BAB II TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pihak internal dan pihak eksternal perusahaan, dengan menyusun suatu laporan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang relevan dan tepat waktu dalam setiap pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Segala bentuk kegiatan dan keputusan investasi di pasar modal akan

BAB I PENDAHULUAN. Investor sebagai pemilik modal yang berperan penting dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. (Ujiyantho dan Pramuka, 2007) dalam Putri dan Yuyetta (2013). Dalam

BAB II LANDASAN TEORI. principal (pemilik usaha). Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak

BAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai

I. PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan dengan perusahaan lain sehingga dapat menilai apakah

BAB V KESIMPULAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran KAP, ukuran klien, pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat menjalankan suatu kelangsungan usaha, suatu

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam periode beberapa tahun belakangan banyak terjadi masalah-masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrak yaitu pihak (principal) mengikat pihak lain (agent) untuk melalukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan menerangkan hubungan antara pemegang saham dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (predictive value), (b) informasi mempunyai umpan balik (feedback value), dan (c)

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang baik akan menjadi informasi dalam pengambilan

BAB V PENUTUP. Hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda untuk tujuan

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori Sinyal (Signal theory) menekankan kepada pentingnya informasi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan Keuangan merupakan sarana bagi investor untuk menilai kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (principal) meminta pihak lainnya (agent) untuk melaksanakan sejumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan tentunya dapat mengurangi kualitas keputusan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Agency theory menjelaskan hubungan antara agent (pihak manajemen suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu

BAB II RERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. beberapa hal yang berkaitan dengan Komite Audit dalam perusahaan:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal) IX.1.5,Kep 29 /PM/2004 tanggal 22 desember 2003, UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyaknya perusahaan-perusahaan go public yang mengalami kebangkrutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa globalisasi dan pasar bebas sekarang ini, perusahaan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. menutup kontrak untuk memberikan tugas-tugas tertentu bagi principal, dan principal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari sumber daya ekonomi dan sumber daya manusia. Sumber daya ekonomi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan serta kinerja perusahaan. Informasi ini digunakan untuk keperluan

BAB 2 LANDASAN TEORI Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

Faktor faktor yang mempengaruhi penyelesaian penyajian laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau kinerja manager. Informasi tentang laba dapat digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan selain memaksimalkan laba adalah memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dapat tertutupi hanya dengan mengandalkan sumber daya internal. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan tersebut (Sembiring, 2010). Laporan keuangan memiliki peranan

Abstrak. Kata kunci: audit report lag, audit tenure ukuran kantor akuntan publik, dan spesialisasi auditor.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia perekonomian di Indonesia saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melihat dan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Manajemen sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketidaksejajaran kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent).

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of

BAB I PENDAHULUAN. menuju perdagangan bebas yang semakin memperketat persaingan antar. dengan cara menjual kepemilikan saham perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi didefinisikan sebagai seni untuk mengumpulkan, kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan perusahaan disusun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Nilai pasar dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aspek dan implikasi hubungan keagenan dalam praktik bisnis perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modal pada perusahaan tersebut. Untuk memperoleh modal dari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan tekanan persaingan di antara pemain pasar yang ada dan new entrants,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam penyajian suatu informasi yang relevan. Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. investasi pada saat ini, para investor memerlukan lebih banyak informasi yang relevan

BAB I. Pendahuluan. dengan perkembangan perusahaan. Pendirian perusahaan-perusahaan ini tentunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hubungan antara agen dengan prinsipal yang dapat memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan fungsi pasar modal (Owusu, 2006). Perusahaan go public di

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat di indonesia pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

BAB I PENDAHULUAN. selama satu tahun, dan dapat menjelaskan masa depan perusahaan tersebut

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

Transkripsi:

BAB II TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS A. TEORI 1. Agency Theory (Teori Keagenan) Menurut Jensen dan Meckling (1976) teori keagenan adalah teori yang mengatur hubungan kontraktual antara agent selaku pihak yang menerima tugas dan wewenang (manajemen) dengan principals selaku pihak yang memberikan tugas dan wewenang (pemilik). Dalam hal ini, agent memiliki kapasitas sebagai pengambil keputusan yang akan melakukan seluruh kegiatannya atas nama principals. Sebagai pihak yang menjalankan tugas dari pemilik, manajemen diharuskan memberikan laporan pertanggung jawaban atas keputusan apa yang telah dilakukannya dalam periode yang lalu. Hal ini sejalan dengan keinginan pemilik, untuk selalu mengetahui mengenai keputusan apa yang telah dihasilkan oleh manajemen, berdasar pada sistem informasi yang telah dipilih secara matang oleh pemilik. Pada akhirnya, hal tersebut akan memberikan nilai umpan balik akuntansi. Langkah tersebut juga sebagai bentuk evaluasi dari pemilik terhadap sistem informasi yang telah dipilih, apakah mampu membuat manajemen menghasilkan keputusan terbaik untuk kepentingan pemilik. Dengan kata lain, kegiatan manajerial dilakukan oleh manajemen sementara 9

10 fungsi utilitas atas kegiatan manajerial tersebut dilakukan oleh pemilik (Hendriksen dan Van Breda, 1992 dalam Sitorus, 2014). Dalam teori keagenan, tidak semua manajemen bekerja untuk kepentingan pemilik. Banyak manajemen yang bekerja untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya, dan mengamankan posisi jabatannya sendiri tanpa memperhatikan dampak yang akan diterima oleh pemilik. Umumnya, pemilik lebih suka meningkatkan kesejahteraannya melalui kompensansi yang meningkat dan cenderung memilih untuk menghindari risiko, sedangkan manajemen sebagai pelaksana kegiatan cenderung mengambil sikap netral dalam menghadapi risiko dan memilih meningkatkan kesejahteraannya melalui saham dan dividen (Sitorus, 2014). Perbedaan kepentingan tersebut, mengharuskan pemilik untuk mengontrol dan memantau apa yang sedang dan telah dilakukan oleh manajemen. Untuk dapat melakukan hal tersebut, pemilik harus mendapatkan informasi yang cukup dan menyeluruh. Namun, permasalahannya adalah perbedaan informasi yang diperoleh antara manajemen dengan pemilik. Dalam hal ini sering disebut dengan istilah asimetri informasi, dimana pemilik tidak mengetahui secara menyeluruh mengenai apa yang menjadi preferensi manajemen (Hendriksen dan Van Breda, 1992 dalam Sitorus, 2014). Asimetri informasi akan sangat berpengaruh pada saat pemilik (stakeholder maupun shareholder) ingin mengetahui bagaimana kondisi

11 keuangan dari perusahaan. Principals dalam hal ini para pemegang saham (shareholder), tentu ingin mendapatkan informasi yang seakurat dan serelevan mungkin mengenai kondisi perusahaan untuk mengambil keputusan investasi. Keputusan investasi ini akan sangat bergantung pada tingkat pengembalian investasi (return) yang akan didapat oleh investor. Sebelum memutuskan untuk menanamkan modalnya, investor akan menganalisa data laporan keuangan perusahaan terlebih dahulu untuk memperkirakan berapa return yang akan diperolehnya sebagai imbalan atas keberaniannya menanggung risiko investasi. Oleh karena itu, suatu informasi laporan keuangan yang relevan sangat dibutuhkan oleh para investor (shareholder). Suatu informasi laporan keuangan dapat dikategorikan sebagai informasi yang akurat dan relevan, jika informasi tersebut mampu mempengaruhi proses pembuatan keputusan investor. Untuk menghasilkan suatu informasi akuntansi yang relevan, ada beberapa sistem akuntansi yang bisa di terapkan oleh pihak principals. Salah satu caranya dengan penerapan akuntansi nilai wajar aset, nilai wajar aset dianggap mampu membuat informasi laporan keuangan menjadi lebih relevan (Hidayat, 2012). Hal ini sejalan dengan (Hermann et al. 2006 dalam Hidayat, 2012) yang menyatakan, jika penggunaan nilai wajar aset dalam pengukuran laporan keuangan lebih baik dibanding menggunakan kos historis baik dari karakteristik predictive value, feedback value, timeliness, neutrality, representational faithfulness, comparability, dan consistency.

