BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan (Kurniasari, 2007:1). Seorang guru harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan di sekolah memiliki tiga variabel yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembaharuan di bidang pendidikan yang mengacu pada visi dan misi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 PENERAPAN PEND EKATAN METAKOGNITIF D ALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA SMA

2015 PENERAPAN FIVE STAGE CONCEPTUAL TEACHING MODEL UNTUK MENINGKATKAN KONSISTENSI ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. lama, yaitu pembelajaran berpusat pada guru, sementara siswa yang harus siap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, sehingga diperlukan suatu pendidikan yang berkualitas. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengerjakan dan memahami matematika dengan benar. keadaan di dalam kehidupan sehari-hari dan di dunia yang selalu berkembang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Metakognitif tentang cara berpikir siswa dalam membangun strategi untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Thesis Dian Ratna Arianti, dkk., Eksperimentasi Model

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan perwujudan dari

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISTEM PERNAFASAN PADA MANUSIA DENGAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY

2016 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-BASED SCIENCE INQUIRY (ABSI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Annie Resmisari, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lingkungan pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada penggunaan atau

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: 1) kemampuan melakukan penalaran. 5) keterampilan komunikasi (Trisni dkk, 2012: 3).

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tirana Auliya Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan ayat sebagai berikut: 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang

BAB I PENDAHULUAN. sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau melatihkan keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melya Dwi Gardiantari, 2013

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya pengembangan potensi peseta didik. Peserta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah cita-cita bangsa yang harus terus

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). relevan sehingga berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. siswa yang lebih berhasil dalam belajar bila programnya memberikan peluang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dan suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar yang kondusif. mengeksplorasi dan mengelaborasi keterampilannya.

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, bangsa Indonesia dihadapkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan Indonesia masih menunjukan kualitas sistem dan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nia Prihatiningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Implementasai kurikulum 2013 di Indonesia sangat diharapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan dari peneliti saja. Pembelajaran tidak berhasil dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mulyaningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agung Firmansyah, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permendikbud No. 103 Tahun 2014, pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas dengan karakteristik interaktif dan inspiratif; menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; kontekstual dan kolaboratif; memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; juga sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pembelajaran menggunakan pendekatan, strategi, model, dan metode yang mengacu pada karakteristikkarakteristik tersebut. Kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari informasi melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Oleh karena itu, proses pembelajaran memerlukan perwujudan multiperan dari guru, yang bukan hanya menitikberatkan sebagai penyampai pengetahuan dan pengalih keterampilan, serta merupakan satu-satunya sumber belajar, tetapi perlu diubah menjadi pembimbing, pembina, pengajar, dan pelatih, yang berarti membelajarkan anak didik. Guru sebagai penyelenggara dan pengelola kegiatan pembelajaran, dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengatur kegiatan pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang ideal. Pembelajaran ideal merupakan pembelajaran yang mampu membantu siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran sains, khususnya biologi yang di dalamnya banyak termuat kegiatan eksplorasi dan konstruktivis, pada dasarnya mampu untuk meningkatkan kompetensi siswa. Salah satu kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh siswa selama menjalankan pembelajaran biologi ialah hasil belajar kognitif. Untuk memperoleh hasil pembelajaran yang optimal, seorang guru dituntut memiliki sejumlah kemampuan dalam membuat persiapan pembelajaran (Rustaman, 2005). 1

2 Trianto (2014, hlm. 169) mengatakan bahwa strategi belajar mengacu pada perilaku dan proses berpikir yang digunakan oleh siswa dalam memahami hal-hal yang dipelajari, termasuk proses memori dan metakognitif. Strategi ini merupakan strategi yang digunakan siswa untuk memecahkan masalah belajar tertentu. Untuk dapat menyelesaikan tugas belajar, siswa memerlukan keterlibatan dalam proses berpikir dan perilaku, menskim atau membaca sepintas judul-judul utama, lalu meringkas dan membuat catatan, juga memonitor jalan berpikir diri sendiri. Keterampilan membaca dapat memprediksi keberhasilan belajar di sekolah. Sebagian besar siswa nampaknya belum memiliki keterampilan membaca yang dibutuhkan untuk memahami informasi yang sangat rumit, mensintesis ide-ide utama pada teks, dan membuat makna ketika membaca untuk tujuan akademis (Hong-Nam et al., 2014). Hal tersebut disebabkan karena siswa belum diberikan strategi yang tepat untuk memudahkan mereka dalam memahami apa yang mereka baca, khususnya buku pelajaran biologi. Sebagai strategi metakognitif, keterampilan membaca sangat berkaitan dengan prestasi membaca, sehingga sangat penting untuk menyelidiki berbagai kemampuan pembaca remaja seperti keterampilan metakognitif dan keterampilan membaca yang mereka gunakan untuk memahami bahan bacaan yang berkaitan dengan akademik atau sekolah (Muijselaar et al., 2017). Penelitian sebelumnya telah menunjukkan korelasi antara penggunaan strategi membaca dan prestasi membaca yang diukur dengan tes prestasi membaca. Menurut Hong-Nam et al. (2014), Pembaca yang mahir cenderung menggunakan strategi yang lebih metakognitif dan menunjukkan peningkatan perilaku strategis membaca. Buku pelajaran biologi atau sumber-sumber biologi sarat akan tulisan dengan kata-kata ilmiah yang sulit dipahami jika hanya dibaca sepintas saja. Perlu adanya strategi khusus dalam memahami isi teks bacaan biologi, khususnya pada pokok bahasan sistem pertahanan tubuh (imunitas) karena di dalamnya termuat banyak komponen yang terlibat dan berbagai macam mekanisme pertahanan tubuh. Siswa dituntut untuk menggunakan strategi membacanya agar dapat memahami isi dari teks biologi tersebut. Berdasarkan pengalaman pada program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) serta hasil observasi dan wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran

3 Biologi di SMA Negeri 12 Bandung, pada mata pelajaran Biologi, khususnya materi sistem imun belum pernah dilakukan asesmen terhadap kesadaran metakognitif siswa. Selain itu, dari hasil observasi pada proses pembelajaran sebelumnya, nampaknya siswa belum diajarkan strategi belajar untuk mempelajari materi biologi. Siswa hanya diberi tahu mengenai suatu materi atau konsep tanpa diberitahu bagaimana caranya mempelajari materi atau konsep tersebut. Trianto (2014, hlm. 19) mengungkapkan bahwa unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta mengarahkan siswa untuk belajar. Penggunaan strategi belajar berhubungan dengan kemampuan metakognitif yang dimiliki oleh siswa. Kurangnya kemampuan siswa dalam menggunakan strategi belajar berdampak pada rendahnya hasil belajar. Minat siswa untuk membaca buku pelajaran biologi yang disediakan oleh perpustakaan sekolah sudah terbilang baik karena hampir setiap pembelajaran biologi siswa meminjam buku di perpustakaan, bahkan sebagian siswa ada yang memiliki buku pegangan sendiri yang berasal dari penerbit lain dan penulis lain, namun strategi belajar yang digunakan siswa masih belum berdampak baik pada kesadaran metakognitifnya dan hasil belajarnya. Hal tersebut disebabkan karena mereka belum memahami strategi belajar yang harus digunakan untuk menyelesaikan tugas belajarnya. Pengetahuan metakognitif seseorang dapat dilihat dari hasil belajar kognitifnya, seperti yang disebutkan oleh Rasjid (2015) bahwa siswa yang memiliki keterampilan metakognisi, mereka telah memiliki keterampilan perencanaan diri (self-planning), keterampilan pemantauan diri (self monitoring), dan keterampilan evaluasi diri (self-evaluation). Semakin baik keterampilan metakognisi yang dimiliki siswa, maka proses belajar juga semakin baik, sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk dapat mengukur/mengases pengetahuan metakognitif tidaklah mudah jika hanya mengandalkan tes tertulis sederhana. Kebanyakan pertanyaan asesmen untuk mengukur pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural mempunyai jawaban yang benar. Jawaban ini pun sama bagi semua siswa, sedangkan untuk mengukur pengetahuan metakognitif, bisa jadi terdapat perbedaan pandangan pada setiap individu tentang jawaban yang benar

