PERANCANGAN REDESAIN INTERIOR MUSEUM DIPONEGORO DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Niek Adam Ryzaly. Abstract. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI JURNAL KARYA DESAIN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ABSTRACT. Keywords : design, display, eclectic, furniture, retail, vintage.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP

Perencanaan Dan Perancangan Pasar Ikan Di Pantai Jasri Karangasem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

Museum Seni dan Budaya Kota Batu (Dengan Pendekatan Transformasi Konsep Arsitektural Candi Songgoriti)

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

BAB I PENDAHULUAN. gudang tempat menyimpan barang-barang antik seperti anggapan

DAFTAR ISI JUDUL... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

PUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN SULAWESI SELATAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM PUSAT TNI AU DIRGANTARA MANDALA YOGYAKARTA DENGAN TEMA SPACE AND JOURNEY JURNAL TUGAS AKHIR PERANCANGAN KARYA DESAIN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN INTERIOR VIRENKA GYM BANTUL, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN INTEROR PADA GALERI SONGKET

TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

3.6. Analisa Program Kegiatan Sifat Kegiatan Konsep Rancangan Konsep Perancangan Tapak Konsep Tata Ruang 75

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko

ABSTRAK. Kata kunci: Museum, Moluccas, History, Era

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN PRAKATA ABSTRACT ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1

PERANCANGAN INTERIOR LOBBY, RESTAURANT, DAN COTTAGE HONAI RESORT, UBUD - BALI. Anggita Kartikasari

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

IMPLEMENTASI UNSUR TRADISI DAN KEBUDAYAAN BATAK DENGAN PENDEKATAN MODERN DALAM PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM ULOS SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan

Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini

Keyword : Tourist, Center, Backpackers, Unity, Bandung.

REDESAIN INTERIOR LANGGENG ART FOUNDATION YOGYAKARTA

BAB V PENUTUP. masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

ABSTRAK. Kata kunci: Home, Hijau pastel, bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

JURNAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM BENTENG VANDER WIJCK, GOMBONG, KEBUMEN JURNAL. Oleh. Toni Herwanto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Laporan Tugas Akhir Periode Ganjil 2012/2013

PERANCANGAN INTERIOR LEGO DISCOVERY CENTRE

REDESAIN INTERIOR PERPUSTAKAAN DAERAH DENGAN PENDEKATAN ETNIK RUMAH ADAT MAKASSAR

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

BAB I WHAT? Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

leather, dll. Surakarta Makerspace ini nantinya dirancang dengan memadukan konsep arsitektur modern kontemporer.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

kreasi Volume 1 Nomor 2 April 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

PUSAT RESTORAN MASAKAN TRADISIONAL YOGYAKARTA DENGAN KONSEP TROPIS MODERN BAB I PENDAHULUAN

ABSTRAK. Key Words : Gundam, Inspiratif, Imajinatif, futuristic. i Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB IV PENUTUP

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

DAFTAR ISI. KATA PENGATAR... i. ABSTRAK... ii. ABSTRACK... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... viii

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bentuk kesenian keramik sampai saat ini. 1. Menurut The Concise Colombia Encyclopedia (1995) kata keramik berasal

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan & Perancangan Interior Gallery Coffee & Café di Jakarta 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi

negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERPUSTAKAAN UMUM KOTA DENPASAR

BAB II. KAJIAN LITERATUR

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR PUSTAKA DAFTAR BAGAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah 2

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Jumlah Wisatawan Yogyakarta. Tahun Wisatawan Lokal Wisatawan

Estetika Visual Pada Ruang Penelitian Cilik Di Museum IPTEK

PERANCANGAN DAN PERENCANAAN MUSEUM FILATELI DAN KANTOR DI KANTOR POS BESAR YOGYAKARTA. Mutiara Arbaita Aulia 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

PERANCANGAN DAN PERENCANAAN INTERIOR MUSEUM FILATELI DAN KANTOR DI KANTOR POS BESAR YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN INTERIOR PADA GALERI LUKISAN

PERANCANGAN INTERIOR RESTORAN DE KENDHIL, YOGYAKARTA

BAB V PENUTUP. tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere dan Store

