PENDUGAAN MODEL ANOMALI MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DESA DARMAKRADENAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS

dokumen-dokumen yang mirip
Pendugaan Model Sumber Anomali Magnetik Bawah Permukaan di Area Pertambangan Emas Rakyat Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas

INTERPRETASI MODEL ANOMALI MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DI AREA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT DESA CIHONJE, KECAMATAN GUMELAR, KABUPATEN BANYUMAS

Interpretasi Lokasi Source Rock Rembesan Minyak di Desa Cipari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap Berdasarkan Survei Magnetik

Estimasi Kedalaman Bitumen Batubara di Desa Banjaran Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Berdasarkan Data Anomali Magnetik

Wahana Fisika, 1(2), 2016

Identifikasi Lapisan Geologi Bawah Permukaan Berdasarkan Data Geomagnetik di Sungai Logawa Banyumas

Kata kunci : Metode geomagnet, Mineral Sulfida, Foward Modeling, Disseminated.

V. HASIL DAN INTERPRETASI. panas bumi daerah penelitian, kemudian data yang diperoleh diolah dengan

PENENTUAN BATAS KONTAK BATUAN GUNUNG PENDUL DAN GUNUNG SEMANGU, BAYAT, KLATEN MENGGUNAKAN METODA MAGNETIK

STUDI ZONA MINERALISASI EMAS MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA SILIWANGA KECAMATAN LORE PEORE KABUPATEN POSO

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data dipusatkan di kawasan Gunung Peben Pulau Belitung. Untuk

INTERPRETASI DATA ANOMALI MEDAN MAGNETIK UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENINGGALAN KADIPATEN PASIR LUHUR DESA TAMANSARI KARANGLEWAS

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat

PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN :

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

Pengaruh Pola Kontur Hasil Kontinuasi Atas Pada Data Geomagnetik Intepretasi Reduksi Kutub

Jurnal Einstein 3 (1) (2015): 1-8. Jurnal Einstein. Available online

BAB III METODE PENELITIAN

POSITRON, Vol. IV, No. 1 (2014), Hal ISSN :

IDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

PENDUGAAN POSISI DAPUR MAGMA GUNUNGAPI INELIKA, FLORES, NUSA TENGGARA TIMUR BERDASARKAN SURVEI MAGNETIK

3. HASIL PENYELIDIKAN

Albert Wenanta 1, Piter Lepong 2. Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia ISBN:

Kelompok 3 : Ahmad Imam Darmanata Pamungkas Firmansyah Saleh Ryan Isra Yuriski Tomy Dwi Hartanto

Survei Polarisasi Terimbas (IP) Dan Geomagnet Daerah Parit Tebu Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung

Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta. Dian Novita Sari, M.Sc. Abstrak

Interpretasi Struktur Bawah Tanah pada Sistem Sungai Bribin dengan Metode Geomagnet

STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

SURVEY GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA. Eddy Sumardi, Timor Situmorang

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69

PENGARUH POLA KONTUR HASIL KONTINUASI ATAS PADA DATA GEOMAGNETIK INTEPRETASI REDUKSI KUTUB

Unnes Physics Journal

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pemanfaatan Data Anomali Gravitasi Citra GEOSAT dan ERS-1 Satellite untuk Memodelkan Struktur Geologi Cekungan Bentarsari Brebes

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI POLA SEBARAN INTRUSI BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI SUNGAI JENELATA KABUPATEN GOWA

BAB V PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK PADA DAERAH MATA AIR PANAS JATIKURUNG KABUPATEN SEMARANG

Identifikasi Jalur Sesar Opak Berdasarkan Analisis Data Anomali Medan Magnet dan Geologi Regional Yogyakarta

Identifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua Barat dengan Menggunakan Metode Magnetik Nur Novita Sari a, Okto Ivansyah b, Joko Sampurno a*

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT

Sehah dan Hartono. Keywords: groundwater aquifer, village of Kedungwuluh, geoelectric of resistivity method, Wenner configuration.

