MANFAAT BIOPLUS DALAM PENGGEMUKAN SAPI FRIESIAN HOLSTEIN (FH) JANTAN DI KECAMATAN LELES KABUPATEN DT II GARUT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS POLA USAHA PEMBIBITAN SAPI BALI YANG DIPELIHARA SECARA EKSTENSIF DAN SEMI INTENSIF

Tabel 1 Komposisi konsentrat komersial (GT 03) Nutrisi Kandungan (%) Bahan Protein 16 Jagung kuning, dedak gandum, Lemak 4 dedak padi, bungkil kacang

PENGARUH UMUR DAN PANJANG CACAHAN RUMPUT RAJA TERHADAPEFISIENSI BAGIANYANGTERMAI{AN DOMBA DEWASA

PENERAPAN TEKNOLOGI DEFAUNASI DAN TAPE JERAMI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TERNAK YANG DIPELIHARA SECARA TRADISIONAL. RAMAIYULIS dan SUJATMIKO

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

Seminar Nosional Peternakan dan lieteriner 199- TATIT S., E. WrNA, B. TANGENIAYA dall I. W. MATHIUS

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POLA PEMBESARAN SAPI PEDET Pola pembesaran pedet yang sangat menonjol di Kab. Boyolali ada 3 sistem yaitu : (1) pembesaran secara tradisional, (2) pem

UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

Lokakarya Nasional Pengembangan Jejaring Litkaji Sistem Integrasi Tanaman - Ternak komoditas ekspor. Untuk dapat memanfaatkan sumberdaya tersebut seca

Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Skala usaha penggemukan berkisar antara 5-10 ekor dengan lama penggemukan 7-10 bulan. Pakan yan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN PROBIOTIK DALAM FERMENTASI JERAMI SEBAGAI PAKAN SAPI BALI DI MUSIM KEMARAU

SeminarNosional Peternakan dan Feienner 1997

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat

PROFITABILITAS PENGGEMUKAN SAPI PO PADA DAERAH BERBASIS USAHATANI PADI DI KABUPATEN SUBANG

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG

Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Gowa P.O. Box 1285, Ujung Pandang 90001

TEKNOLOGI PAKAN PROTEIN RENDAH UNTUK SAPI POTONG

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

STRATEGI PAKAN ALTERNATIF SEBAGAI UPAYA EFISIENSI PADA USAHA SAPI PERAH RAKYAT

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

RESPON JERAMI PADI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN PADA USAHA PENGGEMUKAN TERNAK SAPI

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

RESPON BANGSA SAPI POTONG TERHADAP PEMBERIAN JERAMI PADI

Tabel 1. Komponen teknologi introduksi pengkajian No. Jenis kegiatan Teknologi Ukuran/dosis penggunaan 1. Perbibitan sapi Kandang : Ukuran sesuai juml

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SAPI BALI MELALUI INTRODUKSI LIMBAH PERTANIAN dan PROBIOTIK BIO - CAS

PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN DALAM SISTEM INTEGRASI TERNAK UNTUK MEMACU KETAHANAN PAKAN DI PROVINSI ACEH PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

PEMANFAATAN PAKAN MURAH UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TULANG BAWANG

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN PENGUAT DAN Boldenone Undecylenate TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA KEUNTUNGAN USAHATANI PENGGEMUKAN SAPI BALI

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi sebagai penghasil

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG

sering tidak sesuai dengan perkembangan harga produk (ANONIM, 2004). Di lain pihak untuk pengembangan tanaman makanan ternak, baik untuk bahan baku ko

PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Menurut

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

METODE. Materi. Metode

PENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

PENGARUH BINDER MOLASES DALAM COMPLETE CALF STARTER BENTUK PELLET TERHADAP KONSENTRASI VOLATILE FATTY ACID DARAH DAN GLUKOSA DARAH PEDET PRASAPIH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POTENSI DAN PROSPEK PENGGUNAAN LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI LAHAN KERING KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Perah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

PENGGEMUKAN SAPI BALI JANTAN MENGGUNAKAN ONGGOK DI LOKASI PENDAMPINGAN PSDSK DI KABUPATEN KEPAHIANG PENDAHULUAN

SISTEM PEMBERIAN PAKAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI SUSU SAN PERAH

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

TINJAUAN PUSTAKA. Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan

TINGKAT PENGGUNAAN ONGGOK SEBAGAI BAHAN PAKAN PENGGEMUKAN SAPI BAKALAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membajak sawah oleh petani ataupun digunakan sebagai

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN JAWA TENGAH TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

TINJAUAN PUSTAKA. Gaduhan Sapi Potong. Gaduhan adalah istilah bagi hasil pada bidang peternakan yang biasanya

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya dari pulau Madura. Sapi Madura merupakan ternak yang dikembangkan

Transkripsi:

SeminarNasionolPeternakan dan Vetenner 1997 MANFAAT BIOPLUS DALAM PENGGEMUKAN SAPI FRIESIAN HOLSTEIN (FH) JANTAN DI KECAMATAN LELES KABUPATEN DT II GARUT NANDANG SUNANDAR ', D. SUGANDI I, BUDIMAN I, O. MARBUN ', WIDYAWATI2 date U. KUSNAD12 Balai Penelitian dan Pengkajan Teknologi Pertanian Lembang, Bandung Balai Penelitian Temak, P.O. Box 221, Ciawi Bogor RINGKASAN Keterpaduan usahaternak sapi potong dalam sistem usahatani di pedesaan adalah sebagai komponen penggtuta limbah pertanian dan sumber pupuk. Intensifnya usahatani tanaman pangan dan sempitnya lahan yang dimiliki petani tidak memungkinkan penyediaan lahan khusus untuk tanaman hijauan. Persaingan kebutulian lahan tersebut menyebabkan penyediaan hijauan pakan ternak banyak niengandalkan limbah dari tanaman pangan yang berkualitas rendali sehingga produktivitas sapi menjadi rendah. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meningkatkan produktivitas sapi potong melalui transfer mikroba rumen yang disebut bioplus. Uii coba pada sapi Peranakan Ongole (PO) yang diberi pakan dasar jerami padi. pemberian bioplus niampu meningkatkan pertambahan berat badan harian sapi dari 0,7 kg menjadi 1,0 kg. Guna niengkaji manfaat bioplus dalam penggennlkan sapi Friesian Holstein (FH) jantan pada tingkat petani di pedesawt telah dilakukan pengkajian di Desa Kandang Mukti, Kecamatan Leles, Garut. Pengkajian diliktdcan selatna 97 liari, 7 itari menipakan mass adaptasi dan 90 hari mempakan taliap pengamatan dan pengurnpulan data. Pengkajian menggtmakan 10 ekor sapi yang dibagi ke dalam 2 kelompok, satu kelompok niendapat perlakuan pemberian bioplus pada awal penggemukan dengan rata-rata berat badan 303,9 kg dan satu kelompok lainnva merupakan kontrol dengan rata-rata berat awal 300,4 kg. Pakan diberikan secara ad libiium sesuai dengan kebiasaan peternak yang terdiri dari hijauan dan ampas talm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara teknis penggunaan bioplus padi penggemukan sapi FH jantan meningkatkan pertambaltan berat badan harian sapi dari 0,97 kg menjadi 1.17 atau meningkat 20,62 /o. Secara ekonomis dengan menghitung besarnya keuntungan pemeliharaan yang diterinia peternak, penggemukan sapi FH jantan meningkatkan keuntungan dari Rp 208.300 pecekor per periode pemeliharaan menjadi Rp 278.500 per ekor atau meningkat 34,70%. Kata kunci : Penggenttdcan, FH, bioplus PENDAHULUAN Keterpaduan usahaternak sapi potong dalam sistem usahatani di pedesaan adalah sebagai komponen penggtma limbah pertanian dan sebagai surnber pupuk (KCISNADI, 1993). Tujuan utama usaha pemeliharaan sapi potong adalah untuk produksi daging yang diperoleh baik dari pertantbalian juntlah ternak Inaupun periambahan berat badan harian ntelalui penggemukan. Penggemukan sapi potong Inemerlukan pakan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik (GINAWAN, 1996). Padalial inetitlnn SIREGAR (1988), intensifrrya usahatani tanaman pangan dan sempitnya lahan yang dimiliki petani, kliususnya di Pulau Jawa, tidak memungkinkan penyediaan lahan kltusus untuk tanaman hijauan dengan kualitas dan kuantitas yang inemadai. Persaingan 505

