ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DUMPTRUCK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. ASRICO PUTRA PERDANA BEKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB III LANDASAN TEORI

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UKM GRIYA TAS BOGOR

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN KEMEJA POLOSHIRT MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DI PT BINA BUSANA INTERNUSA

BAB 2 LANDASAN TEORI

1. Profil Sistem Grenda Bakery Lianli merupakan salah satu jenis UMKM yang bergerak di bidang agribisnis, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU (Contoh Pengendalian pada usaha Grenda Bakery Lianli, Manado) Eyverson Ruauw ABSTRACT

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Helsinawati, SE, MM Bisnis

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Pengelolaan Persediaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

INVENTORY Klasifikasi Bahan Baku :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

BAB III METODE PENELITIAN. masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian ini perlu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini pokok bahasan yang diteliti adalah persediaan bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

PENENTUAN KUANTITAS PERSEDIAAN BAHAN BAKU GUNA MENUNJANG KELANCARAN PRODUKSI (Studi Kasus di Pt Indonesia Rubber Pandaan Pasuruan) Suharmiaty

ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MIDSOLE PADA INDUSTRI SEPATU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS PADA PT.

BAB II LANDASAN TEORI

Manajemen Persediaan. Persediaan Pengaman. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

BAB 2 LANDASAN TEORI

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB

Asmaul Khusna*), Kukuh Sulastyoko **) Kata Kunci :Pengendalian Kualitas, Pengendalian Mutu, Persediaan Pengaman, Peramalan, Forcasting, EOQ.

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal

BAB II LANDASAN TEORI

Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pasir Silika Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Industri Papan Kalsium Silikat

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITIY

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

(2004) dengan penelitian yang diiakukan oleh penulis adalah metode pemecahan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG KETELA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dalam perkembangan ekonomi dewasa saat ini dunia usaha tumbuh dengan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DUMPTRUCK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. ASRICO PUTRA PERDANA BEKASI Yogika Ria Devita *), Kukuh Sulastyoko **) ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah pembelian bahan baku yang optimal, jumlah persediaan pengaman, waktu pemesanan kembali dan total biaya persediaan untuk periode 2011-2012 di PT Asrico Putra Perdana. Selama ini perencanaan produksi yang digunakan pada perusahaan ini berdasarkan permintaan konsumen (make to order). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelian bahan baku dumptruck menurut metode economic order quantity selama periode 2011-2012 lebih besar daripada kebijakan perusahaan dan kuantitas pembelian bahan baku dumptruck optimal untuk periode 2011 sebesar 971,76 kg dan untuk periode 2012 sebesar 748,09 kg. Persediaan pengaman (safety stock) untuk periode 2011 sebesar 43.283,84 kg dan untuk periode 2012 sebesar 24.073,22 kg. Selama periode 2011 2012 PT Asrico Putra Perdana tidak menerapkan adanya titik pemesanan kembali (reorder point), sedangkan titik pemesanan kembali untuk periode 2011 sebesar 20.614,43 kg dan untuk periode 2012 sebesar 15.907,53 kg. Penentuan persediaan maksimum (maximum inventory) untuk periode 2011 sebesar 27.204,39 kg dan untuk periode 2012 sebesar 15.337,22 kg. Total biaya persediaan bahan baku selama periode 2011-2012 menurut kebijakan perusahaan untuk periode 2011 sebesar Rp. 5.611.410.614,62 dan untuk periode 2012 sebesar Rp. 4.049.716.300,59. Total biaya persediaan menurut metode EOQ untuk periode 2011 sebesar Rp. 211.537.689,22 dan untuk periode 2012 sebesar Rp. 189.286.419,10. Kata Kunci: Dumptruck, Pengadaan Bahan Baku, economic order quantity (EOQ) dan Perhitungan Total Biaya Persediaan Bahan Baku (TIC). I. PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam perusahaan manufaktur, bahan baku merupakan kebutuhan utama dalam proses produksi, karena bahan baku inilah yang akan diolah menjadi produk jadi. Untuk itu, pengelolaan kebutuhan bahan baku merupakan kegiatan yang sangat penting bagi perusahaan dalam rangka kelancaran proses produksi. Bahan baku yang dibutuhkan hendaknya cukup tersedia sehingga dapat menjamin kelancaran produksi. Akan tetapi hendaknya kuantitas persediaan itu jangan terlalu besar agar modal yang tertanam dalam persediaan dan biaya-biaya yang ditimbulkannya dengan adanya persediaan juga tidak terlalu besar dan jangan pula terlalu kecil karena dapat memperlambat proses produksi. Kegagalan pengendalian persediaan bahan baku akan menyebabkan kegagalan dalam memperoleh laba. Untuk itu penting bagi setiap perusahaan mengadakan pengendalian persediaan untuk memperoleh tingkat persediaan optimal dengan menjaga keseimbangan antara biaya persediaan yang terlalu banyak dengan biaya persediaan yang terlalu sedikit.

