PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP FITOREMIDIASI LIMBAH Zn MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes)

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PENELITIAN KOLABORATIF. FITOREMIDIASI LIMBAH Zn MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes)

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mengakibatkan bertambahnya limbah yang masuk ke lingkungan. Limbah

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan

Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Seng (Zn) Menggunakan Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

Anis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan

Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK

FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR INDUSTRI ELEKTROPLATING DENGAN MENGGUNAKAN TANAMAN AIR (Azolla microphylla)

Klorin merupakan unsur halogen yang sangat reaktif sehingga mudah bereaksi dengan senyawa organik maupun senyawa lainnya. Xu dkk (2005) melaporkan

Modul 5 Bioremediasi Polutan Organik

I. PENDAHULUAN. melebihi ambang batas normal (Widowati dkk, 2008). aktivitas manusia atau proses alam. Pencemaran terjadi karena adanya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

barang tentu akan semakin beraneka ragam pula hasil buangan sampingnya. Dari

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 1, Januari 2011, Halaman ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal

I. PENDAHULUAN. kesehatan lingkungan. Hampir semua limbah binatu rumahan dibuang melalui. kesehatan manusia dan lingkungannya (Ahsan, 2005).

Konservasi Tanah & Remediasi. Angga Yuhistira

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

Pencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di. sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas kehidupan manusia yang dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Natalina 1 dan Hardoyo 2. Surel : ABSTRACT

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang

Fitoremediasi Air terkontaminasi Nikel dengan menggunakan tanaman Ki Ambang (Salvinia molesta)

FITOREMEDIASI LOGAM BERAT Cd MENGGUNAKAN KI AMBANG (Salvinia molesta) PADA MEDIA MODIFIKASI LUMPUR SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi dan Taksonomi Kayu Apu (Pistia stratiotes)

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perindustrian kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang pesat khususnya di kota-kota besar,

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI TEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 2014). Badan Pusat Statistik (2013) menyebutkan, di provinsi Daerah Istimewa. satunya adalah limbah minyak pelumas bekas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: KIAMBANG (Pistia stratiotes) SEBAGAI AGEN FITOREMEDIASI LOGAM KROM (Cr) ABSTRAK

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi

SKRIPSI. Disusun Oleh: Angga Wisnu H Endy Wisaksono P Dosen Pembimbing :

Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Zn dan Cu Dengan Menggunakan Tanaman Akar Wangi (Vetiveria Zizanioides)

STUDI EFEKTIVITAS FITOREMEDIASI TANAMAN PAPYRUS PAYUNG GUNA MEREDUKSI LOGAM BESI DAN MANGAN PADA AIR LIMBAH PABRIK KULIT

Eko Siswoyo, Kasam, Dian Widyanti

Analisis Penurunan Kadar Cr, Cd DAN Pb Limbah Laboratorium Dasar Ppsdm Migas Cepu Dengan Adsorpsi Serbuk Eceng Gondok (Eichornia crassipes)

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa meluapnya lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

Oleh: Hernayanti dan Elly Proklamasiningsih Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto (Diterima: 4 Oktober 2004, disetujui: 6 Nopember 2004)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai penanganan pencemaran limbah laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

BAB I PENDAHULUAN. peruntukannya. Menurut Kristanto (2002:71) pencemaran air adalah. penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal.

BAB I PENDAHULUAN. mengaplikasikan sifat-sifat alami proses naturalisasi limbah (self purification).

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

LIMBAH CAIR PENYAMAKAN KULIT DENGAN TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Cekaman Kromium pada Limbah Cair Batik terhadap Pertumbuhan Eichornia crassipes dan Salvinia molesta

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksploratif, untuk mengetahui tingkat pencemaran

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBUATAN POLYBAG ORGANIK SEBAGAI TEMPAT MEDIA PEMBIBITAN DARI AMPAS TEBU (Saccharum officinarum)

BAB I PENDAHULUAN. tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KRAKAT DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN INDIKATOR LARVA

Nur Rahmah Fithriyah

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

FITOREMEDIASI AIR TERCEMAR POLUTAN AMONIAK DENGAN MEMANFAATKAN ECENG GONDOK (EICHORNIA CRASSIPES)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang pesat ternyata membawa dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, untuk mengetahui respon

Study Penyerapan Kromium Dengan Kayu Apu (Pistia stratiotes, L)*

BAB I PENDAHULUAN. pada kerak bumi. Merkuri sangat jarang dijumpai sebagai logam murni (native mercury) dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama dipenuhi dengan mengembangkan suplai batu bara, minyak dan gas alam.

