BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Nilai pasar dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai perusahaan,

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nilai pasar dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai perusahaan, karena harga pasar saham suatu perusahaan juga akan menunjukan nilai dari perusahaan itu sendiri. Nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh investor seandainya saham tersebut dijual. Harga saham perusahaan dapat dijadikan sebagai pengukur nilai perusahaan karena harga saham pasar dapat memberikan kemakmuran atau keuntungan bagi pemegang saham secara maksimum jika harga saham meningkat, maka saham akan banyak diminati oleh investor (Nugraha, 2014). Menurut Herman (2015) nilai perusahaan akan meningkat apabila harga saham perusahaan meningkat. Nilai perusahaan diukur dari nilai pasar wajar dari harga saham dibandingkan dengan nilai buku harga saham perusahaan. Semakin tinggi nilai harga pasar saham pada perusahaaan, maka akan mendorong investor untuk menjual sahamnya. Didalam pasar saham laporan keuangan perusahaan memiliki fungsi penting dalam menyampaikan informasi yang sebenarnya diperusahaan. Fenomena nilai saham yang terjadi di Indonesia salah satunya adalah berita yang dimuat di ( mengenai terungkapnya kasus manipulasi harga saham PT Sekawan Intripratama Tbk (SIAP) dan menjadi ujian terhadap kredibilitas Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Indikasi saham PT Sekawan Intripratama Tbk (SIAP) dijadikan sarana untuk manipulasi sudah 1

2 bisa diperkirakan jauh sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari hal berikut. Pertama, dalam satu tahun terakhir, BEI sudah berkali-kali menghentikan (suspend) transaksi saham PT Sekawan, karena fluktuasi harga saham yang tidak wajar. Pergerakan harga yang tidak wajar ini tidak didukung oleh aksi korporasi dan fundamental keuangan yang solid. Saat ini, perusahaan tersebut masih merugi. Kedua aksi backdoor listing yang mengubah lini bisnis perusahaan dari sektor plastik dan kemasan menjadi pertambangan yang berujung pada aksi right issuesenilai Rp 4,68 triliun tahun Yang menimbulkan asumsi bahwa kinerja perusahaan tersebut sangat diragukan. Kasus tersebut juga menjadi hambatan terhadap upaya self regulatory organization oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) untuk mempromosikan pasar modal sebagai wadah investasi yang menguntungkan. Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham perusahaan dipengaruhi oeh beberapa faktor salah satunya adalah laporan keuangan. Unsur laporan keuangan yang baik tidak lepas dari peran komite audit dalam melakukan pengawasan terhadap perusahaan, dipertegas dengan keputusan ketua badan pengawas pasar modalnomor : 55/POJK.04/2015 mengenai pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit, yang mencakup komisaris independen, komite audit, sekretaris perusahaan, keterbukaan, dan standar laporan keuangan persektor. Persyaratan ini telah ditetapkan oleh Bapepam di Indonesia melalui pedoman good corporate governance yang 2

3 diterbitkan pada bulan mei 2002, selain itu juga didukung dengan Undang- Undang No 5 tahun 2011 mengenai akuntan publik. Komite audit merupakan suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota yang bertugas pembantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan menyampaikan kondisi yang wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan juga memastikan bahwa sistem pengendalian internal perusahaan sudah dilaksakanan dengan semestinya (Herman dan Purwanto, 2015). Sedangkan menurut Tugiman (1995), pengertian komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen. Tujuan komite audit sebenarnya sudah ada dalam definisi komite audit itu sendiri. Menurut Forum for Corporate Governance di Indonesia (FCGI) mengemukakan bahwa komite audit mempunyai tujuan membantu dewan komisaris atau dewan pengawas dalam memastikan efektivitas. Informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan perusahaan haruslah benar dalam menggambarkan kondisi sebenarnya suatu perusahaan dan tidak menimbulkan asimetri informasi untuk meyakinkan investor dalam menanamkan modalnya. Asimetri informasi yang dikhawatirkan dapat mengancam masa depan perusahaan dapat diminimalisir dengan meningkatkan kualitas dari laporan 3

4 keuangan (Bushman dan Smith, 2001). Komite audit memberikan kontribusi bagi pengembangan rencana strategis perusahaan dengan memberikan masukan dan rekomendasi kepada dewan berkaitan dengan masalah keuangan atau operasional (Herman, 2014). Pengawasan yang merupakan tugas utama dari komite audit dilakukan dengan tujuan mencegah perilaku moral hazard dari manajer dalam menyampaikan hasil laporan keuangan perusahaan (Utami, 2015). Dengan adanya komite audit didalam perusahaan, maka laporan keuangan perusahaan dapat lebih dipercaya dan sistem pengawasan perusahaan akan menjadi lebih baik yang pada akhirnya keberadaan komite audit akan meningkatkan nilai perusahan dimata investor (Salkon, 2015). Laporan keuangan menunjukan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship), atau suatu pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Karena laporan keuangan adalah catatan yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan atau ringkasan transaksi yang telah dibukukan perusahaan dalam satu periode akuntansi, maka laporan keuangan juga berfungsi sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan untuk menyampaikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan, terutama bagi para investor dan calon investor. Terdapat beberapa hal yang mendasari para investor dalam menanamkan modalnya pada sebuah perusahaan yaitu hasil (return) dan risiko (risk), dari kedua hal tersebut seorang investor harus dapat memprediksikan nilai sahamnya pada sebuah perusahaan agar terhindar dari risiko (Herman, 2014). 4

