BAB I PENDAHULUAN. Jenderal Bimbingan masyarakat Islam sekaligus sebagai ujung tombak dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan untuk manusia, apalagi ajaran

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. sedang bentuk kata kerja atau fi ilnya adalah da a yad u yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Agama Islam mewajbkan kepada semua penganutnya agar rajin

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah instansi, organisasi maupun lembaga-lembaga lainnya. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk lainnya, oleh karena dia dibekali akal pikiran, dan ilmu. didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. bidang perniagaan, teknologi, industri, pendidikan dan berbagai bidang lainnya, baik

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemampuan. Rukun Islam dimaksud mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan pusat pendidikan Islam di Indonesia, tempat

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sekolah tampak cukup pesat, terutama di kota-kota besar. (TPA), Taman Kanak-Kanak Al Qur an (TKA), Madrasah Diniyah,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam adalah agama yang universal. Segala sesuatunya telah

BAB I PENDAHULUAN. dipatuhi tetapi juga tauhid, akhlak dan muamalah, misalnya ketika seseorang ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Pada lembaga-lembaga pendidikan tersebut mata pelajaran agama

BAB 1 PENDAHULUAN. imaniah yang manipestasikan dalam bentuk seruan, ajakan, panggilan, undangan doa. dan merekalah orang-orang yang beruntung

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan. berkualitas dan mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berlandaskan Islam. Gerakan Muhammadiyah sebagai organisasi

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. secara strategis berbagai potensi yang diberikan Allah SWT, dimana kegiatan

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sudah dirasakan oleh

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu


BAB I PENDAHULUAN. negara akan dapat memasuki era globalisasi ini dengan tegas dan jelas apabila

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional

BAB I PENDAHULUAN. berikannya sebuah kelebihan tersebut manusia tidak hanya diam. Akan tetapi. wajib melaksanakan segala perintah dan larangan Allah.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. munkar, berakidah Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. 1. dakwah amar ma ruf nahi munkar mengacu pada ayat-ayat berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk memecahkan persoalan suatu bangsa,

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. diwajibkan untuk mempelajari mendalami serta mengamalkannya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga harus terjadi interaksi antarsesama manusia untuk memenuhi kebutuhan yang mereka

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis dan bercita-cita ingin meraih

KONVENSION KEBANGSAAN ANJURAN MPN, AKEPT, PPSK (USM), PETALING JAYA HILTON HOTEL, SELANGOR, MEI 2013

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. tuntunan dalam tuntutan dinamika realitas masyarakat dari segala kompleksitas

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah akan senantiasa meninggikan derajat bagi orang-orang yang beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyuluhan Agama Islam merupakan tugas yang dilaksanakan oleh seorang Penyuluh Agama Islam. Penyuluh Agama Islam adalah mitra bimbingan Direktorat Jenderal Bimbingan masyarakat Islam sekaligus sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan tugas membimbing umat Islam dalam mencapai kehidupan yang bermutu dan sejahtera lahir batin. 1 Kegiatan penyuluhan Agama Islam di Indonesia pada mulanya dilaksanakan oleh para pemuka agama yaitu Ulama, Muballigh, Da i atau Kiai yang menyampaikan langsung kepada masyarakat. Kegiatan yang dilakukan adalah pengajian, tabligh, dakwah di rumah-rumah, langgar, masjid maupun tempattempat lainnya. Materi yang disampaikan dalam penyuluhan Agama Islam selain khusus tentang agama juga disampaikan tentang masalah kemasyarakatan dan bimbingan dalam kehidupan sehari-hari. Penyuluh Agama adalah pembimbing umat beragama dalam rangka pembinaan mental, moral dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Penyuluh Agama Islam, yaitu pembimbing umat Islam dalam rangka pembinaan 2001) h.9 1 Romli, Penyuluhan Agama Menghadapi Tantangan Baru, (Jakarta: Bina Rena Pariwara,

2 mental, moral dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, serta menjabarkan segala aspek pembangunan melalui pintu dan bahasa agama. 2 Penyuluh Agama Islam juga merupakan juru penerang penyampai pesan bagi masyarakat mengenai prinsip-prinsip dan etika nilai keberagaman yang baik. Disamping itu Penyuluh Agama Islam merupakan ujung tombak dari Kementerian Agama dalam pelaksanaan tugas membimbing umat Islam dalam mencapai kehidupan yang bermutu dan sejahtera lahir batin. Hasil akhir yang ingin dicapai dari penyuluhan agama pada hakekatnya ialah terwujudnya kehidupan masyarakat yang memiliki pemahaman mengenai agamanya secara memadai yang ditunjukkan melaui pengamalannya yang penuh komitmen dan konsisten disertai wawasan multi cultural, untuk mewujudkan tatanan kehidupan yang harmonis dan saling menghargai satu sama lain. Penyuluhan agama adalah usaha penyampaian ajaran Islam kepada umat manusia oleh seseorang atau kelompok orang secara sadar dan terencana, dengan berbagai methode yang baik dan sesuai dengan sasaran penyuluhan, sehingga berubahlah keadaan umat itu kepada yang lebih baik, untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 3 Aktivitas penyuluhan agama Islam sesungguhnya merupakan salah satu aktualisasi perintah dakwah yang diwajibkan dalam Islam pada setiap komunitas, baik secara individual maupun secara kolektif. Allah berfirman: 2 Mukhyar, Pengertian Penyuluh Agama, (Online) tersedia di http//dakwatuna.com//pengertian-penyuluhan-agama.html, diakses pada 14 Februari 2016 3 Pujiastuti, Peranan Penyuluh Agama Honorer dalam Bimbingan Keagamaan di Wilayah Mayoritas Non-Muslim, (Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yagyakarta, 2010) h.2

