BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan temuan penulis, teori struktural genetik ini, sudah digunakan oleh beberapa penulis dalam meneliti atau mengkaji karya sastra. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: 2.1.1 Dwi Purwitasari 1 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Objek kajian penelitian ini adalah struktural genetik Mencari Sarang Angin atau MSA karya Suparto Brata. Adapun aspek-aspek genetik MSA tersebut antara lain: 1). Hubungan antara MSA dan riwayat hidup pengarang yaitu Suparto Brata, 2). Hubungan antara MSA dan kondisi sosial historis zamannya, 3). Hubungan antara MSA dan kelompok sosial dan pandangan dunia pengarangnya, 4). Mencari genetik MSA. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel MSA karya Suparto Brata yang diterbitkan oleh Penerbit Grasindo (Gramedia Widia Sarana Indonesia): Jakarta, cetakan pertama, tahun 2005. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu: 1). Bagaimanakah struktur teks yang meliputi penokohan, latar, dan aspek tematis (tema dan amanat) dalam novel MSA, 2). Bagaimanakah hubungan antara novel MSA dan riwayat hidup pengarang, kondisi sosial historis zamannya, serta hubungan MSA dengan kelompok sosial dan pandangan dunia pengarangnya?, 3). Bagaimanakah genetik MSA? 2.1.2 Tsani Kusumastuti 2 Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan struktural genetik untuk menelaah sebuah teks sastra secara menyeluruh baik dari teks sastra 1 digilib.uns.ac.id/abstrak.pdf.php?d_id=1538 2 digilib.uns.ac.id/abstrak.pdf.php?d_id=4774
itu sendiri, latar belakang kehidupan 14eneti budaya serta subjek yang menghasilkan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah novel teenlit Dealova Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik yang turut membangun novel teenlit Dealova; (2) Menganalisis pandangan dunia pengarang yang turut mempengaruhi penulisan novel teenlit Dealova; (3) Menganalisis aspek pedagogis yang terkandung dalam novel teenlit Dealova; (4) Menganalisis pemanfaatan novel teenlit Dealova sebagai materi dalam pembelajaran apresiasi sastra. 2.1.3 Budi Waluyo S. 3 Metode yang digunakan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan: (1) mencatat dokumen/arsip, (2) teknik simak dan catat, dan (3) teknik riset pustaka. Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan model analisis interaktif, yang terdiri dari tiga alur kegiatan: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan/verifikasi. Prosedur penelitian yang digunakan yaitu meliputi: (1) tahap persiapan; (2) tahap pengumpulan data; (3) tahap analisis data; dan (4) tahap akhir yaitu menyusun simpulan dan menyusun laporan. Hasil temuan penelitian dengan pendekatan strukturalisme genetik menunjukkan bahwa: (1) Pandangan dunia Rendra terhadap naskah drama Panembahan Reso, bahwa naskah drama ini sarat dengan kritik sosial atas keadaan negeri ini; (2) struktur drama Panembahan Reso yang terdiri dari plot atau kerangka cerita, penokohan atau perwatakan, dialog atau percakapan, setting atau tempat kejadian, tema atau nada dasar cerita, amanat atau pesan pengarang, petunjuk teknis dan konflik tersusun dengan sangat menarik dan memiliki keterjalinan yang erat sehingga drama Panembahan Reso karya W.S. Rendra tergolong sebagai drama yang baik; (3) ketimpangan dan kesewenang-wenangan panguasa pada masa orde baru menjadi latar belakang terciptanya naskah drama ini; (4) pandangan W.S. Rendra 3 http://pasca.uns.ac.id/?p=1028
terhadap suksesi atau pergantian kekuasaan pada drama Panembahan Reso terdapat kelemahan yaitu adanya pemimpin yang berkuasa terlalu lama dan kurangnya kebebasan berpendapat; dan (5) ada persamaan dan perbedaan antara drama Panembahan Reso karya Rendra dengan drama Macbeth karya William Shakespeare, dan sekaligus ada nuansa keterpikatan Rendra terhadap karya-karya William Shakespeare. 2.1.4 Beda Peneliti Judul Yang Dibahas Dwi Purwitasari Tsani Kusumastuti Novel Mencari Sarang Angin karya Suparto Brata sebuah analisis struktural genetic Analisis struktural genetik dan aspek pedagogis novel teenlit dealova karya Dyan Nuranindya 1) Bagaimanakah struktur teks yang meliputi penokohan, latar, dan aspek tematis (tema dan amanat) dalam novel MSA, 2). Bagaimanakah hubungan antara novel MSA dan riwayat hidup pengarang, kondisi sosial historis zamannya, serta hubungan MSA dengan kelompok sosial dan pandangan dunia pengarangnya?, 3). Bagaimanakah genetik MSA? (1) Menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik yang turut membangun novel teenlit Dealova; (2) Menganalisis pandangan dunia pengarang yang turut mempengaruhi penulisan novel teenlit Dealova; (3) Menganalisis aspek pedagogis yang
Budi Waluyo S. Strukturalisme Genetik Drama Panembahan Reso Karya W.S. Rendra terkandung dalam novel teenlit Dealova; (4) Menganalisis pemanfaatan novel teenlit Dealova sebagai materi dalam pembelajaran apresiasi sastra. (1) Mendeskripsikan pandangan dunia Rendra pada drama Panembahan Reso; ((2) Menganalisis naskah drama Panembahan Reso dari segi struktural dan konfliknya; (3) Menganalisis bagaimana latar belakang sosial budaya yang melandasi drama Panembahan Reso; (4) Mengungkap bagaimana pandangan pengarang terhadap naskah drama ini terutama berkenaan dengan suksesi atau pergantian kekuasaan pada masa orde baru; dan (5) Menganalisis secara sekilas bagaimana keterkaitan antara drama Panembahan Reso karya Rendra dengan drama Macbeth karya William Shakespeare.
M. Luthfiansyah Raja Tebalek Karya Yusrianto (1) Menganalisis strukturasi dalam naskah teater Raja Nasution: Kajian Tebalek.(2).Bagaimana subjek Struktural Genetik kolektif yang ada dalam naskah teater Raja Tebalek.(3). Bagaimana fakta sosial dan kemanusiaan.(4). Bagaimana pandangan dunia pengarang yang terdapat pada naskah teater Raja Tebalek 2.2 Konsep 2.2.1 Strukturasi Teori strukturasi dipelopori oleh Anthony Giddens, seorang sosiolog Inggris yang mengembangkan apa yang disebutnya sebagai sosiologi sehari-hari. Sosiologi didasarkan pada pemahamanya atas strukturasi dalam sistem sosial. Teori ini ditawarkan dalam rangka membahas pertanyaan-pertanyaan seperti apakah manusia sebagai pelaku atau kekuatan sosial yang besar yang membentuk masyarakat. Strukturasi merupakan struktur karya sastra yang koheren dan terpadu. Maksudnya, karya sastra yang besar merupakan produk strukturasi dari subjek kolektif. Dalam konteks strukturalisme genetik, konsep struktur karya sastra berbeda dengan konsep struktur yang umum dikenal. Menurut Teeuw (1988:135) kajian struktural dimaksudkan untuk membongkar, mengkaji dan menganalisis unsur pembentukan dari sebuah karya sastra.