PT. Asrico Putra Perdana Bekasi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang kontruksi mesin atau manufacturing system Perusahaan tersebut tidak menggunakan metode peramalan dalam proses perencanaan produksi namun lebih cenderung menggunakan metode pesanan dan persediaan. Sistem produksi yang diterapkan ini disebut MTO (Make To Order). Penggunaan sistem produksi tersebut menyebabkan perencanaan produksi agak sulit untuk diprediksikan. Hal ini disebabkan permintaan dari pasar yang cenderung tidak stabil. Implikasi lain akibat perubahan permintaan konsumen yang tidak konstan adalah kekurangan dan kelebihan produk yang berpengaruh pada segi biaya. Sehingga perlu perencanaan dan pengendalian yang baik. Tujuan pengendalian bahan baku adalah untuk mengetahui kuantitas pembelian bahan baku, persediaan pengaman, titik yang menunjukan waktu pemesanan kembali, persediaan maksimum dan total persediaan bahan baku. II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Dumptruck Dumptruck adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (500 meter atau lebih). Muatannya diisikan oleh alat pemuat, sedangkan untuk membongkarnya muatannya, alat ini dapat bekerja sendiri. 2. Persediaan (Inventory) Agar lebih mengerti maksud dari persediaan, maka peneliti akan mengemukakan beberapa pendapat mengenei pengertian dari persediaaan. a. Menurut Prawirosentono (2001:67), persediaan adalah aktiva lancar yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaan bahan mentah (bahan baku/raw material), bahan setengah jadi (work in process) dan barang jadi (finished goods). b. Menurut Gitosudarmo (Gitosudarmo,2002), persediaan adalah bagian utama dari modal kerja, merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan. c. Menurut Soemarsono (1999:126), mengemukakan pengertian persediaan sebagai barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan dalam kegiatan. d. Baroto (dalam Riggs, 1976) menyatakan bahwa persediaan adalah bahan mentah, barang dalam proses (work in process), barang jadi, bahan pembantu, bahan pelengkap, komponen yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. e. Skousen, Stice, Stice (2004:653), persedian ditujukan untuk barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, dan dalam kasus perusahaan manufaktur, maka kata ini ditujukan untuk proses produksi atau yang ditempatkan dalam kegiatan produksi. f. Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan normal, dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) yang dimaksud persediaan dalam penelitian ini adalah suatu bagian dari kekayaan perusahaan industri yang digunakan dalam rangkaian proses produksi untuk diolah menjadi barang setengah jadi atau akhirnya menjadi barang jadi. Yang dimaksud persediaan dalam penelitian ini adalah suatu bagian dari kekayaan perusahaan yang digunakan dalam rangkaian proses produksi untuk diolah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi, yang dalam hal ini berupa bahan baku. Persediaan terdiri dari : 1

