BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang benar tentang konsep agribisnis itu sendiri. Sering ditemukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional.

II. TINJAUAN PUSTAKA. input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk,

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar

KERANGKA PEMIKIRAN. berupa derasnya arus liberalisasi perdagangan, otonomi daerah serta makin

KOMPONEN AGRIBISNIS. Rikky Herdiyansyah SP., MSc

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan luas

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) No.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tanaman hias dan tanaman biofarmaka. Hortikultura adalah komoditas yang akan memiliki

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang peranan

AGRIBISNIS. Sessi 3 MK PIP. Prof. Rudi Febriamansyah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adapun penelitian terdahulu yang telah dilakukan mengenai analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg)

III KERANGKA PEMIKIRAN

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

PENGANTAR AGRIBISNIS

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. bangunan. Jika bangunan tersebut rumah, maka disebut pekarangan rumah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) termasuk keluarga Oxalidaceae,

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan proses produksi yang khas didasarkan pada proses

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan lain yang bersifat komplementer. Salah satu kegiatan itu adalah

KAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan upaya

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

Pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang punggung. perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian dalam ruang lingkup pertanian. Oleh sebab itu sektor pertanian

SISTEM AGRIBISNIS SUMARDJO. Departemen SOSEK-Faperta IPB. 1. Agribisnis Sebagai Suatu-Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi opersional ini mencakup pengertian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan tersebut

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi adalah mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan dengan

III KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

Membangun Pertanian dalam Perspektif Agribisnis

TINJAUAN PUSTAKA. definisi sempit dan pertanian organik dalam definisi luas. Dalam pengertian

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI. pertemuan kedua (matrikulasi) 1

PENGENALAN KONSEP AGRIBISNIS MAHASISWA DAPAT MENJELASKAN KONSEP AGRIBISNIS

AKTIVITAS EKONOMI HULU-HILIR DI PERBATASAN. ARIS SUBAGIYO Halama n

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

2. TINJAUAN PUSTAKA. π = f (Py; Pxi; ;Pzj)

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Penelitian Sistem Usaha Pertanian dan Agribisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Agribisnis Sering ditemukan bahwa agribisnis diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari konsep semula yang dimaksud. Konsep agribisnis adalah suatu konsep yang utuh, mulai dari proses produksi, mengolah hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian. Pengertian agribisnis adalah Suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Pengertian pertanian dalam artian yang luas adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian (Soekartawi, 2005). Keterkaitan antara industri hulu, industri hilir, kegiatan usahatani dan subsistem pendukungnya digambarkan pada Gambar 2.1.

Kegiatan usaha yang menghasilkan/menyediakan prasarana/ sarana/input bagi kegiatan pertanian (industri pupuk, alatalat pertanian, pestisida, dsb) Agribisnis Kegiatan Pertanian Sub Sistem Pendukung Kegiatan usaha yang menggunakan hasil pertanian sebagai input (industri pengolahan hasil pertanian, perdagangan, dsb) Gambar 2.1. Bagan Agribisnis Dalam kegiatan agribisnis akan ada hubungan antara manusia dengan lingkungan dan upaya memanfaatkan serta menata lingkungan tersebut sedapat mungkin sesuai dengan tujuan kegunaan yang diinginkan. Maksud dari memanfaatkan dalam hal ini adalah seperti memberi pupuk, unsur kimiawi yang dibutuhkan, irigasi dan perlindungan lahan. Sedangkan yang dimaksud menata adalah memanfaatkan atau menerima suatu keterbatasan seperti menanam dalam musim hujan, memanen dalam musim kering atau menanam perennial crops pada tanah miring/lereng dan sebagainya (Siagian, 2003). Potensi pengembangan sektor agribisnis di Indonesia dapat dilihat dari sisi penawaran (supply side) maupun sisi permintaan (demand side). Potensi sisi penawaran antara lain: a. Indonesia memiliki sumber daya agroklimat yang sangat besar dan terlengkap di dunia, sehingga hampir semua komoditas agribisnis dapat dihasilkan dari Indonesia.

b. Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya hayati (biodervisity) yang terbesar di dunia namun belum dimanfaatkan secara optimal, misalnya tanaman obat-obatan (bahan farmasi) dihasilkan dari seluruh bumi Indonesia. c. Indonesia memiliki sumber tenaga kerja yang masing-masing terakomodasi dalam agribisnis. d. Terdapat lembaga penelitian dan pengembangan agribisnis dari departemen, perguruan tinggi yang didukung oleh kwalitas sumber daya manusia, hanya saja belum dimanfaatkan secara optimal. e. Lembaga pemerintah atau lembaga masyarakat yang ada di setiap daerah telah berpengalaman dan mempunyai akumulasi pengetahuan dalam membangun agribisnis (Saragih, 1999). Secara operasional, pembangunan agribisnis pada tingkat wilayah dilaksanakan dengan mengoptimalkan pengembangan sentra-sentra produksi komoditi unggulan. Prinsip dasar pelaksanaan sentra pengembangan agribisnis adalah pendayagunaan secara optimal sumber daya yang ada melalui pengembangan komoditas yang berorientasi pasar dalam dan luar negeri dengan memperhatikan perwilayahan komoditas secara regional maupun nasional serta mempunyai keterkaitan yang erat dengan industri hulu dan hilir. Sektor agribisnis memberikan peran yang sangat besar dalam perekonomian Indonesia dalam hal: a. Sumber pertumbuhan ekonomi. b. Penyedia lapangan pekerjaan.

c. Mengembangkan pembangunan daerah. d. Sumber devisa negara. Menurut Supardi (2001) bahwa akhir tahun 1998 sektor agribisnis memperlihatkan pertumbuhan yang positif sebesar 0,26% sementara sektor lain memperlihatkan pertumbuhan yang negatif. Sistem pertanian agribisnis merupakan model pertanian yang paling cocok untuk dikembangkan saat ini, yang mana terdapat keterkaitan antara sub sektor dan akan menimbulkan perubahan struktural. 2.2. Pendapatan Usahatani Tujuan pembangunan pertanian sebagai salah satu pembangunan ekonomi di Indonesia bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang usaha pertanian (petani, nelayan dan peternak) di pedesaan. Hal ini dapat tercapai bila pendapatannya ditingkatkan dari sumber pendapatannya baik dari pertanian maupun non pertanian. Pendapatan merupakan fungsi dari jumlah yang terjual dan harga jual. Artinya pendapatan perusahaan berasal dari penjualan. Sementara nilai penjualan ditentukan oleh jumlah unit yang terjual dan harga jual. Dalam kenyataan bisnis, pendapatan dan laba terbesar tidak dicapai pada produksi dan penjualan terbanyak. Dalam memperoleh pendapatan atau keuntungan dari usaha taninya, petani harus membandingkan antara hasil yang dicapai (total revenue) dengan biaya yang dikeluarkan (total cost). Dengan demikian pengusaha perlu memutuskan untuk menjual atau tidak produk pada tingkat harga tertentu (Noor, 2007).

Pendapatan usaha tani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya atau dengan kata lain pendapatan meliputi pendapatan kotor atau penerimaan total dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor atau penerimaan total adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi. Pendapatan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut: Pd = TR TC TR = Y. Py TC = FC + VC Di mana: Pd = Pendapatan usahatani TR = Total Penerimaan (total revenue) TC = Total Biaya (total cost) FC = Biaya Tetap (fixed cost) VC = Biaya Variabel (variabel cost) Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Py = Harga Y (Rahim, 2007). Prawirokusumo (1990), menggambarkan bagaimana dalam suatu usahatani terjadi arus input yang pada akhirnya menjadi output dalam suatu usaha, bagan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:

