Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi Desi Choerunnisa S, Susilawati Susi0508@yahoo.com Abstrak Tingkat pencapaian pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Sukakarya masih rendah yaitu 31,15% dari pencapaian target di kota Sukabumi yaitu 65%. Hal ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Tujuan:Untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya. Metode:Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan Cluster Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 98 responden. Uji validitas pengetahuan tentang ASI Eksklusif terdapat 17 item yang valid dengan nilai reliabilitas 0,700 dan dukungan suami terdapat 20 item yang valid dengan nilai reliabilitas 0,734. Analisa data diolah dengan uji koefisien kontingensi. Hasil: Hasil penelitian diperoleh P Value pengetahuan = 0,000 yang berarti ada pengaruh pengetahuan terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan, P Value pekerjaan = 0,000 yang berarti ada pengaruh pekerjaan terhadap pemberian ASI ekslusif, dan P Value dukungan suami = 0,000 yang berarti ada pengaruh dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif, variabel paling berpengaruh adalah dukungan suami. Rekomendasi: Promosi kesehatan terutama mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif bagi anak dan ibu harus lebih ditingkatkan lagi dengan melibatkan suami sebagai faktor pendukung, serta medemonstrasikan cara memerah dan penyimpanan ASI perah bagi ibu yang bekerja di luar rumah agar dapat meningkatkan angka pemberian ASI eksklusif. Kata Kunci : Pengetahuan, Pekerjaan, Dukungan Suami, ASI Eksklusif
PENDAHULUAN Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan bangsa dan Negara dapat tercapai setinggi tingginya. Hal ini ditandai dengan prilaku sehat dan lingkungan yang bersih serta dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata. Peningkatan kualitas anak bangsa harus dibentuk sedini mungkin, salah satunya dipersiapkan sejak bayi. Faktor yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi diantaranya adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus bangsa (Kodrat, 2010). ASI merupakan makanan bayi paling sempurna, mudah dicerna, dan diserap karena mengandung enzim pencernaan, selain itu ASI mengandung zat kekebalan karena terdapat vitamin C dan zat antiperadangan. World Health Organization (WHO), United Nations International Children s Emergency Fund (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 menetapkan rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Sebagian besar pertumbuhan dan perkembangan bayi juga ditentukan oleh pemberian ASI secara eksklusif. Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia hanya 30,2%. Padahal target yang ingin dicapai oleh Indonesia adalah 80%. Rendahnya angka pemberian ASI eksklusif ini tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu yang berasal dari ibu, diantaranya pengetahuan, kondisi kesehatan ibu dan persepsi ibu. Sedangkan faktor eksternal dapat berupa dukungan dari keluarga terdekat, pekerjaan, budaya dan pengaruh petugas kesehatan (Pertiwi, 2012). Pengetahuan merupakan faktor yang memiliki andil bagi ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Menurut Novita (2008) tingkat pengetahuan berbanding lurus dengan tingkat pendidikan dan berbanding terbalik dengan pemberian ASI pada bayinya. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, maka semakin sedikit ibu yang memberikan ASI eksklusif. 2
Faktor dukungan dari keluarga terdekat seperti suami juga mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jayanta (2013) didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas ArjasaKabupaten Jember. Semakin besar dukungan suami, maka sikap ibu dalampemberian ASI eksklusif akan semakin positif. Faktor pekerjaan ternyata juga mempengaruhi dalam pemberian ASI eksklusif. Dimana bekerja merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan. Saat ini bekerja tidak hanya dilakukan oleh laki laki tetapi juga perempuan, tidak terkecuali ibu menyusui. Penelitian Subrata (2004) menunjukkan bahwa ibu pekerja memiliki peluang 7,9 kali lebih besar untuk tidak menyusui secara eksklusif. Faktor pekerjaan ternyata juga mempengaruhi dalam pemberian ASI eksklusif. Menurut data dari Susenas, pemberian ASI eksklusif Jawa Barat tahun 2007 sebanyak 29,8%, namun jumlah itu turun menjadi 17,6% pada tahun 2008. Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi tahun 2013 dari target pencapaian ASI eksklusif sebesar 65%, ternyata sudah terpenuhi yaitu sebanyak 70,9%. Meskipun target sudah tercapai, namun masih saja ada puskesmas yang belum mencapai target ASI eksklusif kota Sukabumi. Puskesmas yang tingkat pemberian ASI eksklusifnya terendah yaitu sebesar 31,15% dari target 260 bayi. Padahal, di tahun 2012, pencapaian ASI eksklusif di Puskesmas Sukakarya sebesar 46% dari target sebanyak 219 bayi. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan wawancara terhadap 10 responden ibu dengan usia 20-35 tahun yang memiliki bayi 0-6 bulan, memperoleh hasil dimana 8 dari 10 ibu yang ditanya mengenai ASI eksklusif mengatakan tidak tahu mengenai ASI eksklusif, 2 dari 10 ibu mengatakan tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya dikarenakan bekerja dan lebih memilih untuk menggantikan ASI dengan susu formula dengan alasan kerepotan saat harus memerah ASInya, 4 dari 10 ibu mengatakan sudah memberikan minuman ataupun makanan pendamping ASI sebelum waktunya dengan alasan bayinya masih menangis walaupun sudah di berikan ASI dan hampir semua ibu mengatakan bahwa suami selalu mendukung apapun yang dilakukan oleh istri. 3
