BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktifitas, efisiensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit audit internal atau biasa disebut GAI (Grup Audit Internal) untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, tidak terkecuali BUMN. Para pelaku bisnispun dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang melanda sebagian besar wilayah dunia

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengimplementasikan Good Corporate Governance (GCG). Penerapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan publik besar dan kantor akuntan publik (KAP) besar pada

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk

IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA BUMD KABUPATEN SUMENEP (STUDI PADA PT. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) BHAKTI SUMEKAR SUMENEP)

BAB I PENDAHULUAN. menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow,

BAB I PENDAHULUAN. dan Inggris pada tahun 1980-an yang terjadi pada perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika Serikat sekitar satu setengah abad yang lalu (1840-an). Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. mengenai Good Corporate Governance mulai mengemuka. Hal ini menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah asing good corporate governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tentu sangat perlu akan kehadiran sektor

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa ini tidak bisa lepas dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak tuntutan publik agar terciptanya tata kelola yang baik, agar

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance yang diterbitkan

BAB I PENDAHULUAN. Tiap jenis perusahaan menghasilkan sesuatu yang menarik konsumen untuk. dalam perusahaan yang dapat merusak kepercayaan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme pengelolaan itu sendiri. Jika kondisi Good Governance dapat dicapai

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka economy recovery, pemerintah Indonesia dan International

STIE DEWANTARA GCG Bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. perkapita, kesempatan kerja, distribusi pendapatan, dan lain-lain. Sasaran itu terus

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan milik swasta maupun pemerintah melaksanakan Good Corporate

BAB I PENDAHULUAN. menurut Dibyo, dalam beberapa hal ambivalensi kedua fungsi tersebut seringkali

BAB I PENDAHULUAN. dibawah pemerintahan disebut dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Badan

Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan

Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan. Good Governance is Commitment and Integrity

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi di Indonesia, keberadaan Badan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baru-baru ini Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu yang mengemuka di Indonesia, semua lini masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dikenal dengan Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu yang

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perusahaan milik negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

Manajemen Risiko Bagi Perusahaan Perasuransian. disampaikan dalam acara WORKSHOP Manajemen Risiko Perusahaan Perasuransian

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Krisis Corporate Governance pertama terjadi pada tahun

LAPORAN HASIL STUDI INDEKS TRANSPARANSI BUMN 2014 (Berbasis Website)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan ekonomi dunia yang sedang dilanda krisis ekonomi global menyebabkan banyak perusahaan (korporasi) di Indonesia diambang kehancuran. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia. Perubahan yang pesat dalam bidang teknologi informasi, ekonomi, sosial, budaya maupun politik juga mempengaruhi kondisi dunia bisnis dan persaingan yang timbul semakin lama semakin meningkat. Keadaan persaingan seperti ini membuat para pelaku bisnis dan ekonomi harus menyesuaikan diri dan terus memperbaiki agar tetap terus bersaing dengan para pesaingnya baik antara perusahaan dalam negeri maupun perusahaan luar negeri. Dalam dunia perbankan perkembangan yang semakin pesat saat ini menimbulkan persaingan bank semakin ketat. Persaingan ini mengakibatkan pasar perbankan semakin dinamis sehingga menuntut bank-bank untuk berusaha lebih efektif dan efisien. Oleh karena nya manusia merupakan pilar utama dalam membawa organisasi ke arah yang lebih baik atau bahkan sebaliknya. (Ayu Armando, 2015) Bisnis perbankan memiliki kekhasan dalam pengelolaannya. Bank merupakan lembaga intermediasi yang mempertemukan pemilik dana dan pengusaha dana, bergantung pada kepercayaan dan dana masyarakat baik dari dalam maupun dalam pengamanan dana masyarakat baik dari dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas utama dalam 1