Persediaan alat-alat kantor, adalah persediaan yang diperlukan dalam menjalankan fungsi organisasi dan tidak menjadi bagian dari produk akhir. Misal alat tulis, kertas, tinta printer. Persediaan bahan baku, adalah item yang dibeli dari para Supplier untuk digunakan sebagai input dalam proses produksi. Bahan baku ini yang akan diproses atau peroleh sehingga menjadi produk barang jadi. misalnya untuk industri mebel membutuhkan persediaan bahan baku berupa kayu jati dan rotan. Persediaan barang dalam proses, adalah bagian dari produk akhir tetapi masih dalam proses pengerjaan karena masih menunggu item yang lain untuk diproses. Misalnya dalam industri makanan roti persediaan dalam proses berupa adonan roti dari beberapa bahan yang nantinya siap dimasak untuk menjadi roti. Persediaan barang jadi, adalah persediaan produk akhir yang siap untuk dijual, didistribusikan atau disimpan yang menjadi inti proses dari perusahaan. Misalnya dalam industri mobil itu meliputi mobil itu sendiri. Manajemen Persediaan atau inventory management merupakan salah satu aset penting dalam perusahaan. Perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan penting yang mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan. Karena pemborosan terjadi didalam persediaan. Namun jika tidak dipenuhi maka bisa menghambat produksi barang atau jasa. Mengendalikan persediaan yang tepat bukanlah hal yang mudah. Apabila jumlah persediaan terlalu besar mengakibatkan timbulnya dana yang dikeluarkan terlalu besar, meningkatnya biaya penyimpanan (seperti biaya pegawai, Biaya operasional pabrik, biaya gedung, dll) dan resiko kerusakan barang yang lebih besar. Namun bila persediaan terlalu sedikit mengakibatkan resiko terjadinya kekurangan persediaan (stock out) karena seringkali barang persediaan tidak dapat didatangkan secara mendadak yang menyebabkan terhentinya proses produksi, tertundanya keuntungan, bahkan hilangnya pelanggan. 3. Model Pengendalian Persediaan Model persediaan economic order quantity (EOQ) Model EOQ (Economic Order Quantity) diatas hanya dapat dibenerkan apabila asumsiasumsi berikut dapat dipenuhi menurut Petty, William, Scott dan David (2005:278) adalah: a) Permintaan konstan dan seragam meskipun model EOQ (EconomicOrder Quantity) mengasumsikan permintaan konstan, permintaan sesungguhnya mungkin bervariasi dari hari ke hari. b) Harga perunit konstan memasukan variabel harga yang timbul dari diskon kuantitas dapat ditangani dengan agak mudah dengan cara memodifikasi model awal, mendefinisikan kembali biaya total dan menentukan kuantitas pesanan yang optimal. c) Biaya pemesanan konstan, biaya penyimpanan perunit mungkin bervariasi sangat besar ketika besarnya persediaan meningkat. d) Biaya pemesanan konstan, meskipun asumsi ini umumnya valid, pelanggan asumsi dapat diakomodir dengan memodifikasi model EOQ (Economic Order Quantity) awal dengan cara yang sama dengan yang digunakan untuk harga perunit variabel. 2

e) Pengiriman seketika, jika pengiriman tidak terjadi seketika yang merupakan kasus umum, maka model EOQ (Economic Order Quantity) awal harus dimodifikasi dengan cara memesan stock pengaman. f) Pesanan yang independen, jika multi pesanan menghasilkan penghematan biaya dengan mengurangi biaya administraasi dan transportasi maka model EOQ (Economic Order Quantity) awal harus dimodifikasi kembali. Adapun penentuan jumlah pesanan ekonomis (EOQ) ada 3 cara menurut Sofjan Assauri (2004:182) yaitu: 1. Tabular Approach. Penentuan jumlah pesanan yang ekonomis dengan Tabular approach dilakukan dengan cara menyusun suatu daftar atau table jumlah pesanan dan jumlah biaya per tahun. 2. Graphical Approach. Penentuan jumlah pesanan ekonomis dengan cara Graphical approach dilakukan dengan cara menggambarkan grafik-grafik carrying costs dan total costs dalam satu gambar, dimana sumbu horizontal jumlah pesanan (order) pertahun, sumbu vertical besarnya biaya dari ordering costs, carrying costs dan total costs. 3. Dengan menggunakan rumus (formula approach). Cara penentuan jumlah pesanan ekonomis dengan menurunkan didalam rumus-rumus matematika dapat dilakukan dengan cara memperhatikan bahwa jumlah biaya persediaan yang minimum terdapat, jika ordering costs sama dengan carrying costs. Hampir semua model persediaan bertujuan untuk meminimalkan biaya-biaya total dengan asumsi yang tadi dijelaskan. Tujuan model ini adalah untuk menentukan jumlah ekonomis setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga meminimasi biaya total persediaan dimana: Biaya Total persediaan = Ordering Cost + Holding Cost + Purchasing Cost Parameter-parameter yang dipakai dalam metode ini dalah : D = jumlah kebutuhan barang selama satu periode (misalnya: 1 tahun) k = ordering cost setiap kali pesan h = holding cost per-satuan nilai persediaan per-satuan waktu c = purchasing cost per-satuan nilai persediaan t = waktu antara satu pemesanan ke pemesanan berikutnya 2. S. D EOQ H Dimana : EOQ = Jumlah pembelian optimal yang ekonomis. S = Biaya pemesanan. D = Penggunaan/permintaan yang diperkirakan per periode waktu. H = Biaya penyimpanan per unit per tahun. Dengan asumsi bahwa kebijaksanaan persediaan bahan baku yang tepat akan dapat menjamin kelancaran produksi yaitu dengan menganalisis apakah ada hubungan yang signifikan antaraperamalan kebutuhan bahan baku serta menganalisis apakah ada perbedaan rata-rata peramalan kebutuhan bahan baku dengan kebijaksanaan bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan uraian dibuat kerangka seperti berikut: 3

