TINJAUAN PUSTAKA. (Hans Daeng, 2009 :17). Andang Ismail menuturkan bahwa permainan memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Bermain berasal dari kata dasar main, yakni merupakan sebuah hiburan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Folklor yang menjadi salah satu kajian bidang antropologi yang

PERUBAHAN PERMAINAN ANAK DARI TRADISIONAL KE MODERN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak Pasal 1 Ayat 1, anak

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah membuat sebuah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. dan moral ini merupakan dampak negatif dari proses globalisasi yang terjadi di

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi hingga kelahiran menjadi seorang bayi, tumbuh menjadi anak-anak,

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai bentuk permainan pada manusia yang terus berkembang, pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Prinsip Lambang Bilangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak usia sekolah dasar adalah suatu generasi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep. baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, manusia membutuhkan sesuatu. keceriaan merupakan kebutuhan yang mendasar pada manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan naluri alamiah yang telah

I. PENDAHULUAN. mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan. Permainan biasanya. dilakukan sendiri atau bersama-sama (kelompok).

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

PERAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI (Studi di PAUD Geger Sunten, Desa Suntenjaya) Iis Nurhayati. STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB 1 PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bermain merupakan hal yang menyenangkan untuk dilakukan. Semua

Budaya Budaya = pikiran; akal budi (KBBI, 2002:169) Berasal dari kata Buddayah(Sansekerta), yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi, artinya budi

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang sehingga mendorong diperolehnya temuan-temuan baru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan tingkat kecerdasan (inteligensi) yang menandai seseorang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha SMARATUNGGA Boyolali

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam permainan tradisional lompat tali ialah permainan yang

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain mampu merumuskan tujuan pendidikan yang berisikan

BAB I PENDAHULUAN. lain atau disebut manusia sebagai makhuk sosial. Semua itu didapatkan melalui

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewariskan nilai-nilai luhur budaya bangsa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teks yang dibaca untuk memperoleh makna (Vacca, 1991:172). Membaca

BAB 1 PENDAHULUAN. sekolah dasar. Pendidikan jasmani sering dilakukan pada luar kelas atau outdoor

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya. Perubahan-perubahan tersebut juga turut serta

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

03FDSK. Folklore. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

Menggapai Permainan Tradisional Anak Indonesia Dalam Perangkat Berbasis Android

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lihat di kota-kota besar, tidak terkecuali juga kota-kota kecil, banyak sekali game

BAB I PENDAHULUAN. hingga sekarang. Folklor termasuk dalam suatu kebudayaan turun-temurun yang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi sosial yang diakselerasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini kesibukan telah menjadi jalan hidup masyarakat pada

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan. yang lebih baik, pendidikan ini berupa pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UPI Kampus Serang Yeni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pertama. Sekolah juga sebagai salah satu lingkungan sosial. bagi anak yang dibawanya sejak lahir.

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi. Hal itu juga membuat kemajuan yang cukup signifikan. pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, kebudayaan pada umumnya tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kognitif, emosional dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh,

2015 PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B

UPAYA PENGEMBANGAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK RA GUPPI MANDAN SUKOHARJO

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya, baik

Perkembangan Individu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasi penjumlahan dan pengurangan. sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. anak untuk menyelesaikan suatu tugas.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kulitas hidup. Kemampuan gerak dasar di bagi menjadi 3, yaitu. gerak lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prasekolah dapat diartikan sebagai pendidikan sebelum sekolah, jadi berarti

BAB I PENDAHULUAN. Paud Jateng Pengertian Bermain dan Permainan Anak by Para Ahli dalam (Diunduh 26 Maret 2016)

BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses belajar mengajar adalah suatu hal penting yang menjadi kunci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. televisi membawa manusia kembali pada neo-tribal. permainan. Realitasnya yang sekarang, kecanggihan permainan digital lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2.1 Perkembangan anak sekolah dasar. Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK UNTUK MEWUJUDKAN KELUARGA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salina Mayo Safitri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Permainan Menurut Hans Daeng permainan adalah bagian mutlak dari kehidupan anak dan permainan merupakan bagian integral dari proses pembentukan kepribadian anak (Hans Daeng, 2009 :17). Andang Ismail menuturkan bahwa permainan memiliki dua pengertian. Pertama, permainan adalah sebuah aktifitas bermain yang murni mencari kesenangan tanpa mencari menang atau kalah. Kedua, permainan diartikan sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenangan dan kepuasan, namun ditandai pencarian menang-kalah (Andang Ismail, 2009 : 26). Permainan memiliki sifat sebagai berikut: (1) Permainan dimotivasi secara personal, karena memberi rasa kepuasan. (2) pemain lebih asyik dengan aktivitas permainan (s ifatnya spontan) daripada tujuannya. (3) Aktivitas permainan dapat bersifat nonliteral. (4) Permainan bersifat bebas dari aturan - aturan yang dipaksakan dari luar, dan aturan-aturan yang ada dapat dimotivasi oleh para pemainnya. (5) Permainan memerlukan ket erlibatan aktif dari pihak pemainnya. Jadi yang dimaksud dengan permainan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh beberapa anak untuk mencari kesenangan yang dapat membentuk proses kepribadian anak dan membantu anak mencapai perkembangan fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional. 2. Konsep Peralihan

8 Peralihan adalah perubahan dari keadaan yang satu pada keadaan yang lain. Potts melihat bahwa perubahan merupakan pergeseran dari keadaan sekarang menuju keadaan yang diinginkan di masa depan. Perubahan dari keadaan sekarang tersebut dilihat dari sudut struktur, proses, orang dan budaya (Kevin Potts, 2004 : 36). Menurut Hussey, faktor pendorong terjadinya perubahan adalah perubahan teknologi yang terus meningkat, persaingan semakin intensif dan menjadi lebih global, pelanggan semakin banyak tuntutan, profil demografis Negara berubah, privatisasi bisnis milik masyarakat berlanjut dan stakeholders minta lebih banyak nilai (Hussey, 2000 : 6). Jadi yang dimaksud peralihan adalah perubahan dari keadaan yang satu pada keadaan yang lain, bermakna melakukan hal-hal dengan cara baru, mengikuti jalur baru serta mengadopsi teknologi baru. 3. Konsep Anak usia bermain Di dalam kamus Bahasa Indonesia kontemporer dinyatakan bahwa Istilah Anak yaitu keturunan yang kedua, sedangkan anak-anak adalah anak yang masih kecil (kanak-kanak). ( Peter Salim, 2002:57 ). Sedangkan di dalam kamus besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa Anak adalah manusia yang masih kecil. ( Poerwadarminta, 2006:41 ) Perkembangan anak menurut Singgih Gunansa yaitu 1. Anak umur 0-2 tahun (bayi) 2. Anak umur 2-5 tahun (balita) masa prasekolah 3. Anak umur 6-12 tahun masa anak-anak atau masa sekolah atau masa bermain. ( Singgih Gunansa, 2005:11 )

9 Menurut Utami Anak pada usia 6-12 tahun mempunyai sikap tunduk pada peraturan permainan yang tradisional. ( Utami Munandar, 2000:28 ) Dan menurut Sri Rumini Masa kanak bayi sampai usia 14 tahun. Masa kanak kanak atau masa bermain dimulai dari kanak juga disebut masa bermain, hal ini karena pada masa ini panca indera anak sedang dalam keadaan peka, sehingga perlu dilatih denagn berbagai permainan yang menarik dan sederhana. ( Sri Rumini, 2004:15 ) Menurut WHO (2003), mendefinisikan anak-anak antara usia 0-14 tahun karena di usia inilah risiko cenderung menjadi besar. Masa perkembangan anak dibagi oleh banyak ahli dalam beberapa periode dengan tujuan untuk mendapatkan wawasan yang jelas tentang definisi dan perkembangan anak. Hal ini disebabkan karena pada saat saat perkembangan tertentu anak anak secara umum memperlihatkan ciri ciri dan tingkah laku karakteristik yang hampir sama. Menurut Kartono, periode perkembangan anak terdiri dari masa bayi usia 0-1 tahun ( periode vital ), masa kanak-kanak usia 1-5 tahun ( periode estatis ), masa anak anak sekolah dasar usia 6-12 tahun ( periode intelektual ) dan periode pueral usia 12-14 tahun ( pra-pubertas atau puber awal ). Jadi pengertian anak adalah anak anak sebagai orang yang berusia 6-12 tahun dan dalam masa ini anak anak sudah mengenal berbagai macam permainan yang sederhana atau tradisional. Jadi, Pengertian permainan tradisional anak adalah suatu permainan yang dilakukan oleh anak-anak usia 6-12 tahun dengan berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan turun temurun yang dapat memberikan rasa puas atau senang

