BAB I PENDAHULUAN. Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan (Jateng, DinKes.2013;h.9). Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB I PENDAHULUAN. antenatal dan postnatal sangat penting dalam upaya. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal.

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko sejak awal kehamilan.pemeriksaan dini diperlukan untuk. mendeteksi faktor risiko (Rukiyah, 2010; h.3).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2014 menyebutkan bahwa Angka kematian ibu (AKI) sebesar per kelahiran hidup, dibanding tahun 2013 sebesar

BAB I PENDAHULUAN. penurunan AKI dan AKB. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komperhensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan. berkesinambungan diantaranya adalah Asuhan Kebidanan Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Kematian ibu atau kematian. kehamilan. (Prawirohardjo,2010; h.53-54).

BAB 1 PENDAHULUAN. care yang kemudian diubah sedikit oleh WHO Expert Commitee on. apapun dan kemudian dapat merawat bayinya dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk adalah terjadinya perubahan jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN. antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan. Standar

BAB I PENDAHULUAN. AKI yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi, gangguan sistem peredaran darah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari kehamilan, persalinan,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan, hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) meninnggal setiap 1 jam (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. indikator, diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka. (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan.(yudianto, 2016;

BAB 1 PENDAHULUAN. masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28) kematian maternal (maternal mortality) (Prawirohardjo, 2014; h.7).

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. KB yang bertujuan untuk memberikan pelayanan berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan keturunan yang sehat dan cerdas. Setiap ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). AKI adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. penurunam dibanding dengan tahun 2013 sebesar 99,6%. Cakupan. pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2014 mengalami kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. berencana (KB). (Maritalia ; h.111)

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. posisi penting dan strategi terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan berkesinambungan dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada generasi. mendatang. Kematian ibu menurut WHO didefinisikan sebagai kematian

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dapat. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta seorang bidan dalam menurunkan angka kematian pada ibu

BAB I PENDAHULUAN. Estimasi angka Kematian Kasar berdasarkan United Nation (UN) Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia, 2013).

BAB I PENDAULUAN. kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan kebidanan komperhensif mencangkup empat kegiatan. pemeriksaan berkesinambungan yaitu Asuhan Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Anah Supriyatun, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin.

BAB I PENDAHULUAN. Maternity Care, tujuan Maternity Care atau pelayanan kebidanan adalah

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan. dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016)

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kemenkes (2015) cakupan pelayanan kesehatan K1 dan K4. memperlihatkan peningkatan kecenderungan adanya perbaikan akses

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB l PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tursiah, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

BAB I PENDAHULUAN. dan angka harapan hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberikan adanya pelayanan kesehatan bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. bagi ibu dan anak Indonesia. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. selama 40 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun. mengakhiri kehamilan. (Saifudin, h:450)

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan RI (2015) mengalami penurunan. Tercatat tahun 2012 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara atau wilayah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan disebut normal jika prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. karena berbagai penyebab baik langsung maupun tidak langsung. Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. nifas tanpa memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Leny Dwi Oktaviani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2013, angka kematian ibu global (MMR) adalah 210 kematian ibu per 100 000 kelahiran hidup, turun dari 380 kematian ibu per 100 000 kelahiran hidup pada tahun 1990 (penurunan 45%). Penurunan global MMR telah dipercepat, dengan penurunan tahunan 3,5% pada tahun 2000-2013, jika dibandingkan dengan tahun 1990 dan 2000 sebesar 1,4%. Namun, tren saat ini, sebagian besar negara tidak akan mencapai target MDG dari 75% pengurangan di MMR dari tahun 1990 sampai 2015. Sebuah penurunan rata-rata 5,5% atau lebih setiap tahun sejak tahun 1990 dibutuhkan untuk memenuhi target pada waktu. Ada sepuluh negara yang sebagian besar sekitar 60% dari kematian ibu yaitu India (50 000), Nigeria (40 000), Republik Demokratik Kongo (21 000), Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania (7900), Kenya (6300), China (5900) dan Uganda (5900) (WHO, 2015). Pada 2015, 4,5 juta (75% dari semua kematian balita) terjadi dalam tahun pertama kehidupan. Secara global, angka kematian bayi menurun dari tingkat estimasi 63 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. kematian bayi tahunan telah menurun dari 8,9 juta di 1990-4500000 pada tahun 2015. Risiko seorang anak meninggal sebelum menyelesaikan tahun pertama usia tertinggi di Daerah Afrika WHO (55 per 1.000 1