Journal of Creativity Students

Kata kunci: Metode geomagnetik, bendungan Karangkates (Lahor-Sutami), jenis batuan

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

PENYELIDIKAN MAGNET DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE, PROVINSI MALUKU UTARA. Oleh Liliek Rihardiana Rosli

APLIKASI METODE GEOMAGNETIK UNTUK MEMETAKAN SITUS ARKEOLOGI CANDI BADUT MALANG JAWA TIMUR

Identifikasi Benda-Benda Megalit Dengan Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Pokekea Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso

Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin SARI BACAAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Metode Geomagnet, suseptibilitas magnetik, perbandingan

Teori Dasar GAYA MAGNETIK. Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. dan m 2

ESTIMASI ZONA BIJIH BESI DI DAERAH LAMPUNG MENGGUNAKAN PEMODELAN MAGNETIK

EKSPLORASI BIJIH BESI DENGAN METODE DIPOLE-DIPOLE DAN GEOMAGNET DI WILAYAH GANTUNG, KABUPATEN BLITUNG TIMUR, PROVINSI BLITUNG

Pengolahan awal metode magnetik

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Physics Communication

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai

3. HASIL PENYELIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DI MUARA SUNGAI PROGO MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

Geomorfologi Sungai Klawing Daerah Bobotsari, Kabupaten Purbalinggga, Jawa Tengah

Identifikasi Keberadaan Heat Source Menggunakan Metode Geomagnetik Pada Daerah Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triantara Nugraha, 2015

SURVEI GEOFISIKA TERPADU AUDIO MAGNETOTELIK DAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI KALOY KABUPATEN ACEH TAMIANG, PROVINSI ACEH

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

sumber daya alam yang tersimpan di setiap daerah. Pengelolaan dan pengembangan

2 1 2 D. Berdasarkan penelitian di daerah

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

Interpretasi Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Panas Bumi Parang Tritis Kabupaten Bantul DIY Dengan Metode Magnetik

Deliniasi Prospek Bijih Besi Dengan Mengunakan Metode Geomagnetik (Lokasi Penelitian Pelaihari, Kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan)

Pendugaan Zona Rembesan di Bendungan Bajulmati, Kabupaten Banyuwangi Berdasarkan Analisis Litologi dengan Menggunakan Data Magnetik

Karakterisasi Panasbumi di Sumber Air Panas dengan Menggunakan Metode Geomagnet (Studi Kasus: Sumber Air Panas Panggo Kabupaten Sinjai)

Analisis Data. (Desi Hanisa Putri) 120

INTERPRETASI BAWAH PERMUKAAN DAERAH MANIFESTASI EMAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DI DAERAH GARUT JAWA BARAT

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 63 INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA

DESAIN SURVEI METODA MAGNETIK MENGGUNAKAN MARINE MAGNETOMETER DALAM PENDETEKSIAN RANJAU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMODELAN 3D MAGNETIK MENGGUNAKAN MAG3D UNTUK IDENTIFIKASI SEBARAN BIJIH BESI DI DAERAH RAM-UNILA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

SURVEI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE SELF POTENTIAL UNTUK MENGETAHUI POTENSI PANAS BUMI (STUDI KASUS OBYEK WISATA GUCI, JAWA TENGAH)

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Potensial Mineral dengan Menggunakan Metode Gravitasi di Lapangan A, Pongkor, Jawa Barat

PENYELIDIKAN GEOFISIKA DI DAERAH GUNUNG RAWAN, KECAMATAN SEKAYAM, KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PENGARUH WAKTU LOOPING TERHADAP NILAI KOREKSI HARIAN DAN ANOMALI MAGNETIK TOTAL PADA PENGOLAHAN DATA GEOMAGNET STUDI KASUS : DAERAH KARANG SAMBUNG

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

Unnes Physics Journal

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

SURVEI POLARISASI TERIMBAS (IP) DAN GEOMAGNET DAERAH TELUK SANTONG UTARA, KECAMATAN PLAMPANG KABUPATEN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MAPPING OF DISTRIBUTION OF TEMPLE GATE COMPOSING STONE IN LOSARI TEMPLE, SALAM VILLAGE, SALAM SUBDISTRICT, MAGELANG REGENCY BASED ON MAGNETIC METHOD

Key words: Geoelectric Resistivity Method, Groundwater Potency, Irrigation, Purwokerto- Purbalingga Groundwater Reservoir.

INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA

PENDUGAAN ZONA MINERALISASI GALENA (PbS) DI DAERAH MEKAR JAYA, SUKABUMI MENGGUNAKAN METODE INDUKSI POLARISASI (IP)

IDENTIFIKASI SESAR DI DAERAH PONGKOR BOGOR JAWA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAYABERAT. Abstrak.

Transkripsi:

Berkala Fisika ISSN : 1410 9662 Vol. 16, No. 3, Juli 2013, hal 85-94 PENDUGAAN MODEL ANOMALI MAGNETIK BAWAH PERMUKAAN DESA DARMAKRADENAN, KECAMATAN AJIBARANG, KABUPATEN BANYUMAS Sehah dan Sukmaji Anom Raharjo Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman Jalan dr. Suparno No. 61 Purwokerto Korespondensi Penulis : sehahallasimy@yahoo.com Abstract Magnetic survey has been carried out to estimate the subsurface magnetic anomaly model in Darmakradenan Village, Ajibarang District, Banyumas Regency. After the data processing which includes some corrections and reductions, then obtained the residual magnetic anomaly data in the research area. Then this magnetic anomaly data was modeled use Mag2DC for Windows software, thus obtained four subsurface anomalous objects, which are interpreted as coarse grained sandstones, conglomerates, and andesitic breccias from Tapak Formation (χ = 0.0055 cgs units), lava deposition of Slamet Volcano; with boulder of basaltic-andesite from old Slamet Volcano eruption (χ = 0.0175 cgs units), andesitic sandstone, tuff conglomerate, and marl which insert of sandstone from Halang Formation (χ = 0.0015 cgs units), and limestones from Tapak Formation (χ = 0.0035 cgs units). The research areas have natural resources of limestone that is being cultivated mining now. While the presence of gold minerals can not be determined, but is expected in the old alluvial deposits of Tapak Formation and Halang Formation. Keywords: Magnetic anomaly, subsurface, Darmakradenan Village Abstrak Telah dilakukan survei magnetik untuk menduga model anomali magnetik bawah permukaan di Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Setelah dilakukan pengolahan data yang meliputi beberapa koreksi dan reduksi, maka diperoleh data anomali magnetik residual daerah penelitian. Data anomali magnetik ini dimodelkan menggunakan perangkat lunak Mag2DC for Windows hingga diperoleh empat buah benda anomali bawah permukaan, yang diinterpretasi sebagai batupasir berbutir kasar, konglomerat dan breksi andesit dari Formasi Tapak (χ = 0,0055 cgs units), endapan lahar Gunungapi Slamet; dengan bongkahan batuan andesit-basaltik dari letusan Gunungapi Slamet tua (χ = 0,0175 cgs units), batupasir andesit, batuan konglomerat tuff, dan batuan napal yang bersisipan dengan batupasir dari Formasi Halang (χ = 0,0015 cgs units), serta batugamping dari Formasi Tapak (χ = 0,0035 cgs units). Daerah penelitian memiliki sumberdaya alam batugamping yang telah diusahakan penambangannya sekarang ini. Sedangkan keberadaan mineral emas belum dapat ditentukan, namun diperkirakan berada di dalam endapan alluvial tua dari Formasi Tapak dan Formasi Halang. Kata kunci: Anomali magnetik, bawah permukaan, Desa Darmakradenan. Pendahuluan Seiring meningkatnya kebutuhan manusia, teknologi eksplorasi sumberdaya alam bawah permukaan terus dikembangkan. Salah satu metode yang cukup ampuh untuk mengeksplorasi sumberdaya alam bawah permukaan adalah Survei Magnetik [1,2]. Survei magnetik merupakan salah satu metode survei geofisika yang prinsip kerjanya memanfaatkan variasi suseptibilitas magnetik batuan bawah permukaan untuk 85

