IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII G SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

Nurmi Butar-Butar Guru SMP Negeri 19 Medan Surel :

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

Isak Ritonga Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri 4 Medan Surel :

PERBAIKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DI KELAS

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER SMP NEGERI 7 MEDAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DI SMP NEGERI 7 MEDAN

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BERTHA LUBIS Guru SMP Negeri 4 Medan ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V SD NEGERI NO

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TRAINING

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

BUDIMAN SIHOMBING Guru SMP Negeri 15 Medan

Sinar Sion Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Suka Makmur ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII-1 SMP NEGERI 4 MEDAN

Martinus Gutu SD Negeri No Suka Makmur Kec. Delitua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

Tiamsa Napitupulu Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

Asniar Elfrida Tambun Guru Biologi SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Surel:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTROMING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI PUJI DADI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

Sarinawati Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Bahorok Surel :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VIII.B SMP NEGERI 3 BAHOROK

Jurnal Saintech Vol. 05- No.01-Maret 2013 ISSN No

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

Aisyatir Rodiah Guru Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

BAB III METODE PENELITIAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

550 Junaidi : Perbaikan Keterampilan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran... WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GARIS BILANGAN SISWA KELAS V SDN 2 SIDOHARJO POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK PECAHAN DI KELAS V-B SD NEGERI NO

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SMP NEGERI 7 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII-8 SMP NEGERI 29 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

LATIPA HANIM HARAHAP Guru SMP Negeri 29 Medan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 20 orang. Permasalahan dalam penelitian in adalah kurangnya

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. selama ini pada semester ganjil tahun pelajaran menunjukan bahwa

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Transkripsi:

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN 105400 MAROMBUN UJUNG JAWI Usrek Sarwini Guru SDN 105400 Marombun Ujung Jawi Surel : Rizkiandriani21@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpidato siswa melalui model pembelajaran tutor sebaya. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Awal KBM dilakukan tes hasil belajar dengan rata-rata 28,6 hal tersebut menunjukkan siswa tidak belajar di rumah sebelum memulai pembelajaran di sekolah. Kemudian dilanjutkan KBM, diakhir siklus I dan siklus II dilakukan tes belajar sebagai formatif I dan formatif II. Nilai formatif I yaitu sebesar 14,28% dengan rata - rata 60,0 dan belum tuntas secara klasikal. Data nilai formatif II sebesar 85,7 % dengan rata-rata 77,1 menunjukkan tuntas secara individu dan kelas. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya. Kata kunci: Model Tutor Sebaya, Hasil belajar PENDAHULUAN Era globalisasi yang penuh dengan kompetitif merupakan tantangan bagi dunia pendidikan. Teknologi pembelajaran inovatif seyogyanya dikembangkan dengan cara mengadaptasi atau mengadopsi teknologi pembelajaran inovatif yang memenuhi standar internasional. Hal ini tidak lain merupakan salah satu upaya untuk memenuhi amanat salah satu kebijakan inovatif, yaitu mutu lulusan tidak cukup bila diukur dengan standar lokal atau nasional saja. (Mohamad Nur, 2003). Pembelajaran Matematika tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas matematika dengan bekerja kelompok kecil dan menjelaskan ide - ide kepada orang lain (Hartoyo, 2000:24). Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa. Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Langkah - langkah tersebut memerlukan partisipasi aktif dari siswa. Untuk itu perlu ada model pembelajaran yang melibatkan siswa 98