2 kelahiran hidup), lebih dari lima kali lebih tinggi dari yang di WHO Eropa Region (10 per 1.000 kelahiran hidup) (WHO, 2016). AKI di Indonesia sejak tahun 1991 hingga 2007 mengalami penurunan dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Namun, pada tahunn 2012 SDKI kembali mencatat kenaikan AKI yang signifikan, yakni dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan SDKI tahun 2012 AKB sejak tahun 1991 hingga tahun 2007 mengalami penurunan yaitu dari 32 per 1000 kelahiran hidup menjadi 19 per 1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2012 tetap 19 per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2015;h.85-86;h.107). Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup menurun dari20 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2007 dan 23 per 1000 kelahiran hidup berdasarkan hasilsdki 2002. Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadipenting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 56% kematian bayi (Kemenkes, 2014). Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian maternal terbanyak adalah di Kabupaten Brebes sebanyak 51 kematian. Sedangkan kabupaten/kota dengan jumlah kematian maternal paling sedikit adalah Kota Salatiga dengan 2 kematian. sedangkan angka kematian bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 10,75/1.000

3 kelahiran hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 10,34/1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 10,75/1.000 kelahiran hidup, meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 10,34/1.000 kelahiran hidup (Dinkes Jateng, 2013). Angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Banyumas tahun 2014 adalah sebesar 114,7 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2013 adalah sebesar 126 per 100.000 kelahiran hidup, dengan demikian AKI tahun 2014 mengalami penurunan namun angka tersebut masih melebihi target dari AKI di Provinsi Jawa Tengah, yakni 60 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Banyumas, 2014). AKB di Kabupaten Banyumas tahun 2014 sebesar 9,04 per 1000 kelahiran hidup, kondisi tersebut mengalami penurunan dibanding tahun 2013 sebesar 12,34 per 1000 kelahiran hidup. AKB tahun 2014 jika dibandingkan dengan target Milineum Development Goals (MDGS) tahun 2015 sebesar 17/1000 kelahiran hidup maka AKB di Kabupaten Banyumas sudah baik karena telah melampaui target (Dinkes Banyumas, 2014, h. 7-8). Keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan ditentukan dan diukur dengan angka kematian ibu dan kematian perinatal, sedangkan kesejahteraannya ditentukan oleh penerimaan gerakan keluarga berencana. Di dalam GBHN 1988 disebutkan bahwa perananan wanita dalam pembangunan perlu terus menerus ditingkatkan dan diarahkan sehingga kaum wanita dapat memberikan sumbangan yang

4 sebesar-besarnya bagi pembangunan bangsa sesuai dengan kodrat dan harkatnya sebagai wanita (Manuaba, 2010; h. 10). Sampai saat ini keberhasilan tersebut belum bisa tercapai, sehingga pihak-pihak yang terkait selalu melakukan evaluasi untuk bisa mencapai penyelenggaraan pelayanan kesehatan khususnya bagi ibu hamil dan melahirkan Berdasarkan hasil evaluasi MDGs tahun 2014 tentang point menurunkan AKI hingga 3/4 dalam kurun waktu 1990-2015, acuan dasar pada tahun 1991 sebanyak 390 mengalami penurunan pada tahun 2012 sebanyak 359, sedangkan target MDGs pada tahun 2015 sebanyak 102. Proporsi kelahiran yang ditolong tenagakesehatan terlatih acuan dasar pada tahun 1991 sebesar 1992 mengalami peningkatan 86,89% pada tahun 2014. Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) bagi perempuan menikah usia 15-49, semua cara, acuan dasar pada tahun1991 sebanyak 49,70% mengalami peningkatan sebesar 61,17% pada tahun 2014. Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) pada perempuan menikah usia 15-49 tahun, cara modern acuan dasar pada tahun 1991 sebesar 47,10% mengalami peningkatan 60,18% pada tahun 2014. Cakupan pelayanan Antenatal 1 kunjungan pada tahun 1991 acuan dasar sebesar 75,00% mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebesar 85,72. Cakupan pelayanan Antenatal 4 kunjungan pada tahun 1991 acuan dasar sebesar 56,00% mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebesar 85,72% (Kemenkes, 2015). Indonesia sulit dalam mencapai target MDGs 4 dan MDGs 5. Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) mengalami penurunan yang lambat (SDKI, 2012). Peningkatan Angka