Sehah dan Sukmaji Anom Raharjo Pendugaan Model Anomali Magnetik menginterpretasi struktur geologi yang menjadi target penelitian, seperti sesar, intrusi batuan beku, reservoir geotermal, akuifer air tanah, endapan mineral logam, dan sebagainya. Melalui kemajuan ilmu dan teknologi, saat ini telah dikembangkan perangkat keras dan lunak untuk menujang survei magnetik. Dengan demikian proses pengukuran data, pengolahan, pemodelan, dan interpretasi dapat dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat dan mudah. Desa Darmakradenan adalah salah satu desa di Kecamatan Ajibarang yang diperkirakan prospek mengandung bijih emas. Secara umum potensi sumberdaya alam bijih emas di wilayah Kabupaten Banyumas relatif tinggi [3]. Luas wilayah di Kabupaten Banyumas yang diduga prospek mengandung bijih emas sekitar 16.000 hektar. Meski titik lokasinya tersebar, namun bijih emas berada dalam jalur endapan aluvial yang terus menyambung hingga perbukitan atau lereng Gunungapi Slamet [4]. Secara umum warga Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang dan sekitarnya melakukan aktivitas penambangan emas pada musim kemarau di Sungai Tajum, karena diperkirakan bijih emas tersebut terbawa dalam aliran sedimen sungai yang berasal dari kawasan hulu, dimana proses mineralisasi emas terjadi. Tujuan survei magnetik adalah untuk mengetahui sebaran anomali magnetik bawah permukaan di Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang. Anomali magnetik merupakan medan magnetik yang bersumber dari sebaran benda atau batuan bawah permukaan yang termagnetisasi. Menurut Telford et.al. [5] suatu volume benda atau batuan yang terdiri atas mineral magnetik bisa dianggap sebagai dipol magnetik (Gambar 1). Secara umum magnetisasi yang terjadi pada batuan tersebut tergantung dari rekam jejaknya selama berada di dalam medan magnetik utama bumi, sehingga nilai magnetisasinya tergantung dari induksi magnetik yang diterimanya dari medan magnetik utama bumi. Selanjutnya berdasarkan Gambar 1, potensial magnetik di seluruh volume batuan dapat dirumuskan dalam persamaan [5]: dv V ( r 0) =-CmM α r r... (1) r-r 0 dimana M merupakan momen dipol magnetik per satuan volume dan C m adalah suatu konstanta. Adapun besar induksi magnetik total batuan tersebut dapat dirumuskan: r r 1 B( r 0) =Cm M ( r ) r r dv V r-r 0 (2) Gambar 1. Anomali magnetik dari batuan atau benda anomali bawah permukaan bumi (Telford et.al., 1990). Medan induksi magnetik pada persamaan (2) disebut anomali magnetik, yang bersama-sama dengan medan magnetik utama bumi B 0 berada di titik pengukuran. Dengan demikian, medan magnetik total yang terukur pada peralatan di suatu titik lokasi di permukaan bumi sebenarnya merupakan gabungan antara 86

