PUSLITBANG PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN BADAN LITBANG KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN MEKANISME DISTRIBUSI INSENTIF REDD+ Tim Peneliti : Indartik, Kirsfianti L. Ginoga, Nunung Parlinah, Deden Djaenudin
Outline Stakeholder Analysis Peran dan Tanggung Jawab Mekanisme Distribusi Opsi Mekanisme Distribusi Persepsi Para Pihak terhadap Opsi Mekanisme Distribusi Harga Karbon Proporsi Distribusi Insentif Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan - Puslitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan
LATAR BELAKANG MEKANISME DISTRIBUSI INSENTIF KELEMBAGAAN: MENGATUR DISTRIBUSI INSENTIF YANG ADIL & PROPORSIONAL MENINGKAT- KAN UPAYA MITIGASI KEBERHASILAN IMPLEMENTASI REDD+? BAGAIMANA SUPAYA TERCAPAI? Distribusi insentif berdasarkan peran dan tanggung jawab para pihak: Measuring, reporting & verification
Stakeholder Analysis Peran Para Pihak dalam REDD+ Para Pihak di Kabupaten Berau Para Pihak di Kabupaten Kapuas
Model Pendekatan Distribusi Insentif REDD+ 1. Model Pendekatan Langsung Kepada Penghasil Jasa REDD+ Pembeli langsung berhadapan dengan penjual dengan atau tanpa bantuan fasilitator pihak ketiga Voluntary Carbon Market
2. Model Pendekatan Melalui Pemerintah Pusat. A. Compliance Market Perlu institusi di pengelola penerimaan REDD+ di level nasional dan sub nasional
B. Melalui Trust Fund
Persepsi Responden terhadap rancangan distribusi insentif (1) Jika malalui mekanisme Dana Bagi Hasil maka persyaratan yang diperlukan dalam penggunaan dana DBH tidak rumit serta penentuan besarnya penerimaan DBH menggunakan kriteria dan indikator yang jelas. (2) Dana penerimaan REDD disalurkan melalui badan khusus seperti trust fund atau yayasan dimana penggunaan dananya dikontrol. Mekanisme kontrol dan monitoring terhadap dana kompensasi apabila perdagangan karbon nanti dapat diimplementasikan.
Proporsi Insentif Menurut Pendapat Responden Semua responden belum mau mengungkapkan besaran proporsi manfaat untuk para pihak yang terlibat dalam kegiatan REDD+. Kabupaten Berau Bupati Kabupaten Berau telah menegaskan kesemua jajarannya bahwa kegiatan REDD+ ini lebih di fokuskan pada perlindungan terhadap hutan dan lingkungan, bukan dalam rangka perdagangan karbon. Kabupaten Kapuas belum berani mengungkapkan besaran yang sebaiknya diperoleh oleh para pihak karena belum jelasnya mekanisme tentang REDD+ dan perlu perhitungan yang cermat untuk menentukannya.