2 pengamanan dana masyarakat, karena masyarakat telah memberikan kepercayaan penuh pada bank dalam menitipkan dana mereka. Internal Audit pada bidang perbankan nasional, diatur secara khusus oleh Bank Indonesia. Peraturan mengenai hal tersebut berada dalam PBI (Peraturan Bank Indonesia) No. 1/6/PBI/1999 mengenai Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) (Suryo Utomo, 2009). Pada PBI tersebut ditetapkan keharusan bagi bank umum untuk menyelenggarakan kegiatan audit intern beserta hal-hal yang harus dipenuhi oleh manajemen dan unit internal audit bank umum. Dunia perbankan harus dapat tumbuh secara mandiri dan dapat memberikan kontribusi yang berarti, secara sinergis mampu mencapai kinerja yang optimal dalam mengemban visi dan misi perbankan nasional dalam mendukung sektor ekonomi nasional dan daerah. Seperti hal yang terjadi dalam Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pada tanggal 28 Oktober 2014, melalui Deputi Komisioner Pengawas Perbankan 4 OJK Heru Kristiana mengatakan, OJK akan mengarahkan kebijakan pengembangan BPR yang fokus pada sasaran strategis yakni salah satunya mendukung pengembangan BPR dan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Ada banyak persoalan yang dihadapi BPR untuk bisa bersaing di industri perbankan sehingga sulit bersaing dengan bank umum. Salah satu persoalan yang paling mendasar yaitu aspek Good Corporate Governance (GCG) yang terabaikan serta penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang masih lemah, persoalan itu membuat BPR sulit berkembang. (www.koran-sindo.com)

3 Hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa buruknya penerapan Good Corporate Governance di bidang perbankan. Ketidakstabilan dunia bisnis menggambarkan beberapa fenomena tentang lemahnya penerapan Good Corporate Governance seperti terjadinya kasus penyimpangan pada Bank Perkreditan Restu Artha yang terungkap tahun 2014. Sebuah Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) dilaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), karena diduga melakukan penipuan. Padahal, BPR tersebut menjadi rekomendasi sebuah majalah. Selaku Kuasa Hukum, M. Irsyad Thamrin, mengatakan ada dua hal yang menjadi pengaduan kepada OJK. Pertama ada produk bank yang tidak sesuai. Yang kedua yaitu perlakuan perbankan. Dalam pemberian kredit tersebut, seharusnya bank memproses sesuai aturan, dan tidak pernah menjual produk pengakuan utang. Permasalahan yang lain yakni BPR Restu Artha tidak memberikan data kredit tersebut kepada Bank Indonesia (BI). Akibatnya, ketika ingin melakukan perpindahan buku, maka tidak bisa karena tidak mempunyai data di BI. Kasus perbankan yang terjadi seperti fenomena diatas dapat merugikan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap Bank dan menghambat perwujudan Good Corporate Governance. (M. Irsyad Thamrin, 2014) Selain itu, krisis ekonomi juga telah membawa dampak yaitu munculnya isu mengenai konsep Good Corporate Governance yang menjadi isu sentral dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi dan pertumbuhan bisnis di pasaran. Good Governance sendiri merupakan sistem pengendalian dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari mekanisme hubungan antara berbagai pihak yang mengurus perusahaan, maupun ditinjau dari "nilai-nilai" yang terkandung

4 dari mekanisme pengelolaan itu sendiri. Jika kondisi Good Governance dapat dicapai maka akan terwujud negara yang bersih dan responsif yaitu negara yang bersih dari tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme dan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), yaitu sistem tata kelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan laba perusahaan dalam jangka panjang dengan tetap memperlihatkan pemangku kepentingan (stakeholders) seperti kreditor, pemasok, konsumen, karyawan, pemerintah dan masyarakat. (Febrian Ananda, 2012) Suatu keharusan bagi perusahaan-perusahaan untuk menerapkan dan melaksanakan GCG agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-117/M-MBU/2002 tentang penerapan praktik GCG pada BUMN, BUMN didorong untuk wajib menerapkan GCG secara konsisten dan atau menjadikan GCG sebagai landasan operasionalnya (Erika Rizki Prawitasari, 2010). Perusahaan menerapkan GCG adalah resources (sumber informasi) yang dimiliki pemegang saham perusahaan dapat dikelola dengan baik, efisien, dan dapat digunakan semata-mata untuk kepentingan pertumbuhan (nilai) perusahaan (Suci Nurulita, 2014). Hal ini menunjukkan bahwa Good Corporate Governance tidak hanya berakibat positif bagi pemegang saham namun juga bagi masyarakat luas berupa pertumbuhan perekonomian nasional. (Ayu Armando, 2015) Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. Ini berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Penerapan Good