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

I. PENDAHULUAN. Industri tahu telah berkontribusi dalam penyediaan pangan bergizi,

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan

ISOLASI DAN KARAKTERISASI LOGAM BERAT TEMBAGA DARI TANAMAN ECENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES) MENGGUNAKAN ELEKTROLISIS SKRIPSI

Transkripsi:

PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP FITOREMIDIASI LIMBAH Zn MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) Emi Erawati dan Harjuna Mukti Saputra Program Studi Teknik Kimia Jl. A.Yani. Tromol Pos I Pabelan, Kartasura, Surakarta 57102 Emi.Erawati@ums.ac.id ABSTRAK Pada penelitian ini, Eceng Gondok (Eichornia crassipes) akan dimanfaatkan untuk proses fitoremediasi air limbah Zn. Eceng gondok dipilih sebagai tanaman fitoremidiasi karena merupakan jenis gulma air yang sangat cepat tumbuh dan mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan baru yang sangat besar sehingga merupakan gangguan kronis dan sulit dikendalikan. Bahan yang digunakan dalam penelitian terdiri dari eceng gondok, zink powder, dan aquadest. Alat yang digunakan adalah botol air mineral. Penelitian dibagi dalam 2 tahap aklimatisasi dan fitoremidiasi. Pada tahap aklimatisasi eceng gondok dimasukkan ke dalam 500 ml aquadest. Eceng gondok berada didalam aquadest selama 216 jam atau 9 hari. Pada tahap fitoremidiasi eceng gondok yang telah di-aklimatisasi dimasukkan kedalam limbah Zn dengan asi 1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9 ppm. Pitoremidiasi dilakukan selama 9 hari dan setiap 24 jam tanaman diukur massa tanaman, panjang daun, dan akar. Pada variasi asi sebesar 1 ppm limbah cair Zn terjadi kenaikan massa tanaman dari berat awal 92,81 gram menjadi 96,988 gram selama 9 hari. Namun tanaman mengalami kerontokan pada akar dan daun sehingga menguning. Pada asi 2 ppm sampai 7 ppm terjadi penurunan massa tanaman pada hari ke-8. Namun tanaman belum mengalami kematian. Eceng gondok mengalami gejala awal dari kematian tanaman, yaitu akar yang mulai rontok, daun menguning, dan daun layu. Pada asi 8 ppm terjadi penurunan massa tanaman pada hari ke 6 sampai hari ke 9, dan pada asi 9 ppm terjadi penurunan massa tanaman pada hari ke 6 juga sampai hari ke 9. Dan pada air kran, tanaman kayu terus mengalami kenaikan massa hingga hari ke 9. Kata kunci : eceng gondok, fitoremidiasi, limbah zn PENDAHULUAN Limbah adalah konsekuensi logis dari pendirian pabrik. Limbah yang mengandung senyawa kimia berbahaya dan beracun dengan asi tertentu akan lepas ke dalam lingkungan sehingga mengakibatkan pencemaran air, tanah, maupun udara. Pada saat limbah telah terlepas ke lingkungan 24

industri harus bertanggungjawab terhadap pengolahan limbah tersebut. Proses pengolahan dapat diklasifikasikan melalui proses fisika, kimia, dan biologis. Metode pengolahan air limbah dapat berupa metode pengolahan secara fisika, kimia dan biologi. Dari ketiga metode tersebut yang dinilai paling efisien dalam menurunkan zat organik dalam air limbah dengan biaya relatif murah adalah dengan metode pengolahan biologis [1]. Dari beberapa metode pengolahan biologis, penggunaan tanaman air merupakan metode yang relatif baru untuk menurunkan kadar bahan organik Zn di perairan. Metode pengolahan limbah dengan menggunakan tanaman air dikenal dengan fitoremidiasi. Pada penelitian ini tanaman yang akan dimanfaatkan untuk proses remediasi adalah Eceng Gondok (Eichornia crassipes). Dengan dilakukannya proses fitoremediasi ini diharapkan dapat memulihkan kualitas air limbah Zn lebih cepat dibanding tanpa proses tersebut dan sekaligus sebagai upaya pelestarian lingkungan yang melibatkan keragaman biotik. Eceng gondok dipilih sebagai tanaman fitoremidiasi karena merupakan jenis gulma air yang sangat cepat tumbuh dan mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan baru yang sangat besar sehingga merupakan gangguan kronis dan sulit dikendalikan (Tjitrosoepomo, 2000). Pada umumnya tumbuhan akan menyerap unsur-unsur hara yang larut dalam air dan dari tanah melalui akar-akarnya. Semua tumbuhan mempunyai kemampuan menyerap yang memungkinkan pergerakan ion menembus membran sel, mulai dari unsur yang berlimpah sampai dengan unsur yang sangat kecil dibutuhkan tanaman dan ternyata dapat diakumulasikan oleh tanaman. Umumnya tanaman air sangat tahan terhadap kadar unsur hara yang sangat rendah dalam air tetapi responnya terhadap kadar hara yang tinggi juga sangat besar TINJAUAN PUSTAKA Phyto berasal dari kata Yunani/Greek phyton yang artinya tumbuhan/tanaman/plant. Remediation berasal dari kata latin remediare (to remedy) yang berarti memperbaiki/menyembuhkan atau membersihkan sesuatu. Jadi fitoremediasi merupakan suatu sistim dimana tanaman tertentu yang bekerjasama dengan mikroorganisme dalam media (tanah, koral, dan air) dapat mengubah zat pencemar menjadi kurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna secara ekonomi. Proses dalam sistem ini berlangsung secara alami dengan enam tahap proses secara yang dilakukan tumbuhan terhadap zat kontaminan/pencemar yang ada disekitarnya. Menurut [3] penelitian pitoremidiasi menggunakan Hg telah dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan asi Pb, yaitu 0, 10, 100, 1000, 2000 dan 3000 ppm, masing-masing diulang 3 kali. Parameter yang diamati adalah berat kering sampel akar dan daun, kadar Pd dan Hg dalam daun, akar dan media tanam, dan morfologi tanaman. Data yang diperoleh berupa kandungan Pb di akar, daun dan media tanam serta berat kering dianalisis dengan analisis sidik ragam (uji F) menggunakan program Minitab versi 13.20. Penelitian tentang fitoremidiasi dengan menggunakan Zn telah dilakukan dengan variabel yang digunakan asi Zn tanpa perlakuan dan dengan perlakuan, jenis tanaman ( transgeniks. Nigrum 25