5 Kematian Ibu (AKI) 359 per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan survey terbaru SDKI 2012. Minimnya alokasi anggaran pemerintah untuk program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Program belum terintegrasi antar lintas sektoral dan antara pusat-daerah. Perlu akselerasi antara pusat dan daerah dalam strategi menurunkan AKI, AKB dan AKABA di Indonesia (Saputra, 2012; 3). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 97,14% mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2011 (96,79%). Semua Kabupaten/Kota sudah mencapai target SPM 2015 (90%) (Dinkes Jateng, 2013). Cakupan tersebut dapat lebih baik lagi jika bidan memberikan asuhan kebidanan secara optimal. Bidan memiliki kedudukan yang sangat penting yaitu sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui kemampuannya untuk melakukan pengawasan, pertolongan dan pengawasan neonatus dan pada persalinan ibu postpartum. Disamping itu, upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dapat dibebankan kepada bidan melalui pelayanan keluarga berencana. Peranan penting bidan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal dan perinatal melalui pendekatan kepada dukun beranak dengan memberikan bimbingan pada kasus yang memerlukan rujukan medis (Manuaba, 2010 h. 43).

6 Salah satu upaya bidan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi yaitu dengan melakukan asuhan kebidanan secara komperhensif. Varney (2007. h.42) menjelaskan bahwa asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium sederhana dan konseling Dengan dilakukannya asuhan tersebut, diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan maupun kematian pada ibu dan bayi. Upaya yang lain untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi yaitu dengan menekan angka kelahiran dan kehamilan yaitu dengan cara ikut serta dalam program KB. Pelayanan KB merupakan upaya untuk mendukung kebijakan program KB nasional. Proporsi penggunaan KB di Indonesia pada tahun Riskesdas 2010 (55,8%) dan Riskesdas 2013 (59,7%). Secara umum terjadi peningkatan dalam periode tiga tahun. Penggunaan KB tahun 2013 bervariasi menurut provinsi, proporsi penggunaan KB saat ini terendah di Papua (19,8%) dan tertinggi di Lampung (70,5%), proporsi WUS kawin yang tidak pernah menggunakan KB tertinggi di Papua (68,7) dan terendah di Kalimantan Tengah (8,6%) (Riskesdas, 2013). Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. Y di Puskesmas II Tambak Kabupaten Banyumas. Diharapkan dengan melakukan asuhan tersebut dapat memberikan kontribusi dalam upaya menurunkan AKI di Indonesia serta meningkatkatnya kesehatan ibu dan anak yang optimal.

7 B. Tujuan 1. Tujuan umum Mampu melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny Y G2P1A0 umur 30 tahun umur kehamilan 38 minggu 3 hari mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana (KB) dengan menggunakan pendekatan manajemen varney dengan pendokumentasian menggunakan SOAP. 2. Tujuan khusus a. Mampu melakukan asuhan kehamilan dari pengkajian data subyektif dan obyektif, interpretasi data, diagnosa potensial, identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi dan konsutasi, perencanaan, pelaksanaan, evaluasipada Ny. Y umur 30 tahun G2 P1 A0 hamil 38 minggu 3 hari dan didokumentasikan menggunakan SOAPIE. b. Mampu melakukan asuhan persalinan dari hasil pengkajian data padany. Y umur 30 tahun G2 P1 A0 hamil 38 minggu 3 hari dan didokumentasikan menggunakan SOAPIE. c. Mampu melakukan asuhan nifas dari hasil pengkajian data pada Ny. Y P1 A0 dan mengevaluasi menggunakan SOAPIE. d. Mampu melakukan asuhan dari pengkajian data subyektif dan obyektif, interpretasi data, diagnosa potensial, identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi dan konsutasi, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pada Bayi Ny. Y dan didokumentasikan menggunakan SOAPIE.

8 e. Mampu melakukan asuhan keluarga berencana dari hasil pengkajian data pada Ny. Y P1 A0 dan mengevaluasi menggunakan SOAPIE. C. Manfaat 1. Bagi Profesi Kebidanan Sebagai informasi tambahan tentang asuhan kebidanan komprehensif bagi profesi kebidanan untuk dapat memberikan asuhan kebidanan yang optimal. 2. Bagi Puskesmas Tambak II Hasil asuhan kebidanan ini dapat digunakan sebagai referensi bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam meningkatkan asuhan kebidanan. 3. Bagi Masyarakan/Klien Masyarakat/Klien dapat merasa puas, aman dan nyaman dengan pelayanan bermutu dan berkulitas secara berkesinambungan. D. Pembatasan Kasus 1. Sasaran Subyek yang diambil dalam studi kasus ini pada seorang pasien Ny. Y umur 30 tahun G2 P1 A0 umur kehamilan 38 minggu 3 hari selama masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana (KB). 2. Tempat Lokasi pengambilan kasus pada Ny. Y pada saat hamil dari trimester I di BPM Trimester II-III di rumah pasien, bersalin d Bidan Praktek