Berkala Fisika ISSN : 1410 9662 Vol. 16, No. 3, Juli 2013, hal 85-94 medan magnetik utama bumi ( B r 0 ) dan anomali magnetik ( B r r ) dengan asumsi 0 medan magnetik luar diabaikan. Berdasarkan hal ini formulasinya dapat dinyatakan dengan persamaan: r r r B =B +B r (3) ( ) T 0 0 Metode Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas dengan peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2013. Pengolahan data hingga interpretasi data dilakukan di Laboratorium Elektronika, Instrumentasi, dan Geofisika, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Peralatan dan bahan yang diperlukan di dalam penelitian ini antara lain: Proton Precession Magnetometers (PPM) GSM-19T produk GEM System dengan sensitivitas 0,05 nt, Global Positioning System (GPS), peta geologi, peta topografi, perangkat lunak Surfer 7, bahasa pemrograman Watfor 77, dan perangkat lunak Mag2DC for Windows, laptop, kamera, dan sebagainya. Gambar 2. Lokasi penelitian; Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas (sumber gambar: http://indonesia-peta.blogspot.com) Pengukuran kuat medan medan magnetik total dan posisi geografis dilakukan secara bersama menggunakan Proton Precession Magnetometers (PPM) dan Global Positioning System (GPS) di setiap titik lokasi pengukuran. Data yang dicatat selama pengukuran meliputi kuat medan magnetik, posisi geografis, hari dan tanggal, waktu (jam dan menit), serta kondisi lingkungan. Jarak antara satu titik terhadap titik yang lain diusahakan sama dan teratur membentuk grid. Tetapi jika topografi sangat berat, maka sebaran titik ukur dapat dilakukan secara acak namun terkoordinasi. Pada setiap titik, pengukuran kuat medan medan magnetik dilakukan beberapa kali dengan posisi titik ukur yang 87

Sehah dan Sukmaji Anom Raharjo Pendugaan Model Anomali Magnetik berbeda (dibuat jarak 5 meter antara setiap titik). Hasil dan Pembahasan Peta topografi daerah penelitian lengkap dengan sebaran titik-titik ukur hasil pengkonturan menggunakan perangkat lunak Surfer 7 ditunjukkan pada Gambar 3. Sebaran titik ukur pada daerah penelitian tidak membentuk grid teratur tetapi acak karena sebagian daerah penelitian memiliki kondisi alam yang sangat ekstrim seperti hutan yang rimbun dan lebat, semak belukar yang sulit dilalui, serta tebing sungai yang curam. Lintang Selatan -7.408-7.410-7.412-7.414-7.416-7.418-7.420 Hutan Belantara 109.032 109.034 109.036 109.038 109.040 109.042 109.044 109.046 109.048 109.050 Interval Kontur 5 meter Jumlah: 143 data Elevasi: 96-180 meter Desa Darmakradenan Bujur Timur Persawahan Sungai Tajum Gambar 3. Peta kontur topografi daerah penelitian dan sebaran titik-titik ukur. meter 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115 110 105 100 95 Sedangkan pengukuran intensitas kuat medan magnetik total dilakukan pada titik-titik lokasi seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Data intensitas kuat medan magnetik total yang diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan masih tercampur medan magnetik utama bumi, medan magnetik harian, dan medan magnetik dari topografi. Untuk mendapatkan nilai anomali magnetik total yang menjadi target penelitian, maka dilakukan koreksi yang terdiri atas koreksi harian, koreksi IGRF, dan koreksi topografi. Data anomali medan magnetik total yang diperoleh, kemudian dikonturkan menggunakan perangkat lunak Surfer 7, sehingga diperoleh peta kontur anomali magnetik total daerah penelitian seperti Gambar 4. Data anomali magnetik total yang diperoleh tersebut masih terdistribusi di permukaan topografi daerah penelitian. Secara matematis data anomali ini tidak dapat diproses pada tahap berikutnya jika tidak berada pada bidang datar. Metode yang digunakan untuk mentransformasi data dari bidang tidak datar (topografi) ke bidang datar adalah melalui pendekatan deret Taylor [6]. Berdasarkan saran dari Cordell dan Grauch [6] bidang datar ini dipilih pada ketinggian rata-rata topografi daerah penelitian agar proses iterasi cepat mencapai konvergen. Secara teknis proses reduksi ke bidang datar ini dilakukan menggunakan program Watfor 77 melalui transformasi Fourier cepat (Fast Fourier Transform, FFT). 88

