PROSEDUR DAN PERCOBAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Penentuan Energi Ball Mill dengan Menggunakan Metode Indeks Kerja Bond. Jl. Tamansari No. 1 Bandung

BAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN. PT Antam (Persero) Tbk. UBPE (Unit Bisnis Pertambangan Emas) Pongkor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim

Lampiran 1 Bahan baku dan hasil percobaan

DESAIN PROSES PENINGKATAN KADAR BIJIH BESI KALIMANTAN SELATAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

EKSTRAKSI ALUMINA DARI RESIDU BAUKSIT UNTUK BAHAN BAKU ZEOLIT SINTETIS DENGAN PRODUK SAMPING KONSENTRAT BESI

Peningkatan Kadar Dan Pemrosesan Bauksit Bernilai Tambah Serta Pemanfaatan Tailing Nya

BAB II TAHAPAN UMUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Mineragrafi

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING

BAB II. HAMMER MILL. 2.1 Landasan Teori

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

3. Metodologi Penelitian

BAUKSIT yang EFISIEN. husaini dan yunita Ramanda. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

PEDOMAN TEKNIS METODA PREPARASI DAN ANALISIS MINERAL BUTIR. Oleh : Tim Penyusun

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

DIGESTI MONASIT BANGKA DENGAN ASAM SULFAT

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai (1) Bahan dan Alat Penelitian, (2) Metode

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

STUDI EKSTRAKSI RUTILE (TiO 2 ) DARI PASIR BESI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO DENGAN VARIABEL WAKTU PENYINARAN GELOMBANG MIKRO

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

Analisis Persentase Fraksi Massa Lolos Ayakan Batu Granit Hasil Peremukan Jaw Crusher dan Double Roll Crusher

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

Bab III Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

PROSES BLEACHING MINYAK SAWIT MENTAH DENGAN BENTONIT ASAL MUARA LEMBU

STUDI KONSENTRASI BIJIH BESI LATERITIK KADAR RENDAH DENGAN METODE TABLING TUGAS AKHIR

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan padi

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KINETIKA REAKSI PROSES REDUKSI LANGSUNG BIJIH BESI LATERIT SKRIPSI. Oleh Rosoebaktian Simarmata

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

BAB IV METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian disusun berdasarkan diagram alir penelitian seperti terlihat

RECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan singkong

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses :

BAB IV METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Motor Diesel, 1 silinder

Analisis Sifat Fisika Bahan Baku Keramik: Penyusutan Total dan Pengisapan Air Pada Tanah Lempung (Clay)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

PEMANFAATAN BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN PADA PROSES BLEACHING MINYAK SAWIT

3 Metodologi Penelitian

12/17/2012 SIZE REDUCTION (PENGECILAN UKURAN) Karakteristik Ukuran. Ukuran yang digunakan dinyatakan dengan mesh maupun mm.

Jurnal Teknologi Kimia Unimal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

meningkatan kekuatan, kekerasan dan keliatan produk karet. Kata kunci : bahan pengisi; komposisi kimia; industri karet

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Pilot. Plant, dan Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah

LAMPIRAN C DOKUMENTASI

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina ABSTRAK Kata Kunci : 1. Pendahuluan

EKSTRAKSI BAHAN NABATI (EKS)

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

PEMBUATAN ALUMINIUM SULFAT DARI CLAY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel Ca-Bentonit, Ca-Bentonit Merah muda, dan Na-Bentonit

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Study Proses Reduksi Mineral Tembaga Menggunakan Gelombang Mikro dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi

STUDI PENINGKATAN KADAR BESI TERHADAP BIJIH BESI LATERITIK ASAL KABUPATEN TASIKMALAYA MENGGUNAKAN METODE FLOTASI KEBALIKAN

Bambang Su!asmoroA, Zaena!A, dan YuliadiA. A Dosen Tetap Fakuitas Teknik UNISBA Program Studi Pertambangan

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

Transkripsi:

BAB III PROSEDUR DAN PERCOBAAN 3.1 Prosedur Percobaan Prosedur percobaan yang dilakukan selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Flow chart prosedur percobaan 24