Gambar 1. Kerangka Pemikiran 4. Persediaan pengaman (safety stock) Pengertian persediaan pengaman (Safety Stock) menurut Freddy Rangkuty (2004:10) adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (Stock Out). 5. Pemesanan kembali (reorder point) Pengertian Re Order Point (ROP) menurut Freddy Rangkuty (2004:83) adalah strategi operasi persediaan merupakan titik pemesanan yang harus dilakukan suatu perusahaan sehubungan dengan adanya Lead Time dan Safety Stock. 6. Penentuan Persediaan maksimum (maximum inventory) Persediaan maksimum diperlukan oleh perusahaan agar kuantitas persediaan yang ada di gudang tidak berlebihan sehingga tidak terjadi pemborosan modal kerja 7. Perhitungan total biaya persediaan bahan baku (TIC) Perhitungan total biaya persediaan dilakukan berdasarkan metode perusahaan dan metode EOQ. Total biaya persediaan terdiri dari total biaya pemesanan dan total biaya penyimpanan bahan baku. Untuk mengetahui total biaya persediaan bahan baku minimal yang diperlukan perusahaan dengan menggunakan perhitungan EOQ. III. METODE PENELITIAN 1. Obyek penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi obyek adalah Analisis Persediaan Bahan Baku Dump Truck Dengan Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity). PT. Asrico Putra Perdana adalah sebuah perusahan swasta nasional yang bergerak dibidang manufacturing untuk mesin-mesin industri dan perawatannya yang berkedudukan di Jalan Raya Satria Jaya No.45 Pisangan Tambun Utara, Bekasi. 2. Metode Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah yang aktual. Data yang ada dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Teknik penelitian yang digunakan adalah dengan metode studi kasus, atau penelitian kasus (case study), adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. 4

Alur Penelitian Start Pengamatan awal Identifikasi Masalah Pengambilan Data Data Primer dan Sekunder Studi Kepustakaan Pengolahan Data Hasil Analisa dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran End Gambar 3.1. Diagram alir penelitian IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Data Produksi Proses produksi yang dilakukan oleh PT Arisco Putra Perdana adalah make to order, sehingga data produksi perusahaan selalu sesuai dengan data permintaan. Adapun data produsi perusahaan pada tahun 2011 dan tahun 2012 adalah sebagai berikut: 5

Tabel 4.1. Data Pesanan Pada Tahun 2011 No Bulan Jumlah Pesanan (per unit) Floor Door Cabrack 1 Juni 10 10 10 2 September 1 1 1 3 Oktober 10 30 30 4 November 10 15 0 5 Desember 25 25 25 Total 56 71 66 Dari data pemesanan diatas dapat disimpulkan bahwa total jumlah pemesanan pada tahun 2011 adalah untuk pengerjaan floor sebesar 56 unit, pengerjaan door sebesar 71 unit dan untuk pengerjaan cabrack sebesar 66 unit. Tabel 4.2. Data Pesanan Tahun 2012 No Bulan Jumlah Pesanan (per unit) Floor Door Cabrack 1 Maret 15 10 10 2 April 0 15 0 3 Juni 8 15 10 4 Juli 5 5 5 5 September 5 5 5 Total 33 50 28 Dari data pemesanan diatas dapat disimpulkan bahwa total jumlah pemesanan pada tahun 2012 adalah untuk pengerjaan floor sebesar 33 unit, pengerjaan door sebesar 50 unit dan untuk pengerjaan cabrack sebesar 28 unit. 2. Analisis Data Untuk dapat mengetahui kuantitas pemesanan bahan baku yang optimal dalam penyediaan bahan baku untuk pembuatan dump truk di pabrik harus terlebih dahulu mengetahui jumlah kebutuhan bahan baku kacang tanah tiap bulannya. Tabel 4.4. Pembelian dan Penggunaan Bahan Baku Dump Truk NO BULAN Tahun (kg) 2011 2012 1 Januari - - 2 Februari - - 3 Maret - 41.941,86 4 April - 11.388,38 5 Mei - - 6 Juni 37.762,47 25.287,54 7 Juli - 19.988,22 8 Agustus - - 9 September 36.084,92 19.988,22 10 Oktober 25.652,23-11 November 31.749,74-12 Desember 83.116,54 - Jumlah 214.365,09 118.594,22 Rata - rata 17.863,76 9.882,85 Sumber: PT. Asrico Putra Perdana, 2012 6