12 Akan tetapi sesuai dengan teori keagenan, dimana tidak semua manajemen (agent) akan melakukan tugasnya untuk memenuhi kepentingan pemilik (principals). Walaupun pemilik yang menentukan sistem informasi akuntansi perusahaan, tetap saja manajemen adalah pihak yang menjalankan seluruh kegiatan manajerial perusahaan (Hendriksen dan Van Breda, 1992 dalam Sitorus, 2014). Hal ini membuat pemilik harus selalu mengawasi dan mengetahui, apa saja yang dilakukan manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan. Namun adanya asimetri informasi, membuat pemilik tidak bisa sepenuhnya memperoleh informasi yang diinginkannya. Dalam hal ini, informasi yang dibutuhkan adalah infromasi mengenai apakah manajemen telah menerapkan sistem informasi dan akuntansi yang telah ditetapkan oleh pemilik. Sementara untuk investor (shareholder) informasi yang dibutuhkan adalah informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan yang bisa dilihat dalam laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Untuk mengatasi masalah asimentri informasi tersebut, pemilik (principals) dapat menunjuk auditor independen dari Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dinilai layak untuk menjalankan tugas tersebut. Auditor tersebut dapat menjadi pihak penengah, yang akan memeriksa apakah laporan keuangan yang dibuat manajemen telah memenuhi standar, dan dapat dikategorikan sebagai laporan keuangan yang memiliki informasi akuntansi yang relevan untuk pengambilan keputusan. Selain itu, penggunaan KAP yang masuk dalam golongan Big 4, akan semakin membuat laporan keuangan yang dibuat manajemen menjadi lebih dapat di

13 andalkan, dan relevansinya terhadap hasil penghitungan return saham menjadi lebih tinggi. Hal ini dikarenakan, dengan sumber daya dan teknologi yang lebih baik dibanding dengan KAP yang non big 4, membuat kualitas KAP big 4 cenderung lebih tinggi. 2. Signaling Theory Teori signal adalah teori yang menyatakan bahwa suatu perusahaan, akan selalu berupaya untuk memberikan signal positif kepada para investor. Hal ini dimaksudkan agar setiap informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan, dapat memancing minat para investor untuk mau menanamkan modal yang dimilikinya (Connely, 2011). Informasi positif dari perusahaan adalah hal yang sangat vital peranannya bagi para investor, dengan informasi tersebut investor dapat menentukan kapan waktu terbaik untuk membeli saham ataupun menjual saham perusahaan terkait. Salah satu contoh pemberian sinyal oleh perusahaan kepada investor, maupun pasar adalah dengan penerbitan laporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan selalu berusaha untuk menyajikan laporan keuangannya sebaik mungkin. Hal tersebut bertujuan agar para investor dapat secepat mungkin memberikan reaksi di bursa saham. Akan tetapi, hal itulah yang membuat perusahaan sering memanipulasi laporan keuangannya agar terlihat baik di hadapan para investor dan pengguna laporan keuangan lainnya. Hal tersebut membuat investor sering terjebak dalam permainan perusahaan yang sebenarnya sedang dalam kondisi keuangan yang tidak baik.

