PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

dokumen-dokumen yang mirip
MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Aisyatir Rodiah Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Niasni Sinaga Guru SMP Negeri 3 Berastagi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT

LATIPA HANIM HARAHAP Guru SMP Negeri 29 Medan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

BERTHA LUBIS Guru SMP Negeri 4 Medan ABSTRAK

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DI SMP NEGERI 7 MEDAN

BUDIMAN SIHOMBING Guru SMP Negeri 15 Medan

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VIII.B SMP NEGERI 3 BAHOROK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII-1 SMP NEGERI 4 MEDAN

Sarinawati Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Bahorok Surel :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V SD NEGERI NO

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

Karolina Br Karo Guru SD Negeri Tigaserangkai Surel:

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

Lamhot Munthe. menawarkan persoalan-persoalan yang sulit, ditambah dengan kurangnya kerjasama antar siswa

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI PUJI DADI

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Asniar Elfrida Tambun Guru Biologi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Surel:

550 Junaidi : Perbaikan Keterampilan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran... WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTROMING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII-B

Sinar Sion Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Suka Makmur ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA DI KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Martinus Gutu SD Negeri No Suka Makmur Kec. Delitua

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3 BERASTAGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTROMING

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SMP NEGERI 7 MEDAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 032 SINONOAN

Ermina Sembiring Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 2 Panau Pada Mata Pelajaran PKn

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TRAINING

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 339 TAMANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

PERBAIKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 1 BATAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 019 BONANDOLOK

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA PADA MATA PELAJARAN PENJAS DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V-B SD NEGERI MULIOREJO

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 1 No. 1 April 2017

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII-8 SMP NEGERI 29 MEDAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN DI KELAS V-B SD NEGERI NO

Jurnal Saintech Vol. 05- No.01-Maret 2013 ISSN No

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI

WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI

Pargugunan Guru SMP Negeri 1 Tambangan Surel :

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PROSIDING ISBN :

PERBAIKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DI KELAS

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK DIANA MANURUNG Guru SMPN 1 Patumbak Email : chairini.nurdin@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil belajar siswa antara lain: hasil belajar siswa, keterampilan psikomotorik siswa, dan aktivitas siswa saat bekerja dalam kelompok dikelas pada mata pelajaran Seni budaya dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT di kelas IX-1 SMPN 1 Patumbak. Subjek penelitian ini diambil di kelas IX-1 SMPN 1 Patumbak dengan jumlah siswa 32 orang. Awal KBM dilakukan tes hasil belajar (Pretes), dengan data rata-rata 22,1 hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata siswa jarang membaca buku sebelum pembelajaran disekolah. Kemudian dilanjutkan KBM, akhir KBM ke II dan KBM ke IV dilakukan tes hasil belajar Postes I dan Postes II hasilnya masing-masing menunjukkan 78,1 dan 89,6. Melihat data tersebut ada perubahan dan perubahan tersebut akibat tindakan guru selama KBM pada Siklus II. Data aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada Siklus I antara lain membaca (39%), bekerja (30% ), bertanya sesama teman (14%), bertanya kepada guru (12%), dan yang tidak relevan dengan KBM (5%). Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada Siklus II antara lain membaca (22%), bekerja (40%), bertanya sesama teman (18%), bertanya kepada guru (18%), dan yang tidak relevan dengan KBM (2%). Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT selama KBM siswa sangat senang, sangat antusias, dan peneliti/guru sebelum berkelompok perlu dijelaskan tujuan berkelompok agar siswa mengerti tugasnya masing-masing. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT), VCD, Aktivitas. PENDAHULUAN IPA didefiniksan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat IPA. Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengajar di SMPN 1 Patumbak terhadap pembelajaran IPA Terpadu khususnya biologi kelas IX-1 SMPN 1 Patumbak terdapat beberapa masalah yaitu proses pembelajaran di kelas tersebut berlangsung hanya sebatas guru menerangkan dan siswa mendengarkan kemudian mencatat pelajaran yang diberikan. Media yang digunakan dalam pembelajaran hanya sebatas papan tulis, tidak terdapat media tambahan lain yang mendukung proses pembelajaran. Tidak terdapat kegiatan belajar yang menarik seperti diskusi kelompok, sebagian besar siswa jarang terlibat dalam hal mengajukan pertanyaan atau mengutarakan pendapat, walaupun guru telah berulang kali meminta siswa untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang jelas. Ketika guru bertanya, tidak ada satu pun 80