SeminarNasional Peternakan dan Veteriner 1997 tersebut menyebabkan pen_vediaan hijauan pakan ternak banyak mengandalkan limbah dari tanaman pangan, rumput alam dan pangkasan pohon/ramban dari pinggiran hutan (SABRANi, 1996). Pemberian konsentrat sebagai pakan penguat dilakukan terbatas oleh petani yang memiliki tingkat kemampuan ekonomi yang baik (KUSNADI, 1993). Akibatnya secara umum produktivitas sapi potong yang dipelihara petani di pedesaan menjadi rendah. WINUGROHO (1994) melaporkan bahwa untuk meningkatkan proses pencernaan dalam rumen dan mengimbangi kesempurnaan pakan/khususnya pakan berkualitas rendah telah dicoba penggunaan pemacu proses metabolis berupa bioplus. Bioplus adalah isi rumen yang mengandung mikroba pilihan untuk mencerna serat kasar tinggi dalam bentuk kering. Pemberian bioplus untuk sapi potong Peranakan Ongole (PO) mampu memperbaiki pertambahan berat badan harian (PBBH) dari 0,7 kg menjadi 1,0 kg. Sementara itu uji coba di laboratorium terhadap sapi Brahman Cross (BX) asal Australia pemberian bioplus dapat meningkatkan pertambahan berat badan harian dari 0,88 kg menjadi 1,01. Guna mengkaji pengaruh pemberian bioplus terhadap produksi clan besarnya manfaat ekononus penggemukan sapi Friesian Holstein (FH) jantan dengan penerapan teknologi berupa pemberian bioplus pada tingkat peternak di pedesaan, maka dilakukan pengkajian di Desa Kandang Mukti, Kecamatan Leles, Kabupaten DT 11 Garut. MATERI DAN METODE Pengkajian dilakukan pada tingkat petani (on farm) di Desa Kandang Mukti, Kecamatan Leles, Kabupaten DT 11 Garut, selama 97 hari. Tahap I selama 7 hari merupakan pendahuluan dan, tahap II selama 90 hari merupakan tahap pengamatan dan pengumpulan data. Pengkajian menggunakan 10 ekor sapi Friesian Holstein (FH) jantan, yang dibagi ke dalam 2 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 ekor sapi. Satu kelompok sapi mendapat perlakuan pemberian bioplus pada awal penggemukan clan sate kelompok lainnya merupakan kontrol. Pakan diberikan secara ad libitum sesuai dengan kebiasaan peternak yang terdiri dari hijauan dan ampas tahu. Parameter yang diamati meliputi berat.badan awal clan akhir, pertambahan berat badan harian, konsumsi hijauan' dall Indkanan penguat serta harga sapi. Berat badan diant<ati melalui penimbangan setiap dua minggu. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara teknis dan ekonomis. HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaan ternak Keragaan produksi sapi FH jantan selama pengamatan yang meliputi, berat awal clan akhir sapi, pertambahan berat badan harian sapi, konsumsi hijauan clan ampas taltu serta konsumsi balian kering pakan dapat dilihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1, tampak bahwa konsumsi bahan kering oleh sapi FH jantan baik yang mendapat perlakuan bioplus maupun tidak adalah sama yaitu 2,5% dari berat badan sapi. Dengan demikian konsumsi bahan kering oleh sapi sudah sesuai dengan taraf kebutuhan sapi untuk berproduksi 506

Seminar Nasional Feternakan dan Veteriner 1997 secara optimum. Hal ini sejalan dengan pendapat FPuSCH dan VERCOE (1978) yang menyatakan bahwa seekoraapi mampu mengkonsumsi bahan kermg pakan sebanyak 2-3% dari berat badannya. Pada akhir pengkajian berat badan sapi yang mendapat perlakuan Bioplus adalah 409,4 kg, bertambah 105,5 kg, relatif-jebih baik.daripada sapi kontrol dengan berat badan akhir 387,6 kg, bertambah 87,2 kg atau meningkat 29,07% dari berat awal. Pertambahan berat badan harian (PBBH) untuk sapi yang mendapat perlakuan bioplus adalah 1,17 kg relatif lebih baik 20,62% daripada sapi kontrol dengan pertambahan berat badan harian sebesar 0,97 kg. Tabel 1. Keragaan produksi pelrggemukan.rsapifhjantan No. Uraian Bioplus Kontrol 1. Jumlah Sapi (ekor) 5 5 2. Rata-rata :Berat Badan'(kg) " Awal 303,9 300,4 " Akhir 409,4 387,6 Lama Pemeliharaan (hari) 90 90 3. Pertambahan Berat Badan-(kg) 105,5 87,4 4. Pertambahan Berat Badan Harian (kg/hari) 1,17 0,97 5. Konsumsi " Hijauan (kg/ekor/hari) 20 20 " Ampas Tahu (kg/ekor/hari) 27 27 6. Bioplus (kg) 1 7. Konsumsi Bahan Kering 7,547 7,547 " Hijauan(kg) 4,896 4,896 " Ampas Tahu (kg) 2,651 2,651 8. Persentase Konsumsi Bahan Kering terhadap Berat Badan (%) 2,5 2,5 Dengan demikian pemberian bioplus pada awal penggemukan memberikan pertambahan berat badan yang lebih baik daripada sapi yang dipelihara dengan cara petenak (kontrol). Analisa usaha peaggemukan sapi FH jantan Struktur biaya dan penerimaan usaha pengernukan sapi FHjantan dapat dilihat pada Tabel 2. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa biaya yang hares dikeluarkan peternak selama satu periode penggemukan (3 bulan) adalah Rp 1.365.260 untuk sapi FH yang mendapat perlakuan pemberian bioplus pada awal penggemukan dan Rp 1.348.210 untuk sapi kontrol. Biaya untuk bakalan merupakan biaya paling besar, yakni sekitar 89'/" dan total biaya. Biaya tenaga kerja luar keluarga sebesar Rp 75.000, merupakan biaya untuk tenaga sewaan untuk pengambilan dan pemberian pakan, membersihkan kandang dan memandikan sapi, dengan standar umum yang berlaku di lokasi pengkajian adalah Rp 25.000 per ekor per bulan.