PERANCANGAN INTERIOR QUEEN GRAPHIC HOUSE PADANG PANJANG SUMATERA BARAT. Amry Diza jade. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PERANCANGAN REDESAIN INTERIOR MUSEUM DIPONEGORO DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Niek Adam Ryzaly Abstract Daerah Istimewa Yogyakarta is special Region is the provincial level in Indonesia which is a State Dissolution Yogyakarta Sultanate and the Duchy Pakualaman State. Daerah Istimewa Yogyakarta is located in the Southern part of the island of Java, and Central Java provinces bordering WITH And the Indian Ocean. In Indonesia, Yogyakarta Tourism Destination Brands as different findings WITH uniqueness of art, culture, and history. One Important Place in Yogyakarta partly cultural history museum is located at Jl Diponegoro. HOS Cokroaminoto TR III / 430 Tegal Rejo, Yogyakarta. ON aspect of the museum in general, requires Area Space and aesthetic elements as a support, so DO NOT Need decor Yang Too Overrated but differences highlight the work of Yang exhibited for review provides information History Easy. Therefore Diponegoro museum will bring more fresh new atmosphere but still maintaining the same functions as a museum in general. Designing buildings in harmony with art, traditions and culture of Java Yogyakarta. The use of building materials that prefer the function. Traditional Colonial concepts applied to provide a means of modern information technology and does not leave the culture that suits your needs and the museum to enable visitors to enjoy the museum with a different delivery. The application of this concept is expected to create a museum of Post- Modern style, simple and aesthetic value. Keywords:Yogyakarta, Seni, SimbolKebudayaan, Tradtional. Abstrak Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan Negara kesultanan Yogyakarta dan Negara kadipaten pakualaman. Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah dan Samudra Hindia. Di Indonesia, Yogyakarta terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni, budaya, dan sejarahnya. Salah satu tempat yang penting di Yogyakarta sebagian sejarah kebudayaannya ialah museum diponegoro terletak di Jl. HOS Cokroaminoto TR III / 430 Tegal Rejo,Yogyakarta. Dari segi museum pada umumnya, mensyaratkan luas ruang dan elemen estetis sebagai penunjang, sehingga tidak perlu dekorasi yang terlalu berlebihan namun tetap menonjolkan karya yang dipamerkan untuk memberikan informasi sejarah yang mudah. Oleh karena itu museum DIiponegoro akan menghadirkan suasana baru yang lebih fresh tetapi tetap mengutamakan fungsi sama seperti museum pada umumnya. Merancang bangunan yang harmonis dengan seni, tradisi dan budaya jawa Yogyakarta. Penggunaan bahan bangunan yang lebih mengutamakan fungsi. Konsep Kolonial Traditional diterapkan untuk memberikan sarana informasi yang berteknologi modern dan tidak meninggalkan kebudayaan yang sesuai dengan kebutuhan museum dan agar pengunjung dapat menikmati museum dengan penyampaian yang berbeda. Pengaplikasian konsep ini diharapkan dapat menciptakan museum bergaya Post-Modern yang simple dan memiliki nilai estetika. Kata kunci: Yogyakarta, Seni, SimbolKebudayaan, Tradtional. 1