14 Penggunaan nilai wajar dalam penyusunan laporan keuangan dianggap lebih memiliki relevansi nilai, karena laporan keuangan mampu menunjukkan kondisi sebenarnya dari perusahaan pada saat laporan tersebut diterbitkan. Hal ini menjadi sinyal positif bagi investor, mereka menyadari jika laporan keuangan tersebut lebih dapat diandalkan dibanding dengan laporan keuangan yang disusun menggunakan metode kos historis. Selain perubahan metode, persepsi investor akan informasi dari laporan keuangan perusahaan akan semakin tinggi ketika laporan keuangan perusahaan telah terlebih dahulu di audit oleh auditor dari KAP big 4 yang sama dalam beberapa tahun secara berurutan. Hal ini menimbulkan keyakinan dalam diri investor bahwa, informasi yang telah diberikan perusahaan lebih dapat dipertanggung jawabkan dan diandalkan untuk membuat keputusan investasi. Selain dari segi keandalan, ketika perusahaan diaudit oleh KAP yang sama secara berurutan dalam beberapa tahun, diyakini dapat menurunkan potensi re-statment laporan keuangan di kemudian hari. B. PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1. Akuntansi Nilai Wajar aset keuangan dan return saham Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayarkan untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran (PSAK 68 ; pengukuran nilai wajar, lampiran A). Penggunaan nilai wajar dianggap akan memberikan informasi yang lebih relevan dalam hal pengambilan keputusan investasi. Ketika laporan keuangan diukur menggunakan nilai

15 wajar, maka laporan keuangan tersebut dapat menggambarkan kondisi sebenarnya dari perusahaan sesuai dengan kondisi yang ada. Saat perusahaan mengalami kerugian, laporan keuangan yang disusun menggunakan nilai wajar dapat langsung menunjukkan kerugian tersebut dan sebaliknya jika perusahaan mengalami keuntungan, keuntungan tersebut juga dapat terlihat secara jelas sesuai dengan kondisi sebenarnya. Hal ini akan membuat investor menjadi lebih mudah untuk memberikan respon di pasar saham. Hal ini dikarenakan keragu-raguan investor dalam membuat keputusan dapat dikurangi, karena investor dapat melihat kondisi sebenarnya dari perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan yang telah menerapkan akuntansi nilai wajar. Hal tersebut bisa dijadikan dasar bagi investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan, dan berakibat pada naiknya volume perdagangan saham. Semakin sering saham ditransaksikan, bisa dipastikan harga saham tersebut akan meningkat dan berakibat pada jumlah pengembalian investasi dimasa mendatang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2012) yang menyatakan bahwa nilai wajar aset berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari uraian tersebut, diperoleh hipotesis pertama yang berbunyi: H1 : Penyajian akuntansi nilai wajar aset keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap return saham 2. Akuntansi nilai wajar diukur dengan nilai pasar dan akuntansi nilai wajar diukur dengan teknik penilaian dan return saham

16 Pada penelitian ini, juga diteliti tentang bagaimana nilai wajar tersebut ditentukan. Standard Akuntansi Keuangan telah mengelompokkan cara penentuan nilai wajar ke dalam tiga tingkat. Pada tingkat 1, nilai wajar aset akan diukur berdasar pada nilai wajar yang berlaku di pasar yang aktif. Ketika pasar aktif tidak tersedia, penentuan nilai wajar aset dapat dilakukan pada tingkat 2. Pada tingkat ini, nilai wajar ditentukan dengan melakukan observasi untuk aset dan liabilitas, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sementara pada tingkatan 3, nilai wajar ditentukan dengan tekhnik penilaian. Logikanya, ketika nilai wajar diukur menggunakan nilai pasar, nilai dari aset tersebut akan lebih mudah dan cepat untuk direspon oleh investor berkaitan dengan keputusan investasi. Pasalnya nilai tersebut berasal dari kesepakatan diantara pihak-pihak yang terlibat langsung dalam transaksi. Sedangkan ketika nilai wajar aset dinilai dengan tekhnik penilaian, investor menganggap adanya unsur asumsi dalam proses penilaiannya. Hal ini dikhawatirkan dapat mengurangi relevansi nilai dan keandalan dari informasi yang dihasilkan. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Hidayat (2012) yang menyatakan jika nilai wajar yang diukur berdasarkan harga pasar aktif lebih mempunyai relevansi nilai daripada yang diukur dengan teknik penilaian. Berdasar pada uraian tersebut, diperoleh hipotesis ke kedua yang berbunyi

