RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY

RANCANGAN SISTEM CATU DAY A DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PAD A PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY

UJI FUNGSI MODUL PENANGKAP CITRA SINAR-X BERBASIS LAYAR PENDAR

THERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3

UNJUK KERJA PENCITRAAN PADA MODUL PENANGKAP CITRA SINAR- BERBASIS LAYAR PENDAR

ANALISIS TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI

PENAMBAHAN PENGAMAN MOTOR LISTRIK DENGAN SENSOR SUHU IC LM 135

UNTUK MENGURANGI RESIKO RADIASI P ADA OPERATOR. Ferry Suyatno PRPN -BAT AN PEREKA YASAAN SISTEM PESA W AT SINAR-X FLUOROSCOPY

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang

4.3 Sistem Pengendalian Motor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jalan Kolam No. 1 / jalan Gedung PBSI Telp , Universitas Medan

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III. CIRCUIT BREAKER DAN FUSE (SEKERING)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

atau pengaman pada pelanggan.

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

INOVASI ALAT PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK

PENGARUH SOFTSTARTER PADA ARUS MOTOR POMPA PENDINGIN PRIMER RSG-GAS

DASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR

DTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris

BAB II LANDASAN TEORI

MODEL MESIN HARDENING SISTEM INDUKSI UNTUK MEMPERCEPAT WAKTU PEMANASAN

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

INOVASI ALAT PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK

BAB III. Transformator

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar-

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS

FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

DESAIN DAN PEMBUATAN PENDUKUNG MEKANIK PADA PROTOTIPE PERANGKAT SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SINAR GAMMA

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kompor induksi type JF-20122

Peralatan Instalasi Listrik Rumah Tangga dan Fungsinya

BAB III TEORI DASAR DAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

RANCANG BANGUN PERANGKAT SUMBER PANAS UNTUK SIMULASI UNTAI UJI REAKTOR TEMPERATUR TINGGI

PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA FEEDER B KB 31P SETIABUDI JAKARTA DENGAN METODE PECAH BEBAN

RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn.

BAB III KONSEP PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

BAB II BUSUR API LISTRIK

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN TINGGI PERMUKAAN AIR DAN SUHU CAIRAN BERBASIS PLC SCADA. Tugino, Yohanes Purwanto, Tri Handayani

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI CONVEYOR PADA PROTOYPE MONITOR PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SERAPAN SINAR GAMA

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 2.1 Alat Penghemat Daya Listrik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

TUGAS AKHIR Perencanaan Instalasi Listrik Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.Salim Ivomas Pratama

ANALISIS PENAMBAHAN LARUTAN BENTONIT DAN GARAM UNTUK MEMPERBAIKI TAHANAN PENTANAHAN ELEKTRODA PLAT BAJA DAN BATANG

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRAFO DISTRIBUSI

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

RANCANGAN TRANSFORMATOR 625 VA TERISOLASI PADA TEGANGAN TINGGI 300 KV UNTUK CATU DAYA FILAMEN SUMBER ELEKTRON MBE LATEKS

PERANCANGAN PERANGKAT SINAR-X DIGITAL UNTUK DIAGNOSIS MEDIS

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

Transkripsi:

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY Fery Sujatno 1,Budi 2, Achmad Haerudin 3, Jalil 4 1,2,3,4 Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir, Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Gedung 71, Tangerang Selatan, 15310 ABSTRAK RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY, Telah dilakukan perancangan sistem tenaga dan mekanik pesawat sinar-x fluoroscopy hasil litbang PRPN-BATAN. Pesawat sinar X Fluoroscopy merupakan sebuah pesawat sinar-x yang dilengkapi dengan sistem kamera. Untuk penangkap citra tidak divisualisasikan dalam film tetapi pada layar pendar (Screen Fluoroscent). Kemudian citra ditangkap dengan kamera. Sistem ini dipakai dengan harapan lebih effisien dalam pemakaian bahan khususnya film, karena selama ini harga film dan bahan pemrosesannya setiap saat mengalami kenaikan harga, sehingga tidak menguntungkan bagi pengguna pesawat sinar X. Dengan kenaikan harga film dan bahan pemroses tentu akan berpengaruh pula pada biaya pemakaian pesawat sinar-x. Dengan demikian akan membebani masyarakat yang menggunakan jasa pesawat sinar-x dalam menjalani pemeriksaan secara diagnostik. Hasil yang telah dicapai dari rancangan bentuk mekanik rumah penangkap citra terdiri dari kotak persegi panjang, layar pendar dan kamera. Untuk sistem tenaga telah dirangkai dan di rancang mampu untuk kapasitas daya pesawat sinar-x sebesar 10 kva, frekuensi 50/60 HZ. Kata kunci: Layar pendar, Fluoroscopy, Pesawat sinar-x, penangkap citra ABSTRACT A DESIGN OF POWER SUPLAY SYSTEM AND IMAGE CAPTURE CASING FOR X-RAY MACHINE FLUOROSCOPY. It has been designed power systems and mechanical system of x-ray fluoroscopy at BATAN PRPN development center. X - ray machine fluoroscopy is an X-ray machine which is equipped with a camera system. The image capture is not visualized in the film but on the phosphorescent screen (Screen Fluoroscent) then the image is captured by the camera. This system is used to get more efficient material usage, especially the film. Because the price of film and processing materials at any time is increase, so that it will also affect the cost of X-rays operation. Thus it would burden the people who use the X-ray services for diagnostik. The achieved results are mechanical design of casing which consists of a rectangular box capturing image box, phosphorescent screen and camera. The power system has been assembled and is designed for power capacity X-rays machine capable of 10 kva, frekuensi 50 /60 HZ. Keywords: screen flickering, fluoroscopy, X-ray machine, image capture 1. PENDAHULUAN Pesawat sinar X konvensional telah lama digunakan manusia sebagai alat diagnostik dibidang kedokteran, dimana hasil gambar divisualisasikan kedalam film. Dari hasil gambar tersebut dapat diketahui kondisi bagian tubuh yang mengalami kelainan atau cacat. Namun dengan kemajuan teknologi gambar hasil dari pencitraan pesawat sinar-x dapat disimpan dalam bentuk digital dan dapat divisualisasikan ke dalam monitor komputer. Pesawat sinar-x Fluoroscopy yang dikembangkan disini adalah pengembangan dari pesawat sinar-x konvensional dimana hasil pencitraan diterima oleh layar pendar (screen Fluoroscent) selanjutnya ditangkap oleh kamera. Dari kamera melalui jaringan (LAN) dikirimkan ke monitor komputer. Untuk mendukung penelitian tersebut diperlukan rancangan sistem tenaga -125-

sebagai sumber daya dan tempat sebagai kedudukan Layar pendar dan kamera. Sumber daya yang dibutuhkan adalah 10 kva. Dalam merencanakan sistem daya diperlukan beberapa alat proteksi antara lain, proteksi arus lebih, proteksi beban lebih dan ptoteksi hubung singkat. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga kelancaran operasi perangkat sinar-x dan menghindari terjadinya gangguan. Rancangan rumah kamera dibuat empat persegi panjang yang terbuat dari plat SS tebal 1,2 mm sedang penyangga rumah kamera dibuat dari pipa SS dengan diameter 1. 2. TEORI Sumber tenaga merupakan penyedia daya untuk mencatu tegangan ke sistem pesawat sinar-x. Pada sumber daya dilengkapi dengan alat pengaman atau alat proteksi untuk melindungi perangkat terhadap gangguan hubung singkat, beban lebih dan arus lebih. Komponen utama yang diperlukan untuk perlindungan adalah sekering, MCB, heater coil atau (0/L) bimetal. Gambar 1. menunjukkan diagram lin tunggal untuk rangkaian beban pada sistem pesawat sinar-x. Alat pemutus hubungan MCB Alat pemutus beban Sekering OL Beban Gambar 1. Diagram Lin Tunggal untuk beban [1] Alat perlindungan beban lebih dimaksudkan untuk melindungi pemanasan berlebihan yang diakibatkan oleh beban lebih. Perlindungan hubung singkat adalah untuk melindungi komponen rangkaian sistem elektrik. Alat pemutus hubungan adalah berfungsi untuk memutus antara sumber tegangan dengan beban. Koordinasi proteksi sebagai sistem pengamanan dapat dilakukan antara sekering dengan sekering atau MCB dengan sekering. Kalau instalasi listrik di rumah maupun industri biasanya dipakai sistem koordinasi MCB dengan sekering. Syarat-syarat pemakaian sekering (pengaman lebur) [4]. a) Daya hantar harus cukup tinggi b) Dapat melepas panas dengan baik c) Tak boleh mengandung oksigen (O 2 ) agar tak terjadi kebakaran. d) Pada saat mencair pembentukan gas sedikit e) Khusus untuk pengaman hubung singkat. Karakteristik sekering -126-

