dasar dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi. 2. Tinjau faktor resiko individual dan bentuk infeksi. Menyadari bagaimana infeksi ditularkan akan memberikan informasi tindakan yang diberikan. 3. Berikan informasi mengenai therapy obat-obatan, interaksi, efek samping dan pentingnya ketaatan dengan program Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerjasama dalam penyembuhan dan mengurangi resiko kambuhnya komplikasi. 4. Dorong periode istirahat adekuat dengan aktivitas yang terjadwal. Mencegah kepenatan dan pemahaman ambulasi.

5. Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan. Membantu mengontrol pemajanan lingkungan dan mengurangi faktor resiko Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia. Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan posisi yang diberikan /dibutuhkan. Intervensi : Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami pasien. Rasional : Untuk menetapkan cara mengatasinya. Kaji cara / bagaimana makanan dihidangkan. Rasional : Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu makan pasien. Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur. Rasional : Membantu mengurangi kelelahan pasien dan meningkatkan asupan makanan. Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering. Rasional : Untuk menghindari mual. Catat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari. Rasional : Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan nutrisi. Berikan obat-obatan antiemetik sesuai program dokter. Rasional : Antiemetik membantu pasien mengurangi rasa mual dan muntah dan diharapkan intake nutrisi pasien meningkat. Ukur berat badan pasien setiap minggu. Rasional : Untuk mengetahui status gizi pasien Daftar pustaka 1. Marylin. E. Doenges. Dkk. 2000. Nursing Care plan. Edisi III. Penulis buku kedokteran EGC. Jakarta.

2. Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. 1994 Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 4 Buku I. penerbit buku kedokteran EGC. 3. Soeparman. DR.dr. dkk.1990. Ilmu penyakit Dalam. Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 4. E. Osmani. 1989. Bedah dan perawatannya. Penerbit PT Gramedia. Jakarta. 5. Barbara C. Long.1989. Penuntun medikal bedah (Suatu pendekatan proses keperawatan). EGC.Jakarta.