10 bagi si pelaku, dan masih menggunakan peralatan yang masih sederhana atau tradisional. 4. Konsep Permainan Tradisional Anak Menurut James Danandjaja Permainan tradisional adalah salah satu bentuk yang berupa permainan anak-anak, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun serta banyak mempunyai variasi. Sifat atau ciri dari permainan tradisional anak sudah tua usianya, tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan darimana asalnya. Biasanya disebarkan dari mulut ke mulut dan adang-kadang mengalami perubahan nama atau bentuk meskipun dasarnya sama. Jika dilihat dariakar katanya, permainan tradisional tidak lain adalah kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan permainan yang merupakan pewarisan dari generasi terdahulu yang dilakukan manusia (anak -anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan. ( James Danandjaja, 1987 : 24). Menurut Atik Soepandi permainan adalah perbuatan untuk menghibur hati baik yang mempergunakan alat ataupun tidak mempergunakan alat. Sedangkan yang dimaksud tradisional adalah segala sesuatu yang dituturkan atau diwariskan secara turun temurun dari orang tua atau nenek moyang. (Atik Soepandi, 1990 : 12) Jadi permainan tradisional anak adalah suatu bentuk permainan anak yang mempergunakan alat atau tidak, yang diwariska secara turun temurun dari nenek moyang, sebagai sarana hiburan atau untuk menyenangkan hati. 5. Konsep permaianan Modern Permainan modern berasal dari industri atau umumnya menggunakan teknologi dalam pembuatan serta permainannya. Permainan jenis ini menghadirkan bentuk permainan seperti video game, baik itu dalam console maupun komputer. Ada

11 banyak jenis console game yang memberikan kemajuan teknologi, dalam segi tampilan gambar maupun cara memainkan yang beragam, sehingga menarik perhatian mereka untuk memainkannya. Pabrikan video game pun senantiasa memanjakan para pemain dengan kemajuan teknologi yang semakin mengagumkan. Bahkan jenis game online yang sedang trend saat ini telah menjadi favorit bagi anak hampir di seluruh dunia. Jadi permainan modern ialah permainan yang berasal dari industri atau umumnya menggunakan teknologi dalam pembuatan serta permainannya. B. Kerangka Pikir Bermain adalah kegiatan rekreatif yang sekaligus merupakan bagian dari metode untuk mengembangkan potensi anak, baik fisik maupun kreativitas. Bermain bagi anak memiliki nilai dan ciri yang penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari, karena melalui bermain anak-anak mampu

12 mengembangkan fantasi, daya imajinasi dan kreativitasnya. Bermain dapat menumbuhkan kesenangan dan kepuasan, selain itu banyak nilai-nilai penting yang dihasilkan dari bermain, antara lain sosialisasi, sarana belajar, penyaluran energi emosional, perkembangan moral, fisik dan kepribadian. Beralihnya permainan tradisional ke modern disebabkan maraknya bermunculan permainan modern yang lebih menarik dan tidak monoton. Jenis-jenis permainan tradisional yang teridentifikasi di kelurahan Rajabasa adalah kelereng, layangan, petak umpet, engklek dan lompat tali. Sedangkan jenis permainan modern yang teridentifikasi di kelurahan Rajabasa adalah permainan Playstation, Mobil Remot Control, Point Blank, Poker dan Cityville. Permainan tradisional yang sebenarnya melatih anak-anak untuk bersosialisasi dengan lingkungannya dan kerja sama antar teman untuk memenangkan permainan, akan tetapi kemajuan teknologi serta keterbatasan tempat permainan tradisional perlahan-lahan ditinggal kan dan anakanak beralih ke permainan modern yang lebih menarik. Beralihnya permainan tradisional anak ke permainan modern diakibatkan oleh 2 faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern itu sendiri yaitu usia, uang saku, status ekonomi orang tua dan keahlian. Sedangkan faktor ekstern meliputi perkembangan teknologi, ketersediaan tempat bermain, lingkungan dan kurangnya bersosialisasi. C. Paradigma Jenis Permainan Tradisional : - Kelereng - Layangan - Petak umpet - Engklek - Lompat tali Jenis Permainan Modern : - Playstation - Mobil remot control - Point blank - Poker - City ville

13 Faktor Intern : Pendidikan, Uang saku, Status ekonomi orang tua dan Keahlian Faktor Ekstern : Perkembangan teknologi, Ketersediaan tempat bermain, Lingkungan dan Kurangnya bersosialisasi Keterangan : : Garis Sebab : Garis Akibat