Kerja sekering berdasar atas panas yang timbul akibat arus listrik yang mengalir pada elemen leburnya. Pada kondisi normal dimana : Dimana : I i = I line I r = I rating I 1 > I r (1) Pemilihan rating sekering : Untuk mendapatkan hasil pengaman yang memuaskan dari pemakaian sekering perlu diperhatikan syarat sebagai berikut : a) Rated Tegangan Rated tegangan dipilih sesuai dengan tegangan sistem. Vr = V 1 (2) b) Kapasitas Pemutusan Arus maksimum Untuk memadamkan api akibat meleburnya elemen lebur sekering harus memperhatikan kapasitas pemutusan arus yang sama atau lebih besar dari arus maximum hubung singkat yang mungkin terjadi. I s > I sc max (3) c) Rated arus Elemen lebur yang dipakai harus dipilh yang tepat sehingga tidak putus waktu dialiri arus beban secara kontinyu atau arus lebih secara singkat. I s = k. I b (4) Dimana : I s = arus sekering K = Faktor keamanan yang tergantung pada sifat beban I b = arus beban penuh K = untuk penerangan 1,1 1,25 K = Untuk beban industri 1,5 2,5 3. TATAKERJA (BAHAN DAN METODE) RANCANGAN Bahan yang digunakan dalam merancang ini antara lain : 1) Sekering (elemen lebur) 2) MCB 3) Magnetik kontaktor 4) Saklar (alat pemutus) 5) Plat SS tebal 1,5 mm 6) Pipa SS diameter 1 Metode Rancangan daya maksimal yang dibutuhkan untuk mencatu pesawat sinar-x sebesar 10 kva, Sehingga daya P = 10 kva x cos φ, di ansumsikan cos φ = 0,8 (beban). Jadi daya P = 8 kw. Arus nominal I = I n = P V x cos φ -127-

Pemakaian sekering atau MCB utama adalah : = 8.000 W 220 x 0,8 = 45,4 A, jika mesin beroperasi secara kontinyu. I S = k x I b I S = 1,5 x 45,4 = 68 Ampere maksimum. Tetapi pesawat sinar-x tidak beroperasi secara kontinyu dan hanya bebarapa detik, maka sekering atau MCB dapat di ambil 50 A-60 A sudah cukup. Gambar 2 menunjukkan diagram garis/lin Tunggal rangkaian adalah sebagai berikut : 220 V Alat pemutus hubungan MCB O/L Emergency No No Alat pemutus beban Sekering / Fuse HV Filamen Catu daya DC Gambar 2. Diagram sistem tenaga Pesawat sinar-x Fluoroscopy [3] Menentukan ukuran Penghantar Ukuran kawat penghantar dapat dicari pada tabel penghantar atau dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Untuk arus bolak balik 1 fase : S = L x I x ρ x cos φ Vr Dimana : S = Luas penampang kawat (dalam mm 2 ) L = Panjang kawat (m) (diambil : 5 m) ρ = Tahanan jenis penghantar (Ω m /mm 2 ) : 0,0175 Cos φ = Faktor daya Vr = Rugi tegangan antara kawat penghantar (diambil 5 %) S = 5x 50 x 0,0175 = 4,375 x 0,8 5 % x 220 11-128-