3 Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(q.s. Ali Imran/3: 104) Berdasarkan ayat di atas diketahui bahwa aktivitas dakwah kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merupakan kewajiban yang minimal harus dilakukan oleh sebagian kecil orang dalam sebuah komunitas/golongan masyarakat. Penyuluh Agama Honorer (PAH) adalah mitra bimbingan Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam sekaligus sebagai ujung tombak dalam kehidupan yang bermutu dan sejahtera lahir batin. Kedudukannya di tengah-tengah masyarakat Islam sangat penting dan peranannya cukup besar karena keilmuan yang diterapkannya kepada masyarakat. Perkembangan masyarakat yang semakin pesat dalam era globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan informasi, menuntut adanya Penyuluh Agama Islam yang lebih bermutu serta pengelolaan yang lebih baik dan rapi. Sebab tanpa adanya Penyuluh Agama Islam yang sesuai dengan tuntunan zaman dan tanpa dikelola dengan baik, maka usaha penyuluhan agama Islam akan berdaya guna dan berhasil guna lebih-lebih sasarannya pun saat ini semakin berkembang, menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Di samping itu beban tugasnya semakin berat, sebab Penyuluh Agama bukan saja membimbing umat Islam

4 dalam pengamalan agama tetapi juga member motivasi kepada umat dan berupaya menggerakan agar meningkatkan partisipasinya secara maksimal dalam menyukseskan program-program pembangunan melalui pintu dan bahasa agama. Melihat perkembangan Masyarakat sekarang ini seiring dengan maju nya perkembangan zaman yang serba modern dan juga masuk nya budaya luar di kehidupan sekarang ini sangat berpengaruh akan nilai-nilai keagamaan yang bisa merusak moral dan Agama di kehidupan masyarakat dan bangsa. Hal ini juga dirasakan oleh warga Kalimantan Selatan, peredaran Narkoba, pergaulan bebas bahkan nuansa ibadah sudah sangat asing bagi beberapa kalangan, tidak ada lagi rasa malu meninggalkan shalat, puasa dan lain-lain. Kekhawatiran ini juga dirasakan oleh para tokoh agama dan masyarakat di wilayah Kecamatan Tabunganen yang merupakan salah satu Kecamatan yang terletak di daerah pinggiran sungai Barito Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan. Tujuan utama pengutusan Rasulullah ke muka bumi ini sebenarnya untuk memperbaiki nilai-nilai moral (akhlak) yang berlaku di dalam suatu masyarakat, sebagaimana hadist riwayat Baihaqi yang berbunyi: ع ن أ يب ى ر ي ر ة ر ض ى اهلل ع ن و ق ال, ق ال ر س و ل اهلل ص لى اهلل ع ل ي و و س ل م إ ن ا ب ع ث ت ال ت مم م ك ار م األ خ ال ق )ر و اه الب ي ه اق ي( Merosotnya nilai-nilai relegius yang dianut oleh masyarakat secara otomatis akan menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh para penyuluh agama yang telah diberi wewenang dan tanggung jawab untuk memberikan penyuluhan