17 H2 : Penyajian akuntansi nilai wajar aset keuangan lebih berpengaruh terhadap return saham ketika nilai wajar diukur dengan nilai pasar daripada yang diukur dengan teknik penilaian 3. Interaksi Akuntansi Nilai Wajar Aset Keuangan dengan Ukuran KAP dan Return Saham Suatu informasi dikatakan bermanfaat jika memiliki relevansi, artinya informasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan sekaligus mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Namun, informasi yang relevan tidak akan bermanfat jika principal tidak bisa mengambil manfaat dari informasi tersebut. Dengan kata lain, informasi harus memiliki nilai yang dapat dipercaya sehingga dapat diandalkan (Hidayat, 2012). Watts dan Zimmerman (1986) dalam Hidayat (2012) juga mengatakan bahwa kepercayaan pengguna atas laporan keuangan perusahaan sangat bergantung pada kecakapan dan independensi auditor. Hal ini mengandung makna bahwa keandalan suatu laporan keuangan perusahaan dapat juga ditentukan oleh kecakapan auditor yang dicerminkan dari kualitas audit yang dilakukan (Hidayat, 2012). Kualitas audit sering diproksikan dengan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP). Hal ini didukung dengan penelitian Adityasih (2010) yang melakukan pengukuran kualitas audit berdasar pada penilaian dari Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) yang menyimpulkan bahwa ukuran KAP memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukkan jika KAP yang tergolong dalam KAP Big 4 dinilai

18 memiliki kualitas yang lebih baik dari KAP non-big 4 dari segi sumber daya manusianya, teknologi yang dimiliki, maupun dari sistem pengendaliannya. Selain itu KAP Big 4 umumnya akan menerima fee yang relatif lebih tinggi karena reputasi dan kinerjanya, sehingga KAP Big 4 cenderung lebih independen dan dipercaya karena KAP Big 4 bisa lebih intensif dalam melakukan audit (DeAngelo, 1981 dalam Hidayat, 2012). Kaitannya dengan Penyajian akuntansi nilai wajar aset keuangan, kita ketahui bahwa untuk menentukan nilai wajar aset keuangan, perusahaan dapat menggunakan nilai wajar yang diukur dengan harga pasar dan nilai wajar yang diukur dengan tekhnik penilaian. Saat nilai wajar diukur dengan harga pasar tentu kualitas audit tidak akan berpengaruh, namun ketika nilai wajar diukur dengan tekhnik penilaian, kualitas audit akan berpengaruh. Hal ini dikarenakan pada proses penilaian oleh appraisal, auditor diperlukan untuk dapat memberikan pertimbangan profesional. Ketika nilai wajar diukur menggunakan teknik penilaian, kualitas audit yang diproksikan dengan ukuran KAP akan sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil pengukuran nilai wajar tersebut. Dalam hal ini auditor akan berperan sebagai pengawas yang nantinya akan menelaah kembali hasil pengukuran dari appraisal tersebut. Hal ini berfungsi untuk memberikan keyakinan kepada pemilik dan pengguna laporan keuangan lainnya, bahwa nilai yang tersaji dalam laporan keuangan bisa menggambarkan kondisi sebenarnya dari perusahaan karena telah menerapkan akuntansi nilai wajar.