siswa yang menjawab. Banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, hanya beberapa saat memperhatikan kemudian ramai dan bercanda. Pada kenyataannya banyak siswa terlihat malas, tidak percaya diri mengerjakan soal-soal latihan. Siswa kurang antusias dalam mengerjakan tugas guru. Untuk itu guru harus menggunakan metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana belajar yang melibatkan siswa bekerja secara gotong royong yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Slavin (dalam Sanjaya, 2008) mengemukakan dua alasan: Pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran koperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemapuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Numbered Heads Together adalah salah satu teknik dari model pembelajaran kooperatif. Teknik belajar mengajar kepala bernomor (numbered heads) dikembangkan oleh Spencer Kagen (Lie, 2004). Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik. Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut; 1) Bagaimana aktivitas siswa saat bekerja dalam kelompok melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas IX-1 SMPN 1 Patumbak? 2) Bagaimana hasil belajar siswa setelah menerapkan model Pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas IX-1 SMPN 1 Patumbak? Merujuk pada rumusan masalaah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah; 1) Untuk mengetahui aktivitas siswa saat bekerja dalam kelompok melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas IX-1 SMPN 1 Patumbak. 2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menerapkan model Pembelajaran kooperatif tipe NHT di kelas IX-1 SMPN 1 Patumbak. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Jalan Perjuangan II No 112 Patumbak. Materi Pembelajaran yang diterapkan selama pengambilan data di kelas IX-1 SPMN 1 Patumbak adalah Sistem koordinasi dan alat indera pada 81

manusia. Penelitian ini dlaksanakan mulai bulan September 2012 sampai dengan Nopember 2012. dan pelaksanaannya pada bulan Februari sampai dengan April Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX. Sampel dalam penelitian ini sebanyak I (satu) kelas yaitu kelas IX-1 sebanyak 39 orang. C. Desain Penelitian Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK pertama kali diperkenalkanoleh psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946 (Aqib, 2006 :13). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau disekolah dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran. Menurut Lewin dalam Aqib (2006 : 21) menyatakan bahwa dalam satu Siklus terdiri atas empat langkah, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). D. Teknik Analisis Data Metode Analisis Data pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut: 1. Merekapitulasi nilai pretes sebelum tindakan dan nilai tes akhir Siklus I dan Siklus II 2. Menghitung nilai rerata atau persentase hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada Siklus I dan Siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar. 3. Penilaian a. Data nilai hasil belajar (kognitif) diperoleh dengan menggunakan rumus: Jumlah jawaban benar Nilai Siswa 100 Jumlah seluruh soal b. Nilai rata-rata siswa dicari dengan rumus sebagai berikut: X X N Keterangan : X = Nilai rata-rata Σ = Jumlah nilai X N = Jumlah peserta tes b. Untuk penilaian aktivitas digunakan rumus sebagai berikut: % = h h h 100% (Majid, 2009:268) c. Ketentuan persentase ketuntasan belajar kelas Sb Ketuntasan belajar kelas 100% K ΣSb = Jumlah siswa yang mendapat nilai KKM 82

ΣK = Jumlah siswa dalam sampel Sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari: hasil tes, jika hasil belajar siswa mencapai KKM secara individual dan 85% secara klasikal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX-1 Semester Ganjil SMPN 1 Patumbak Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah 39 orang siswa. Penelitian dilakukan mulai bulan September 2012 sampai bulan Nopember Tahun 2012. Penelitian ini berjalan dalam dua siklus, yang dalam setiap siklusnya berlangsung dua kali pertemuan (setiap pertemuan =2x40 menit). Setiap siklus penelitian terdiri dari 4 (empat) tahap kegiatan utama, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Data yang dikumpulkan dalam setiap siklus adalah data yang berhubungan dengan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa melalui instrumen pengumpul data yang telah ditetapkan, dalam hal ini adalah melalui format observasi dan lembar soal tes yang telah disiapkan oleh guru. Setelah melakukan Siklus I dan Siklus II, dan diperoleh data-data hasil belajar dan aktivitas belajar, maka data tersebut dapat disajikan dalam Tabel. Pengambilan data dilakukan empat kali pertemuan (4 RPP) dibagi menjadi dua Siklus. Pertemuan pertama dan pertemuan kedua disebut Siklus I, dan pertemuan ketiga dan pertemuan keempat disebut Siklus II. Sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar maka dilakukan tes hasil belajar atau disebut Pretes. Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa. Análisis data menunjukan hasil pretes siswa rata-rata adalah 36,1. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata siswa belum ada persiapan sebelum belajar di sekolah. 1. Siklus I Tahap Observasi Data Aktivitas Belajar Siswa Pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan berlangsung dengan bantuan dua orang guru untuk mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa diperoleh data aktivitas yang disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No Aktivitas Skor Persentase 1 Menulis/ membaca 22 39% 83

