BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana

dokumen-dokumen yang mirip
berbeda saat ia berada di SMA, ia sadar bahwa ia merasakan ketertarikan dengan teman-teman perempuannya, informan merasa wanita itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

STUDI KASUS TENTANG PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJADI LESBI. Eka Rizki Meilani 1 Suwarti 2 Dyah Astorini Wulandari 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang tabu bagi beberapa orang. seksualitas mereka. Kemunculan mereka bukannya datang tiba-tiba.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. seksual kepada sesama jenisnya, disebut gay bila laki-laki dan lesbian bila

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Subjek berasal dari keluarga tidak harmonis, sejak kecil subjek berada dalam

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasar kodratnya, manusia ditakdirkan berpasang-pasangan membangun

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Homoseksualitas adalah salah satu fenomena sosial yang kontroversial

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda. Jadi singkatnya Seks bisa disebut juga sebagai Jenis kelamin biologis.

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

I. PENDAHULUAN. kalangan remaja maupun dewasa tersebut. atau sesama pria.selain itu, seks antar sesama jenis tersebut sekarang bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan ini, kita dituntut untuk menjalani aktifitas hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. homoseksual atau dikenal sebagai gay dan lesbian masih kontroversial.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita.

BAB I PENDAHULUAN. peserta tingkat pendidikan ini berusia 12 hingga 15 tahun. Dimana pada usia

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu bagi siapa yang hendak

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL DI SMK PENCAWAN MEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan. Bahkan hubungan seksual yang sewajarnya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sebuah kumpulan individu yang memiliki sebuah

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada umumnya memiliki perilaku yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 5. Ringkasan. Ruka Kishimoto Dalam Serial Drama Jepang Last Friends. Adapun tujuan dan metode penelitian juga tercantum dalam pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. umumnya memiliki pola pikir yang dikotomis, seperti hitam-putih, kayamiskin,

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI PERILAKU ONANI PADA REMAJA LAKI-LAKI. Skripsi

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya diperoleh gambaran bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Sejak pertama kali kita dilahirkan, kita langsung digolongkan berdasarkan

tersisih ", mengandung pengertian bahwa kaum gay pada akhirnya tetap

BAB 5. Ringkasan. memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak diciptakannya manusia pertama yang dikenal dengan Adam dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi masa depan bangsa yang harus dijaga

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Untuk selanjutnya kaum homoseksual yang berjenis kelamin pria dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk

BAB I PENDAHULUAN. dengan wanita yang bertujuan untuk membangun kehidupan rumah tangga

BAB V KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai individu yang kompleks memiliki orientasi

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan isu gay di Indonesia meskipun tidak dikatakan pesat, kini

BAB I PENDAHULUAN. ikatan yang bernama keluarga. Manusia lahir dalam suatu keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga orang wanita karir

BAB I PENDAHULUAN. justru laris manis di pasaran meskipun main kucing-kuicingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kebanyakan orang-orang hanya melihat dari kulit luar semata. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun psikis. Menurut Paul dan White (dalam Santrock,

BAB II PROFIL INFORMAN. mendasari mengapa penelitian gaya komunikasi manajemen konflik interpersonal

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. makhluk Tuhan, khususnya manusia. Dalam prosesnya manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

I. PENDAHULUAN. Perubahan zaman dan perkembangan teknologi telah membawa dampak yang begitu besar

BAB 1 PENDAHULUAN. ketertarikan mereka terhadap makna dari seks (Hurlock, 1997). media cetak maupun elektronik yang berbau porno (Dianawati, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

Bab 4. Simpulan dan Saran. penulis dapat menarik kesimpulan mengenai pandangan para tokoh dalam novel Kicchin

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut terjadi akibat dari kehidupan seksual remaja yang saat ini semakin bebas

COPING KAUM GAY DALAM PENYESUAIAN SOSIAL MASYARAKAT DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

Bab 3. Seperti yang telah dijelaskan pada bab satu, bahwa penulis akan menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. penduduk besar. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Jelia Karlina Rachmawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas berinteraksi dengan orang-orang seusia dengannya, tetapi lebih tua,

