BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dampak penerapan Tax Holiday (pembebasan pajak) pada penanaman modal asing di

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 2. Realisasi investasi industri pionir 2009-k1 2012

BAB I PENDAHULUAN. gelombang krisis ekonomi di dunia, bahkan berhasil menjadi negara yang meningkat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang terdiri dari pulau. Dan dengan luas wilayah ,32

Strategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 18 TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN. disebut sebagai desentralisasi. Haris dkk (2004: 40) menjelaskan, bahwa

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal langsung baik melalui penanaman modal asing maupun

1 P a g e. Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

sektor investasi dalam negeri, namun peningkatan dari sisi penanaman modal asing mampu menutupi angka negatif tersebut dan menghasilkan akumulasi

Account Representative

BAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PRESS CONFERENCE TENTANG KEBIJAKAN TAX HOLIDAY PMK 159/PMK.010/2015 JAKARTA, 27 AGUSTUS 2015

KEWENANGAN DAERAH DI BIDANG PENANAMAN MODAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN ACEH TIMUR

2011, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 te

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG

- 2 - Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Permohonan Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan;

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. Demi mencapai tujuan tersebut, ini adalah kegiatan investasi (penanaman modal).

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal tahun 1990 terdapat fenomena di negara negara pengutang yang

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2014 PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PIDIE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015.

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II PERKEMBANGAN INVESTASI ASING DI WILAYAH JAWA TENGAH SEBELUM GANJAR PRANOWO

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 31A Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 te

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Hakekat pemerintahan adalah pelayanan kepada rakyat. Pemerintah ada

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang pribadi ( natural person) ataupun badan hukum (juridical

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI MERANGIN PROVINSI JAMBI PERATURANDAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR: 3 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SOLOK SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENANAMAN MODAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI DAERAH

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERHITUNGAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2015

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI

2011, No Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republi

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran

- 2 - Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Permohonan Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan;

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN KENDAL

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN TERHADAP PENANAMAN MODAL DALAM PENANAMAN MODAL DI KOTA PADANG

SISTEM PELAYANAN TERPADU: STRATEGI PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DI DAERAH (Oleh : Asropi )

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

BAB IV PEMBAHASAN. a. Penjabaran Insentif pajak di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peranan daripada modal atau investasi. Modal merupakan faktor yang sangat

BAB VII PERPAJAKAN. Tahun 8 10: pengurangan pajak penghasilan badan dan perorangan sebesar 50%

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 103 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 3 TAHUN 2015 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

- 2 - Koordinasi Penanaman Modal Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Permohonan Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan Badan;

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang dapat di manfaatkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. nasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebih baik guna

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 25 TAHUN 2012

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RINGKASAN PAKET KEBIJAKAN PEREKONOMIAN TAHAP II TGL. 29 SEPTEMBER 2015

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI. Sampul Depan. 1. Daftar Isi Bab I : Pendahuluan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Pengertian...

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 6 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik adalah dengan mengukur tingkat investasi yang dimiliki oleh daerah

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DI KOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURAKARTA PERATURANDAERAHKOTASURAKARTA NOMOR 8 TAHUN2012 TENTANG PENANAMANMODAL DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA WALIKOTASURAKARTA,

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN/ATAU KEMUDAHAN KEPADA MASYARAKAT DAN/ATAU PENANAM MODAL

Bab II. Rumusan dan Advokasi Arah Kebijakan Pertanian

INVESTASI DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN. Investasi asing menjadi hal yang sangat penting bagi suatu Negara ataupun

BAB 8 PENUTUP. Manfaat Investasi terhadap Ekonomi

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Dari pembahasan dan analisis yang dilakukan oleh penulis berkenan dengan dampak penerapan Tax Holiday (pembebasan pajak) pada penanaman modal asing di Indonesia pada bab sebelumya. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Tax Holiday memiliki pengertian kebijakan dan fasilitas perpajakan yang diberikan pemerintah kepada penanam modal di Indonesia berupa pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan. Fasilitas tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor. 130/PMK 0.11/2011 pada 15 Agustus 2011. Kehadiran Tax Holiday merupakan turunan, hierarchy dan bentuk justifikasi Undang-Undang No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Pasal 18 (5) dan PP (Peraturan Pemerintah) No.94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan Pasal 29 dan Pasal 30. b. Tujuan diberlakukannya Tax Holiday adalah dalam rangka meningkatkan nilai investasi dan memperbaiki iklim ekonomi Indonesia menuju iklim yang kondusif. Tax Holiday merupakan penerapan untuk tujuan jangka panjang dalam rangka menarik investor, khususnya peran investor asing agar mau menanamkan modalnya di Indonesia. Ekspansi industri dan pembenahan infrastruktur negara merupakan bagian dari tujuan penerapan kebijakan ini, khususnya ekspansi pada sektor industri pionir yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, dan memiliki 136