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembelian dan penggunaan bahan baku dump truk tahun 2011 lebih besar di bandingkan tahun 2012 dikarenakan tahun 2011 permintaan dump truk lebih banyak dibanding tahun 2012 yang permintaan dump truk relatif sedikit. Biaya Pemesanan Tabel 4.5. Biaya Pemesanan No Jenis Biaya Tahun (Rp) 2011 2012 1 Administrasi project 72.833,12 77.385,19 2 Angkut bongkar 63.728,98 72.833,12 3 Transport 195.739,01 218.499,36 Jumlah 332.301,11 368.717,67 Sumber: PT. Asrico Putra Perdana, 2012 Terlihat dari tabel diatas bahwa total biaya pemesanan setiap kali dilakukan pemesanan pada tahun 2011 berjumlah Rp. 332.301,11 dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi Rp. 368.717,67. Dari table diatas setiap jenis biaya selalu mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Tabel 4.6. Persentase Biaya Simpan, Harga Per Kg dan Harga Penyimpanan. Tahun Biaya Simpan (%) Harga per Kg Harga Penyimpanan (kg) 2011 5 % 150.869,11 7.543,45 2012 5 % 156.270,11 7.813,51 Sumber: PT. Asrico Putra Perdana, 2012 Biaya Penyimpanan Table 4.7. Rincian Biaya Penyimpanan No Jenis Biaya Tahun (Rp) 2011 2012 1 Uang hadir 132.010,03 177.530,73 2 Pemeliharaan 31.864,49 36.416,56 3 Listrik 63.728,98 86.489,33 4 Penyusutan 86.489,33 109.249,68 Jumlah 314.092,83 409.686,67 Sumber: PT. Asrico Putra Perdana, 2012 Terlihat pada tabel di atas total biaya penyimpanan bahan baku dump truk PT Asrico Putra Perdana tahun 2011 sebesar Rp. 314.092,83 dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 menjadi Rp. 409.686,67. Dari table diatas setiap jenis biaya selalu mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. 3. Hasil Analisa a. Analisis Persediaan Bahan Baku Menurut Metode EOQ (economic order quantity) Tabel 4.8. Pemakaian Bahan Baku, Biaya Pemesanan dan Biaya penyimpanan. Tahun Pemakaian Pemesanan Penyimpanan Jumlah (kg) Harga Per Kg (Rp) Total biaya (Rp) (Rp) (Rp) 2011 214.365,9 150.869,11 32.341.192.547,34 332.301,11 314.092,83 2012 118.594,22 165.270,11 18.532.731.804,07 368.717,67 409.686,30 Sumber: Data Diolah 7