secara langsung dalam pembelajaran. seperti pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif melakukan upaya untuk adalah strategi belajar dimana mengoptimalkan pembelajaran agar peserta didik dibuat dalam peserta didik berpean aktif. kelomopok - kelompok kecil. Salah Untuk mengatasi masalah satu model pembelajaran kooperatif tersebut akan diuji cobakan adalah tutor sebaya. Ada kalanya pembelajaran tutor sebaya. seorang siswa lebih mudah Penggunaan model pembelajaran menerima keterangan yang diberikan oleh teman sebaya atau temantemannya yang lain. Sumber belajar seperti ini yang disebut dengan tutor sebaya, karena mereka mempunyai tutor sebaya salah satu alternative untuk meningkatkan hasil belajar. Dengan menerapkan model ini siswa memiliki peluang untuk bertanya kepada teman yang dianggapnya usia yang hampir sebaya atau sama. dapat membimbingnya. Sehingga Tutor sebaya adalah sumber belajar selain guru yaitu teman siswa bebas bertanya tentang hal yag tidak atau kurang diketahuinya. Guru sebaya yang lebih pandai mengambil materi operasi belingan memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan, lebih mudah dipahami, tidak ada rasa pecahan karena sebagian besar masih kebingungan dalam menyelasaikan operasi bilangan pecahan. Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan diatas, enggan, rendah diri, malu dan dapat diindentifikasi masalahnya sebagainya untuk bertanya ataupun yaitu: (1) metode pembelajaran minta bantuan. Rendahnya motivasi siswa kurang bervariasi, (2) sering terjadi kegiatan yang tidak sesuai dengan terhadap pelajaran matematika kegiatan belajar mengajar (KBM) di mengakibatkan rasa ingin tahu dalam kelas, seperti siswa ribut, berkurang, serta monoton dalam siswa mengantuk dan lain proses pembelajaran yang hanya sebagainya. (3) Guru tidak menggunakan metode ceramah. menggunakan media dalam mengajar Begitu juga dengan siswa kelas IV sehingga siswa sulit memahami SDN 105400 Marombun Ujung Jawi. Sebagai pengajar di sekolah tersebut ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa selalu fasif. Masih materi yang diajarkan. Berdasarkan indentifikasi masalah ini, rumusan masalah ini adalah (1) Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar kedapatan siswa yang mengobrol, dengan menggunakan model dan tidur. Sehingga hasil ulangan pembelajaran tutor sebaya di kelas rendah terhadap operasi hitung IV SDN 105400 Marombun Ujung pecahan.mendapakan nilai rendah Jawi?, (2) Bagaimana aktivitas dibawah KK, sehingga perluh belajar siswa dengan diterapkannya perhatian kepada siswa dengan model pembelajaran tutor sebaya 99

selama KBM di kelas IV SDN 105400 Marombun Ujung Jawi? Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah (1) untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya di kelas IV SDN 105400 Marombun Ujung Jawi, (2) untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa dengan diterapkannya model pembelajaran tutor sebaya di kelas IV SDN 105400 Marombun Ujung Jawi. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan SDN 105400 Marombun Ujung Jawi Kecamatan Bangun Purba yang beralamat di Desa Marombun Ujung Jawi Kecamatan Bangun Purba. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap selama 5 (bulan) bulan mulai dari bulan Maret sampai dengan Juli 2015. Subjek penelitian ini adalah siswakelas IV 105400 Marombun Ujung Jawi yang berjumlah 7 siswa. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran. Dalam satu siklus terdiri atas empat langkah yaitu: perencanaan (planning) tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data hasil Pretes menunjukkan nilai terendah untuk Pretes adalah 2 dan tertinggi adalah 50 dengan KKM (kriteria ketuntasan minimum) sebesar 65 maka tidak seorang pun mendapat nilai diatas ketuntasan atau ketuntasan klasikal adalah 0%. Nilai rata - rata kelas adalah 28,6 yang juga tidak tuntas. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa tidak belajar di rumah. Siklus I Setelah berakhirnya pelaksanaan siklus I diadakan tes hasil belajar kognitif yang selanjutnya disebut sebagai formatif I. Hasil belajar kognitif yang diperoleh pada siklus I selama dua pertemuan disajikan dalam Tabel 1. Tabel Distribusi Hasil Formatif I Nilai Frekuensi Rata-rata 40 1 60 5 80 1 60,0 Jumlah 7 Merujuk Tabel 1, nilai terendah formatif I adalah 40 dan tertinggi adalah 80. Merujuk pada KKM sebesar 65 maka hanya 1 dari 7 orang siswa mendapat nilai ketuntasan atau ketuntasan klasikal tercapai sebesar 14,28%. Nilai ini berada di bawah kriteria ketuntasan klasikal sebesar 85% sehingga dapat dikatakan KBM siklus I gagal memberi ketuntasan belajar dalam 100

