BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan, antara lain tingkat pendapatan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia menjadi masalah yang berkepanjangan.kemiskinan tidak dipahami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. 1 Universitas Indonesia. Analisis pelaksanaan..., Rama Chandra, FE UI, 2010.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan terbelakang, melainkan juga dialami oleh negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. multidimensional, yang dapat ditandai dengan keberadaan pengangguran,

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)

BAB I PENDAHULUAN. dasar favorit. Pada lembaga persekolahan ini tidak cukup ruang bagi masyarakat

PROGRAM KELUARGA HARAPAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kebijakan dibidang perlindungan sosial, tahun 2007 Pemerintah

Syarifah Maihani Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Almuslim

IDA YUNANI DESTIANTI. Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Meningkatkan Taraf Kesehatan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata

JAMINAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

P O L I C Y B R I E F GAMBARAN PELAKSANAAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Kemiskinan telah membuat pengangguran semakin bertambah banyak,

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan-pelayanan sosial personal yang tergolong sebagai pelayanan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

KONDISI KEHIDUPAN KELUARGA MISKIN DI KOTA CIMAHI Tukino, LPPM STKS Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Visi Program Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas 2015

Latar Belakang. Tujuan setiap warga negara terhadap kehidupannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tidak hanya di negara berkembang, bahkan di Negara maju sekalipun.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat 7,7 juta balita yang terhambat pertumbuhannya. Dalam

SASARAN PROGRAM BIDANG SOSIAL

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

BAB I PENDAHULUAN. disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. pun manusia dan bangsa di dunia ini yang tidak membutuhkan kehidupan yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah

BAB I PENDAHULUAN. negara di dunia, terutama negara sedang berkembang. Secara umum

BAB VI PENUTUP. angkah anak putus sekolah sangat besar karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sementara pada waktu yang sama mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat.

BAB I PENDHAULUAN. dari masyarakat penerima program maka hasil pembangunan tersebut akan sesuai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

BAB VI UPAYA IBU MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN DAN PENDIDIKAN KELUARGA

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. waktu satu tahun per kelahiran hidup.

TUJUAN 3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di

ini dia... Urusan Kesehatan Ibu dan Anak di Negeri Kita

HASIL PERTEMUAN PENDALAMAN TEKNIS DALAM PENETAPAN PARAMETER KEPENDUDUKAN PROPINSI BENGKULU TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2035

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

BAB I P E N D A H U L U A N

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

terdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. 1) Angka Kematian Bayi waktu satu tahun per kelahiran hidup.

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik atau meningkat. Pembangunan Nasional yang berlandaskan. dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia

BAB 12. PENANGGULANGAN KEMISKINAN KELUARGA DI INDONESIA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

BAB I PENDAHULUAN. finansial Pemerintah Daerah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara, bangsa Indonesia termasuk bangsa yang dikategorikan Negara dunia ketiga.

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan ini

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut membuat mereka jatuh kejurang kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. Hilir tahun adalah Indragiri Hilir berjaya dan gemilang Pada

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI & KEWENANGAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK UU NO. 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA

EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2011

PENDAHULUAN Latar Belakang

Permasalahan Mendasar Daerah

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut

TINJAUAN PUSTAKA Masalah Gizi Ganda

BAB I PENDAHULUAN. (Pemekaran setelah Undang-Undang Otonomi Khusus) yang secara resmi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SALINAN WALIKOTA LANGSA,

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan bidang pendidikan bertujuan menghasilkan manusia Indonesia