Berkala Fisika ISSN : 1410 9662 Vol. 16, No. 3, Juli 2013, hal 85-94 -7.408 Hutan Belantara nano Tesla -7.410 120 Desa Darmakradenan 80 Lintang Selatan -7.412-7.414-7.416 Desa Darmakradenan Sungai Tajum 40 0-40 -80-7.418-120 -7.420 109.032 109.034 109.036 109.038 109.040 109.042 109.044 109.046 109.048 109.050 Interval Kontur: 20 nt Bujur Timur Anomali: -197,47 s/d 150,86 nt Gambar 4. Peta kontur anomali medan magnetik total daerah penelitian. Pada dasarnya data anomali medan magnetik total yang telah terdistribusi di bidang datar masih belum bersih dari efek magnetik regional. Oleh karena itu efek magnetik regional harus direduksi, karena target penelitian adalah struktur geologi batuan bawah permukaan yang bersifat lokal. Data magnetik regional dapat diperoleh melalui proses pengangkatan ke atas (upward continuation) terhadap data anomali magnetik total yang telah terdistribusi pada bidang datar hingga ketinggian tertentu. Pengangkatan ke atas dilakukan sehingga variasi data anomali menjadi relatif tetap. Jika kondisi tersebut tercapai, maka data anomali magnetik yang dihasilkan ini disebut sebagai data anomali magnetik regional [7]. Data anomali magnetik regional yang telah diperoleh tersebut, kemudian -160-200 dikoreksikan terhadap data anomali medan magnetik total yang terdistribusi di bidang datar. Data anomali magnetik yang telah terkoreksi efek magnetik regional ini disebut sebagai data anomali magnetik residual. Selanjutnya untuk mereduksi efek magnetik lokal yang bersumber dari permukaan topografi; seperti boulder batuan beku atau benda-benda magnetik lainnya, maka dilakukan pemfilteran menggunakan teknik pengangkatan ke atas (upward continuation), karena teknik ini juga dapat digunakan sebagai filter tapis rendah (low pass filter) bagi data anomali magnetik [5]. Peta anomali magnetik residual yang diperoleh setelah direduksi efek magnetik lokalnya lengkap dengan lintasan pemodelan ditunjukkan pada Gambar 5. 89

Sehah dan Sukmaji Anom Raharjo Pendugaan Model Anomali Magnetik Lintang Selatan -7.408-7.410-7.412-7.414-7.416-7.418-7.420 Hutan Belantara A Desa Darmakradenan Persawahan Desa Darmakradenan Sungai Tajum 109.032 109.034 109.036 109.038 109.040 109.042 109.044 109.046 109.048 109.050 Interval Kontur: 10 nt Bujur Timur Anomali: -58,30 s/d 86,16 nt Data anomali diangkat 200 meter di atas ketinggian rata-rata topografi B nano Tesla 80 70 60 50 40 30 20 10 0-10 -20-30 -40-50 -60 Gambar 5. Peta kontur anomali magnetik residual daerah penelitian hasil reduksi efek lokal lengkap dengan lintasan pemodelan. Interpretasi data dilakukan melalui pemodelan menggunakan perangkat lunak Mag2DC for Windows. Langkah awal pemodelan adalah membuat line section (lintasan) dari zona anomali positif menuju zona anomali negatif atau sebaliknya yang diduga sebagai sumber anomali magnetik bawah permukaan. Lintasan tersebut diletakkan di atas zona yang diperkirakan sebagai sumber anomali magnetik paling kuat, namun harus melalui titik-titik hasil pengukuran yang original dan bukan sekedar hasil interpolasi dari perangkat lunak Surfer 7. Pemodelan numerik dilakukan terhadap data anomali magnetik residual yang diekstrak dari lintasan tersebut dengan Surfer 7. Pada saat melakukan pemodelan diperlukan beberapa parameter medan magnet bumi seperti nilai IGRF, sudut deklinasi, dan sudut inklinasi, serta beberapa parameter model lainnya seperti terlihat pada Tabel 1. parameter medan magnet bumi daerah penelitian diunduh dari website Natural Resources Canada menggunakan mesin hitung online medan magnet bumi (www.nrcan.gc.ca). Tabel 1. Parameter medan magnetik bumi daerah penelitian dan parameter model No. Parameter Medan Magnetik Bumi dan Parameter Model Nilai 1 Medan magnetik utama bumi (IGRF) 44993 nt 2 Sudut deklinasi 0,985 3 Sudut inklinasi -32,645 4 Profile bearing 0,0 5 Ketinggian referensi 0 meter 6 Panjang strike 100 meter 90