L dan S. Nigrum L normal ), dan waktu pemaparan (selama daur hidup tanaman tersebut antar 0 sampai dengan 26 minggu). Hasil dari penelitian adalah kinetika pertumbuhan tanaman S. Nigrum L baik tanaman normal maupun transgenik tidak terpengaruh oleh pemaparan Zn lebih dari 200 mg/kg media, sesuai persamaan Monod tanpa mengalami fase penyesuaian (lag phase) dengan laju pertumbuhan rata-rata 0,9 minggu. Dengan bertambahnya umur, kemampuan tanaman S. Nigrum L dalam menyerap akan naik dan akan optimal pada umur 12 sampai dengan 14 minggu, kemudian menurun sampai berakhirnya daur hidup. Sehingga pada aplikasinya akan optimal jika dipanen pada umur tersebut. Kemampuan tanaman S. Nigrum L dalam menyerap dan mengakumulasi logam berat Zn pada asi yang tidak berbeda jika dibandingkan dengan yang dapat diserap oleh tanaman normalnya. Ada beda translokasi logam berat Zn, untuk tanaman S. Nigrum L transgenik lebih cenderung ke akar sekitar 40 %, sedangkan tanaman normalnya lebih cenderung ke akar sekitar 42%. METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam penelitian terdiri dari eceng gondok, zink powder, dan aquadest. Alat yang digunakan adalah botol air mineral. Penelitian dibagi dalam 2 tahap aklimatisasi dan fitoremidiasi. Pada tahap aklimatisasi eceng gondok dimasukkan ke dalam 500 ml aquadest. Eceng gondok berada didalam aquadest selama 216 jam atau 9 hari. Pada tahap fitoremidiasi eceng gondok yang telah diaklimatisasi dimasukkan kedalam limbah Zn dengan asi 1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9 ppm. Pitoremidiasi dilakukan selama 9 hari dan setiap 24 jam tanaman diukur massa tanaman, panjang daun, dan akar. Menurut [2] Hasil penelitian yang telah dilakukan di bak percobaan menunjukkan bahwa penggunaan eceng gondok dengan penutupan 50% dari luas area percobaan pengolahan limbah cair tahu dapat menurunkan residu tersuspensi 75,74 85,5 % dan COD 55,52 76,83 % HASIL DAN PEMBAHASAN Limbah Zn yang sudah difitoremidiasi selama 9 hari diuji dengan menggunakan Atomic Absorption Spect (AAS). Hasil uji dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil Uji AAS pada Berbagai Konsent No Kode Sampel Para Meter Hasil Pengukuran (ppm) 1 Sampel 1 Zn 0,168 2 Sampel 2 Zn 0,103 3 Sampel 3 Zn 0,079 4 Sampel 4 Zn 0,062 5 Sampel 5 Zn 0,074 6 Sampel 6 Zn 0,089 7 Sampel 7 Zn 0,089 8 Sampel 8 Zn 0,169 9 Sampel 9 Zn 0,080 Fitoremidiasi menggunakan eceng gondok dengan variasi asi limbah cair Zn yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 ppm. Setelah 9 hari perubahan massa dari eceng gondok dapat dilihat pada Gambar 1. 26