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional. Responden dalam penelitian ini adalah 98 ibu bayi 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya yang dilaksanakan dari mulai bulan Maret sampai Juli 2014. Cara pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan tekhnik cluster sampling. Instrumen penelitian untuk mengukur pengaruh pengetahuan, pekerjaan dan dukungan suami terhadap Pemberian ASI eksklusif dengan menggunakan kuesioner. Uji validitas menggunakan rumus Pearson Product Moment. Uji reliabilitas dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha yang mengacu kepada indeks reliabilitas menurut Riyanto diperoleh nilai r untuk variabel pengetahuan yaitu 0,700. Sedangkan variabel dukungan suami mempunyai nilai reliabilitas yaitu 0,734. Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan Koefisien Kontingensi (C). HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan kepada 98 responden, melalui pengumpulan data dalam bentuk kuisioner. Berdasarkan data demografi responden, sebagian besar usia responden adalah 20-35 tahun yaitu sebanyak 68,4% atau 67 responden. Pendidikan responden sebagian besar adalah SMP yaitu sebanyak 40,8% atau 40 responden. Dalam mendapatkan informasi mengenai kesehatan, sebagian besar responden mendapatkan informasi tentang kesehatan dari petugas kesehatan yaitu sebanyak 88,8% atau 87 responden. Faktor faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif 1. Terdapat pengaruh antara pengetahuan ibu bayi mengenai ASI Eksklusif terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi. 4
Tabel 1. Tabel Penggabungan Korelasional Pengetahuan dengan Pemberian ASI Eklsusif pada Bayi 0-6 Bulan Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif ASI Tidak Total Eksklusif Eksklusif Baik 34 7 41 Cukup 19 12 31 Kurang 7 19 26 Jumlah 60 38 98 P value Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai P value = 0,000 berarti < 0,05 yang menunjukan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai koefisien kontingensi 0,420 yang menunjukan bahwa keeratan pengaruh pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif adalah cukup kuat. KK 0 0,42 2. Terdapat pengaruh antara Pekerjaan Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi Tabel 2. Tabel Penggabungan Korelasional Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eklsusif pada Bayi 0-6 Bulan Pemberian ASI Pekerjaan Eksklusif P Total ASI Tidak value KK Eksklusif Eksklusif Bekerja 6 24 30 Tidak Bekerja 54 14 68 0.000 0,49 Jumlah 60 38 98 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai P value = 0,000 berarti < 0,05 yang menunjukan bahwa ada pengaruh antara pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai koefisien kontingensi 0,490 yangmenunjukan bahwa keeratan pengaruh pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif adalah cukup kuat. 5
3. Terdapat Pengaruh antara Dukungan Suami terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai P value = 0,000 berarti < 0,05 yang menunjukan bahwa ada pengaruh antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai koefisien kontingensi 0,506 yang menunjukan bahwa keeratan pengaruh dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif adalah cukup kuat. Tabel 3 Tabel Penggabungan Korelasional Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan Pemberian ASI Eksklusif Dukungan Suami Total P value Tidak ASI Eksklusif Eksklusif Mendukung 47 7 54 0,000 0,506 Tidak Mendukung 13 31 44 Jumlah 60 38 98 KK 4. Variabel Yang Paling Berpengaruh Terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi Tabel 4. Variabel Yang Paling Berpengaruh Terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan No Variabel P value Koefisien Kontingensi 1 Pengetahuan 0,000 0,420 2 Pekerjaan 0,000 0,490 3 Dukungan Suami 0,000 0,506 Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa variabel dukungan suami memberikan pengaruh sebesar 25,60% terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan. Variabel pengetahuan memberikan pengaruh sebesar 17,64% dan variabel pekerjaan memberikan pengaruh sebesar 24,01% terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan. 6