I. PENDAHULUAN Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Kata pariwisata berasal dari suku kata pari berarti berkeliling atau bersama, dan suku kata wisata berarti perjalanan. Daerah Istimewa Yogyakarta disebut Jogja bagi masyarakat luas. Sebagian seluruh masyarakat indonesia tentu pasti mengetahui sampai mancaegara, karena keindahan alam, wisatanya, dan sejarahnya yang sangat kental dengan budaya jawa Hindu-Islam. Sikap masyarakat lokal jogja adalah unggah-ungguh atau sopan santunnya tinggi terhadap sesama warga atau wisatawan yang datang. Dengan banyaknya tempat pariwisata yang berada di jogja mereka sangat mendukung dengan adanya tempat pariwisata, dengan adanya wisata yang bagus,mendidik, dan menarik untuk dikunjungi itu bisa mengangkat ekonomi masyarakat jogja tersebut. Museum diponegoro adalah tempat yang dulunya kediaman pangeran diponegoro dan keluarganya. Tempat ini dibangun untuk dijadikan museum (monumen) diprakarsai oleh Mayjen TNI Surono, yang dilanjutkan oleh Mayjen TNI Widodo yang berdasarkan surat keputusan Pangdam VII Diponegoro No. 99/7/1968 dan para ahli waris panean diponegoro. Bentuk bangunan di museum bergaya jawa yaitu limasan. Namun beberapa bangunan asli sudah banyak beubah. Adanya museum diponegoro kita bisa mempelajari banyak sejarah di masa lampau dari barang yang dipakai saat perang. II. METODE Gambar 1. Pola Pikir Perancangan 1. Tinjauan Data adalah memperbanyak data sebanyak mungkin tentang museum dan system organisasi pemilik museum. Mengumpulkan data fisikfasat,sekiitar data lapangan. 2. Permasalahan Desain adalah mendefinisikan masalah. Bagaimana cara menciptakan desain interior yang menghadirkan nuansa museum dengan mengkombinasikan teknologi yang canggih. 3. Analisis Data berupa data lapangan yang mengeksploitasi keadaan lingkungan. Data non fisik berupa data literature, identitas dan keinginan klien. 2

4. Systesis adalah menganalisa masalah dan data yang telah dikumpulkan. 5. Skematik Desain adalah mengeluarkan ide dalam bentuk skematik dan konsep. 6. Konsep Desain adalah salah satu kumpulan data dari keinginan clien untuk mencapai suatu desain yang diinginkan. 7. Desain adalah melaksanakan penggambaran dalam bentuk pencitraan 2D dan 3D serta presentasi yang mendukung. 8. Evaluasi adalah meninjau desain yang dihasilkan, apakah telah mampu menjawab breaf serta memecahkan permasalahan. Kaitannya dalam menciptakan goal desain yang mampu mewujudkan desain interior art shop yang fungsioanal. III. HASIL Dalam proses perancangan redesain interior museum Diponegoro-Yogyakarta klien menginginkan ruangan dibuat menarik serta kreatif yang mengikuti tehnologi yang sedang Modern dan dapat memberikan kesan colonial yogyakarta dengan menerapkan tema sejarah diponegoro bergaya Post-Modern sehingga pengunjung semakin mengenal sejarah pahlawan Indonesia khususnya Pangeran Diponegoro 1. Fungsi Sebagai tempat untuk belajarakan sejarah pahlawan Pangeran Diponegoro maka museum ini diperuntukan bagi para wisatawan lokal dan mancanegara untuk keperluan wisata. Museum diponegoro ini memberikan pelayanan dan kenyamanan yang baik dan memberikan ruang gerak yang lebih luas untuk para pengunjung. 2. Pencapaian dan Penerapan Berdasarkan lokasi museum Pangeran Diponegoro di Yogyakarta, maka harus dapat menciptakan suasana khas Yogyakarta yang kejawen dan religius yang juga merupakan kota wisata terkenal di Indonesia bahkan dunia. Selain itu penerapan gaya Post-Modern akan diaplikasikan pada interior museum, elemen estetis, dan desain perabot. Sirkulasi masing-masing ruang akan dibuat sebaik- baiknya untuk mengutamakan kenyaman pengunjung serta keamanan toko. Sehingga akan menciptakan suasana yang baik antar ruang. Konsep Gambar 2. Graphic Thinking 3

Gambar 3. TranformasiBentuk IV. Tinjauan Pustaka museum/mu se um/ /muséum/ n: Gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu; tempat menyimpan barangkuno (Kamus Besar Bahasa Indonesia. Natasya, dalam jurnalnya Pengembangan Alur Sirkulasi,Sistem display dan pencahayaan pada Bandung Contemporary Art Space menyebutkan bahwa Sirkulasi pada bangunan harus ditata dengan baik dengan memperhatikan hierarki ruangan bangunan serta selain itu juga perlu diperhatikan pengaturan sirkulasi antara area service dan area sirkulasi pengunjung utama agar tidak saling menggangu. Gambar 4. Perspektif RuangPamer Gedung dan museum yang banyak digunakan sebagai pusat kebudayaan, seharusnya disediakan area untuk pemeran tetap, temporer, perpustakaan, ruang media, dan ruang kelas. Seharusnya juga disediakan tempat untuk relaksasi, istirahat sejenak juga tempat untuk transportasi, penyimpanan, konservasi, workshop, dana dministrasi. (Neufert, 1977: 334) Gambar 6. Perspektif Ruang Audiovisual Gambar 7. Perspektif Ruang Baca 4