S = 0,3181818 m 2 /mm 2 = 3 mm 2 Rancangan bentuk dan dimensi rumah penangkap citra. Tiang penyangga rumah penangkap citra dibuat dari pipa SS diameter 1 dan kaki terbuat dari besi holo. Untuk rumahnya dibuat berbentuk box empat persegi panjang, yang terbuat dari plat SS tebal 1,2 mm. Seperti terlihat pada Gambar 3 dan Gambar 4. 32 180 50 60 Gambar 3. Rancangan Penyangga Rumah Penangkap Citra Rancangan Rumah Penangkap Citra 50 68 40 32 32 10 28 Layar pendar Kaca kamera timbal 32 38 Gambar 4. Rancangan Rumah Penangkap Citra -129-

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil perhitungan berdasarkan kebutuhan dari kapasitas pesawat sinar-x komponen proteksi adalah seperti terlihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Perhitungan besaran komponen proteksi No Komponen proteksi Arus (Ampere) Tegangan (Volt) Keterangan 1. Alat pemutus hubung 50 220 2. MCB 50 220 Beban Lebih 3. Sekering 32 220 Hubung singkat 4. Magnet kontaktor + Over Load 32 220 Beban Lebih 5. Emergency 32 220 Emergency PEMBAHASAN Faktor-faktor yang menentukan besarnya sekering dan ukuran kawat penghantar yang dipergunakan untuk instalasi adalah : Kuat arus yang dibutuhkan beban yang mengalir pada sistem Jenis sekering dan isolasi kawat penghantar Kerugian tenaga dan tegangan (Voltage drop) maksimum Ukuran minimum kawat penghantar yang dipasang menurut peraturan keselamatan. Dimensi hasil rancangan rumah penangkap citra dan penyangganya seperti terlihat pada tabel 2. berikut ini. Tabel 2. Hasil rancangan Rumah Penangkap Citra No Jenis Bahan Pemakaian Ukuran (cm) 1. Plat Stainless Steel (SS) Box citra 1 lb, tebal 1,2 mm 2. Pipa Stainless Steel (SS) Penyangga 1 bt, diameter 1 3. Screen Fluoroscopy Penangkap citra (30 x 40) cm 4. Kaca PB Pelindung kamera Tebal 8mm, 15 x 20 5. Kamera Penangkap gambar 5. KESIMPULAN. Dari hasil perhitungan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pemasangan sekering untuk suatu beban harus memenuhi syarat-syarat keselamatan 2. Alat proteksi harus tepat pemasanganya, agar ketentuan keselamatan terpenuhi. 3. Box untuk rumah penangkap citra dibuat dari plat SS agar supaya tidak perlu melakukan pengecatan, tetapi hasil sudah cukup baik. 4. Box diberi penyangga agar rumah penangkap citra dapat digerakkan naik maupun turun untuk menyesuaikan posisi dari kamera. 5. Kaca PB sebagai pelindung dari kamera dari pencitraan radiasi elektromagnetik. 6. DAFTAR PUSTAKA 1. FRANK D PETRUZELLA, Elektronik Industri, Penerbit Andi, Jogjakarta, 2001 2. RALPH, J. SMITH, Rangkaian Piranti dan Sistem, Erlangga, Jakarta, 1992 3. SURYATMO, Dasar Dasar Teknik Listrik, Rineka Cipta, Jakarta, 1992 4. SUYAMTO, Pengetahuan Listrik, PPBMI BATAN, Jogjakarta, 1982-130-

PERTANYAAN : 1. Kenapa tidak direncanakan HV dengan frequensi tinggi ( UTAJA ) JAWABAN : 1. Selama ini HV X-Ray maih menggunakan trfo, ehingga dimensinya memang besar. Bentuk HV dengan system frekweni tinggi belum dicoba karena referensinya belum ditemukan. -131-