(Anderson & Krathwohl, 2015, hlm. 90-92). Oleh karena itu, pengetahuan metakognitif dapat diases melalui aktivitas-aktivitas dan diskusi-diskusi kelas dengan berbagai strategi. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengases pengetahuan metakognitif yaitu dengan Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R). Hidayati (2009) menjelaskan tentang langkah umum pembelajaran SQ4R sebagai berikut: SQ4R ini adalah salah satu strategi membaca dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama, cermat, melalui: survey dengan mencermati teks bacaan, melihat pertanyaan di ujung bab, baca ringkasan bila ada dan cermati gambar-gambar, grafik, dan peta. Question dengan membuat pertanyaan (mengapa, bagaimana dan darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read dengan membaca teks dan mencari jawabannya. Reflect yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan. Recite merupakan langkah atau kegiatan mempertimbangkan jawaban yang diberikan (catatbahas bersama) dan Review yaitu cara meninjau ulang menyeluruh. S., Riski Nanda (2015) menyimpulkan bahwa, Penerapan pembelajaran SQ4R mampu membantu meningkatkan hasil belajar sejarah siswa kelas VII SMP Empu Tantular Semarang. Di tahun yang sama pula, Rasjid (2015) menyimpulkan bahwa, (1) Ada pengaruh signifikan model pembelajaran SQ4R dengan metode Talking Stick terhadap keterampilan metakognisi siswa, (2) Ada pengaruh signifikan model pembelajaran SQ4R dengan metode Talking Stick terhadap hasil belajar biologi siswa. Peneliti lain seperti Başar, M. & Gürbüz, M. (2017) menyimpulkan bahwa,...a significant difference was found in the reading comprehension skills in favor of the students who studied reading comprehension with the SQ4R technique, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan pemahaman membaca siswa yang mempelajari teknik SQ4R. Dari uraian di atas, dipandang penting dan perlu dilakukan penelitian untuk mencapai kemampuan metakognitif, yaitu dengan menggunakan strategi belajar yang sistematis, terutama pada materi sistem imun. Strategi membaca yang sistematis dapat memudahkan siswa dalam memahami isi materi serta dapat meningkatkan kesadaran metakognitif siswa. Penggunaan strategi belajar ini, diharapkan dapat menciptakan student centre learning yang dapat meningkatkan kesadaran metakognitif dan hasil belajar siswa. Setelah mempelajari materi sistem 4

5 pertahanan tubuh (imunitas), diharapkan siswa menjadi lebih memahami dan menjaga diri agar tidak terserang penyakit yang berhubungan dengan sistem imun. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat efektivitas pembelajaran SQ4R terhadap kesadaran metakognitif dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem imun. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Hasil belajar yang diperoleh siswa masih terbilang rendah. Hal tersebut disebabkan karena siswa belum diberikan strategi yang tepat untuk memudahkan mereka dalam memahami apa yang mereka pelajari, khususnya buku pelajaran biologi. 2. Belum pernah dilakukan asesmen terhadap kesadaran metakognitif siswa. Hal tersebut disebabkan karena untuk dapat menguukur/mengases kesadaran metakognitif tidaklah mudah jika hanya mengandalkan tes tertulis sederhana. C. Batasan Masalah Untuk mengarahkan penelitian ini, disusun batasan masalah sebagai berikut: 1. Indikator kesadaran metakognitif yang diuji mencakup Global Reading Strategies (strategi membaca global), Problem Solving Strategies (strategi memecahkan masalah), dan Support Reading Strategies (strategi membaca pemdukung). 2. Hasil belajar yang diukur meliputi ranah kognitif. 3. Cakupan materi yang digunakan pada penelitian ini adalah Sistem Imun. D. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 1. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah, Apakah pembelajaran SQ4R efektif dapat

meningkatkan kesadaran metakognitif dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem imun? 6 2. Pertanyaan Penelitian Mengingat rumusan masalah utama tersebut di atas masih terlalu luas, sehingga belum secara spesifik menjadi batas-batas mana yang harus diteliti, maka rumusan masalah tersebut kemudian dibuat dalam bentuk pertanyaanpertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat perubahan kesadaran metakognitif siswa sebelum dan setelah pembelajaran SQ4R? 2. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum dan setelah pembelajaran SQ4R? 3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran SQ4R? 4. Bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran SQ4R? 5. Bagaimana aktivitas guru selama melakukan pembelajaran SQ4R? 6. Bagaimana penilaian dokumen guru selama pembelajaran SQ4R? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diangkat, tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat efektivitas pembelajaran SQ4R terhadap kesadaran metakognitif dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem imun. Secara lebih rinci, tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk: 1. Memperoleh informasi mengenai tingkat perubahan kesadaran metakognitif siswa sebelum dan setelah pembelajaran SQ4R. 2. Memperoleh informasi mengenai hasil belajar siswa sebelum dan setelah pembelajaran SQ4R. 3. Memperoleh informasi mengenai respon siswa terhadap pembelajaran SQ4R. 4. Memperoleh informasi mengenai aktivitas siswa selama pembelajaran SQ4R. 5. Memperoleh informasi mengenai aktivitas guru selama melakukan pembelajaran SQ4R. 6. Memperoleh informasi mengenai penilaian dokumen guru selama pembelajaran SQ4R.