Seminar Nasional Peternakan don Vetenner 1997 Penerimaan usaha penggemukan,sapi FH jantan yang benar-benar diterima oleh peternak adalah nilai dari penjualan sapi yang dihasilkannya. Dari Tabel 2, tampak :bahwa :penerimaan yang diperoleh petemak dari sapi FH jantan yang mendapat perlakuan bioplus pada awal penggemukan lebih besar daripada sapi yang dipelihara sesuai dengan kebiasaan petemak tkontrol), yakni masing-masing Rp 1.637.600 dan Rp 1.550.400 per ekor per periode pemeliharaan (3 bulan). Tabel 2. Analisa finansial usaha penggemukan sapi FHjantan (Rp/ekor/3 bulan). No Uraian Bioplus (Rp) Kontrol (Rp) A. Biaya 1. Bakalan 1.215.600 1.201.600 2. Tenaga Kerja Luar Keluarga 75.000 75.000 3. Ampas Tahu 40.500 40.500 4. Obat 15.000 15.000 5. Kandang 3.750 3.750 6. Peralatan Kandang 2.410 2.360 7. Transportasi 10.000 10.000 8. Bioplus 3.000 - Jumlah Biaya 1.365.260 1.348.210 B. Penerimaan Nilai Penjualan temak 1.637.600 1.550.400 C. Keuntungan (B-A) 272.340 202.190 D. Efisiensi (B/A) 1,20 1,15 Besamya manfaat penggunaan bioplus pada penggemukan sapi FH jantan dapat dilihat dari perbedaan keuntungan pemeliharaan yang diterima petemak seperti yang tertera pads Tabel 2. Keuntungan pemeliharaan dari sapi FH jantan yang dipelihara sesuai dengan kebiasaan peternak (kontrol) adalah Rp 202.190 per ekor per periode pemeliharaan (3 bulan), sedangkan sapi yang mendapat perlakuan bioplus memberikan keuntungan pemeliharaan Rp 272.340 per ekor per periode pemeliharaan (3 bulan). Dengan demikian penerapan teknologi berupa pemberian bioplus pads awal penggemukan sapi FH jantan, secara ekonomis marnpu meningkatkan keuntungan petemak sebesar 34,70%. Hal ini berarti pula terjadi peningkatan efisiensi usaha dari 1,15 menjadi 1,20 atau meningkat 4,35% (Tabel 2). KESIMPULAN Pemanfaatan bioplus dalam penggemukan sapi FH jantan secara teknis mampu meningkatkan kinerja temak dalam bentuk pertambahan berat badan harian sapi sebesar 20,62% dan meningkatkan keuntungan pemeliharaan sebesar 34,70%.

Seminar Nasional Peternakan dan Verermer 1997 DAFTAR PUSTAKA FRISCH, S.E. and J.E. VERCOE. 1978. Utilizing Breed Differences in Growth ofcattle in The Tropics. J. Anim. Sci. 25 :8-12. GUNAWAN, M. A. YUSRON, ARYoGi, dan A. RASYID. 1996. Peningkayan Produktivitas Pedet Jantan Sapi Perah Rakyat melalui Penambahan Pakan Konsentrat. Prosiding Seminar Nasional Peternakan -dan Veteriner. Jilid 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. KUSNADI, U., M. SABRANI, WILOETO, S. ISKANDAR, D. SUGANDI, SUBIHARTA, NANDANG, da11 WARTtNINGsnt" 1993. Hasil Penelitian Usahatani Ternak Terpadu di Dataran Tinggi Jawa Tengah, Balai Penelitian Ternak, Bogor. SABRANI, M., E. BASUNO, B. PRAWIRADIPUTRA, dan N. SUNANDAR. 1994. Deskripsi dan Analisis Sistem Agribisnis Persusuan di Pujon, Malang, Jawa Timur. Balai Penelitian Ternak, Bogor. SIREGAR, M. E. 1988. Produktivitas dan Kemampuan Menahan Erosi Spesies Rumput dan Leguminosa Terpilih yang ditanam pada Tampingan Teras Bangku di DAS Citandui, Ciamis. Tesis Doktor. WINUGROHO, M., I. HERNAMAN, HADI, TAUFIK, dan M. 'SABRANI. 1994. Transfer Cairan Rumen Kerbau Tingkatkan Pertumbuhan Sapi PO. Seminar Hasil Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi II. Puslitbang Bioteknologi LIPI, 6-7 September.