Berkala Fisika ISSN : 1410 9662 Vol. 16, No. 3, Juli 2013, hal 85-94 Panjang lintasan pemodelan (AB) adalah 1.416,49 meter dengan jumlah data yang dimodelkan 29 buah dengan jarak antar titik adalah 50,59 meter. Pemodelan dilakukan dengan mencocokkan antara kurva anomali model terhadap kurva anomali observasi. Setelah diperoleh kecocokan antara dua kurva tersebut, maka diperoleh empat benda anomali yang dapat diasumsikan sebagai batuan bawah permukaan daerah penelitian Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas, seperti terlihat pada Gambar 6. Sedangkan hasil interpretasi jenis litologi batuannya dapat dilihat pada Tabel 2. Benda Anomali Gambar 6. Hasil pemodelan pada lintasan AB menggunakan perangkat lunak Mag2DC for Windows. Tabel 2. Interpretasi hasil pemodelan data-data anomali magnetik pada lintasan AB berdasarkan nilai suseptibilitas magnetik dalam satuan cgs Kontras Suseptibilitas (cgs units) Estimasi Suseptibilitas (cgs units) Interpretasi Jenis Batuan Batuan 1-0,004 0,0055 Batupasir berbutir kasar, batuan konglomerat dan breksi andesit dari Formasi Tapak Batuan 2 0,008 0,0175 Endapan lahar dari Gunungapi Slamet; lahar dengan bongkahan batuan andesit-basaltik, yang dihasilkan dari Gunungapi Slamet tua, dengan sebaran meliputi daerah yang datar Batuan 3-0,008 0,0015 Batupasir andesit, batuan konglomerat tuff, dan napal yang bersisipan dengan batupasir dari Formasi Halang Batuan 4-0,006 0,0035 Anggota batugamping dari Formasi Tapak 91