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI DAERAH PEDESAAN* *

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan

Nawacita Bersama Kampung Keluarga Berencana (KB)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang terjadi di berbagai tempat di Indonesia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan, antara lain tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan dan letak geografis. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari beberapa faktor yakni kemiskinan alamiah, struktural, kesenjangan antar wilayah, rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di pedesaan, angka ketergantungan yang tinggi dan kemiskinan yang diwarisi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tjokrowinoto (Sulistiyani, 2004) mendefinisikan Kemiskinan sebagai kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Definisi ini berpijak pada pendekatan berbasis hak yang mengakui bahwa masyarakat miskin mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya. Kemiskinan bisa terjadi karena dua kondisi yaitu kemiskinan alami dan kemiskinan buatan. Kemiskinan alami terjadi akibat sumber daya alam (SDA) yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah. Kemiskinan buatan diakibatkan oleh para birokrat kurang berkompeten dalam penguasaan ekonomi dan berbagai fasilitas yang tersedia, sehingga mengakibatkan susahnya untuk keluar dari kemelut kemiskinan tersebut. (http/fasmake.blogspot.com/20/07/08 kemiskinan-25-html) Ketimpangan itu terjadi karena kelompok yang diuntungkan oleh kondisi atau keputusan-keputusan publik dan ada kelompok yang dirugikan sehingga menjadi terpinggirkan.

Upaya pemerintah untuk menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan, peningkatan kapasitas dan pembangunan. Reformasi sistem penyelenggaraan pemerintah sejak tahun 1998, merupakan suatu momentum perubahan yang terjadi dalam meningkatkan fungsi-fungsi utama lembaga pemerintah dalam memberikan pelayanan, pemberdayaan dan pembangunan sesuai dengan prisip-prinsip good gavernace. Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat maka dibentuklah sebuah lembaga publik yaitu Pemerintah yang secara organisasional melaksanakan tugas dan fungsi atas nama negara (legalitas konstitusional), mewujudkan kesejahteraan bagi yang diperintah (rakyat/warga negara). Secara garis besar Rasyid (2007:11) mengatakan bahwa: Tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah untuk menjaga suatu sistem ketertiban dalam masyarakat agar masyarakat dapat menjalani kehidupannya secara wajar. Selanjutnya beliau mengatakan bahwa tugas pokok pemerintah dapat diringkas menjadi tiga fungsi yang hakiki yaitu. a).fungsi pelayanan (service), dimana fungsi pelayanan yang dijalankan secara baik akan dapat membuahkan keadilan. b).fungsi pemberdayaan (empowerment). Dengan fungsi pemberdayaan ini masyarakat didorong untuk mandiri. Jika masyarakat mandiri maka dengan sendirinya masyarakat memiliki sikap inisiatif, kreatif dan partisipatif dalam pembangunan. c). Fungsi pembangunan (development), yaitu fungsi yang bertujuan untuk menciptakan kemakmuran dalam masyarakat. Karena itu pemerintah harus mampu atau memiliki kapasitas untuk memberi pelayanan bagi penemuan kebutuhan akan layanan civil dan layanan publik, serta pada saat yang sama membutuhkan kapasitas masyarakat. Membutuhkan kapasitas masyarakat adalah sejajar dengan konsep pemberdayaan masyarakat. Menurut Soetomo (2011:88): Unsur utama dari proses pemberdayaan masyarakat adalah pemberian kewenangan dan pengembangan kapasitas masyarakat. Kedua unsur tersebut tidak dapat dipisahkan, oleh karena apabila masyarakat telah memperoleh kewenangan tetapi tidak atau belum mempunyai kapasitas untuk menjalankan kewenangan tersebut maka hasilnya juga tidak optimal. Masyarakat berada pada posisi marginal disebabkan karena kurang memiliki kedua unsur tadi, kewenangan dan kapasitas. Kondisi tersebut sering juga disebut