5 keagamaan kepada setiap lapisan masyarakat demi mempertahankan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai-nilai luhur yang diajarkan dalam agama. Untuk memaksimalkan hasil kerja para penyuluh agama, maka diangkatlah para penyuluh agama non PNS atau Penyuluh Agama Honorer (PAH). Meskipun berstatus honorer, kehadiran mereka penting untuk memaksimalkan penyebaran nilainilai keislaman di masyarakat (dakwah Islam). Para Penyuluh Agama Honorer (PAH) di Kecamatan Tabunganen ditujuk sebagai bentuk penghargaan bagi orang-orang yang berkiprah di dunia dakwah dalam kurun waktu tertentu dan telah memenuhi syarat administratif dari Kementrian Agama Republik Indonesia. Khusus untuk para Penyuluh Agama Honorer (PAH) di Kecamatan Tabunganen dipilih dari para pengajar Taman Pendidikan Al-Qur an dan para pemangku Majelis Ta lim. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti secara khusus aktivitas para Penyuluh Agama Honorer (PAH) di Kecamatan Tabunganen yang hasil penelitian tersebut akan penulis tuangkan dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi yang berjudul: Aktivitas Dakwah Islam Penyuluh Agama Honorer (PAH) di Kecamatan Tabunganen Kabupaten Barito Kuala.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa saja aktivitas dakwah Islam Penyuluh Agama Honorer (PAH) di Kecamatan Tabunganen Kabupaten Barito Kuala? 2. Apa saja hasil yang dicapai dari kegiatan Penyuluh Agama Honorer (PAH) di Kecamatan Tabunganen Kabupaten Barito Kuala? 3. Metode apa saja yang digunakan Penyuluh Agama Honorer (PAH) di Kecamatan Tabunganen Kabupaten Barito Kuala? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui aktivitas dakwah Islam Penyuluh Agama Honorer (PAH) di Kecamatan Tabunganen Kabupaten Barito Kuala. 2. Untuk mengetahui hasil kegiatan Penyuluh Agama Honorer (PAH) di Kecamatan Tabunganen Kabupaten Barito Kuala. 3. Untuk mengetahui metode yang digunakan Penyuluh Agama Honorer (PAH) di Kecamatan Tabunganen Kabupaten Barito Kuala. D. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan dalam menterjemahkan judul pada penelitian ini, maka dirumuskan beberapa definisi yang bersifat operasional sebagai berikut: 1. Aktivitas Dakwah

7 Aktivitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keaktifan, kegiatankegiatan, kesibukan atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan tiap bagian dalam tiap suatu organisasi atau lembaga. 4 Dakwah adalah kegiatan untuk mengajak dan menyeru manusia kepada Islam, agar manusia memperoleh jalan hidup yang baik, diridhoi oleh Allah sehingga hidup dan kehidupannya selama berada di dunia dan akhirat kelak, karena hakikat dari pada kehidupan dunia adalah penghantar untuk kehidupan akhirat yang abadi. 5 Aktivitas Dakwah adalah proses penyelenggaraan suatu usaha atau aktivitas yang dilakukan dengan sadar, sengaja dan berencana guna mempengaruhi pihak lain agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap pengahayatan serta pengamalan ajaran agama tanpa adanya unsur paksaan. 6 Adapun pengertian aktivitas dakwah secara operasional pada penelitian ini adalah kegiatan dakwah yang dilakukan oleh para Penyuluh Agama Honorer (PAH) di Kecamatan Tabunganen Kabupaten Barito Kuala. 2. Penyuluh Agama Honorer Penyuluh agama sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Agama RI Nomor 791 tahun 1985 adalah pembimbing umat beragama dalam rangka pembinaan mental, moral dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menjabarkan 4 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Kemendikbud, 2005) h.23 5 Rachmat Imampuro, Mengungkap Dakwah K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. MTs Hasyim Asy'ari Kalipucang Wetan Welahan Jepara, (Semarang: Badan Penerbitan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2010) h.65 6 M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2006) h.47

8 segala aspek pembangunan melalui bahasa Agama. 7 Adapun pengertian honorer pegawai yang tidak (atau belum) diangkat sebagai pegawai tetap atau setiap bulannya menerima honorarium (bukan gaji). 8 Penyuluh Agama Honorer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para penyuluh agama non PNS pada wilayah penyuluhannya berada di Kecamatan Tabunganen Kabupaten Barito Kuala. E. Signifikansi Penelitian Adapun hasil yang dicapai dalam penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk: 1. Sebagai bahan informasi bagi Penyuluh Agama Honorer (PAH) di Kecamatan Tabunganen Kabupaten Barito Kuala. 2. Sebagai pedoman bagi para peneliti khususnya Mahasiswa yang ingin meneliti dalam hal yang sama namun permasalahan dan sudut pandang yang berbeda. 3. Sebagai bahan khazanah perpustakaan IAIN Antasari umumnya dan Perpustakaan Fakultas Dakwah pada khususnya. 7 Kementrian Agama RI, Keputusan Menteri Agama RI Nomor 791 tahun 1985, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986) h.3 8 Syarif Adnan, Kamus Bahasa Indoensia, (Online) tersedia di https://id.wiktionary.org/wiki/pegawai_honorer.html. Diakses tanggal 23 Mei 2016

9 F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan ini penulis jabarkan ke dalam lima bagian yaitu: Bab I : pendahuluan memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikasi penelitian Bab II : Pengertian Penyuluh Agama dan Aktivitas Dakwah, Sejarah Penyuluh Agama di Indonesia, Pengertian Penyuluhan Agama Honorer, Fungsi dan Peranan Penyuluh Agama Honorer (PAH), Kewajiban dan Tujuan Dakwah Islamiyah Bab III : metode penelitian, memuat lokasi, subjek dan objek, data dan sumber data, serta metode dan teknik pengumpulan data, pengolahan data, waktu dan jadwal penelitian. Bab IV : pengolahan data dan analisis data, memuat gambaran umum lokasi, penyajian data, dan analisis data. Bab V : penutup, memuat kesimpulan dan saran.