Pembahasan Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan bersifat dapat ditelaah oleh umum dan selalu berkembang. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur, pendidikan dan sumber informasi. (Notoatmodjo, 2003). Hasil penelitian ini, dapat dilihat bahwa sebagian besar umur responden adalah 20-35 tahun yaitu sebanyak 68,4% atau 67 responden. Hal ini menunjukan bahwa umur dapat mempengaruhi pengetahuan sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003) bahwa semakin bertambah usia maka semakin bertambah pula daya tangkap, pola pikirnya, dan adanya kematangan usia sehingga memiliki pengalaman yang lebih banyak dan pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Khususnya pengetahuan tentang ASI Eksklusif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan responden adalah SMP yaitu sebanyak 40,8% atau 40 responden. Menurut teori Notoatmodjo (2003) tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemikiran seseorang untuk lebih mudah menerima ide ide dan teknologi. Dalam penelitian ini mayoritas responden berpendidikan SMP, walaupun hanya berpendidikan SMP namun responden dalam penelitian ini sudah mampu menerima ide-ide yang berimplikasi pada penerimaan informasi yang baik serta menjadikan pengetahuan yang baik pula. Hal ini sesuai dengan teori menurut Wied Hary A (1996) yang menyebutkan bahwa seseorang yang berpendidikan tinggi belum tentu memiliki kemampuan menyerap informasi dan pengetahuan yang baik. Termasuk mengenai informasi dan pengetahuan mengenai ASI eksklusif. Karakteristik responden dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapatkan informasi tentang kesehatan dari petugas kesehatan yaitu sebanyak 88,8% atau 87 responden. Menurut Notoatmodjo (2003) informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih 7
luas. Tetapi apabila ibu bayi mendapatkan informasi yang salah, dapat menyebabkan kurangnya pemberian ASI secara eksklusif pada bayi 0-6 bulan. Faktor faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif a. Pengaruh Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 98 responden, yang memiliki pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 41 responden cenderung memberikan ASI secara Eksklusif yaitu sebesar 82,9% atau 34 responden. Itu artinya semakin ibu mempunyai pengetahuan baik terhadap ASI eksklusif, maka semakin tinggi pula kemauan ibu untuk memberikan ASI secara Eksklusif. Menurut Purwanti (2004), Ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang pentingnya ASI eksklusif, dan beranggapan bahwa memberikan makanan selain ASI pada bayi 0-6 bulan itu tidak baik, tentu akan lebih memilih untuk memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. Hasil yang sama diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim (2002) dimana terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden dengan pemberian ASI eksklusif, ibu yang berpengetahuan tinggi berpeluang 1,9 kali untuk memberikan ASI eksklusif. b. Pengaruh Pekerjaan Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa responden yang tidak bekerja sebanyak 68 responden cenderung memberikan ASI Eksklusif sebesar 79,4% atau 54 responden. Itu artinya ibu yang tidak bekerja memiliki peluang lebih besar untuk memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Julyastuti (2011) yang menyebutkan bahwa ibu yang tidak bekerja memiliki kemungkinan memberikan ASI secara eksklusif lebih besar dibandingkan ibu yang bekerja. Dimana 8
ibu yang tidak bekerja dapat dikatakan hanya menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah tangga dan tidak terikat dengan pekerjaan di luar rumah. Sehingga dapat lebih banyak mempunyai kesempatan untuk mengurusi dan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya tanpa dibatasi waktu dan kesibukan yang lain. Selain itu Soetjiningsih (1997) menyebutkan bahwa ada kecenderungan makin banyak ibu yang tidak memberikan ASI pada bayinya, salah satu penyebabnya adalah banyaknya ibu yang bekerja terutama di kota-kota besar. Peran ganda seorang ibu antara mengasuh anak dengan bekerja diluar maupun didalam lingkungan rumah, sering membuat seorang ibu mengalami kesulitan dalam pemberian ASI eksklusif. c. Pengaruh Dukungan Suami terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan dukungan dari suami sebanyak 54 responden cenderung memberikan ASI secara Eksklusif yaitu sebesar 87% atau 47 responden. Ini menunjukkan bahwa ketika suami mendukung ibu, maka kemauan ibu untuk menyusui ASI secara eksklusif pada bayi pun tinggi. Hasil penelitian ini memperkuat teori yang dikemukakan Sunaryo (2004) bahwa faktor pembentuk dan pengubah keputusan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif berasal dari teman, keluarga (suami), lingkungan dan media. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Wicitra (2009) juga menyebutkan hal yang sama bahwa dukungan suami berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Selain itu Wicitra juga menunjukkan bahwa dukungan suami berhubungan dengan lamanya pemberian ASI. Semakin besar dukungan suami maka semakin lama pula pemberian ASI. Hal ini menunjukkan bahwa selain berpengaruh terhadap kemauan ibu memberikan ASI eksklusif, dukungan suami juga berpengaruh terhadap lamanya pemberian ASI. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kemalasari (2009) mengatakan berbeda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel partisipasi suami tidah berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada ibu. Perbedaan hasil penelitian ini 9