nilai strategis bagi perekonomian nasional. Karena diyakini dengan memaksimalkan investasi pada sektor industri tersebut menimbulkan efek domino pada sektor industri kecil dan mikro. c. Dua faktor utama Tax Holiday diberlakukan di Indonesia. Pertama Indonesia membutuhkan dukungan kebijakan fiskal untuk menarik investasi asing langsung dan yang kedua adalah faktor persaingan tingkat regional dalam menarik investasi. Dan di masa sekarang, Indonesia memiliki empat faktor yang mendukung keberlangsungan investasi asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Keempat faktor tersebut adalah jumlah penduduk yang sangat besar, biaya tenaga kerja yang relatif murah, ketersediaan lahan yang lebih luas, dan masih memiliki sumber daya alam yang banyak. Maka kebijakan Tax Holiday dapat menjadi harapan dalam rangka menarik investasi asing langsung. d. Selain peningkatan investasi, keberadaan Tax Holiday juga dikarenakan rasa motivasi yang tumbuh akibat persaingan ekonomi yang semakin ketat terhadap negara-negara berkembang lainnya yang telah menerapkan kebijakan ini lebih dulu seperti Malaysia dan Thailand. e. Tujuan peningkatan nilai investasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak bisa berhasil apabila hanya mengandalkan fasilitas Tax Holiday saja, karena fasilitas ini hanya berperan sebagai pemanis untuk menarik minat investor asing. Usaha lain yang dapat dilakukan seperti penciptaan birokrasi investasi yang lebih mudah dan sederhana, kepastian hukum yang kuat dan implementasi otonomi daerah yang harus sudah jelas serta penghindaran prektek pungutan liar (pungli). 137

f. Meskipun implikasi dari penerapan Tax Holiday belum dapat terlihat signifikansinya karena kebijakan tersebut baru saja diterapkan. Namum analisis dampak dari kebijakan ini adalah Tax Holiday diyakini merupakan pemilihan alternatif yang tepat oleh pemerintah dalam memperbaiki iklim investasi dan infrastruktur Indonesia dikarenakan faktor lingkungan industri yang menjanjikan, khususnya pada sektor industri pionir yang memberikan banyak peluang pada Tax Holiday untuk berperan dalam peningkatan investasi tersebut. Dampak tersebut diharapkan berupa pencapaian target realisasi investasi sebesar Rp 283.5 triliun di 2012 dan sampai dengan Rp 506.9 triliun di 2014, pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 7.7% di 2014, penyerapan tenaga kerja yang meningkat 4 kali lipat dari pencapaian kuartal 1 di 2012. Kemungkinan tersebut didukung dari semakin meningkatnya nilai realisasi Investasi yang meningkat secara signifikan setiap tahunnya hingga kuartal 1 di tahun 2012, peningkatan penyerapan tenaga kerja di Indonesia, meningkatnya kebutuhan pasokan produksi di dalam negeri, dan dimulainya pemerataan pembangunan industri diluar pulau Jawa. Peluang keberhasilan juga terlihat dari antusiasme investor dengan terdapatnya 85 perusahaan yang mengajukan fasilitas Tax Holiday. g. Pada segi pendapatan negara, potensi pendapatan melalui penerimaan pajak diduga akan memberi dampak kehilangan penerimaan pajak penghasilan badan dalam waktu yang tidak permanen. Potensi kehilangan tersebut dinilai tidak akan merugikan negara dalam jangka panjang dikarenakan Tax Holiday berpotensi memberikan dampak berganda (multiplier effect) bagi dunia usaha. Dengan 138