2 Mengerjakan LKS 17 28% 3 Bertanya pada teman 10 17% 4 Bertanya pada guru 7 12% 5 Yang tidak relevan dengan KBM 3 5% JUMLAH 60 100% Data Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus I dilakukan tes hasil belajar atau disebut Formatif I, dengan data dapat dilihat Pada Tabel 4. Merujuk pada kesimpulan ini guru sebagai peneliti berusaha memperbaiki proses dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Hasil belajar yang diperoleh pada Siklus I selama dua pertemuan disajikan dalam Tabel berikut: Tabel 4. Distribusi Hasil Formatif I Nilai Frekuensi Tuntas Individu Tuntas Kelas 50 9 - - 66,7 9 - - 83,3 16 16 41,02% 100 5 5 12,82% Jumlah 39 39 53,84% Nilai rata-rata 73,7 Pada Tabel 4 tersebut, nilai terendah Formatif I adalah 50 sebanyak 9 orang dan nilai tertinggi adalah 100 sebanyak 5 orang, dengan 18 orang mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan atau ketuntasan klasikal adalah sebesar 53,84%. Dengan nilai KKM sebesar 75. Nilai ini berada di bawah kriteria keberhasilan klasikal sehingga dapat dikatakan KBM Siklus I kurang berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas. Tahap Refleksi I Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut : 1) Hasil belajar (nilai formatif I) pada siswa kelas IX-1 SMP Negeri 1 Patumbak masih sebesar 53,84% yang tuntas dari KKM 75. 2) Keaktifan siswabelum maksimal, kemungkinan penyebabnya waktu yang terlalu singkat untuk menyelesaikan lembar diskusi terstruktur (menjawab soal-soal yang disediakan) dan melakukan praktikum, karena penguasaan materi yang belum memadai. 84

3) Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Tindakan Perbaikan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, dari hasil yang belum memuaskan itu peneliti perlu memperbaiki tindakan pada siklus II antara lain: 1. Agar penguasaan materi memadai, peneliti menginformasikan kepada siswa materi yang akan dipelajari untuk tindakan 3 dan 4 2. Untuk tiap kelompok sudah membuat kerangka laporan praktikum sesuai di LKS (pada kertas flif chart) guna untuk presentasi kelompok pada pertemuan berikutnya yang melakukan eksperimen. 3. Peneliti menginformasikan bahwa diakhir pertemuan siklus II akan diadakan tes formatif, dengan harapan siswa semakin aktif untuk belajar. 4. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. 2. Siklus II Tahap Observasi Data Akivitas belajar siswa Pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan selama kegiatan berlangsung dengan bantuan dua orang guru untuk mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktifitas siswa. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa Siklus II diperoleh data aktivitas yang disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5 Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus II No Aktivitas Skor Persentase 1 Menulis/membaca 13 21% 2 Mengerjakan LKS 30 51% 3 Bertanya pada teman 9 15% 4 Bertanya pada guru 7 12% Yang tidak relevan dengan 5 KBM 1 2% JUMLAH 60 100% Data Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa diperoleh melalui tes yang diberikan setelah berakhirnya Siklus II sebagai 85

Formatif II. Data hahsil belajar siswa dari Formatif II disajikan dalam Tabel 6. Nilai Tabel 6 Distribusi Hasil Formatif II Tuntas Frekuensi Individu Tuntas Kelas 57,1 1 - - 71,4 3 - - 85,7 25 25 64,1% 100 10 10 25,6% Jumlah 39 35 89,7% Nilai rata-rata 87,5 Pada Tabel 6 tersebut,, nilai terendah Formatif I adalah 57,1 sebanyak 1 orang dan nilai tertinggi adalah 100 sebanyak 10 orang, dengan 3 orang mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan atau ketuntasan klasikal adalah sebesar 89,7 %. Dengan nilai KMM sebesar 75. Nilai ini berada di bawah kriteria keberhasilan klasikal sehingga dapat dikatakan KBM Siklus I kurang berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas. Nilai rata-rata kelas adalah 87,5 sudah tuntas KKM IPA Terpadu. Tahap Refleksi II 1. Siswa mulai aktif dalam diskusi dengan ditunjukkan oleh Prestasi observasi aktivitas belajarnya yang sedikit lebih baik dari pada Siklus I. peningkatan aktivitas siswa ini disajikan dalam Gambar 1. 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Siklus 1 39% 28% 17% 12% 5% Siklus 2 21,00% 51,00% 15,00% 12,00% 2,00% 86