2.2.2 Subjek kolektif Subjek kolektif adalah istilah yang menggantikan masyarakat dalam kajian strukturalisme genetik. Subjek adalah orang, tempat atau benda yang diamati dahulu rangka pembuntutan sebagai sasaran, sedangkan kolektif merupakan secara bersama; secara gabungan. Jadi, Subjek kolektif merupakan subjek fakta sosial (historis) yang diklasifikasi dari subjek fakta kemanusiaan yang tidak muncul begitu saja, melainkan merupakan hasil dari aktifitas manusia sebagai subjeknya (KBBI,2007:581,1095). 2.2.3 Pandangan dunia pengarang Pandangan dunia merupakan istilah bagi kompleks menyeluruh dari gagasan-gagasan, aspirasi-aspirasi, dan perasan-perasaan, yang menghubungkan secara bersama-sama anggotaanggota suatu kelompok sosial tertentu dan yang mempertentangkannya dengan kelompokkelompok sosial yang lainnya(goldmann dalam Faruk,1999:16). Pandangan dunia adalah sebuah perspektif yang koheren dan terpadu mengenai manusia dengan sesamanya dan dengan alam semesta (Goldmann dalam Faruk,1999:111)). Pandangan dunia adalah fakta historis dan sosial, yang merupakan keseluruhan cara berfikir, perasaan dan tindakan dimana pada situasi tertentu membuat manusia menemukan diri mereka dalam situasi ekonomi dan sosial yang sama pada kelompok sosial tertentu (Goldmann dalam Faruk,1999:112). Karena merupakan fakta sosial yang berasal dari interaksi antara subjek kolektif dengan sekitarnya, pandangan dunia tidak muncul dengan tiba-tiba. Transformasi mentalitas yang lama secara perlahan-lahan dan bertahap diperlukan demi terbangunnya mentalitas yang baru (Goldmann dalam Faruk,1999:112). 2.3 Strukturalisme Genetik (Teori) Strukturalisme Genetik adalah teori yang lahir sebagai reaksi dari pendekatan Strukturalisme Murni yang antihistoris dan kausal. Teori ini juga merupakan teori yang mampu merekonstruksi pandangan dunia pengarang. Teori yang bertolak belakang dengan
pendekatan struktur lain karena pendekatan lain lebih memusatkan perhatiannya terhadap otonomi sastra sebagai karya fiksi tanpa mengaitkan unsur-unsur lain yang ada di luar struktur signifikansinya. Berbeda pula dengan strukturalisme genetik genetik karya sastra adalah asal-usul karya sastra dimana pengarang dan kenyataan sejarahnya turut mengkondisikan karya sastra saat diciptakan. Hal inilah yang menjadikan karya itu dapat dikaji secara luas tanpa harus terfokus pada strukturnya saja. Prinsip dasar strukturalisme genetik adalah bahwa karya sastra lahir karena proses sejarah suatu masyarakat. Penelitian dengan pendekatan strukturalis genetik senantiasa mempertimbangkan hal-hal yang melatarbelakangi lahirnya karya sastra. Peneliti dalam menganalisis karya yang diteliti dapat menghubungkannya dengan pengarang dan latar belakang masyarakatnya (Sitepu, 2009: 21) Strukturalisme genetik sebagai pendekatan sosiologi sastra meyakini bahwa terdapat hubungan antara teks sastra dengan hal-hal di luar teks. Hal di luar teks itu adalah pengarang dan masyarakat (Sitepu, 2009: 22) Menurut Umar Junus (Jabrohim, 2001:61), Pendekatan strukturalisme genetik Goldmannlah yang paling kuat untuk memberikan tekanan nilai kepada sebuah karya sastra yang mempunyai dasar teori yang jelas, hal ini dikarenakan sebuah karya sastra harus terlebih dahulu diketahui strukturnya baru kemudian bisa dikaji. Goldmann membangun seperangkat kategori yang saling bertalian satu sama lain. Kategori-kategori itu adalah fakta kemanusiaan, subjek kolektif, strukturasi, dan pandangan dunia pengarang. Fakta kemanusiaan adalah segala hasil aktivitas atau perilaku manusia baik yang verbal maupun yang fisik, yang berusaha dipahami oleh ilmu pengetahuan. Fakta itu dapat berwujud aktivitas sosial, politik, maupun kreasi kultural seperti filsafat, seni rupa, seni musik, seni patung, dan seni sastra.
Subjek kolektif merupakan subjek fakta sosial. Subjek kolektif juga disebut sebagai transindividual. Maksudnya, subjek yang mengatasi individu, yang didalamnya individu hanya merupakan bagian. Subjek transindividu bukanlah kumpulan individu-individu yang berdiri sendiri, melainkan satu kesatuan, satu kolektivitas. Strukturasi merupakan struktur karya sastra yang koheren dan terpadu. Maksudnya, karya sastra yang besar merupakan produk strukturasi dari subjek kolektif. Dalam konteks strukturalisme genetik, konsep struktur karya sastra berbeda dengan konsep struktur yang umum dikenal. Pandangan dunia merupakan Istilah yang cocok bagi kompleks menyeluruh dari gagasan-gagasan, aspirasi-aspirasi, dan perasaan-perasaan, yang menghubungkan secara bersama-sama anggota-anggota suatu kelompok sosial tertentu dan yang mempertentangkannya dengan kelompok-kelompok sosial yang lainnya (Goldmann dalam Faruk, 1999:16 ).