BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1) Waktu Penelitian Proses penelitian ini di awali dengan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian, perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang memperkuat landasan dalam variable, penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrument, hingga penentuan teknik pengujian statistic yang dipergunkan. Pada proses ini dibutuhkan waktu penelitian selama 4 (Empat) bulan yaitu dimulai dari Bulan Agustus Desember. 2) Tempat Penelitian Sehubungan penelitian mengenai Brand Awareness Smesco Indonesia Company di fokuskan pada mahasiswa, maka penulis menentukan objek penelitian di Universitas Mercu Buana yang berlokasi di Jl. Raya Menara Bhakti Kembangan, Jakarta Barat 11650. B. Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kausal. Penelitian kausal (regresi) adalah penelitian yang mengetahui besarnya pengaruh antara satu variable dengan variabel lain dengan menghitung koefisien regresi yang nantinya di olah dengan menggunakan program SPSS. 42
43 Pada penelitian kali ini, riset dirancang untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana pengaruh antara E-commerce dan Social Media terhadap Brand Awareness. Penulis akan menggunakan kuesioner untuk mengukur penelitian ini. C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). 1) Variabel independen (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2014), Adapun yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini yaitu E-commerce dan Social Media. 2) Variabel dependen (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014), Adapun yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Brand Awareness. D. Skala Pengukuran Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu skala yang menunjukan perbedaan kategori yang satu dengan lainnya. Namun, perbedaan itu bukan perbedaan setatar tetapi tingkatan (Sugiyono,2014).
44 Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel E-commerce Variabel Penelitian Definisi Operasional Dimensi Indikator Skala E- Commerce (X1) Dikutip dari jurnal berjudul Barriers to E- commerce in developing countries (2010; pp 23-35. E- commerce dapat dibagi dari empat dimensi, yaitu aspek teknologi, aspek social, aspek ekonomi dan aspek regulasi 1. Aspek Teknologi 2. Aspek Ekonomi 3. Aspek Sosial 4. Aspek Regulasi 1. Aspek Teknologi - Autenticity - Privacy - Integrity - Non Repudiation - Auditing 2. Aspek Ekonomi - Cost of transactions - Atomic excharge - User reach - Value mobility - Financial risk 3. Aspek Sosial - Anonymity - Userfriendliness - Mobility Ordinal Sumber : Barriers to E-commerce in developing countries (2010; pp 23-35)
45 2. Variabel Social Media Variabel Penelitian Definisi Operasional Dimensi Indikator Skala Social Media (X2) Dalam (Malita, 2010) RonJones mendefinisikan Social Media pada umumnya adalah kategori dari media online diantaranya Talking, participacing, sharing, networking dan bookmarking online 1. Talking 2. Pariticipacing 3. Sharing 4. Networking 5. Bookmarking online 1. Talking 2. Participacing 3. Sharing 4. Networking 5. Bookmarking online Ordinal Sumber : Ronjones, Malita (2010) 3. Brand Awareness Variabel Penelitian Brand Awareness (Y) Definisi Operasional Aaker dalam Handayani, dkk (2010: 62), mendefinisikan kesadaran merek adalah kemampuan dari konsumen potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa suatu merek termasuk ke dalam kategori produk tertentu. Sumber : Handayani, dkk (2010: 65) Dimensi Indikator Skala 1. Unaware of brands 2. Brand Recall 3. Brand Recognition 4. Top of mind 1. Anchor to which other association can be attached 2. Familiarity- Liking 3. Substance/Com mitment 4. Brand Consider Ordinal
46 E. Populasi dan Sampel Penelitian 1) Populasi Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau obyek yang merupakan sifat-sifat umum. Arikunto (2010:173) menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dengan ini peneliti melakukan penelitian kepada mahasiswa Universitas Mercu Buana. 2) Sampel Penarikan atau pembuatan sampel dari populasi untuk mewakili populasi disebabkan untuk mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Arikunto (2010:174) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dimana setiap sampel tidak memiliki kesempatan yang sama bagi seluruh populasi untuk kembali terpilih menjadi anggota sampel. Peneliti menggunakan Convenience Sampling, yaitu sampel dengan pertimbangan kemudahan atau kebetulan saja. Seseorang di ambil sebagai sampel karena kebetulan atau siapa saja yang kebetulan ketemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan atau dijadikan sampel. Dengan ini peneliti melakukan pengujian kepada seorang yang kebetulan bertemu di lingkungan Universitas Mercu Buana.