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kemalasari (2008) dapat disebabkan oleh perbedaan karakteristik variabel, karakteristik responden dan perbedaan analisa statistik yang digunakan. d. Faktor yang Paling Berpengaruh dalam Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi Dari hasil uji statistik dengan menggunakan koefisien kontingensi, didapatkan hasil: - Pengaruh pengetahuan terhadap pemberian ASI eksklusif mendapat nilai koefisien kontingensi 0,420 yang berarti keeratan pengaruh cukup kuat. - Pengaruh pekerjaan terhadap pemberian ASI eksklusif dengan nilai koefisien kontingensi 0,490 yang berarti keeratan pengaruh cukup kuat. - Pengaruh dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif dengan nilai koefisien kontingensi 0,506 yang berarti keeratan pengaruh cukup kuat. Dari hasil tersebut menyatakan bahwa dukungan suami merupakan faktor paling berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi. Ini memnunjukkan bahwa dukungan suami merupakan faktor pendukung dari keputusan ibu antara memberikan ASI secara eksklusif atau tidak. Dan wujud dari dukungan tersebut bisa dalam bentuk dukungan instrumental, dukungan emosional, dukungan informasional, dan dukungan penghargaan/ penilaianan. KESIMPULAN Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Pengetahuan ibu bayi 0-6 bulan dalam kategori baik. 2. Sebagian besar Ibu bayi 0-6 bulan adalah tidak bekerja. 3. Sebagian besar Ibu bayi 0-6 bulan sudah mendapatkan dukungan dari suami dalam memberikan ASI secara eksklusif. 10
4. Sebagian besar Ibu bayi 0-6 bulan sudah memberikan ASI secara Eksklusif. 5. Ada pengaruh pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi. 6. Ada pengaruh pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi. 7. Ada pengaruh dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi. 8. Faktor yang paling berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi adalah dukungan suami. SARAN Hasil penelitian ini bagi Puskesmas Sukakarrya diharapkan dapat menjadi dasar dalam upaya meningkatkan program ASI eksklusif melalui promosi kesehatan tentang ASI eksklusif di posyandu, seperti diadakannya pendidikan kesehatan pasca natal bagi ibu bayi 0-6 bulan secara rutin yang menitik beratkan pada manfaat pemberian ASI eksklusif bagi anak dan ibu, membentuk komunitas ayah ASI bagi ayah bayi 0-6 bulan. Serta dapat membentuk komunitas ibu pekerja yang masih mampu memberikan ASI secara eksklusif yang bertujuan untuk memotivasi ibu bekerja lain yang belum mampu memberikan ASI eksklusif. REFERENSI Dinkes Kota Sukabumi. Bidang KIA (Kesehatan Ibu & Anak) Dinas Kesehatan. Sukabumi, 2013. Hartuti. Pemberian ASI Ekslusif dan Faktor-Faktor yang Berhubungan di Puskesmas Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Pripinsi Sumatera Barat. Tesis: FKM UI.Depok, 2006. Ibrahim. Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Cot Weh pada Bayi (0-11 Bulan) di Kabupaten Aceh Besar Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Tesis, FKM USU Medan, 2000. Jayanta. Hubungan dukungan suami dengan sikap ibu dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. Skripsi. Universitas Jember. Jember, 2013. 11
Juliastuti, R. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Status Pekerjaan Ibu, dan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini dengan Pemberian ASI Eksklusif. Tesis: Universitas Sebelas Maret, 2011. Kemalasari. Pengaruh Partisipasi Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Kabupaten Langkat. Tesis: Program Pascasarjana USU Medan, 2009. Kodrat, Laksono. Dahsyatnya ASI dan laktasi. Yogyakarta: Media Baca, 2010. Notoatmodjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2013. Novita, D. Hubungan karakteristik ibu, faktor pelayanan kesehatan, immediatele breastfeedingdan pemberian kolostrum dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Pancoran Mas Depok tahun 2008. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok, 2008. Pee, S. d., Diekhans, J., Stalkamp, G., Kiess, L.,Moench-Pfanner, R, Martini, E., et al. (2002). Breastfeeding and complementary feeding practice in Indonesia. (F. Gracian, Ed.) Nutrition & Health Surveillance System Annual Report 2002, 1-97 Poerwodarminto. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Alfabeta, 2003. Prasetyono, Dwi Sunar. Buku Pintar ASI Eksklusif. Jogjakarta: DIVA Press, 2012. Purwanti, Sri. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta, 2013. Roesli, Utami. 2004. ASI Eksklusif. Edisi II. Jakarta: Trubus Agrundaya Rumahorbo, A. Hubungan pekerjaan ibu dengan tindakan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Pancurbatu Kabupaten Deliserdang. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Tidak Diterbitkan, 2006. Wicitra, A. Faktor Dukungan Suami dan Faktor Pengetahuan Ibu Mengenai ASI Hubungannya dengan Lama Pemberian ASI pada Ibu Pegawai Swasta di Beberapa Perusahaan di Jakarta. Universitas Indonesia Jakarta, 2009. 12
13