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian kebermaknaan hidup dapat diartikan lebih luas sebagai usaha manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, dimana manusia tersebut tidak dapat hidup sendiri melainkan membutuhkan orang lain dalam menjalankan kehidupannya. Seseorang akan memilih orang lain baik teman dekat atau keluarga untuk menjalin kenyamanan disetiap kehidupannya. Tidak jarang pada seorang wanita akan memilih teman wanita lain untuk saling bertukar pikiran dan terbuka dengan satu sama lain. Begitu pula dengan perkembangan pergaulan saat ini, seiring berkembangnya teknologi pergaulan remaja saat ini kian bebas dan semakin maraknya hubungan-hubungan yang awalnya tidak wajar menjadi hal yang wajar seperti homoseksual. Pada masa remaja, perkembangan kebutuhan seks dan pembentukkan peranan jenis, berjalan sejajar dan menentukan menjadi wanita atau pria bagaimana kelak. Pada suatu saat para remaja akan mengalami keraguan tentang peranan jenisnya masing-masing. Sering timbul keraguan tentang orientasi laki-laki atau wanita. Tambahan pula orang yang sama jenisnya, akhirnya menyebabkan timbulnya ikatan dan terbentuk pola tingkah laku yang terwujud daam perilaku seksual yang menyimpang (Singgih, 2007) 1

2 Seseorang yang mempunyai perasaan yang mengarah pada seksualitas baik secara fisik maupun perasaannya dengan lawan jenis, akan berusaha mencari dan mendapatkan apa yang diinginkan untuk mendapatkan kenyamanannya. Pada pasangan lesbi hanya tertarik dengan sesama jenis perempuan dan masing-masing akan menjadi figur laki-laki dan perempuan. Pada seorang perempuan ada yang berpenampilan baik seperti laki-laki atau tomboy maupun seperti perempuan atau cenderung feminim, tetapi tidak semua wanita yang berpenampilan tomboy mempunyai kecenderungan lesbi. Dalam suatu hubungan tersebut akan terciptalah suatu kenyamanan ketika mereka saling terbuka. Lesbian merupakan sebutan yang dipakai untuk orientasi kelompok perempuan yang menyukai sesama perempuan (perempuan homoseks). Lesbian merupakan kelompok subkultur yang dianggap menganut perilaku menyimpang/abnormal dan dianggap sebagai pembawa penyakit masyarakat yang merusak pemikiran generasi muda di Indonesia. Dalam hal ini adalah masalah perbedaan pemilihan orientasi seksual. Bentukbentuk kekerasan yang sering dialami oleh lesbian di antaranya adalah marjinalisasi akses ekonomi, diskriminasi dalam akses politik, pelecehan seksual, pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, penganiayaan bahkan pembunuhan, serta tindakan lainnya yang bertujuan untuk mengubah secara paksa orientasi seksual (Pontotoring, 2012)

3 Lesbian merupakan identitas seksual yang secara khusus dalam diri individu, secara umum lesbian dapat juga disebut dengan homoseksual. Lesbian ditunjukkan pada identitas homoseksual perempuan. Identitas pada lesbian tidak muncul begitu saja, tetapi identitas tersebut muncul melalui tahap-tahap perkembangan homoseksual seperti berbagai macam negosiasi hingga mencapai kesepakatan tertentu baik bersifat umum maupun khusus (Mudayat, dalam Kusuma 2014). Dalam Teori The Cass Model (Kusuma, 2014), telah dijelaskan bahwa terdapat 6 proses perkembangan lesbian dan gay seperti identity confusion (kebingungan identitas), identity comparison (perbandingan identitas), identity tolerance (toleransi identitas), identity acceptance (penerimaan identitas), identity pride (kebanggaan identitas),dan identity syntesis (penerimaan identitas seutuhnya). Menurut Maslim (2013) dalam buku PPDGJ III (Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa) yang merupakan buku panduan psikologi dalam menentukan normal atau tidaknya sebuah perilaku. Didalam PPDGJ III mengatakan bahwa homoseksual termasuk dalam gangguan psikologis. Menurut Crews & Crawford (2015) menyatakan bahwa perubahan sikap dalam masyarakat kini terhadap lesbian telah mengakibatkan lebih banyak orang secara terbuka mengidentifikasi dengan minoritas seksualstatus. Herek (Crews & Crawford, 2015) melaporkan bahwa meskipun perubahan yang signifikan dalam lingkup sosial dan politik