masyarakat kurang berdaya atau powerless, sehingga tidak mempunyai peluang untuk mengatur masa depannya sendiri. Hal itulah yang dianggap penyebab utama kondisi kehidupannya tidak sejahtera. Salah satu bentuk proses perubahan sistem penyelenggaran pemerintah dalam pelaksanaan fungsi tersebut yakni dengan dicanangkannya Program Keluarga Harapan (PKH) pada tahun 2007. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejateraan dan memutuskan rantai kemiskinan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta merubah perilaku Keluarga Sangat Miskin (KSM) yang relatif kurang mendukung peningkatan kesejahteraan dan untuk mempercepat target Milenium Development Goals (MDGs). PKH merupakan program berkelanjutan sejak tahun 2007 sampai 2015 dengan target atau sasaran program adalah keluarga yang dikategorikan sangat miskin (KSM) secara operasional diimplementasikan dengan memberikan sejumlah uang tunai kepada kelompok sasaran. Buku PKH (2010:4) menjelaskan syarat-syarat yang ditentukan seorang penerima PKH adalah sebagai berikut: 1. Mendaftar dan menyekolahkan anak usia 15-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar 9 tahun. 2. Mengantarkan anak usia 0-6 tahun ke fasilitas kesehatan sesuai dengan protokol pelayanan kesehatan dasar. 3. Mengantarkan anak usia 6-7 tahun yang belum sekolah ke pusat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. 4. Memeriksa kandungan baik ibu hamil ke fasilitas kesehatan sesuai dengan protokol pelayanan kesehatan dasar. Status kesehatan dan pendidikan sangat mempengaruhi kualitas SDM. Semakin tinggi status kesehatan dan pendidikan semakin baik kualitas sumber daya manusia yang dimiliki sebuah negara. Untuk memperoleh derajat kesehatan dan pendidikan yang optimal maka perlu intervensi di bidang kesehatan dan pendidikan dengan menyediakan akses sebagai kelompok masyarakat miskin terhadap pelayanan kesehatan dan fasilitas pendidikan. Intervensi pendidikan akan berpengaruh langsung pada kemampuan belajar dan partisipasi anak dalam pendidikan (terdaftar dan hadir di lembaga-lembaga pendidikan). Intervensi kesehatan akan meningkatkan

status kesehatan dan gisi, sehingga anak siap berpartisipasi dalam pendidikan serta mampu belajar di lembaga-lembaga pendidikan. Kedua jenis intervensi ini dalam jangka panjang, diharapkan akan mempengaruhi kualitas SDM untuk mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam perkembangannya, KSM penerima bantuan PKH diberikan kemudahan untuk dapat mengakses layanan kesehatan secara gratis setara dengan peserta JAMKESMAS dengan kemudahan tersebut, berimplikasi bahwa penerima bantuan PKH otomatis menjadi penerima layanan JASKESMAS dan kartu PKH dapat digunakan sebagai kartu JAMKESMAS, kartu ini berlaku bagi semua anggota keluarga. Menurut Buku PKH (2010:1) tujuan umum PKH adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin di kelurahan dan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolahan pembangunan. Tujuan khusus dari PKH dalam Buku PKH (2010:1) meliputi sebagai berikut:. a) Meningkatkan status sosial ekonomi KSM. Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, anak balita dan anak usia 5-7 tahun yang belum masuk sekolah dasar dari KSM. b) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan khususnya bagi anak-anak KSM. c) Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak KSM Dalam jangka pendek, bantuan ini membantu mengurangi beban pengeluaran KSM. Sedangkan untuk jangka panjang membantu keluarga penerima untuk menyekolahkan anaknya, melakukan imunisasi balita, memeriksa kandungan bagi ibu hamil, pemeriksaan pasca persalinan bagi ibu nifas, perbaikan gizi, dan diharapkan akan memutuskan rantai kemiskinan antar generasi. Kelurahan Naikoten I, Kecamatan Kota Raja Kota Kupang merupakan salah satu kelurahan sasaran PKH sejak tahun 2008. Besaran bantuan yang diterima oleh peserta PKH

bervariasi berdasarkan jumlah anggota keluarga yang dihitung menurut ketentuan penerima bantuan, baik komponen kesehatan maupun pendidikan. Di kemudian hari besaran bantuan akan bisa berubah sesuai dengan kondisi keluarga saat itu atau bila peserta PKH tidak dapat memenuhi syarat yang ditentukan. Program Keluarga Harapan menetapkan target atau sasaran utamanya adalah keluarga miskin. Kemiskinan adalah masalah yang kompleks dan merupakan gejala di seluruh Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan antara lain tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan dan letak geografis. Masalah kemiskinan menjadi tema sentral yang terus menerus dibahas baik Pemerintah maupun LSM. Untuk membantu masyarakat miskin maka Pemerintah harus mampu mengidentifikasi kondisi yang dialami masyarakat agar dalam merancang program pembangunan kesejahteraan sosial, lebih fokus pada upaya pemberdayaan. Tabel 1. 1. Besaran Bantuan yang diterima Peserta PKH Skenario Bantuan Bantuan per KSM/ tahun Bantuan tetap Rp. 200.000,- Bantuan bagi KSM yang memiliki : Rp. 800.000,- a. Anak usia di bahwa 6 tahun b. Ibu hamil/ Menyusui c. Anak peserta pendidikan Rp. 400.000,- setara SD/MI. Anak peserta pendidikan setara SMP/ Rp. 800.000,- MTs Rata-rata bantuan per KSM Rp. 1.390.000,- Bantuan minimum per KSM Rp. 600.000,-