25 3.1.1 Persiapan Red Mud Red mud yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil pendigestingan menggunakan autoclave. Di bawah ini merupakan bijih bauksit (Run of Mine) yang digunakan sebagai umpan dalam percobaan. Gambar 3.2 Bauksit Kalimantan Barat Tabel 3.1 Komposisi Kimia Bauksit Kalimantan Barat Kondisi Bauksit Al 2 O 3 () SiO 2 () Fe 2 O 3 () TiO 2 () Bauksit Asal 44.52 1.13 11.47 0.81 Bauksit Tercuci 54.42 1.56 15.76 1.11

26 Keberhasilan proses pemisahan alumina dan red mud dari bauksit sangat tergantung pada ukuran butiran pengotor yang harus dipisahkan dari bauksit, karena itu sebelum menentukan jenis operasi yang dipakai, bauksit ini terlebih dahulu melalui beberapa tahapan pengolahan bahan galian yang bertujuan untuk meningkatkan derajat liberasinya sehingga pemisahan red mud di dalam autoclave dapat berlangsung optimal. Adapun tahapan pengolahan bahan galian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Proses Kominusi Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan langkah pertama yang biasa dilakukan dalam proses pengolahan bahan galian, yaitu memperkecil ukuran (mereduksi) bongkah-bongkah batuan yang diperoleh dari tambang menjadi pecahanpecahan yang berukuran lebih kecil menggunakan alat Roll Crusher, dapat dilihat pada Gambar 3.3. Selanjutnya digunakan Ball Mill untuk menggerusnya menjadi partikel yang lebih halus, dapat dilihat pada Gambar 3.4. Gambar 3.3 Roll Crusher

27 Gambar 3.4 Ball Mill b. Proses Sizing Setelah melewati proses kominusi, bauksit yang telah halus kemudian di ayak sampai ukuran -35 mesh, ukuran -100 mesh, dan ukuran -140 mesh menggunakan sieving 35 mesh, 100 mesh, dan 140 mesh. Gambar 3.5 Bauksit Ukuran -35 Mesh

28 Bauksit yang telah melalui tahapan pengolahan bahan galian, selanjutnya dimasukkan ke dalam autoclave untuk proses pendigestingan yang akan menghasilkan alumina dan red mud. Gambar 3.6 Autoclave Proses Digesting : Bauksit -35 # : 1341 gram Waktu : 2.5 jam NaOH teknis : 903 gram Temperatur : 140 o C Air : 7 Liter

29 Setelah proses digesting selesai, produk digesting tersebut (ketika masih panas 80-100 ₀ C) disaring dikantong filter yang terbuat dari kain katun dan filtratnya ditampung di ember filtrat. Setelah itu, residunya dicuci dengan aqua DM 2x@ 1 liter, filtrat pencuciannya ditampung tersendiri, kemudian residu dikeringkan dalam oven 100 ₀ C. Proses akhirnya adalah residu kering dilepas dari kantong filter dan ditimbang. Gambar 3.8 Hasil Digesting Gambar 3.7 Proses Akhir Digesting Gambar 3.9 Proses Filtrasi Hasil Digesting

30 Gambar 3.10 Proses Penyaringan Memisahkan Red Mud dan Alumina Gambar 3.11 Hasil Filtrasi Gambar 3.12 Red Mud Basah Hasil Filtrasi

31 3.1.2 Penyamplingan Red Mud Penyamplingan sampel red mud dilakukan agar sampel yang akan dikerjakan memiliki confidence level yang tinggi, untuk itu sampel harus homogen. Metode penyamplingan ini menggunakan alat splitter. Penyamplingan ini dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan berat yang diinginkan. Gambar 3.13 Splitter 3.1.3 Penyelidikan Bahan Baku Penyelidikan bahan baku red mud menggunakan metode pengujian analisis kimia. Hasil analisis kimia ini ditunjukkan pada Tabel 3.2. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar mineral yang terkandung di dalam red mud. Hal ini dilakukan sebagai bahan perbandingan dalam melakukan percobaan selanjutnya.