Pendapatan dari sektor lain Pengadaan Pinjaman Material Pangan Rumah Tangga Capital Tenaga Kerja Manajemen Cash Income Usaha Tani Tanaman - Ternak Konsumsi Penjualan Gambar 2.2. Alur Faktor Produksi-Pendapatan dalam Usaha Tani Ada beberapa pembagian tentang pendapatan (income) yaitu: 1. Gross dan net income: Gross income adalah pendapatan usahatani yang belum direduksi dengan biaya, sedang net income adalah pendapatan setelah dikurangi biaya. 2. Gross income dapat pula dibagi ke dalam dua bentuk yaitu bentuk cash dan non cash. Cash berdasar dari penjualan hasil produksinya, dapat dari tanaman maupun

ternak. Sedang yang non-cash dapat berupa produk yang dikonsumsi langsung oleh petani atau ditukar komoditi lain atau didonasikan, atau dapat berupa barang dan service. Hasil usaha yang ditimbun (perubahan inventaris) juga termasuk non cash. 3. Pendapatan pengelola (management income) adalah pendapatan bagi si pengelola. Merupakan hasil pengurangan dari total output dengan total input. Sisa ini merupakan jumlah tersisa setelah semua input untuk produksi, baik yang benarbenar dibayar maupun yang hanya diperhitungkan telah dijumlahkan. Pendapatan ini biasanya pendapatan negatif bagi usaha tani kecil ataupun keluarga. Pada usaha komersial laba ini harus ada, malah setelah pendapatan pengelola masih harus dibayarkan lagi kedalam: 3. Imbalan jasa manajemen (upah petani sebagai pengelola). 4. Net profit yang disebut pula pure profit yang merupakan imbalan bagi resiko perusahaan. 4. Pendapatan tenaga kerja petani yaitu pendapatan pengelola ditambah upah tenaga kerja petani. Pendapatan tenaga kerja keluarga petani adalah pendapatan pengelola ditambah upah tenaga kerja petani dan anggota keluarga yang dihitung. Pendapatan petani adalah pendapatan tenaga kerja petani ditambah bunga modal milik sendiri, sewa tanah milik sendiri. Pendapatan keluarga petani merupakan pendapatan tenaga kerja keluarga petani ditambah bunga modal milik sendiri. Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara produksi dengan harga jual, biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani

dan pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran (Soekartawi, 1995). Simanjuntak (1986), menyatakan kita harus menentukan suatu saat (musim) yang tepat untuk memilih harga tertentu yang akan digunakan dalam menentukan analisa pasar yang menguntungkan. Harga tidak stabil karena pasar tidak sempurna, antara lain lembaga pemasaran yang tidak fleksibel, pengawasan harga, informasi yang tidak sempurna mengenai harga yang tidak ditawarkan oleh penjual dan pembeli saingan, unsur-unsur monopoli, harga tradisionil dan sebagainya. Untuk menghindari resiko ketidakpastian yaitu memperhitungkan pengeluaran biaya, penggunaan waktu (musiman), selera konsumen serta perubahan tekhnologi baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. 2.3. Pengembangan Wilayah Pada hakekatnya pengembangan (development) merupakan upaya untuk memberi nilai tambah dari apa yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas hidup. Menurut Alkadri dalam buku Tiga Pilar Pengembangan Wilayah (1999) pengembangan lebih merupakan motivasi dan pengetahuan daripada masalah kekayaan. Tetapi bukan berarti bahwa kekayaan itu tidak relevan. Pengembangan juga merupakan produk belajar, bukan hasil produksi, belajar memanfaatkan kemampuan yang dimiliki bersandar pada lingkungan sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada dasarnya proses pengembangan itu juga merupakan proses belajar (learning process). Hasil yang diperoleh dari proses tersebut, yaitu kualitas