5 Risiko pasar merupakan risiko yang timbul akibat dari kondisi perekonomian negara yang berubah-ubah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian lainnya diluar kendali dari perusahaan yang terjadi akibat dari pergerakan harga pasar yang timbul karena perubahan tingkat suku bunga, kurs valuta asing juga akibat hal lain seperti ekuitas dan komoditi. Karena pada dasarnya risiko tersebut menyeluruh dan dialami oleh semua perusahaan (Nuraeni dan Haryanto, 2012). Risiko pasar didefinisikan sebagai risiko kerugian dalam manajemen investasi modern dikenal pembagian risiko total investasi ke dalam dua jenis risiko, yaitu risiko sistematik dan risiko nonsistematik. Risiko sistematik merupakan risiko yang tidak dapat dieliminasi oleh diversifikasi (Herman, 2015). Ketidakselarasan informasi yang dimiliki antara manajer dan pemegang saham (asymmetric information) akan dapat membuat manajer perusahaan menggunakan berbagai strategi kebijakan untuk menangkal isu-isu yang tidak diharapkan oleh suatu perusahaan dimasa mendatang. Konflik kepentingan yang terjadi antara pemegang saham dan manajer tersebut dapat diminimalkan dengan cara menyejajarkan kepentingan diantara manajer dan pemegang saham dengan adanya kepemilikan manajerial (Imanta dan Satwiko, 2011). Menurut Harris (2004) manajer sebagai pengelola berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Permasalahan yang sering terjadi yaitu adanya conflict of interest antara principal dan agent yang dapat menimbulkan agency problem dimana agent tidak bertindak sesuai 5

6 dengan kepentingan principal dan hal ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Menurut Herman dan Purwanto (2015) terjadinya agency problem dipengaruhi oleh struktur kepemilikan. Struktur kepemilikan adalah jumlah atau proporsi kepemilikan saham didalam suatu perusahaan yang terdiri dari kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial.kepemilikan institutional merupakan jumlah proporsi saham yang dimiliki oleh perusahaan. Pada umumnya kepemilikan institusional terdiri dari perusahaan atau lembaga-lembaga publik (Borolla, 2011). Kepemilikan institusional akan mengurangi masalah keagenan karena pemegang saham institusional akan membantu mengawasi perusahaan sehingga manajemen tidak akan bertindak merugikan pemegang saham (Herman, 2014). Fahlenbrach (2007) mendefinisikan kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial yang tinggi akan membuat agency cost didalam perusahaan rendah, karena adanya kemungkinan persamaan kepentingan antara pemegang saham dengan manajer yang memiliki fungsi ganda sebagai agent sekaligus sebagai principal (Sari, 2015). Semakin besar kepemilikan manajemen dalam perusahaan, maka manajemen akan cenderung meningkatkan kinerjanya untuk kepentingan pemegang saham dan kepentingannya sendiri (Wibowo, 2016). 6

7 Nuraeni dan Haryanto (2012) telah melakukan penelitian tentang pengaruh, risiko pasar dan struktur kepemilikan terhadap nilai pasar. Penelitian ini menggunakan data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalahrisiko pasar secara positif signifikan berpengaruh terhadap nilai pasar. Sedangkan untuk kepemilikan intitusional tidak berpengaruh dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai pasar dan mempunyai arah positif. Penelitian yang dilakukan oleh Herman dan Purwanto (2015) tentang pengaruhrisiko pasar, komite audit, audit eksternal, dan struktur kepemilikan terhadap nilai pasar. Penelitian ini menggunakan data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut adalah risiko pasar dan audit eksternal secara positif signifikan berpengaruh terhadap nilai pasar. Sedangkan komite audit, kepemilikan intitusional dan kepemilikan manajerial secara signifikan tidak berpengaruh terhadap nilai pasar. Penelitian yang dilakukan Borolla (2011) tentang pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan, menggunakan data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut adalah struktur kepemilkan intitusional seraca positif signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 7

8 Perbedaan penelitian ini dengan penilitian sebelumnya yaitu terletak pada sampel perusahaan dan periode penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun Alasan menggunakan sampel perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI terdiri dari berbagai sub sektor industri sehingga dapat mencerminkan reaksi pasar saham secara keseluruhan. Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu yang menunjukan hasil yang masih beragam, sehingga peneliti memilih judul Pengaruh komite audit, risiko pasar, dan struktur kepemilikan terhadap nilai pasar. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi investor maupun calon investor dalam berinvestasi didalam perusahaan. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah komite audit berpengaruh positif terhadap nilai pasar? 2. Apakah risiko pasar berpengaruh positif terhadap nilai pasar? 3. Apakah struktur kepemilikan intitusional berpengaruh negatif terhadap nilai pasar? 4. Apakah struktur kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai pasar? 8

9 C. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN Berdasarkan latar belakang, pembahasan masalah dan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah diatas, maka dalam penelitian ini dapat ditarik tujuan sebagai berikut : a. Untuk menguji adanya pengaruh positif komite audit terhadap nilai pasar. b. Untuk menguji pengaruh positif dari risiko pasar terhadap nilai pasar. c. Untuk menguji pengaruh negatif kepemilikan intitusional terhadap nilai pasar. d. Untuk menguji pengaruh positif kepemilikan manajerial terhadap nilai pasar. 2. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan hasilnya dapat memberikan manfaat dalam beberapa aspek sebagai berikut : a. Bagi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu akuntansi mengenai nilai pasar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yang diwakili oleh komite 9

10 audit, risiko pasar, dan struktur kepemilikan sebagai penelitian pendalaman yang lebih spesifik. b. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak investor mengenai laporan keuangan yang digunakan didalam perusahaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi. c. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pihak manajemen tentang pengaruh komite audit, risiko pasar, dan kepemilikan manajerial terhadap nilai pasar saham perusahaan. d. Bagi Peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya serta dapat memperbaiki kekurangan yang ada dalam penelitian ini. 10