kelas. Nilai rata-rata kelas adalah 60,0 masih di bawah KKM. Dengan demikian maka peneliti berusaha melakukan tindakan perbaikan dalam melaksanakan pembelajaran siklus II yang dirasa perlu. Kemudian penilaian aktivitas diperoleh dari lembar observasi aktivitas dilakukan pada saat siswa bekerja dalam kelompok diskusi. Pengamatan dilakukan oleh dua pengamat selama 20 menit kerja kelompok dalam setiap kegiatan belajar mengajar (KBM). Hasil observasi aktivitas siswa disajikan dalam Tabel 2. Tabel Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus I No Aktivitas Skor Persentase 1 2 3 4 5 6 Menulis Membaca Mengerjakan LKS dan teman Menjawab Pertanyaan Teman guru Yang relevan tidak 7 40% 3,75 21% 1,25 7% 0,75 4% 2,75 15% 2 11% Jumlah 17,5 100% Siklus II Diakhir siklus II diberikan tes hasil belajar sebagai formatif II dengan jumlah soal 5 item. Data formatif II disajikankan dalam Tabel 3. Tabel Distribusi Hasil Formatif II Nilai Frekuensi Rata-rata 60 1 80 6 77,1 Jumlah 7 Merujuk pada Tabel 3, nilai terendah untuk formatif II adalah 60 dan tertinggi adalah 80 dengan 6 orang siswa mendapat nilai dibawah KKM atau ketuntasan klasikal adalah sebesar 85,7%. Nilai ini berada di atas 85% sehingga dapat dikatakan KBM siklus II telah berhasil memberi ketuntasan belajar pada siswa dalam kelas. Nilai rata-rata kelas adalah 77,1 dan telah memenuhi KKM. Aktivitas siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus II disajikan pada tabel 4.3. Tabel Skor Aktivitas Belajar Siswa Siklus II No Aktivitas Skor Persentase 1 2 3 4 5 6 Menulis dan Membaca 4,5 25,7% Mengerjakan LKS 7 40% teman 2,5 14,3% Menjawab Pertanyaan Guru 2,5 14,3% guru 0,5 2,9% Yang tidak relevan 0,5 3% Jumlah 17,5 100% 101

Dilihat table 3. Memiliki peningkatan hasil belajar sehinggan model pembelajaran tutor sebaya telah berhasil meningakatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan. Pembahasan Hasil belajar pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 60,0 dengan ketuntasan belajar yang dicapai 14,28%, karena kurang dari 85% siklus I dikatakan tidak tuntas. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II diperoleh rata - rata hasil belajar sebesar 77,1 dengan ketuntasan klasikal mencapai 85,7%, karena lebih besar dari 85% maka siklus II dikatakan berhasil memberikan ketuntasan belajar klasikal. Berdasarkan hasil belajar kognitif dan pengamatan siklus I menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa permasalahan/kekurangan dalam pelaksanaan tindakan yang perlu diperbaiki secara lanjut. Beberapa kelemahan pada siklus I terlihat dari aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, diantaranya: 1. Efektivitas Kelompok a) Kemampuan tutor sebaya dalam kelompoknya masih kurang. b) Kekompakan kerja kelompoknya masih kurang. c) Anggota kelompok masih enggan dan malu bertanya pada temannya (tutor). d) Masih ada siswa yang tidak mau tau dan menyerahkan permasalahan pada tutor dan teman 1 kelompoknya. 2. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran a) Suasana pembelajaran kurang kondusif. b) Dalam mengerjakan tugas di depan kelas siswa kurang berani terlihat dari siswa saling menyuruh satu sama lain. c) Suasana diskusi antar siswa masih kurang. Masih banyak siswa yang mencoba mengerjakan LKS secara individual dan tidak bertanya pada tutor jika ada hal yang mereka tidak mengerti. d) Tutor sebaya dalam memimpin kelompoknya masih kurang. Kemudian aktivitas belajar dari lembar obervasi dalam proses pembelajaran ini setiap siswa dilibatkan secara keseluruhan oleh guru. Para siswa harus memperhatikan guru saat memberikan penjelasan. Selain itu guru juga berkeliling memantau dan memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menangkap inti. Pelajaran serta yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Setelah berdiskusi guru juga mengunjuk perwakilan setiap kelompok untuk mengerjakan kembali soal secara lisan di depan kelas. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap pembelajaran. 102