a) Perhitungan EOQ Tahun 2011 Dengan frekuensi pembelian bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan, yaitu: dan dibulatkan menjadi 220 kali. Dengan daur pemesanan ulang adalah: b) Perhitungan EOQ Tahun 2012 Dengan frekuensi pembelian bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan, yaitu: dan dibulatkan menjadi 158 kali. Dengan daur pemesanan ulang adalah: c. Persediaan Pengaman (Safety Stock) Dalam analisis penyimpangan ini manajemen perusahaan menentukan seberapa jauh bahan baku yang masih dapat diterima. Pada umumnya batas toleransi yang digunakan adalah 5% ditas perkiraan dan 5% dibawah perkiraan. PT Asrico Putra Perdana sepakat menggunakan 2 standar deviasi 5% dengan nilai 1,65. Perhitungan Safety Stock Tahun 2011 Tabel 4.9. Deviasi Tahun 2011 No Bulan Penggunaan (Kg) Perkiraan (Kg) Deviasi (Kg) Kuadrat (Kg) X Y X Y (X - Y) 2 1 January 0 25.950,00-25.950,00 673.402.500,00 2 February 0 25.950,00-25.950,00 673.402.500,00 3 Maret 0 25.950,00-25.950,00 673.402.500,00 4 April 0 25.950,00-25.950,00 673.402.500,00 5 Mei 0 25.950,00-25.950,00 673.402.500,00 6 Juni 37.762,47 25.950,00 11.812,47 139.534.447,5 7 Juli 0 25.950,00-25.950,00 673.402.500,00 8 Agustus 0 25.950,00-25.950,00 673.402.500,00 9 September 36.084,92 25.950,00 10.134,92 102.716.604,41 10 Oktober 25.652,23 25.950,00-297,77 88.666,97 11 November 31.749,74 25.950,00 5.799,74 33.636.984,07 12 Desember 83.116,54 25.950,00 57.166,54 3.268.013.295,57 Jumlah 214.365,9 311.400,00-97.034,1 8.257.807.497,52 Sumber: Data Diolah Adapun cara untuk menentukan jumlah persediaan pengaman adalah sebagai berikut: Safety stock = Z = 1,65 x 26.232,63 kg = 43.283,84 kg. Jadi persediaan pengaman yang harus ada pada tahun 2011 adalah sebesar 43.283,84 kg Perhitungan Safety Stock Tahun 2012 8

Table 4.10. Deviasi Tahun 2012 No Bulan Penggunaan (Kg) Perkiraan (Kg) Deviasi (Kg) Kuadrat (Kg) X Y X Y (X - Y) 2 1 January 0 15.650,00-15.650,00 244.922.500,00 2 February 0 15.650,00-15.650,00 244.922.500,00 3 Maret 41.941,06 15.650,00 26.291,06 691.219.835,92 4 April 11.388,38 15.650,00-4.261,2 18.157.825,44 5 Mei 0 15.650,00-15.650,00 244.922.500,00 6 Juni 25.287,54 15.650,00 9.637,54 92.882.177,25 7 Juli 19.988,22 15.650,00 4.338,22 18.820.152,77 8 Agustus 0 15.650,00-15.650,00 244.922.500,00 9 September 19.988,22 15.650,00 4.338,22 18.820.152,77 10 Oktober 0 15.650,00-15.650,00 244.922.500,00 11 November 0 15.650,00-15.650,00 244.922.500,00 12 Desember 0 15.650,00-15.650,00 244.922.500,00 Jumlah 118.593,42 187.800,00-69.205,84 2.554.357.644,15 Sumber: Data Diolah Adapun cara untuk menentukan jumlah persediaan pengaman adalah sebagai berikut: Safety stock = Z = 1,65 x 14.589,83 kg = 24.073,22 kg Jadi persediaan pengaman yang harus ada pada tahun 2012 adalah sebesar 24.073,22 kg. d. Penentuan Pesanan Kembali (Re Order Point) ROP= Safety Stock + (Lead time x kebutuhan per hari) a) Perhitungan Re Order Point Tahun 2011 ROP = 26.232,63 + = 26.232,63 + 2.381,8 = 28.614,43 kg Tahun 2011 pihak PT Asrico Putra Perdana harus melakukan pemesanan kembali pada saat persediaan bahan baku sebesar 28.614,43 kg. b) Perhitungan Re Order Point Tahun 2012 ROP = 14.589,83 + =14.589,83 + 1.317,7 = 15.907,53 kg Tahun 2012 pihak PT Asrico Putra Perdana harus melakukan pemesanan kembali pada saat persediaan bahan baku sebesar 15.907,53 kg. e. Penentuaan Persediaan Maksimum (Maximum Inventory) Maximum Inventory = Safety Stock +EOQ a) Perhitungan Maximum Inventory Tahun 2011 Maximum Inventory = 26.232,63 kg + 971,76 kg = 27.204,39 kg Jadi, jumlah persediaan maksimum pada tahun 2011 adalah sebesar 27.204,39 kg. 9