Bantuan maksimum per KSM Rp. 2.200.000,- Sumber Datanya: Buku PKH(2010: 5) Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Penduduk Kota Kupang tahun 2007 adalah 257.662 jiwa. Sedangkan pada tahun 2008 berjumlah 286.306 jiwa. Dengan demikian jumlah pertambahan penduduk adalah 28.644 jiwa. Akhir tahun 2009 jumlah penduduk bertambah menjadi 291.794 jiwa. Pada tahun 2007, berdasarkan hasil susenas, jumlah penduduk miskin di Kota Kupang sebanyak 20.300 jiwa. Pada tahun 2008, mengalami peningkatan yang tajam, yakni 46.110 jiwa. Kemudian pada tahun 2009 angka tersebut turun menjadi 35.420 jiwa. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2010, yang menjadi sasaran penerima PKH pada tahun 2010 untuk Kelurahan Naikoten I berjumlah 74 KSM yang tersebar disetiap RT. Oleh karena itu Pemerintah Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten harus melakukan evaluasi terhadap PKH guna mengetahui sejauhmana tingkat keberhasilan PKH dan apakah Program Keluarga Harapan sudah benar benar mampu mengatasi atau memutuskan rantai kemiskinan yang ada di Kelurahan Naikoten 1. Dengan demikian Pemerintah Kelurahan akan mengetahui sejauh manakah keberhasilan PKH, dan jika PKH kurang berhasil tindakan - tindakan apa yang diambil oleh Pemerintah untuk memperbaiki PKH sehingga Program tersebut dapat berjalan dengan baik dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat serta dapat memutuskan mata rantai kemiskinan yang ada di Kelurahan Naikoten I. Dewasa ini terdapat demikian banyak program yang diorientasikan bagi pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan. Akan tetapi, pertambahan penduduk secara signifikan juga mengidentifikasi pertambahan penduduk miskin. Hal ini akan menandai tidak terdapat satu programpun yang dapat mengkomplain sebagai program yang paling berhasil bagi pengentasan kemiskinan. Dengan demikian menilai kinerja keberhasilan program, akan memungkinkan diperoleh informasi tentang pencapaian tujuan program.

Berdasarkan pada uraian dan latar belakang di atas, maka peneliti mencoba mengkajinya dengan judul: STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DI KELURAHAN NAIKOTEN I KECAMATAN RAJA KOTA KUPANG TAHUN 2010. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan gambaran tersebut di atas, serta mengacu pada judul penelitian ini maka yang menjadi pokok permasalahannya adalah: Bagaimana Program Keluarga Harapan (PKH) telah berhasil mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan di Kelurahan Naikoten I Kecamatan Kota Raja Kota Kupang. C. TUJUAN DAN KEGUNAAN 1. Tujuan Penelitian a. Untuk menggambarkan pelaksanaan Program Keluarga Harapan pada Kelurahan Naikoten I Kecamatan Kota Raja Kota Kupang. b. Untuk menilai keberhasilan pelaksanaan Program Keluarga Harapan pada Kelurahan Naikoten I Kecamatan Kota Raja Kota Kupang. 2. Kegunaan penelitian a. Sebagai informasi bagi pengelolah program dan kelompok sasaran terhadap pelaksanaan program Keluarga Harapan pada Kelurahan Naikoten I Kecamatan Kota Raja Kota Kupang. b. Sebagai informasi tentang keberhasilan pelaksanaan Program Keluarga Harapan pada Kelurahan Naikoten I Kecamatan Kota Raja Kota Kupang. c. Sebagai informasi bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian yang sama.