32 Tabel 3.2 Komposisi Kimia Red Mud Hasil Digesting No Unsur / Senyawa Kadar ( ) 1 Fe 2 O 3 35.40 2 Al 2 O 3 33.73 3 TiO 2 6.03 4 SiO 2 1.23 5 Na 2 O 2.3

33 3.1.4 Percobaan Menggunakan Alat Hidrosiklon Tahapan selanjutnya adalah percobaan menggunakan alat hidrosiklon Krebs diameter 1 inci untuk mendapatkan konsentrat mineral besi. Pada percobaan ini, pertama air secukupnya dimasukkan ke dalam alat hidrosiklon. Setelah itu umpan red mud dimasukkan ke dalam alat tersebut selama beberapa menit untuk menghomogenisasikan mineral-mineral yang terdapat di dalam red mud, proses ini dikenal dengan scrubbing. Selanjutnya diatur tekanan pada alat hidrosiklon, setelah beberapa menit secara bersamaan red mud yang telah mengalami siklus di dalam hidrosiklon ditampung berdasarkan konsentrat dan tailing. Pada percobaan ini, tempat keluar konsentrat disebut underflow sedangkan tempat keluar tailing disebut overflow. Percobaan awal menggunakan ukuran -35 mesh dilakukan dengan cara memvariasikan persen solid dengan tekanan konstan satu bar. Setelah konsentrat tiap persen solid diperoleh selanjutnya dilakukan pengujian analisis kimia. Setelah itu dipilih konsentrat dengan kadar mineral besi (hematite (Fe 2 O 3 )) tertinggi pada persen solid tertentu, dalam percobaan ini konsentrat yang mempunyai kadar mineral besi tertinggi pada 5 solid kemudian dilakukan percobaan berikutnya dengan cara memvariasikan tekanan pada persen solid konstan (tetap) yaitu pada 5 solid yang mempunyai kadar mineral besi tertinggi dari percobaan sebelumnya. Percobaan berikutnya menggunakan ukuran -100 mesh dan ukuran -140 mesh, dilakukan dengan cara memvariasikan tekanan dengan persen solid yang digunakan adalah tetap 5 solid. Konsentrat yang diperoleh dilakukan pengujian analisis kimia seperti percobaan sebelumnya.

34 Red mud Sampling Sample percobaan Scrubbing Alat Hidrosiklon Overflow/slime Underflow/konsentrat Analisis kimia Hasil dan kesimpulan Gambar 3.14 Skema Percobaan Menggunakan Alat Hidrosiklon

35 3.2 Data Hasil percobaan Tabel 3.3 Data Hasil Percobaan Variasi Persen Solid Ukuran -35 mesh No Sampel Tekanan (Bar) Solid F K(U) T(O) Fe 2 O 3 Perolehan 1 1 5 300 98.5 201.5 44.3 41 2 1 10 300 93 207 43.2 37.8 3 1 15 300 80 212.5 42.3 31.86 4 1 20 300 71 220 41.5 27.74 Tabel 3.4 Data Hasil Percobaan Variasi Tekanan Ukuran -35 mesh No Sampel Tekanan (Bar) Solid F K(U) T(O) Fe 2 O 3 Perolehan 5 2 5 300 103 197 42.7 41.4 6 3 5 300 109.6 190.4 41.5 42.83 7 4 5 300 117.8 182.2 39.8 44.14 Tabel 3.5 Data Hasil Percobaan Variasi Tekanan Ukuran -100 mesh No Sampel Tekanan (Bar) Solid F K(U) T(O) Fe 2 O 3 Perolehan 8 1 5 300 97.4 202.6 41.2 37.79 9 2 5 300 100 200 40.8 38.42 10 3 5 300 107.5 192.5 39.5 39.98 11 4 5 300 113.4 186.6 40.3 43.03

36 Tabel 3.6 Data Hasil Percobaan Variasi Tekanan Ukuran -140 mesh No Sampel Tekanan (Bar) Solid F K(U) T(O) Fe 2 O 3 Perolehan 12 1 5 300 95 205 37.5 33.54 13 2 5 300 102 198 36.7 35.24 14 3 5 300 106.7 193.3 38.3 38.48 15 4 5 300 116 184 35.6 38.89 Keterangan Tabel : T F K T U O : Tekanan (Bar) : Berat Feed / Umpan : Berat Konsentrat : Berat Tailing : Underflow : Overflow