b) Perhitungan Maximum Inventory Tahun 2011 Maximum Inventory = 14.589,83 kg + 748,09 kg = 15.337,92 kg Jadi, jumlah persediaan maksimum pada tahun 2012 adalah sebesar 15.337,92 kg. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai perhitungan persediaan bahan baku dump truk pada PT Asrico Putra Perdana dengan menggunakan metode EOQ selama periode tahun 2011 dan 2012 dapat dilihat pada Table 4.11. Tabel 4.11. Besarnya EOQ, Safety Stock, Reorder Point, dan Maximum Inventory Bahan Baku Dump Truk periode Tahun 2011 dan 2012 Tahun EOQ Safety Stock ROP Max Inventory 2011 971,76 kg 43.283,84 kg 28.614,43 kg 27.204,39 kg 2012 748,09 kg 24.073,22 kg 15.907,53 kg 15.337,92 kg Sumber: Data Diolah f. Perhitungan Total Biaya Persediaan Bahan Baku (TIC) a) Perhitungan TIC 2011 = Rp. 211.537.689,22 Total biaya persediaan yang dikeluarkan Pihak PT Asrico Putra Perdana menurut metode EOQ pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 211.537.689,22. b) Perhitungan TIC 2012 = Rp. 189.286.419,10 Total biaya persediaan yang dikeluarkan PT Asrico Putra Perdana menurut metode EOQ pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 189.286.419,10. Sedangkan perhitungan total biaya persediaan menurut PT Asrico Putra Perdana akan dihitung menggunakan persediaan rata rata yang ada di perusahaan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: TIC= (Penggunaan rata rata). (C) + (P). (F) Dimana: C = Biaya penyimpanan. P = Biaya pemesanan tiap kali pesan. F = Frekuensi pembelian yang dilakukan perusahaan. Penggunaan rata - rata bahan baku perusahaan adalah sebagai berikut: Tabel 4.12. Penggunaan Rata-rata Bahan Baku Dump Truk Tahun 2011 dan 2012 Tahun Penggunaan Jumlah Bulan Penggunaan Rata-Rata 2011 214.365,9 kg 12 17863,76 kg 2012 118.594,22 kg 12 9.882,85 kg Sumber: Data Diolah a) Perhitungan TIC 2011 TIC = (17.863,76 x 314.092,83) + (332.301,11 x 1,6) = 5.610.878.932,84 + 531.681,78 10

= Rp. 5.611.410.614,62 Jadi biaya persediaan yang dikeluarkan PT Asrico Putra Perdana pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 5.611.410.614,62. b) Perhitungan TIC 2012 TIC = (9.882,85 x 409.686,30) + (368.717,67 x 2,3) = 4.048.868.249,95 + 848.050,64 = Rp. 4.049.716.300,59 Jadi biaya persediaan yang dikeluarkan PT Asrico Putra Perdana pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 4.049.716.300,59. g. Pembahasan Hasil Perhitungan Dari data yang diperoleh pada PT Asrico Putra Perdana menunjukkan bahwa hubungan antara EOQ, Safety Stock, ROP dan Maximum Inventory bahan baku dump truk selama periode tahun 2011 dan 2012 adalah sebagai berikut: 1) Tahun 2011 Menunjukkam bahwa PT Asrico Putra Perdana melakukan pembelian bahan baku tepung pada saat persediaan sebesar 28.614,43 kg. Dengan demikian saat pemesanan bahan baku diterima dengan lead time empat minggu, persediaan yang tersisa masih 43.283,84 kg, sedangkan untuk menghindari terjadinya kelebihan bahan baku, jumlah pembelian yang harus dilakukan sebesar 971,76 kg, agar tidak melebihi Maximum Inventory sebesar 27.204,39 kg. 2) Tahun 2010 Menunjukkam bahwa PT Asrico Putra Perdana melakukan pembelian bahan baku tepung pada saat persediaan sebesar 15.907,53 kg. Dengan demikian saat pemesanan bahan baku diterima dengan lead time empat minggu, persediaan yang tersisa masih 24.073,22 kg, sedangkan untuk menghindari terjadinya kelebihan bahan baku, jumlah pembelian yang harus dilakukan sebesar 748,09 kg, agar tidak melebihi Maximum Inventory sebesar 15.337,92 kg. Total Biaya Persediaan Bahan Baku dump truk menurut EOQ dan menurut yang dijalankan PT Asrico Putra Perdana serta penghematan biaya yang dapat diperoleh selama periode tahun 2011 dan 2012 adalah sebagai berikut: a. Tahun 2011 Total biaya menurut PT Asrico Putra Perdana sebesar Rp. 5.611.410.614,62 sedangkan menurut EOQ sebesar Rp. 211.537.689,22 Jadi terdapat penghematan total biaya persediaan yaitu sebesar Rp. 5.399.872.925,40. b. Tahun 2011 Total biaya menurut PT Asrico Putra Perdana sebesar Rp. 4.049.716.300,59 sedangkan menurut EOQ sebesar Rp.189.286.419,10. Jadi terdapat penghematan total biaya persediaan yaitu sebesar Rp.3.860.429.881,49. Tabel 4.13. TIC Menurut PT Asrico Putra Perdana, TIC Menurut EOQ dan Penghematan Total Biaya Tahun TIC menurut Perusahaan TIC Menurut EOQ Penghematan 2011 RP. 5.611.410.614,62 Rp. 211.537.689,22 Rp. 5.399.872.925,40 2012 Rp. 4.049.716.300,59 Rp. 189.286.419,10 Rp. 3.860.429.881,49 Sumber: Data Diolah *) Mahasiswa STT POMOSDA, **) Staf Pengajar STT POMOSDA 11

V. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan melakukan pembelian bahan baku dump truk yang optimal pada persediaan tahun 2011 sebesar 971,76 kg dan tahun 2012 sebesar 748,09 kg. 2. Persediaan pengaman minimum kuantitas bahan baku tahun 2011 sebesar 43.283,84 kg dan tahun 2012 sebesar 24.073,83 kg. 3. Selama periode 2011-2012 PT Asrico Putra Perdana tidak menerapkan adanya titik pemesanan kembali (ROP) sedangkan Reorder Point menurut metode economic order quantity yang dimana perusahaan melakukan pemesanan kembali ketika bahan baku berjumlah 20.614,43 kg dan 15.907,53 kg. 4. Penentuan persedian maksimum untuk bahan baku tahun 2011 sebesar 27.204,39 kg dan tahun 2012 sebesar 15.337,22 kg. 5. Total biaya persediaan bahan baku untuk proses produksi dump truk yang dikeluarkan PT Asrico Putra Perdana pada periode 2011-2012 menurut metode Economic Order Quantity lebih kecil dari kebijakan perusahaan. Total biaya persediaan bahan baku produksi dump truk menurut metode Economic Order Quantity untuk periode 2011-2012 sebesar Rp.211.537.689,22 dan Rp.189.286.419,10, serta penghematan biaya yang dapat diperoleh yaitu RP.5.399.872.925,40 dan RP.3.860.429.881,49. DAFTAR PUSTAKA Ahyari, Agus. 1995. Efisiensi Persedian Bahan. Yogyakarta: BPFE. Asdjudirejda, Lili. 1999. Manajemen Produksi. Bandung: Armiko. Assauri, Sofyan. 1998. Manajeman Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: BPFE UI. Departemen Pendidikan dam Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua. Balai Pustaka, Jakarta. Gitosudarmo, Indrio. 2002. Manajemen Keuangan Edisi 4. Yogyakarta: BPFE Jbptunikompp gdl ariefwibowo bab II, 10 mei 2013. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/442/jbptunikompp-gdl-ariefwibow-22053-4-babiil-i.pdf. Analisis pengendalian bahan baku menggunakan metode eoq pada misaja mitra, 15 mei 2013. http://manajemen.uad.ac.id/jurnal/file/sept/analisis%20pengendalian%20 BAHAN%20BAKU%20MENGGUNAKAN%20METODE%20EOQ%20%28ECONOMIC %20ORDER%20QUANTITY%29%20PADA%20PT%20MISAJA%20MITRA%20CO.pd f Definisi Persediaan - Digital LIbrary ITTelkom, 7 juni 2013. http://digilib.unimed.ac.id/public/unimed-undergraduate-22182-11.%20%20bab%20ii.pdf. PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN, 11 juni 2013. http://koleksi-skripsi.blogspot.com/2011/04/pengendalianpersediaan-bahan-baku.html. 12