19 Saat laporan keuangan yang disusun menggunakan akuntansi nilai wajar telah diaudit oleh KAP yang tergolong dalam kelompok Big 4, dan diterbitkan dengan wajar tanpa pengecualian, dapat dipastikan akan menarik reaksi dari para investor dan analis saham. Investor maupun analis saham tersebut akan menilai bahwa perusahaan memiliki potensi di masa mendatang. Hal tersebut terjadi karena investor dapat memprediksi laba perusahaan di masa depan menggunakan laporan keuangan yang disusun menggunakan nilai wajar tersebut. Ditambah lagi bahwa KAP yang mengaudit merupakan KAP Big 4, maka persepsi investor akan semakin tinggi dan tingkat kepercayaan analis saham juga meningkat. Persepsi tersebut nantinya dapat mendorong investor untuk membeli saham perusahaan, dan membuat saham perusahaan menjadi lebih aktif ditransaksikan. Situasi tersebut akan membuat harga saham meningkat, dan berujung pada naiknya return yang akan diterima investor di masa mendatang. Secara tidak langsung, hal ini menunjukkan bahwa kompetensi auditor memang memiliki pengaruh terhadap kualitas hasil penilaian nilai wajar. Urain diatas sesuai dengan hasil penelitian dari Hidayat (2012) yang menyimpulkan jika ukuran KAP signifikan dalam meningkatkan relevansi nilai atas nilai wajar dengan teknik penilaian. Berdasar pada uraian tersebut, diperoleh hipotesis ketiga yang berbunyi : H3 : Ukuran KAP memperkuat pengaruh penyajian akuntansi nilai wajar aset keuangan dengan teknik penilaian terhadap return saham.

20 4. Interaksi Akuntansi Nilai Wajar Aset Keuangan dengan Auditor Tenure dan Return Saham Selain diukur dengan ukuran KAP, kualitas audit juga dapat diukur dengan auditor tenure. Auditor tenure adalah lama KAP yang sama melakukan audit terhadap klien secara berturut-turut (Hidayat, 2012). Terlepas dari ukuran KAP, lama periode waktu suatu KAP mengaudit laporan keuangan klien yang sama secara berturut-turut, membuat KAP tersebut lebih memiliki pengetahuan atas informasi spesifik dari klien. Pemahaman yang tinggi mengenai informasi dari klien, membuat KAP bisa menghasilkan atau menerbitkan laporan audit atas laporan keuangan yang dapat diandalkan oleh investor. (Ghosh dan Moon, 2005 dalam Hidayat, 2012) menemukan bahwa persepsi investor dan analis saham atas kualitas laba meningkat seiring semakin panjangnya auditor tenure. Kita ketahui bahwa, penerapan akuntansi nilai wajar sendiri masih baru dalam dunia akuntansi. Hal ini membuat investor memiliki keraguan atas perusahaan, yang baru menerapkan akuntansi nilai wajar dalam penyusunan laporan keuangannya. Keraguan tersebut dapat berupa, kekhawatiran investor akan terjadinya re-statement atas laporan keuangan. Namun ketika KAP yang mengaudit laporan keuangan adalah KAP yang telah lama mengaudit klien dalam beberapa tahun terakhir, dan menerbitkan laporan hasil audit dengan wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan perusahaan yang menggunakan nilai wajar, dapat dipastikan investor akan memberikan respon yang baik.

21 Hal tersebut akan berdampak pada volume transaksi saham perusahaan, dikarenakan reaksi pasar atas laporan keuangan tersebut. Ketika saham perusahaan aktif di transaksikan, maka bisa dipastikan bahwa harga saham tersebut akan naik. Sesuai teori investasi, semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula risiko yang harus ditanggung. Namun, dibalik risiko tersebut terdapat return saham yang tinggi pula dimasa mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa audior tenure, dapat meningkatkan pengaruh penerapan akuntansi nilai wajar terhadap return yang akan diterima investor. Dugaan tersebut sesuai dengan penelitian dari Hidayat (2012) yang menunjukkan bahwa auditor tenure juga signifikan dalam meningkatkan relevansi nilai atas nilai wajar dengan teknik penilaian. Berdasar pada uraian tersebut, diperoleh hipotesis keempat yang berbunyi H4 : Auditor tenure memperkuat pengaruh penyajian akuntansi nilai wajar aset keuangan dengan teknik penilaian terhadap return saham

22 C. Model Penelitian AKUNTANSI NILAI WAJAR ASET KEUANGAN (VARIABEL INDEPENDEN) RETURN SAHAM (VARIABEL DEPENDEN) KUALITAS AUDIT (UKURAN KAP & AUDITOR TENURE) (MODERATING) Gambar 2.1 Model Penelitian