4 tentang masalah yang berkaitan dengan masyarakat, penghakiman dan permusuhan tetap faktor umum bagi kaum lesbi. Penghakiman atau permusuhan tersebut dapat terjadi karena suatu perubahan lingkup sosial terhadap kaum lesbi, misalnya seseorang yang hanya sekedar mengerti tentang lesbi pasti akan menjalin permusuhan dengan seseorang yang mengalami kecenderungan lesbi tersebut. Semakin maraknya pengakuan/keterbukaan diri pada pasangan/seseorang yang memiliki kecenderungan lesbi, maka lingkungan sosial akan semakin menjauh dari mereka. Awalnya perilaku lesbi memang jarang untuk ditemukkan di dalam masyarakat, kecenderungan lesbi tersebut dapat terjadi karena hubungan satu orang dengan orang lain yang memiliki suatu kesamaan. Suatu hubungan dapat terjadi ketika hubungan seseorang berkembang dari konteks perkenalan menjadi hubungan yang intim, prenetasi sosial individu akan semakin meningkat. Peningkatan perkembangan suatu hubungan dibentuk oleh adanya kesamaan, disaat seseorang tersebut memiliki kesamaan dengan orang lain maka kemungkinan lebih tinggi untuk melakukan prenatasi sosial tersebut. Kesamaan tersebut yang akan membuat kenyamanan pada suatu hubungan (Lestarina, 2012). Biasanya perempuan yang mendapatkan kekerasan seksual dari pria dan sama sekali tidak dihargai keberadaanya, mengakibatkan wanita tidak lagi percaya terhadap pria dan ketika dihadapkan pada lingkungan yang didalamnya terdapat individu-individu yang juga menanamkan

5 kebencian terhadap pria, maka perasaan senasib itulah yang menyebabkan perasaan wanita tersebut semakin erat (Kartono dalam Fitri, 2016). Seorang lesbian tidak sekejap menjadi seorang lesbi namun membutuhkan beberapa proses untuk menjadi seorang lesbi. Pada seorang lesbi juga membutuhkan sebuah pengambilan keputusan pada saat ingin memutuskan untuk menjadi lesbi. Pengambilan keputusan yang diambil oleh seorang lesbi merupakan salah satu bentuk perbuatan berfikir yang kemudian difokuskan pada bagaimana seorang lesbi tersebut mengambil keputusan. Desicion Making (pengambilan keputusan) merupakan salah satu bentuk perbuatan berfikir dan hasil perbuatan itu disebut dengan keputusan. Remaja merupakan masa dimana seseorang mengambil keputusan untuk masa depan seperti keputusan dalam memilih teman, keputusan dalam bergaul dalam lingkungan (Desmita, 2010). Begitu pula pada seorang lesbi yang awalnya mereka dapat berbagi macam hal untuk mengambil sebuah keputusan untuk menjadi lesbi dari mulai memilih pergaulan teman sebaya yang sama-sama lesbi maupun terbawa oleh teman yang merupakan seorang lesbi. Hasil penelitian Irawan (2014) menyatakan bahwa aktivitas yang melatarbelakangi homoseksual antara lain adalah hubungan dengan ayah yang renggang karena mengalami perceraian orang tua hal tersebut sejalan dengan pernyataan beiber (dalam Irawan, 2014) yang menyatakan bahwa kurangnya kasih sayang dari seorang ayah akan menyebabkan anak