5 Corporate Governance mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Oleh karena itu diterapkannya Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. Penerapan Good Corporate Governance juga diharapkan dapat menunjang upaya pemerintah dalam menegakkan good governance pada umumnya di Indonesia. Saat ini pemerintah sedang berupaya untuk menerapkan good governance dalam birokrasinya dalam rangka menciptakan pemerintah yang bersih dan berwibawa. (Diah Kusuma Wardani, 2008) Good Corporate Governance dapat terlaksana apabila terdapat beberapa karakteristik diatas, dalam artian sederhana akuntabilitas merupakan perwujudan dari pertanggungjawaban pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan, sedangkan transparansi diartikan sebagai keterbukaan, dengan demikian, akuntabilitas dan transparansi merupakan syarat utama dan saling berkaitan dalam upaya mewujudkan Good Corporate Governance (GCG). Auditor Internal yang independen dapat berfungsi untuk mengawasi jalannya perusahaan dengan memastikan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan praktik-praktik dalam penerapan prinsip-prinsip GCG di dalam perusahaan yang meliputi: akuntabilitas (accountability), pertanggung-jawaban (responsibility), keterbukaan (transparency), kewajaran (fairness) serta kemandirian (independency), merupakan upaya agar terciptanya keseimbangan antar kepentingan dari para stakeholder, karyawan perusahaan, suppliers, pemerintah, konsumen yang merupakan indikator tercapainya keseimbangan kepentingan, sehingga benturan

6 kepentingan yang terjadi dapat diarahkan dan dikontrol serta tidak menimbulkan kerugian pada masing-masing pihak (Sari Pramono Maylia dan Raharja, 2012). Peran auditor internal yang independen sangat penting dalam penerapan GCG di perusahaan, anggota auditor internal tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada perusahaan tersebut, tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan direksi, komisaris dan pemegang saham utama perusahaan tersebut, dan tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan tersebut. GCG juga menuntut sejauh mana auditor internal dapat berperan dengan baik untuk mewujudkannya pada sektor publik maupun pada sektor swasta (S. Trimanto Wardoyo & Lena, 2010). Misi internal audit adalah untuk membantu manajemen dalam melakukan perbaikan dan peningkatan pengelolaan aktivitas atau program agar mencapai tujuan organisasi. Hal ini diwujudkan dengan jalan menilai dan memberikan saran-saran kepada manajemen tentang cara melaksanakan tiap kegiatan yang lebih ekonomis, lebih efisien, lebih efektif, lebih produktif, dan ketaatan terhadapa ketentuan yang berlaku (Islahuzzaman, 2005). Peranan dan fungsi auditor internal dalam suatu perusahaan digunakan sebagai parameter dan indikator untuk mengukur penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (Zulkarnain, 2010). Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) (Studi Kasus pada PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Bandung).

7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penelitian ini dilakukan untuk membuktikan secara terperinci masalah pokok dalam penelitian yaitu mengindentifikasi masalah yang diteliti adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan audit internal pada PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR). 2. Bagaimana pelaksanaan Good Corporate Governance di PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR). 3. Bagaimana pengaruh audit internal terhadap peningkatan Good Corporate Governance pada PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR). 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan mengenai audit internal, sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh audit internal dalam menunjang pelaksanaan Good Corporate Governance. Sesuai dengan masalah-masalah yang diidentifikasikan, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan audit internal di PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR). 2. Untuk mengetahui pelaksanaan Good Corporate Governance yang diterapkan oleh PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

8 3. Untuk mengetahui pengaruh audit internal terhadap peningkatan Good Corporate Governance pada PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR). 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Akuntansi Universitas Widyatama. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Kegunaan Pengembangan Ilmu Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu akuntansi khususnya di bidang audit internal dengan mengkaji secara empiris bagaimana pengaruh audit internal dalam upaya mewujudkan Good Corporate Governance (GCG). 2. Kegunaan Pengembangan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dalam memecahkan masalah tentang Good Corporate Governance (GCG) dengan mengkaji pengaruh penerapan audit internal terhadap upaya mewujudkan Good Corporate Governance (GCG). 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di PD. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) jalan Naripan No. 29 Bandung. Waktu penelitian dimulai dari bulan September 2015 sampai dengan selesai.