hidup meningkat, akan dipengaruhi oleh instrument yang digunakan. Mengacu pada filosofi dasar tersebut maka pengembangan wilayah merupakan upaya memberdayakan stakeholders (masyarakat, pemerintah, pengusaha) di suatu wilayah, terutama dalam memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan di wilayah tersebut dengan instrumen yang dimiliki atau dikuasai, yaitu teknologi. Pengembangan wilayah merupakan upaya mengawinkan secara harmonis sumber daya alam, manusia dan teknologi dengan memperhitungkan daya tampung lingkungan itu sendiri. Wilayah merupakan unit geografis dengan batas-batas tertentu di mana bagian-bagiannya saling bergantung satu sama lain secara fungsional. Secara umum pusat/inti berfungsi antara lain: (a) tempat pemusatan pemukiman atau penduduk, (b) pemusatan industri (c) tempat pemasaran bahan-bahan mansion dan (d) tempat pemusatan sarana-sarana pelayanan. Daerah bagian belakang (hinterland) berfungsi sebagai tempat proses bahan mentah dan sebagai tempat pemasaran produk-produk industri (Sunyoto, 1998). Pengembangan wilayah dapat diartikan pelaksanaan pembangunan nasional di suatu wilayah yang disesuaikan dengan kemampuan fisik dan sosial wilayah serta menghormati peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk wilayah pedesaan yang selalu identik dengan petani dan kemiskinan maka dibutuhkan pembangunan di sektor pertanian. Pembangunan pertanian yang berhasil adalah jika terjadi pertumbuhan produksi pertanian yang tertinggi dan sekaligus terjadi perubahan masyarakat tani dari yang kurang baik menjadi lebih baik (Soekartawi, 1994).

Suryana (1998), menyatakan bahwa pengembangan agribisnis pada konsepsi pembangunan pertanian yang modern dan kompetitif pada daerahnya berdasar pada upaya untuk menumbuhkan sistem agribisnis yang terpadu dan utuh yaitu dengan menghadirkan seluruh kegiatan dalam sistem agribisnis pada suatu wilayah pengembangan. Menghadirkan di sini memiliki pengertian baik secara fisik ataupun keterjangkauan untuk mengembangkan suatu usaha pertanian secara utuh. Suatu pembangunan pertanian berhasil jika didukung oleh penyediaan saranasarana produksi yang memadai, adanya sistem transportasi dan organisasi pemasaran yang baik. Dengan tersedianya sarana produksi pertanian dan dialokasikan dengan baik, maka produktivitas hasil pertanian menjadi tinggi sehingga pendapatan petani meningkat di samping menyumbangkan devisa negara. Pembangunan wilayah adalah usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan hubungan interdependensi dan interaksi antara sistem ekonomi (economic system), manusia atau masyarakat (social system) dan lingkungan hidup serta sumber-sumber daya alamnya (ecosystem). Konsepsi pembangunan regional selain menjamin keserasian pembangunan antar daerah, akan menjembatani pula hubungan rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah. 2.4. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang terkait dengan agribisnis tanaman hias antara lain (i) Rahmat (2002) dalam penelitiannya yang berjudul Perspektif Pengembangan Tanaman Hias mengatakan tanaman hias memiliki potensi sebagai sumber