Pada perancangan interior Museum Diponegoro tema yang digunakan adalah Kolonial Jawa. Pemilihan tema ini diambil karena lokasi museum diponegoro berada di Yogyakarta yang terkenal dengan sejarah perangnya Pangeran Diponegoro dengan Kolonial belanda dan pemilik museum menginginkan agar museum ini dapat memperlihatkan kebudayaan traditional Yogyakarta unik, koleksi koleksi yang dipamerin adalah milik asli pangeran diponegoro dan beberapa kerabat. Gaya yang di terapkan pada perancangan interior museum Pangeran Diponegoro adalah gaya Post- Modern. Pemilihan gaya Post-Modern dimaksudkan agar objek-objek museum lebih menonjol ketika perancangan interior, dengan objek yang mayoritas terbuat dari perunggu atau besi dan batu jika dipadupadankan dengan aplikasi modern objekobjek tersebut dapat mencuri perhatian dan menarik di antara atmosfir interior yang modern. Terdapat pula sejarah pada penerapan tema yang diambil. Menurutbuku Time Saver Standard for Interior Design space and planning (1992:387) fungsi utama dari ruang took adalah untuk mendisplay dan menjual merchandise. Untuk mendesain ruang ini melibatkan Arsitek dan juga Interior Desain untuk memungkinkan terpenuhinya rencana program yang dibutuhkan. Sangat penting dimana ruang harus memiliki kualitas yang baik untuk mempertemukan merchandise, personal toko, dan pelanggan dalam ruang. Menurut Arushi Nayar (2012:31) prinsip dari sebuah ruang display took adalah: 1) Interior, elemen yang digunakan, meja display seharusnya merefleksikan image dari brand itu sendiri. 2) Merchandise harus bias dengan mudah dilihat dan jelas unutk diidentifikasi. 3) Elemen selain merchandise, jangan sampai menjadi fokus yang mengalahakan merchandise di dalam toko. 4) Pencahayaan yang digunakan harus menyoroti merchandise dan sesuai dengan keseluruhan display. 5) Warna bias dipilih berdasarkan image brand ataupun dipilih untuk menjadi daya tarik toko. Gambar 8. PerspektifRuangMarchandise Gambar 9. Perspektif Coffee Shop V. KESIMPULAN Sebagai salah satu museum yang berada di Yogyakarta dengan tingkat pendatang atau wisatawan yang tinggi, Museum Pangeran Diponegoro ingin memberikan pelayanan terbaik terhadap para pecinta sejarah dan budaya Indonesia khususnya Yogyakarta. Memberikan penataan display yang menarik dan nyaman kepada pengunjung, menggunakan Hologram biar lebih interaktif antara pengunjung 5

dengan informasi yang diberikan, dan menciptakan suasana yang Homey ketika berada di Coffee shop dan ruang baca. Maka dari itu diciptakan fasilitas interior yang dapat mendukung berjalannya aktivitas di dalam ruang museum yang diharapkan memperkuat peran Museum Diponegoro sebagai wadah bagi para penikmat sejarah dan menjaga agar tetap menjadi sejarah: VI. DAFTAR PUSTAKA Ching, Francis D.K. Interior design illustrated. Von Nostard Reinhold Company, New York (Neufert, 1977: 334) Id.m.wikipedia.org Interior udayana 14.wordpress.com Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Edisi 33 Jilid 2. Jakarta : Erlangga Natasha, Pengembangan Alur Sirkulasi,Sistem display dan pencahayaan, Bandung Contemporary Art Space 6