SINDROMA METABOLIK PADA LANSIA. Hendra Kurniawan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

dokumen-dokumen yang mirip
SINDROM METABOLIK [ ARTIKEL REVIEW ] Sandra Rini Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

SINDROM METABOLIK [ ARTIKEL REVIEW ] Sandra Rini Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

Angka Kejadian dan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 di 78 RT Kotamadya Palembang Tahun 2010

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA ANTARA LAKI-LAKI DEWASA MUDA OBESITAS DAN NON OBESITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

ABSTRAK GAMBARAN DEMOGRAFI DAN PENGETAHUAN MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA TENAGA EDUKATIF TETAP DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

GAMBARAN OBESITAS SENTRAL PADA MAHASISWA LAKI-LAKI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara mengingat beban biaya serta morbiditas dan mortalitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB 1 PENDAHULUAN. Karena lemak tidak larut dalam air, maka cara pengangkutannya didalam

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

KAJIAN TINGKAT KECENDERUNGAN PRIA DENGAN TESTOSTERON DEFICIENSI SYNDROM TERHADAP RISIKO MENDERITA METABOLIC SYNDROM

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU SENJA CERIA SEMARANG TAHUN 2013

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON

Testosteron Deficiency Syndrome ( TDS ) & Metabolic Syndrome ( METS )

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

Kata Kunci : Diabetes, Pola Makan, Aktifitas Olahraga, Keluarga

Gambaran Profil Lipid dan Tekanan Darah Pegawai Negri Sipil Sekretariat Daerah Provinsi Riau dan Hubungannya dengan Resiko Diabetes Melitus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Hidayat, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit. kronis yang disebabkan oleh gula darah tinggi dan

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

PREVALENSI HIPERTENSI PADA PENDUDUK UMUR 30 TAHUN HINGGA 80 TAHUN DI KECAMATAN TEMBUKU BANGLI BALI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM gestasional. 2 Angka kejadian DM

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

PENCEGAHAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS MELALUI PROGRAM PENYULUHAN DAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH DI DUKUH CANDRAN DESA SENTONO KLATEN JAWA TENGAH

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

GAMBARAN KADAR GULA DARAH DAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK TROMBOTIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 30% dan angka kejadiannya lebih tinggi pada negara berkembang. 1 Menurut. diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

SINDROMA METABOLIK DI KOTA JAYAPURA. FKM Universitas Cendrawasih Jayapura Papua

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

ABSTRAK. EFEK BUAH MELON SKY ROCKET (Cucumis melo L.) TERHADAP TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan yang lebih penting lagi. kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi karena

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu masalah gizi yang paling umum di Amerika merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS PADA LANSIA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU TAHUN 2016.

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kematian di Asia Tenggara paling banyak disebabkan oleh penyakit

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi sindrom metabolik sangat bervariasi, disebabkan karena

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

ABSTRAK FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JUNI-AGUSTUS 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

4.6 Instrumen Penelitian Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Etika Penelitian BAB V.

PROPORSI ANGKA KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PENDERITA DIABETES MELITUS TAHUN 2009 DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

ABSTRAK GAMBARAN USIA, JENIS KELAMIN, LINGKAR PERUT DAN BERAT BADAN PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RS IMMANUEL. Aming Tohardi, dr.

GAMBARAN ASUPAN GIZI PADA PENDERITA SINDROM METABOLIK DI RW 04 KELURAHAN SIDOMULYO BARAT KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU


Transkripsi:

SINDROMA METABOLIK PADA LANSIA Hendra Kurniawan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember Email: hendrakurniawan@unmuhjember.ac.id ABSTRAK Sindroma Metabolik merupakan kelainan metabolik kompleks yang diakibatkan oleh peningkatan obesitas. Sindroma ini merupakan kumpulan dari faktor faktor resiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Prevalensi kejadian Sindroma metabolik meningkat setiap tahunnya. Data epidemiologi menyebutkan prevalensi Sindroma metabolik dunia adalah 20 25%. Penyebab dari Sindroma metabolik belum diketahui secara pasti namun berkaitan dengan resistensi insulin yang akan menyebabkan terjadinya stress oksidatif dan terjadinya disfungsi endotel. Kriteria diagnosis Sindroma metabolik saat ini mengacu pada kriteria diagnosis WHO, NCEP ATP III, dan IDF yang meliputi obesitas sentral, hipertrigliseridemia, hipertensi, hiperglikemia dan mikroalbuminuria. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain deskriptif eksploratif yang bertujuan mengidentifikasi prevalensi Sindroma Metabolik pada lansia di Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di RT 4 / RW 10 Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember. Hasil penelitian ini adalah tiga kriteria sindroma metabolik yang diukur, hanya tekanan darah saja yang menunjukkan kelainan berupa hipertensi pada 9 dari 16 responden, sedangkan 2 kriteria lainnya seperti obesitas dan metabolime glukosa masih berada pada rentang normal. Berdasarkan hasil penelitian disarankan bagi lansia untuk menjaga pola hidup sehat seperti berolahraga, mengurangi atau menghentikan konsumsi rokok, dan menjaga pola diet sehat seperti diet rendah garam, rendah lemak, serta konsisten mengunjungi posyandu lansia. Kata kunci: sindroma metabolik, lansia. ABSTRACT Metabolic syndrome is a complex metabolic disorder caused by increased obesity. This syndrome is a collection of risk factors for cardiovascular disease. Prevalence of incidence Metabolic syndrome increases annually. Epidemiological data says the prevalence of the world's metabolic syndrome is 20-25%. The cause of metabolic syndrome is not yet known for certain but is associated with insulin resistance which will lead to oxidative stress and the occurrence of endothelial dysfunction. Criteria for diagnosis Current metabolic syndrome refers to the WHO diagnostic criteria, NCEP ATP III, and IDF which include central obesity, hypertriglyceridemia, hypertension, hyperglycemia and microalbuminuria. This research was conducted by using descriptive explorative design aimed to identify the prevalence of Metabolic Syndrome in elderly in Kalisat Sub-district, Jember District. The population in this study is all elderly in RT 4 / RW 10 District Kalisat Jember District. The results of this study were three criteria of metabolic syndrome measured, only blood pressure showed hypertensive disorder in 9 of 16 respondents, while 2 other criteria such as obesity and glucose metabolism were still in the normal range. Based on the research results suggested for elderly to maintain healthy lifestyle such as exercise, reduce or stop cigarette consumption, and maintain healthy diet patterns such as low-salt diet, low fat, and consistently visit posyandu elderly. Keywords: metabolic syndrome, elderly. Hendra Kurniawan 44

PENDAHULUAN Konsep dari Sindroma Metabolik telah ada sejak ±80 tahun yang lalu, pada tahun 1920, Kylin, seorang dokter Swedia, merupakan orang pertama yang menggambarkan sekumpulan dari gangguan metabolik, yang dapat menyebabkan resiko penyakit kardiovaskuler aterosklerosis yaitu hipertensi, hiperglikemi dan gout (Eckel, dkk, 2005). Pada tahun 1988, Reaven menunjukkan berbagai faktor resiko seperti dislipidemi, hiperglikemi dan hipertensi secara bersamaan dikenal sebagai multiple risk factor untuk penyakit kardiovaskuler dan disebut dengan Sindroma X. Selanjutnya Sindroma X ini dikenal dengan Sindroma resistensi insulin. Dan kemudian NCEP-ATP III menamakan dengan istilah Sindroma Metabolik. Konsep Sindroma Metabolik ini telah banyak diterima secara Internasional (Reaven, 1988). Berdasarkan tinjauan dari beberapa studi, didapatkan angka prevalensi Sindroma Metabolik pada populasi urban laki-laki yaitu dari 8% (India) sampai24% (Amerika Serikat), sedang untuk wanita dari 7% (Perancis) sampai 46% (India) (Cameron, 2004). Sedangkan di Indonesia prevalensi Sindroma Metabolik sekitar 13,13% (Soegondo, 2004). Proses menua merupakan proses terus - menurus atau berkelanjutan secara alami dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup, misalnya terjadinya kehilangan pada otak, susunan saraf, dan jaringan lain, hingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Pada lansia secara lambat dan progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menempuh semangkin banyak penyakit degeneratif misalnya hipertensi, arteriosklerosis, diabetes melitus, dan kanker yang akan menyebabkan berakhirnya hidup dengan episode terminal yang dramatis, seperti stroke, infark miokard, koma asidotik, kanker metastasis, dan sebagainya. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain deskriptif eksploratif yang bertujuan mengidentifikasi prevalensi Sindroma Metabolik pada lansia di Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di RT 4 /RW 10 Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember. Pengambilan data dilakukan di posyandu lansia RT 4/RW 10 Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember pada bulan Juni 2016. Hendra Kurniawan 45