9 Mandiri, kunjungan neonatus, nifas dan keluarga berencana di rumah pasien. 3. Waktu a. Penyusunan proposal dilakukan pada bulan Februari 2016. b. Pengambilan kasus dilakukan pada bulan Oktober 2015 sampai Juli 2016. 4. Metode Memperoleh Data Dalam pengambilan data menggunakan 7 langkah Varney yang terdiri dari pengumpulan data dasar, interpretasi data, diagnose potensial. Identifikasi kebutuhan segera, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh primer, pemeriksaan penunjang dan data sekunder. a. Data Primer 1. Wawancara Penulis mengumpulkan data dengan cara melakukan Tanya jawab langsung dengan pasien atau pihak yang berhubungan dengan masalah tersebut (Notoadmojo, 2010; h. 28). 2. Observasi Observasi adalah suatu hasil pembuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Mula-mula rangsangan dari luar mengenai indra dan terjadilah pengindraan kemudian apabila rangsangan tersebut menarik perhatian akan dilanjutkan dengan adanya pengamatan (Notoatmodjo, 2012; h. 131).

10 3. Pemeriksaan fisik diantaranya : a. Inspeksi Inspeksi yaitu suatu pemeriksaan dengan indera penglihatanya untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu dari bagian tubuh atau fungsi tubuh pasien (Ambarwati, 2011;h.119). b. Palpasi Suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan (Ambarwati, 2011; h.120). c. Perkusi Adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunti getaran/ gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh yang diperiksa (Ambarwati, 2011;h.121). d. Auskultasi Adalah suatu tindakan pemeriksaan denga mendengarkan bunyi yang terbentuk di dalam organ tubuh ( Ambarwati, 2011; h.122). b. Pemeriksaan penunjang (ultrasonografi) Merupakan gambaran real time pada layar ultrasonikyang dihasilkan oleh gelombang suara yang dipantaukan kembali dari organ, cairan dan jaringan yang berhadapan dengan janin didalam uterus sehingga dapat mengetahui usia gestasi, perkembangan janin dan deteksi abnormalitaspada janin dan plasenta (Wiliams, 2012).

11 c. Data Sekunder 1. Dokumentasi Untuk memperoleh data penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan mengambil data yang ada dan telah dilakukan pengkajian. Data dokumentasi tersebut diperoleh dari data rekam medis puskesmas dan Bidan Praktik Mandiri. 2. Studi Pustaka Penulis menggunakan beberapa buku yang berhubungan dengan asuhan kebidanan dan mencari informasi dari beberapa sumber dan referensi yang berhubungan dengan asuhan kebidanan komprehensif. 3. Media Elektronik Penulis membuka beberapa jurnal yang berhubungan dengan asuhan kebidanan komprehensif. 5. Sistematika Penulisan 1. BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, pelaksanaan dan sistematika penulisan. 2. BAB II : TINJAUAN TEORI Pada bab ini Terdiri dari: a. Konsep Dasar Teori Berisi tentang asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana yang meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi,

12 faktor risiko, tanda dan gejala, komplikasi, pencegahan, penatalaksanaan. b. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Berisi tentang manajemen kebidanan dengan menggunakan kerangka berfikir varney yang terdiri dari 7 langkah yaitu: pengkajian, interpretasi data (diagnosa dan masalah), identifikasi diagnose/ masalah potensial, identifikasi kebutuhan tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. c. Landasan hukum Berisi tentang undang- undang maupun kepmenkes dan standar pelayanan kebidanan yang mengatur tugas pokok dan kompetensi bidan serta wewenang bidan dalam asuhan kebidanan komperehensif pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana. 3. BAB III : TINJAUAN KASUS Berisi tentang asuhan kebidanan koprehensif dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir normal dan keluarga berencana secara sistematis dengan metode SOAP. 4. BAB IV : PEMBAHASAN Berisi tentang menjelaskan tentang masalah atau kesenjangan antara teori dan kasus yang penulis temukan dilapanagan tentang asuhan koprehensif dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.

13 5. BAB V : PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran.kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan asuhan koprehensif dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir normal dan keluarga. Sedangkan saran merupakan alternatif pemecahan dan tanggapan dari kesimpulan. 6. DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka berisi tentang sumber refrensi yang dijadikan sebagai tinjuan teori maupun dalam pembahasan dalam pembuatan asuhan kebidanan ini. 7. LAMPIRAN Lampiran berisi tentang data dokumentasi maupun datadata dan surat izin pada saat pembuatan asuhan kebidanan ini.