6 mencari kasih sayang dari orang lain. Kedua adalah faktor lingkungan yang melatarbelakangi seseorang menjadi homoseksual hal tersebut sejalan dengan pernyataan Kerthbeny & Karl (dalam Irawan 2014) yang menyatakan bahwa homoseksual bukan dibawa sejak lahir, namun terbina melalui pengalaman. Ketiga adalah pelecehan seksual hingga pengalaman berhubungan dengan sesama jenis hal tersebut sejalan dengan pernytaan yang dinyataakan oleh Keith & Karl (Irawan, 2014) yang menyatakan bahwa individu merasakan pengalaman homoseksual pertama terbuka yang akan menyebabkan individu melanjutkan aktivitas seksualnya. Studi pendahuluan dalam penelitian ini dilakukan terhadap 3 informan yang mempunyai kecenderungan lesbi. Wawancara pada informan pertama pada tanggal 28 september 2016 di Dukuh Waluh, berinisial U usia 23 tahun. Pada pertemuan pertama peneliti dan informan U membicarakan tentang hubungan antara informan U dengan teman perempuannya. Wawancara kedua pada informan U dilakukan pada tanggal 16 oktober 2016, U mengaku bahwa U memiliki kedekatan khusus dengan seorang perempuan, walaupun U memiliki teman perempuan lainnya dan hanya perempuan yang U dekati dirasa nyaman oleh U. U sudah menjalin hubungan dengan pacar (perempuannya) selama 8 bulan dimulai dari bulan febuari. U juga mengaku bahwa U merasa nyaman ketika berada di dalam kehidupannya saat ini bersama teman-temannya yang cenderung lesbi di bandingkan dengan teman-teman yang normal. U mengatakan

7 bahwa awal U menjadi lesbi yaitu sejak usia 3 tahun U hanya dekat dengan ayah dan kakak lelakinya, begitu juga dengan perilaku U sejak 3 tahun sudah seperti laki-laki. Pada saat U berumur 17 tahun U berkenalan dan masuk sebuah komunitas lesbi, dan sejak umur 17 tahun U merasa nyaman dengan pergaulannya saat itu dan memutuskan untuk menjadi lesbi. U juga mengaku bahwa U pernah menjalin hubungan lesbian hingga 4 kali, pertama pada saat berusia 17 tahun U menjalin hubungan selama kurang lebih 1 tahun. Pada saat U berusia 18 tahun U menjalin hubungan lesbian selama kurang lebih 7 bulan dan 2 bulan, pada saat U berusia 19 tahun U menjalin hubungan lesbian selama 4 tahun dan pada saat U berusia 23 tahun U menjalin hubungan kurang lebih 8 bulan hingga sekarang. U mengaku bahwa pada saat U putus dengan pacarnya dulu, U merasa sedih tetapi U senang karena mantan pacarnya tersebut telah menikah dengan lelaki dan mantan pacarnya tersebut bisa berubah. Wawancara pada informan yang kedua pada tanggal 4 oktober, Informan kedua berinisial F berumur 17 tahun. Pada pertemuan pertama peneliti dan informan F membicarakan tentang hubungan F dengan teman dekat perempuannya. F mengaku bahwa pada saat F berusia 11 tahun F memiliki hobi menggambar. Gambar yang digambar oleh F bermacammacam dari sebuah pemandangan hingga seseorang. Pada saat F berusia 13 tahun F mengaku bahwa sering menggambar sebuah gambar wanita yang kemudian dirubah menjadi kartun. Alasan F menggambar kartun