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, telah dikumpulkan beberapa data yang didapat dari posyandu lansia di RT 4/ RW 10 Kecamatan Kalisat Kabupaten jember dengan jumlah total 16 lansia. Hasil analisis statistic diskriptif berkaitan dengan jenis responden dapat diketahui bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 11 orang (68%) dan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 5 (32%). Hasil analisis statistic diskriptif dengan kategori usia lanjut dapat diketahui bahwa responden dengan usia pertengahan sebanyak 10 orang (63%), responden dengan usia lanjut berjumlah 5 orang (31%) dan responden dengan kategori usia tus berjumlah 1 orang (6%). Hasil analisis statistik diskriptif dengan kategori tekanan darah menunjukkan bahwa responden dengan tekanan darah normal (110-120/70-80mmHg sebanyak 7 orang (43%), dan responden dengan kategori tekanan darah (TD) > 130/85 mmhg sebanyak 9 orang (57%). Hasil analisis statistic diskriptif dengan kategori lingkar pinggang dapat diketahuai bahwa responden dengan lingkar pinggan normal sebanyak 13 orang (81%) dan responden dengan lingkar pinggang tidak normal senanyak 3 orang (19%). Hasil analisis statistic diskriptif dengan kategori gula darah menunjukkan bahwa responden dengan kadar gula darah normal sebanyak 12 orang (75%) dan responden dengan kadar gula darah hiperglikemi sebanyak 4 orang (25%). Sindroma Metabolik merupakan kelainan metabolik kompleks yang diakibatkan oleh peningkatan obesitas. Sindroma ini merupakan kumpulan dari faktor faktor resiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Penyebab dari Sindroma metabolik belum diketahui secara pasti namun berkaitan dengan resistensi insulin yang akan menyebabkan terjadinya stress oksidatif dan terjadinya disfungsi endotel. Kriteria diagnosis Sindroma metabolik pada penelitian ini mengacu pada kriteria diagnosis NCEP ATP III yang meliputi hipertensi, dislipidemia, obesitas, gangguan metabolisme glukosa dengan minimal 3 kriteria. Pada penelitian ini, peneliti membatasi hanya mengidentifikasi 3 kriteria dari 4 kriteria sindroma metabolik berdasarkan NCEP ATP III yaitu hipertensi, obesitas, dan gangguan metabolisme glukosa. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Penelitian ini menggunakan Hendra Kurniawan 46

kategori usia lanjut yang mengacu pada kriteria WHO dimana didapatkan 10 dari 16 responden atau 62,5% berada pada usia pertengahan (middle age) yaitu antara 45-59 tahun. Fenomena yang didapatkan pada penelitian ini berdasarkan 3 kriteria sindroma metabolik yang diteliti, didapatkan data 9 responden (56,3%) hipertensi, obesitas yang diukur dengan lingkar pinggang menunjukkan mayoritas responden memiliki lingkar pinggang normal yaitu sebanyak 13 responden (81,3%), dan sebagian besar responden memiliki gula darah normal yaitu sejumlah 12 responden (75%). Hal tersebut dikarenakan pada penelitian ini, sebagian besar responden berada pada usia pertengahan (middle age) dimana pada usia tersebut tingkat produktifitas masih tinggi dengan sebagian besar responden masih mampu melakukan aktivitas sehari- hari dengan normal seperti bekerja, berolahraga, dan sebagainya, sehingga 3 kriteria sindroma metabolik yang diukur, hanya tekanan darah saja yang menunjukkan kelainan berupa hipertensi pada 9 dari 16 responden, sedangkan 2 kriteria lainnya seperti obesitas dan metabolime glukosa masih berada pada rentang normal. Hipertensi diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah berada pada nilai lebih dari atau sama dengan 130/85 mmhg atau sedang dalam pengobatan antihipertensi. Pada penelitian ini, sebagian responden merupakan perokok sehingga salah satu komplikasi yang ditimbulkan dari rokok adalah hipertensi disamping pola diet dan gaya hidup responden yang mayoritas merupakan suku Madura menyukai makanan dengan kadar garam yang tinggi. KESIMPULAN DAN SARAN Sebagian besar responden berada pada usia pertengahan (middle age) atau berada pada rentang usia 45-59 tahun yaitu sebanyak 10 responden (62,5%). Tiga kriteria sindroma metabolik yang diukur, hanya tekanan darah saja yang menunjukkan kelainan berupa hipertensi pada 9 dari 16 responden, sedangkan 2 kriteria lainnya seperti obesitas dan metabolime glukosa masih berada pada rentang normal. Saran dalam penelitian ini antara lain bagi lansia adalah menjaga pola hidup sehat seperti berolahraga, mengurangi atau menghentikan konsumsi rokok, dan menjaga pola diet sehat seperti diet rendah garam, rendah lemak, serta konsisten mengunjungi posyandu lansia, dan bagi peneliti selanjutnya adalah menambah jumlah responden dengan mengukur semua kriteria sindoma metabolik antara lain hipertensi, Hendra Kurniawan 47

dislipidemia, obesitas, dan kadar gula darah untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih representatif. DAFTAR PUSTAKA Eckel RH, Grundy SM, Zimmet P. The Metabolic Syndrome. Lancet. 2005; 365:1415-28. Eckel RH, Krauss RM. Defenition, diagnosis and classification of diabetes mellitus and its complications. Part 1: diagnosis and classification of diabetes mellitus, provisional report of a WHO consultation. Diabet Med. 1998: 15; 539-53. Reaven GM. Role of insulin resistance in human disease. Diabetes. 1988; 37:1595-607. Soegondo S. Atherogenic dyslipidemia and the metabolic syndrome clinical practice. Indones J Intern Med 2005; 37:177-183. Hendra Kurniawan 48