pertumbuhan baru sektor pertanian baik sebagai sumber devisa maupun sumber pendapatan petani dan penyerapan tenaga kerja pertanian. Hal ini dapat dilihat dari potensi pasar domestik maupun pasar ekspor (ii) dalam penelitiannya Analisis Kelayakan Usaha Komoditi Tanaman Hias Bunga Potong Non Anggrek, Arini Agustini (1999) menyatakan bahwa kuantitas penjualan berpengaruh positif terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh pedagang bunga potong non Anggrek. 2.5. Kerangka Pemikiran Agribisnis adalah suatu konsep yang utuh terdiri dari proses produksi, mengolah hasil dan pemasaran. Kegiatan agribisnis merupakan suatu rangkaian kegiatan sub sistem berupa penyediaan sarana produksi, usaha tani, pengolahan serta pemasaran. Di mana keseluruhan sub sistem dan pelaksanaannya ditunjang oleh kegiatan jasa yang dapat berupa jasa transportasi ataupun jasa keuangan. Pengusaha tanaman hias yang berlokasi di Desa Bangun Sari dan Desa Bangun Sari Baru melakukan kegiatan agribisnis ini. Kegiatan agribisnis yang dijalankan pengusaha terdiri dari serangkaian perlakuan terhadap tanaman komoditi. Rangkaian kegiatan tersebut terdiri atas penyediaan sarana produksi yaitu penyediaan modal, tenaga kerja, lahan komoditi dan manajemen usaha. Pengusaha melakukan usahatani yang terdiri dari penanaman, pembibitan serta perawatan tanaman. Pemasaran tanaman hias itu sendiri telah mencakup daerah Medan, luar Sumatera bahkan telah ke luar negeri.

Kegiatan agribisnis dapat berjalan dengan baik karena adanya jasa penunjang yaitu berupa jasa transportasi. Seluruh rangkaian kegiatan agribisnis dilakukan dengan harapan untuk dapat meningkatkan mutu ataupun kualitas tanaman sehingga harga jual tanaman dapat terdongkrak naik yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pendapatan mereka. Pendapatan usaha tani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya atau dengan kata lain pendapatan meliputi pendapatan kotor atau penerimaan total dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor atau penerimaan total adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi. Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Apabila jumlah faktor produksi yang digunakan selalu berubah-ubah, maka ongkos produksi yang dikeluarkan juga berubah-ubah nilainya. Jika jumlah suatu faktor produksi yang digunakan adalah tetap, maka ongkos produksi yang dikeluarkan untuk memperolehnya adalah tetap nilainya. Pada dasarnya pengembangan wilayah adalah merupakan upaya untuk memacu perkembangan sosial ekonomi, mengurangi kesenjangan antar wilayah dan menjaga kelestarian lingkungan hidup pada suatu wilayah. Pengembangan wilayah sangat diperlukan karena kondisi sosial, ekonomi, budaya dan geografis yang sangat berbeda antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Pada dasarnya pengembangan

wilayah harus disesuaikan dengan kondisi, potensi dan permasalahan wilayah yang bersangkutan. Apabila memandang suatu wilayah minimal ada tiga komponen wilayah yang perlu diperhatikan, yaitu: sumber daya alam, sumber daya manusia, dan tekhnologi, selanjutnya disebut tiga pilar pengembangan wilayah. Pengembangan wilayah merupakan interaksi antara tiga pilar pengembangan wilayah. Suatu wilayah yang mempunyai sumber daya yang cukup kaya dan sumber daya manusia yang mampu memanfaatkan dan mengembangkan tekhnologi akan cepat berkembang dibandingkan wilayah lainnya. Untuk memudahkan dan mengarahkan penelitian ini maka disusun skema kerangka pemikiran yang disajikan pada Gambar 2.3:

Kegiatan agribisnis terdiri dari: - Penyediaan Saprodi - Usahatani - Pengolahan - Pemasaran - PAD - Infrastruktur - Kesempatan kerja - Sektor-sektor informal lain Produksi dipengaruhi: - Modal - Tenaga Kerja - Pengalaman Harga tanaman hias: - Biaya - Selera pasar Pendapatan pengusaha Pengembangan Wilayah Gambar 2.3. Skema Kerangka Berpikir Hipotesis: 1. Modal, tenaga kerja, pengalaman, dan kemampuan pengusaha untuk melakukan ekspektasi selera pasar berpengaruh positif dan nyata terhadap pendapatan pengusaha tanaman hias. 4. Kontribusi usaha agribisnis tanaman hias terhadap pengembangan wilayah di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang terdiri atas penambahan pemasukan pada Pendapatan Asli Daerah, perbaikan

infrastruktur, membuka peluang kesempatan kerja serta peningkatan pada sektor-sektor informal lainnya.