Proporsi Insentif Berdasarkan Value Chain Analysis Identifikasi Komponen Kegiatan dalam REDD+ Level Biaya Jenis Biaya Biaya Tingkat Tapak Opportunity cost penggunaan/pemanfaatan lahan hutan untuk kegiatan lain Biaya project developer Biaya transaksi Biaya Tingkat Sub Nasional Biaya Persiapan REDD tingkat sub nasional Biaya Pengamanan hutan Biaya Tingkat Nasional Biaya Persiapan REDD tingkat nasional Biaya Pengamanan hutan Lembaga Penilai Independen Biaya verifikasi/monitoring
Penggunaan Lahan Oleh Masyarakat Kabupaten Berau
Kabupaten Kapuas
Besarnya Opportunity Cost, Biaya Perlindungan dan Biaya Transaksi REDD + Pelaku Masyarakat cost (Rp/ha/tahu n) Berau 3.748.634 Kapuas 3.385.035 Biaya proyek/ persiapan REDD selama proyek (Rp/ha) Biaya Perlindunga n hutan (Rp/ha/th) Biaya transaksi selama proyek (Rp/ha) Perusahaan Perkebunan karet 5.577.963 Perkebunan sawit 6.975.000 Project Developer Berau 172.517 Kapuas 3.024.667 Pemerintah Pempus 246.115 124 Pemda 53.176 124 Lembaga Penilai 11.386 Independen Perantara/Brooker 57.204
Proporsi Insentif dan Perhitungan Harga Karbon untuk Petani Petani Berau NPV Total (Rp/ha) Proporsi (%) NPV Total (Rp/ha) Petani Kapuas Proporsi (%) (25 th, i=12%,bcr=1) (25 th, i=12%,bcr=1) Petani 93.715.844 97,45 84.625.877 93,66 Project developer dan biaya ijin HPH 270.592 3.545.111 Pemerintah pusat 1.517.560 1,58 1.517.560 1,68 Pemerintah daerah 330.280 0,34 330.280 0,37 LPI 280.263 0,29 280.263 0,31 Perantara/brooker 57.135 0,06 57.135 0.06 Jumlah 96.171.676 100 90.356.227 100 Penurunan stok karbon (ton C/ha) 157 157 Penurunan emisi (ton CO2 eq/ha) 575.67 575.67 Harga karbon (Rp/ton CO2 eq) 167.061 156.959 Harga karbon (US$/ton CO2 eq, 1USD=RP.9.109) 18,34 17,23 Catatan : Belum memperhitungkan biaya resiko 0,28 3,92
Proporsi Insentif dan Perhitungan Harga Karbon untuk Perusahaan Sawit dan Karet Perusahaan Sawit Perusahaan Karet NPV Total (Rp/ha) (25 th, i=18%,bcr=1) Proporsi (%) NPV Total (Rp/ha) (25 th, i=18%,bcr=1) Proporsi (%) Perusahaan 174.375.000 97,72 139.449.075 97,16 Project developer dan biaya 1,07 1,33 ijin HPH 1.904.780 1.904.780 Pemerintah pusat 1.505.894 0,84 1.505.894 1,05 Pemerintah daerah 327.741 0,18 327.741 0,23 LPI 278.109 0,16 278.109 0,19 Perantara/brooker 57.136 0,03 57.136 0,04 Jumlah 178.448.660 100 143.522.350 100 Penurunan stok karbon (ton C/ha) 163 157 Penurunan emisi (ton CO2 eq/ha) 597,67 575,67 Harga karbon (Rp/ton CO2 eq) 298.575 249.315 Harga karbon (US$/ton CO2 eq, 1USD=RP.9.109) 32,78 27,37
Sistem MRV mekanisme distribusi insentif REDD+
Sistem MRV mekanisme distribusi insentif REDD+ Dalam hal ini perlu pelibatan semua pihak yang terlibat dalam sistemkeuanganyang berlakudiindonesia danpihakyang terlibat dalam penerbitan CER. Sistem MRV mekanisme distribusi insentif harus terkait dengan MRV untuk pengukuran GRK Distribusi manfaat yang transparan, akuntabel dan berkeadilan Menurunkan peluang terjadinya kebocoran distribusi insentif REDD+
KESIMPULAN 1. Efektifitas implementasi REDD+ tergantung pada keterlibatan stakeholders terkait sesuai dengan peran dan wewenang masing-masing. 2. Persepsi stakeholders terhadap distribusi manfaat sangat beragam tergantung kepentingan masing-masing. Perbedaan persepsi terletak pada lembaga yang berwenang untuk menyalurkan dana kompensasi 3. Harga Karbon yang layak untuk investasi US $ 17,23 - US$ 32,78/ ton CO2 eq tergantung penggunaan lahannya 4. Besarnya distribusi insentif yang paling besar diterima oleh pengelola baik petani ataupun perusahaan pengelola lainnya. 5. Distribusi insentif harus transparan, akuntabel dan berkeadilan, sehingga diperlukan sistem MRV agar insentif sampai kepada yang berhak dan menurunkan peluang terjadinya kebocoran insentif dalam distribusinya.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan - Puslit slitbang Perubahan Iklim dan Kebijakan