Sehah dan Sukmaji Anom Raharjo Pendugaan Model Anomali Magnetik Berdasarkan Peta Geologi Lembar Purwokerto-Tegal, formasi batuan bawah permukaan yang menyusun di daerah penelitian berasal dari Formasi Tapak, endapan lahar, dan Formasi Kumbang [7]. Berdasarkan jenis batuan yang mengisi berbagai formasi tersebut maka diperkirakan nilai suseptibilitas magnetik rata-rata daerah penelitian sebesar 0,0095 cgs units. Dengan demikian perkiraan nilai suseptibilitas magnetik jenis-jenis batuan pada Tabel 2 didasarkan atas penjumlahan antara kontras suseptibilitas magnetik batuan relatif terhadap nilai suseptibilitas magnetik batuan rata-rata tersebut. Sumberdaya alam batuan bawah permukaan di daerah penelitian yang sudah dieksplorasi adalah batugamping. Berdasarkan Gambar 5 yang dikompilasi dengan Gambar 6, batugamping tersebut terletak di tenggara daerah penelitian, yang pada saat ini sudah ramai diusahakan penambangannya [8]. Selain itu masyarakat Desa Darmakradenan juga melakukan penambangan emas di Sungai Tajum pada saat musim kemarau, dan sebagian kecil melakukan penambangan emas dengan menggali endapan alluvial tua dari Formasi Tapak maupun Formasi Halang yang diperkirakan mengandung mineral emas, kemudian mendulangnya. Penggalian ini biasanya dilakukan hingga puluhan bahkan ratusan meter secara vertikal dan dilanjutkan secara horisontal (ngerong). Namun kegiatan penambangan emas di desa ini tidak sebesar dua desa di sebelah baratnya yaitu Desa Cihonje dan Desa Paningkaban Kecamatan Gumelar yang terkenal dengan penambangan emas tradisional. Kesimpulan Berdasarkan hasil pemodelan data anomali magnetik daerah penelitian Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas, diperoleh empat buah benda anomali, yang diinterpretasi sebagai batupasir berbutir kasar, konglomerat dan breksi andesit dari Formasi Tapak (χ = 0,0055 cgs units), endapan lahar Gunungapi Slamet; dengan bongkahan batuan andesit-basaltik dari letusan Gunungapi Slamet tua (χ = 0,0175 cgs units), batupasir andesit, batuan konglomerat tuff, dan napal yang bersisipan dengan batupasir dari Formasi Halang (χ = 0,0015 cgs units), serta batugamping dari Formasi Tapak (χ = 0,0035 cgs units). Daerah penelitian memiliki sumberdaya alam batugamping yang pada saat ini telah ramai diusahakan penambangannya. Sedangkan keberadaan mineral emas belum dapat ditentukan, namun diperkirakan berada dalam endapan alluvial tua dalam Formasi Tapak dan Formasi Halang. Ucapan Terima Kasih Terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang menunjang kelancaran jalannya penelitian ini, baik dari segi pendanaan, peralatan, pemikiran, dan tenaga, antara lain: kepada Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Dirjen DIKTI, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNSOED, Ketua Laboratorium Elektronika, Instrumentasi, dan Geofisika UNSOED, serta mahasiswa Program Studi Fisika UNSOED yang telah ikut berpartisipasi aktif. Daftar Pustaka [1]. Lukhvich A.A., A.K. Shukevich, I.M. Morozov, N.V. Kremen kova, V.I. Sharando, and O.V. Bulatov. 2003. Magnetic Method of Testing the Distribution of Properties over the Depth. Russian Journal of Nondestructive Testing. Vol. 39/9. 2003: 665 669. 92

Berkala Fisika ISSN : 1410 9662 Vol. 16, No. 3, Juli 2013, hal 85-94 [2]. Zainudin A., Ramses J.T. dan M. Rahmat S. 2008. Eksplorasi Bijih Besi (Iron Ore) dengan Metoda Magnetik. Prosiding. Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II. Universitas Lampung. 17-18 November 2008. [3]. Widiyanto E. dan S.T. Puji B. 2011. Potensi Emas di Banyumas Cukup Tinggi. Reportase. Republika.co.id. Edisi hari Kamis 27 Oktober 2011. [4]. Sunarto, 2008. Tanah di 11 Kecamatan Mengandung Emas. Artikel On-line. Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas. Website: www.dindikbanyumas.net. [5]. Telford, W.M., Gedaart, L.P., Sheriff, R.E. 1990. Applied Geophysics. Cambridge. New York. [6]. Blakely R.J. 1995. Potential Theory in Gravity and Magnetic Applications. Cambridge University Press. USA. [7]. Djuri, M., Samodra, H., Amin, T.C., dan Gafoer, S., 1996. Peta Geologi Lembar Purwokerto dan Tegal, Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G). Bandung. [8]. Hutamadi R. dan Mulyana, 2011. Evaluasi Sumberdaya dan Cadangan Bahan Galian untuk Pertambangan Skala Kecil Daerah Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah Tengah. Artikel Ilmiah. Pusat Sumberdaya Geologi. Badan Geologi. Kementerian ESDM. Jakarta. 93

Sehah dan Sukmaji Anom Raharjo Pendugaan Model Anomali Magnetik 94