Perbandingan aktivitas antara siklus I dan siklus II dijabarkan sebagai berikut: aktivitas menulis dan membaca turun dari 40% menjadi 25,7%. Hal ini cukup memuaskan peneliti karena penurunan aktivitas membaca mengindikasikan bahwa siswa telah mempersiapkan diri dari rumah sebelum mengikuti pembelajaran di kelas. Aktivitas mengerjakan dalam diskusi yang meningkat dari 21% menjadi 40% menunjukkan perbaikan yang terjadi dalam proses pembelajaran di mana siswa lebih aktif dalam pelaksanaan diskusi. Sementara aktivitas bertanya pada teman naik dari 7% menjadi 14,3%, hal ini mengindikasikan bahwa siswa telah lebih mandiri dalam berpikir dan lebih koperatif sehingga siswa tidak enggan bertanya pada tutor. Aktivitas menjawab pertanyaan teman meningkat dari 4% menjadi 14,3% hal ini di pengaruhi oleh aktivitas bertanya, dan mengindikasikan peningkatan koperatif serta kemampuan tutor untuk membimbing teman satu kelompoknya. Aktivitas bertanya pada guru turun dari 15% menjadi 2,9%. Hal ini dikarenakan peningkatan daya pikir siswa dan koperatif siswa, sehingga ketergantungan siswa terhadap guru mengalami penurunan. Aktivitas yang tidak relevan dengan KBM turun dari 11 % menjadi 3% yang menandakan perbaikan aktivitas belajar siswa. Dengan demikian pembelajaran menggunakan model tutor sebaya memberikan ketuntasan belajar Matematika siswa pada siklus II. Pembelajaran tutor sebaya selain meningkatkan hasil belajar siswa ternyata juga telah mampu menumbuhkan sikap koperatif disamping tumbuhnya minat belajar siswa terhadap pembelajaran Matematika yang berimplikasi pada meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa. KESIMPULAN Hasil analisis tersebut dapat disimpulkan sesuai dengan rumusan masalah, yaitu : 1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan sebesar 14,28 % dengan rata-rata 60,0 dan belum tuntas secara klasikal dan pada siklus II sebesar 85,7 % dengan rata-rata 77,1 menunjukkan tuntas secara individu dan kelas. 2. (a) Data aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada siklus I antara lain membaca/menulis (40%), bekerja (21%), bertanya sesama teman (7%), menjawab pertanyaan teman (4%), bertanya kepada guru (15 %), dan yang tidak relevan dengan KBM (11 %). (b) Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada Siklus II antara lain membaca/menulis (25,7 %), bekerja (40%), bertanya sesama teman (14,3%), menjawab pertanyaan teman (14,3), 103

bertanya kepada guru (2,9%), dan yang tidak relevan dengan KBM (3%). DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta. Aqib. Zainal. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Degeng, I N. S. 1988. Ilmu Pengajaran: Taksonomi Variabel. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK. Zaini, Hisyam.dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani 104