demikian, penerimaan pajak justru akan melonjak dalam jangka panjang. Pemberian pembebasan pembayaran pajak hanya pada pajak penghasilan badan saja, tidak pada pajak dalam bentuk lain. Potensi kehilangan pajak penghasilan tersebut dapat digantikan oleh peran penerimaan pajak penghasilan dalam bentuk lainnya, yaitu PPh 21, PPh 23, PPh Pasal 4 ayat (2)/ PPh Final, PBB, dan PPn. Sehingga secara teoritis, pemberian Tax Holiday di Indonesia diyakini akan memberikan keuntungan dari segi penerimaan pajak dalam jangka panjang. V.2. Saran Berdasarkan pembahasan dan simpulan yang telah dibahas, adapun saran yang dapat diberikan penulis sebagai bentuk dukungan atas pelaksanaan Tax Holiday di Indonesia adalah sebagai berikut: a. Pemberian Tax Holiday di Indonesia baru-baru ini memang disuguhkan atas kepentingan perbaikan iklim investasi, tanpa dan dengan adanya fasilitas tersebut, Indonesia sebaiknya lebih dulu berupaya agar maksimal membenahi infrastruktur dan birokrasi dalam menarik minat investor. Pembenahan infrastruktur dilakukan dengan cara membangun konektivitas secara merata di daerah maju ataupun daerah berkembang, seperti Indonesia bagian timur, pengadaan pendukung konektivitas domestik, dan mitigasi bencana. b. Pengajuan Tax Holiday yang belum membuahkan hasil sampai dengan saat ini menandakan bahwa prosedur yang dilakukan belum sesuai dengan yang dilampirkan dalam teori, seharusnya hal ini bisa dipermudah dengan proses pertimbangan yang tidak berbelit-belit dan perencanaan yang lebih matang. Kemudian pada mekanisme perizinan dan pengajuan disarankan pemerintah 139

memberikan batasan tegas menyangkut kewenangan perizinan sehingga tidak menimbulkan konflik bagi pemerintah daerah dengan pusat, terlebih lagi dengan maraknya pungutan liar yang terjadi. Kondisi tersebut dapat membuat proyek insentif ini gagal di tengah jalan karena enggannya investor untuk berinvestasi. Pada BKPM, lebih memaksimalkan penerapan kemudahan investasi yang diberikan berupa peningkatan mutu layanan pada PTSP dan peningkatan koordinasi komunikasi antara investor (masyarakat) dengan pihak pemerintahan. c. Terdapat banyak kemajuan dalam soal regulasi pada fasilitas Tax Holiday, tetapi implementasi di lapangan masih jauh dari yang diharapkan, menurut penulis seharusnya level koordinasi antara pemerintah dengan pemerintah daerah lebih ditingkatkan dan dipererat. Selain itu penyampaian yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat sebaiknya lebih mudah untuk dipahami, yaitu dengan penyampaian yang sejalur dengan peraturan sehingga tidak menimbulkan perbedaan pemahaman yang berakibat keinginan pengusaha untuk berinvestasi menyurut. Ditambah dengan melibatkan banyak pihak terkait dalam mempromosikan fasilitas ini kepada negara tetangga, dengan dibantu peran Departemen Pariwisata dan Departemen Perdagangan agar pelaksanaan kebijakan yang tergolong baru ini dapat lebih dirasakan manfaatnya dalam jangka pendek. d. Dikarenakan fasilitas Tax Holiday masih tergolong baru dan belum memberi kontribusi secara signifikan, pemerintah masih memiliki waktu banyak dalam membenahi struktur dan sistem perpajakan di Indonesia agar dapat membangun iklim investasi dan bisnis yang baik serta kemungkinan kehilangan pajak yang 140

diperkirakan memang benar tidak signifikan, pembenahan dilakukan dengan cara Dirjen Pajak harus menerapkan sistem dan aturan yang mudah, transparan, tegas, dan tidak abu-abu. Hal itu diperlukan guna mencegah terjadinya polemik atau yang terburuk potensi timbulnya sarang koruptor untuk mendapat keuntungan. Selain itu, perlu dilakukannya evaluasi atas pelaksanaan insentif ini pada periode berjalan guna mengetahui apakah insentif tersebut telah memberi manfaat yang signifikan dan sesuai tujuan awal. 141