Gambar 1. Grafik Aktivitas siswa Siklus I dan Siklus II Keterangan: 1. Menulis,membaca 2. Mengerjakan LKS 3.Bertanya pada teman 4. Bertanya pada guru 5. Yang tidak relevan Ketuntasan Prestasi belajar siswa meningkat dari 58,84 % atau gagal menjadi 89,7% atau dalam ketogori berprestasi. Secara keseluruhan peningkatan Prestasi belajar siswa disajikan dalam Gambar 2. 100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Hasil Belajar Gambar 2. Grafik Prestasi Belajar Kognitif Siklus I Siklus II Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe NHT. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagi berikut : 1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi presentase pelaksanaanya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2. Kekurangan pada siklus-siklus sebeelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 3. Hasil belajar siswa paa siklus II mencapai ketuntasan. c. Revisi Pelaksanaan Pada siklus II guru telah menerapkan metode pemebelajaran kooperatif model Numbered Head Together (NHT) dengan baik dan dilihat dari kativitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan 87

dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan proses belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. B. Pembahasan 1. Ketuntasan hasil belajar siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari pretes, siklus I dan siklus II) yaitu masing-masing 0%, 53,84% dan 89,75%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. 2. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Berdasakan analisi data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Matematika pada pokok lingkaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together yang paling dominan adalah mengerjakan LKS dan aktivitas menulis dan membaca. Jadi dapat dikatakan bahawa aktifitas siswa dikategorikan aktif. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT mempunyai kelebihan yaitu: Setiap siswa menjadi siap semua, Dapat melakukan diskusi dengan sungguhsungguh, dan siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Tahap akhir data telah terkumpul, maka data tersebut kemudian dianalisis sesuai dengan teknik analaisis yang sudah ditentukan pada BAB III. Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan sesuai dengan rumusan masalah antara lain: 1. Data aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada Siklus I antara lain menulis/membaca (38,7%), bekerja (27,9%), bertanya sesama teman (16,7%), bertanya kepada guru (11,7%), dan yang tidak relevan dengan KBM (5,0%). Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada Siklus II antara lain menulis/membaca (21,2%), bekerja (50,8%), bertanya sesama teman (14,6%), bertanya kepada guru (11,7%), dan yang tidak relevan dengan KBM (1,7%). 2. Hasil belajar siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together pada Formatif I dan Formatif II menunjukkan 88

nilai rata-rata 73,7 dan 87,5 serta ketuntasan individu 21 siswa dan 35 siswa dan ketuntasan kelas adalah 53,84% dan 89,75% dari data tersebut menunjukkan tuntas kelas sesuai dengan KKM IPA Terpadu. B. Saran Setelah melakukan kegiatan belajar mengajar pada tahap Siklus I, dan Siklus II maka diperoleh datadata kemudian data tersebut di analisis dan juga hasil rekaman peneliti selama KBM maka perlu saran agar pengguna atau yang memanfaatkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Selama Kegiatan Belajar di sekolah benar-benar bermanfaat sesuai dengan tujuan penelitian. 1. Pada saat proses pembelajaran berlangsung peneliti mengalami kendala dalam pembagian waktu. Sehingga bagi peneliti selanjutnya yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini disarankan agar lebih memperhatikan penggunaan waktu didalam pembelajaran untuk setiap fasenya karena pada model pembelajaran ini memerlukan waktu yang banyak khususnya ketika siswa melakukan diskusi dan mempresentasikan hasil diskusi. 2. Pada saat diskusi kelompok berlangsung peneliti masih kesulitan dalam membimbing penuh pada masing-masing kelompok. Oleh sebab itu, bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih membimbing siswa dengan cara aktif bertanya kepada siswa tentang kendala yang dihadapi, memotivasi, dan mengarahkan agar setiap siswa aktif berdiskusi dengan menjelaskan nilai dari satu orang siswa dapat mempengaruhi nilai dan nama baik kelompok serta memberikan penghargaan berupa nilai plus kepada siswa yang aktif agar siswa lebih termotivasi dan dapat berdiskusi dengan baik. RUJUKAN Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Jipta, Jakarta Aqib, Z., (2006), Peneltian Tindakan Kelas. Penerbit, Yrama Widya, Bandung Dimyati., dan Mudjiono., (2006), Belajar dan pembelajaran, Rineka cipta, Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Startegi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Lie, A., (2008), Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang- Ruang Kelas, Penerbit PT. Grasindo, Jakarta. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. 89

Bandung :Kencana Prenada Media Group Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta 90