massa (gram) Waktu (jam) 1ppm 2ppm Gambar 1. Perubahan Massa Tanaman terhadap Waktu Panjang Akar (cm) waktu (jam) asi 1ppm asi 2ppm asi 3ppm asi 4ppm asi 5ppm Berdasarkan Gambar 1, menunjukkan terjadinya perubahan massa eceng gondok yaitu adanya penurunan berat pada tanaman tersebut. Hal ini disebabkan oleh faktor perbedaan asi limbah cair Zn dalam setiap wadah yang berisi tanaman eceng gondok sehingga tingkat penyesuaian atau adaptasi tanaman pun akan berbeda-beda. Hasil percobaan memperlihatkan bahwa pada penggunaan asi 1 ppm limbah cair Zn terjadi kenaikan massa tanaman dari berat awal 92,81 gram menjadi 96,988 gram selama 9 hari. Namun tanaman mengalami kerontokan pada akar dan daun sehingga menguning. Pada asi 2 ppm sampai 7 ppm terjadi penurunan massa tanaman pada hari ke-8. Namun tanaman belum mengalami kematian. Eceng gondok mengalami gejala awal dari kematian tanaman, yaitu akar yang mulai rontok, daun menguning, dan daun layu. Pada asi 8 ppm terjadi penurunan massa tanaman pada hari ke 6 sampai hari ke 9, dan pada asi 9 ppm terjadi penurunan massa tanaman pada hari ke 6 juga sampai hari ke 9. Dan pada air kran, tanaman kayu terus mengalami kenaikan massa hingga hari ke 9. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dan ditunjukkan oleh Gambar 5 maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kandungan asi limbah cair Zn, maka akan semakin cepat terjadi penurunan berat massa pada tanaman eceng gondok. Untuk hasil percobaan pada perubahan panjang akar terhadap waktu dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Perubahan Panjang Akar Terhadap Waktu Pada Gambar 2. menunjukkan bahwa terjadi kenaikan panjang akar pada tiap-tiap asi yang tidak begitu signifikan dan penurunan panjang akar dihari yang berbeda karena bedanya asi. Penurunan panjang akar ini terjadi karena faktor kerontokan yang terjadi pada akar eceng gondok. Berdasarkan Gambar 2 dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi kandungan asi limbah cair Zn, maka akan semakin cepat terjadinya kerontokan pada akar tanaman eceng gondok, namun tanaman belum mati. Untuk hasil percobaan pada perubahan panjang daun terhadap waktu dapat dilihat pada Gambar 3. Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa terjadi pertambahan panjang daun yang tidak begitu signifikan pada tiaptiap asi, hal ini dikarenakan dalam pertumbuhan daun memerlukan waktu yang lebih lama sedangkan percobaan ini hanya dilakukan selama 216 jam atau 9 hari. Dari Gambar 7 terjadinya penurunan panjang daun pada setiap asi, hal ini dikarenakan daun yang mulai layu karena pengaruh kandungan Zn dalam air. Dari hasil Gambar 3 dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kandungan asi limbah cair Zn, maka akan semakin cepat terjadinya penurunan panjang daun disebabkan karena daun mulai layu. 27

Panjang Daun (cm) waktu (jam) asi 1ppm asi 2ppm asi 3ppm asi 4ppm asi 5ppm akar, dan panjang daun terhadap tanaman tersebut. 2. Dari hasil uji analisis dengan metode Atomic Absorption Spect menunjukkan bahwa penurunan tertinggi kadar logam Zn terjadi pada asi 4 ppm menjadi 0,062 ppm dan penurunan terendah terdapat pada asi awal sebesar 9 ppm menjadi 0,169 ppm SARAN Gambar 3. Perubahan Panjang Daun terhadap Waktu KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di dapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Semakin tinggi asi limbah Zn semakin cepat terjadi penurunan berat massa, panjang 1. Perlu diperpanjangnya waktu penilitian agar mendapat hasil yang maksimal. 2. Tempat yang digunakan untuk proses Fitoremidiasi diperbesar agar pertumbuhan tanaman tidak terhambat. DAFTAR PUSTAKA [1] Momon, M.H. dan Meilani, L., 1997, Tingkat Pencemaran Air Limbah Rumah Tangga, Jurnal Penelitian Pemukiman, 13 (1) : 34-42. [2] Rossiana, N., Supriatun, T., Dhahiyat, Y., 2001, Fitoremidiasi Limbah Cair dengan Eceng Gondok (Eichornia crassipes (Mart) Solms) dan Limbah Padat Industri Minyak Bumi dengan Sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) Bermikoriza, Universitas Padjajaran, Bandung. [3] Suryadi, Y., 2012, Fitoremediasi Timbal (Pb) Dan Hg Dalam Air Tercemar Oleh Tanaman Eceng Gondok, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung [4] Tjitrosoepomo, G., 2000, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 28