8 wanita tersebut karena F berimajinasi tentang seorang wanita dan ingin membuat wanita yang digambar tersebut lebih cantik, hingga F berusia 15 tahun F menemukan sebah grup pecinta gambar kartun atau cosmic dan pada saat F berusia 15 tahun F bergabung dan masuk dalam grup tersebut. Wawancara kedua pada tanggal 14 oktober 2016 untuk memperdalam keterbukaan F. F mengaku bahwa pada saat berusia 6 tahun, F suka menonton film-film yang berbau homoseksual tetapi yang berbentuk animasi. Pada saat F berusia 16 tahun F memiliki kenalan di grup cosmicnya dan merasa tertarik dengan perempuan tersebut sehingga F merasa bahwa F mempunyai kesamaan pada perempuan tersebut dan F menjalin hubungan lesbi dengan perempuan tersebut. F mengaku merasa sangat senang ketika menjadi pacarnya. F mengaku bahwa F pertama kali menjalin hubungan dengan sesama perempuan tersebut selama kurang lebih 2 bulan, tetapi F dalam hubungannya tersebut F terpaut oleh jarak. F mengaku pada saat F putus dengan pacar lesbinya tersebut karena hubungan jarak jauh atau LDR (Long Distance Reationship), sejak saat itu F merasa kecewa dan ternyata pacar F telah memiliki pacar lagi. Wawancara ketiga dilakukan pada tanggal 18 oktober 2016 di purwokerto informan ke 3 berinisial K umur 24 tahun. K mengaku bahwa K mulai dekat dan memiliki perasaan yang lebih terhadap perempuan sekitar 4 tahun yang lalu. Pada saat K berusia 17 tahun K mengaku telah menikah dengan seorang laki-laki selama kurang lebih 2 tahun, karena

9 dalam keluarga K sering terjadi ketidak cocokan dan kekerasan yang dirasakan oleh K, pada usia 20 tahun K bercerai dengan suami K tersebut. Setelah bercerai dengan suami K, K menjalin hubungan lesbi pada usia 20 hingga 23 tahun pada 3 orang wanita yang masing-masing dijalani selama 3 bulan,1 7 bulan dan 18 bulan. Pada saat K berusia 24 tahun, K menjalin hubungan lesbi dibulan febuari hingga saat ini, hal yang diinginkan oleh K pada saat menjalin hubungan lesbian tersebut, K ingin tinggal bersama dengan pasangannya saat ini, saling bertukar pikiran dan mengurus keluarga bersama. Hingga saat ini K berhubungan jarak jauh dengan pasangannya tetapi K tetap menjalin kontak dan selalu bercerita kepada pasangannya tentang kehidupan sehari-hari yang dilaluinya karena untuk menjaga kepercayaan dan kelanjutan dari hubungannya. Hasil wawancara dengan ketiga informan lesbi tersebut ditemukan bahwa pada wanita yang lesbi, sama-sama tidak mempunyai ketertarikan dengan laki-laki melainkan wanita lesbi tersebut merasa nyaman dan ada hal yang berbeda pada saat wanita tersebut dekat atau menjalin hubungan dengan seorang perempuan dan ingin melanjutkan hubungannya dengan pacar perempuannya saat ini/pada saat mereka berpacaran. Ketiga informan tersebut memiliki alasan tersendiri untuk menjadi lesbi yaitu 2 informan memiliki alesan menjadi lesbi karena masuk dalam suatu komunitas dan dalam komunitas tersebut bertemu dengan wanita lesbi, 1 informan memiliki alasan menjadi lesbi yaitu karena memiliki ketidak cocokan dengan pasangan laki-lakinya dan sering mengalami kekerasan.

10 Selain itu ketiga informan juga memiliki kenyamanan ketika menjalin hubungan dengan sesama perempuan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti perlu untuk mengkaji permasalahan yang terjadi pada wanita lesbi dengan judul Studi Kasus Tentang Proses Pengambilan Keputusan Menjadi Lesbi. B. Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas dapat diambil perumusan masalah sebagai berikut Bagaimana Proses Pengambilan Keputusan Menjadi Lesbi. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas tujuan dari ini penelitian ini adalah untuk mengkaji Proses Pengambilan Keputusan Menjadi Lesbi. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian diharapkan akan mempunyai manfaat antara lain: 1. Manfaat Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan tentang lesbian di bidang psikologi, khususnya psikologi klinis.

11 2. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat Dapat dijadikan masukan bagaimana tahapan menjadi seorang lesbi b. Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pendidikan pada remaja putri tentang pergaulan pada remaja. c. Bagi Komunitas Lesbi Hasil penelitian yang dipaparkan diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang peran komunitas yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan menjadi lesbi serta kesadaran tentang lesbian.