47 Adapun menurut Uma Sekaran (2006) juga memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel : 1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian 2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat 3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian 4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20 Untuk pengukuran sampel di ambil dari Indikator dikalikan dengan 5 yaitu (22x5=110). Untuk memperkuat hasil penelitian maka dengan ini peneliti mengambil sampel sebanyak 120 responden.dan perhitungan jumlah sampel tersebut juga disesuaikan dengan rekomendasi dari Hair et al (2014). Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah
48 sampel. Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel (semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi. F. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Dalam penelitian ini penulis melakukan survei sebagai alat pengumpul datanya. Survei yang dilakukan dalam melakukan penelitian biasanya dilakukan dengan menyebarkan kuesioner atau wawancara, dengan tujuan untuk mengetahui data opini individu dan dilanjutkan dengan observasi untuk mendapatkan data primer. G. Metode Analisis 1) Analisis Deskriptif Analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan memberikan ulasan atau interpretasi terhadap data yang diperolah sehingga menjadi lebih jelas dan bermakna dibandingkan dengan sekedar angka-angka. Langkah-langkahnya adalah reduksi data, penyajian data dengan bagan dan data teks, kemudian penarikan kesimpulan. Menurut Sugiyono (2014), analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagai mana adanya tanpa
49 bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Tolak ukur dari pendeskripsian ini adalah dengan angka, baik dalam jumlah maupun prosentase. 2) Uji Kualitas Data 1. Uji Validitas Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson. Cara analisisnya adalah mengkorelasikan antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari nomor pertanyaan tersebut. Selanjunya koefisien korelasi yang diperoleh r masih harus diuji signifikansinya dengan membandingkannya dengan tabel r. Butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel atau nilai p < 0,05. Yang dimaksud dengan uji validitas adalah suatu data dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Menurut Sugiyono (2009:172) bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut
50 menurut Sugiyono (2009:179) yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut : - Jika r > 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid - Jika r < 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid Rumus untuk menguji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus koefisien korelasi Rank Spearman, yaitu : 2. Uji Reliabilitas Suharsimi Arikunto (2006: 154) menyatakan Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009). Kuesioner dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil relatif sama (ajeg) pada saat dilakukan pengukuran kembali pada obyek yang berlainan pada waktu
51 yang berbeda atau memberikan hasil yang tetap.pada progam spss metode yang digunakan dalam pengerjaan relibilitas adalah dengan menggunakan metode alpha combach: α = kr 1 + (K 1)r α = Koefisien Ganda r = mean korelasi item k = jumlah variabel 1 = bilangan konstan 3. Uji Asumsi klasik Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model analisis yang tepat. Data yang digunakan sebagai model regresi berganda dalam menguji hipotesis haruslah menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. 1) Uji Normalitas Jika nilai sig > 0,05 (Priyatno:2010), maka data tersebut berdistribusi normal dan begitu juga sebaliknya. Dengan ini tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependent keduanya memiliki distribusi normal. Uji Normalitas ini
52 menggunakan uji kolmogrov-smirnov, dengan uji ini dapat diketahui data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. 2) Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara variabel bebas (independen). Dilakukan dengan cara menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika variabel-variabel independen saling berkolerasi (diatas 0,9) dan nilai R2 yang dihasilkan oleh estimasi model regresi empiris sangat tinggi, dan nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF (Variance Inflation Factor) > 10 maka mengindikasi adanya multikolinieritas (Imam Gozali, 2006) 3) Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Cara mendeteksinya adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediski variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antar SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah di-studentized (Ghozali, 2006).
53 Adapun dasar atau kriteria pengambilan keputusan berkaitan dengan gambar tersebut adalah : 1. Jika terdapat pola tertentu, yaitu titik-titiknya membentuk pola tertentu dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas 2. Jika terdapat pola yang jelas, yaitu titik-titiknya menyebar, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas 4) Analisis Regresi Linear Berganda Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubunga antara variabel bebas dengan variabel terkait yaitu antara E-commerce (X1) dan Social Media (X2). Selain itu, regresi berganda bertujuan untuk menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memperediksi variabel terikat menggunakan dua atau lebih variabel bebas. Rumus umum dari regresi berganda adalah : Y a 1X1 2 X 2 3X 3 Dimana: Y: Brand Awareness X 1 : E-commerce X 2 : Social Media a: bilangan konstnta b: bilangan koefisien
54 5) Uji Hipotesis 1) Uji Simultan dengan F-test Uji statistic F ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Priatno,2010) Uji F atau ANOVA dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikasi yang ditetapkan untuk penelitian dengan probability dari hasil penelitian. 1. Jika probabilitas > 0,05 maka model ditolak 2. Jika probabilitas < 0,05 maka model diterima. 2) Uji parsial dengan t-test Uji statistic t menunjukan berapa besar pengaruh atau variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Apakah variabel independen berpengaruh secara nyata atau tidak. Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan melihat probabilitasnya (Priatno,2010) yaitu : 1. Jika probabilitas > 0,05 maka model ditolak 2. Jika probabilitas < 0,05 maka model diterima. 3) Koefisien Determinasi (R²) Setelah koefisien korelasi diketahui, maka selanjutnya adalah menghitung koefisien determinasi, yaitu untuk mengetahui seberapa
55 besar pengaruh variabel X1 (E-commerce), X2 (Sosial Media) terhadap Y (Brand Awareness). Adapun rumus koefisien determinasi : Kd = R².100% Keterangan : - Kd = Koefisien determinasi atau seberapa jauh perubahan variabel terikat - R = Korelasi Berganda Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah : 1. Jika Kd mendekati nol (0), maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen kuat. 2. Jika Kd mendekati satu (1), berarti pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen berat. Adapun pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi atau seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen) digunakan untuk pedoman yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:250) sebagai berikut :
56 Tabel 3.2. Koefisien Determinasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1000 Sangat Kuat
57