7 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya: 1. Bagi guru, dapat memberi alternatif untuk mencoba suatu model pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif untuk mengases pengetahuan metakognitif. 2. Bagi calon guru, dapat memberi wawasan mengenai model pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah. 3. Bagi siswa, dapat membantu siswa untuk lebih memahami konsep Sistem Imun dan menerapkan strategi membaca yang lebih sistematis. 4. Bagi sekolah, dapat mencetak peserta didik yang memiliki kesadaran metakognitif yang tinggi. 5. Bagi peneliti, dapat melatih menerapkan suatu model pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif, serta dapat menambah wawasan. G. Definisi Operasional Agar persoalan yang dibicarakan dalam penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan semula, maka perlu adanya definisi operasional sebagai berikut: 1. Efektivitas dalam penelitian ini yaitu efek yang ditimbulkan dari proses pembelajaran yang diukur melalui perubahan hasil belajar dan kesadaran metkognitif. 2. Pembelajaran Survey Question Read Reflect Recite Review (SQ4R) merupakan suatu teknik membaca yang digunakan dalam pembelajaran melalui tahap Survey (memeriksa atau menyelidiki), Question (bertanya), Read (membaca), Reflect (memberi contoh), Recite (mengomunikasikan), dan Review (mengulangi) yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran metakognitif dan hasil belajar siswa. 3. Kesadaran Metakognitif merupakan proses berpikir seseorang untuk dapat memahami dan mengontrol proses belajarnya sendiri. Kesadaran metakognitif yang dikaji mencakup Global Reading Strategies (strategi membaca global), Problem Solving Strategies (strategi memecahkan masalah), dan Support Reading Strategies (strategi membaca pemdukung). Cara yang digunakan untuk mengukur kesadaran metakognitif dalam penelitian ini yaitu dengan

8 Metacognitive Awareness of Reading Strategies Inventory (MARSI) yang diadopsi dari Mokhtari & Reichard (2002). 4. Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah proses belajar mengajar (Kunandar, 2014, hlm. 62). Dalam penelitian ini, hasil belajar yang menjadi variabel dependen yaitu hasil belajar kognitif yang diperoleh siswa setelah mendapatkan perlakuan berupa pembelajaran dengan model SQ4R yang diukur melalui pretest dan posttest dengan instrumen berupa soal-soal objektif. H. Sistematika Skripsi Penelitian ini berjudul Efektivitas Pembelajaran Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review (SQ4R) terhadap Kesadaran Metakognitif dan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sistem Imun. Laporan hasil penelitian ditulis dalam bentuk skripsi yang diorganisasikan sebagai berikut: 1. BAB I Pendahuluan BAB I ini merupakan dasar dari sebuah karya ilmiah karena membahas mengenai masalah yang melatarbelakangi dilakukannya suatu penelitian. Masalah penelitian timbul karena terdapat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Masalah yang ditemukan selanjutnya diidentifikasi, sehingga muncullah identifikasi masalah. Agar pembahasannya tidak melebar dan tetap terarah, disusunlah batasan-batasan masalah. Masalah-masalah yang telah diidentifikasi, dirumuskan ke dalam rumusan masalah dan kemudian dibuat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian.. Setiap karya ilmiah tentu memiliki tujuan dan manfaat. Tujuan umum dirumuskan berdasarkan rumusan masalah, dan tujuan khusus dirumuskan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Manfaat penelitian ditujukan untuk beberapa kalangan, baik individu maupun lembaga. Definisi operasional perlu dimuat dalam BAB I agar persoalan yang dibicarakan dalam penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan semula.

9 2. BAB II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran Kajian teori berisi deskripsi teoritis yang berhubungan dengan masalahmasalah penelitian yang telah dirumuskan pada BAB I dan ditunjang oleh hasil penelitian terdahulu untuk memperkuat hasil penelitian ini. Kajian teori dilanjutkan dengan perumusan kerangka pemikiran yang menjelaskan keterkaitan antara variabel-variabel penelitian. Hipotesis penelitian dirumuskan berdasarkan permasalahan dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan serta didukung oleh kajian empirik yang relevan. 3. BAB III Metode Penelitian BAB III ini membahas langkah-langkah yang dilakukan selama penelitian. Metode dan desain penelitian yang digunakan; subjek dan objek penelitian yang ditentukan berdasarkan ditemukannya permasalahan; teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian berdasarkan pertanyaan-pertanyaan penelitian; pengembangan intrumen penelitian; teknik analisis data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan; serta prosedur penelitian mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, hingga tahap pelaporan. 4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Temuan penelitian disajikan berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dalam berbagai bentuk sesuai dengan rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Pembahasan hasil penelitian diuraikan secara rinci dan dikaitkan dengan teori-teori serta penelitian terdahulu untuk menjawab pertanyaanpertanyaan penelitian. 5. BAB V Simpulan dan Saran Simpulan berisi pemaknaan dari keseluruhan hasil penelitian yang harus menjawab pertanyaan penelitian, sedangkan saran berisi rekomendasi yang ditujukan kepada pembuat kebijakan, pengguna, dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya.