THE EFFECT OF OVAPRIM AND PROSTAGLANDIN (PGF 2 α) COMBINATION ON OVULATION AND EEG QUALITY OF KISSING GOURAMY (Helostoma temmincki C.

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL. PENGARUH PEYUNTIKAN OVAPRIM DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP OVULASI DAN KUALITAS TELUR IKAN SILIMANG BATANG (Epalzeorhynchos kalopterus).

The effect of HCG injection and ovaprim towerd ovulation and egg quality of katung (Pristolepis grooti) Abstract

GONAD MATURATION OF SEPAT RAWA (Trichogaster trichopterus Blkr) WITH DIFFERENT FEEDING TREATMENTS. By Rio Noverzon 1), Sukendi 2), Nuraini 2) Abstract

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Derajat Pemijahan Fekunditas Pemijahan

USE OF OVAPRIM WITH DIFFERENT DOSES ON SPERM QUALITY AND SPAWNING OF SIGNAL BARB (Labeobarbus festivus, Heckel 1843) By:

Ridwan Manda Putra 1) Diterima : 12 Januari 2010 Disetujui : 25 Januari 2010 ABSTRACT

THE EFFECT OF OVAPRIM DOSES ON OVULATION AND EGG QUALITY OF INGIR-INGIR (Mystus nigriceps)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

THE EFFECT OF IMPLANTATION ESTRADIOL-17β FOR FERTILITY, HATCHING RATE AND SURVIVAL RATE OF GREEN CATFISH (Mystus nemurus CV)

I. PENDAHULUAN. Ikan baung (Mystus nemurus) adalah ikan air tawar yang terdapat di

KOMBINASI PENYUNTIKAN HORMON HCG DAN OVAPRIM TERHADAP OVULASI DAN DAYA TETAS TELUR IKAN TENGADAK (Barbonymus schwanenfeldii)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Waktu laten ditentukan dengan cara menghitung selisih penyuntikan kedua sampai

I. PENDAHULUAN. Ikan merupakan alternatif pilihan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRACT. Keyword : Anabas testudineus, sgnrh+domperidon, Hatching

I. PENDAHULUAN. salah satu daya pikat dari ikan lele. Bagi pembudidaya, ikan lele merupakan ikan

Efektifitas ovaprim terhadap lama waktu pemijahan, daya tetas telur dan sintasan larva ikan lele dumbo, Clarias gariepinus

PENGARUH PENYUNTIKAN OVAPRIM TERHADAP VOLUME SEMEN DAN KUALITAS SPERMATOZOA IKAN PAWAS (Osteochilus hasselti CV) UNTUK PRODUKSI BENIH DALAM KONSERVASI

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2009, hlm 1 14 ISSN

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

PENDAHULUAN. (Tang,2004). Sampai saat ini usaha budidaya perikanan sudah menunjukkan perkembangan pesat, baik usaha perikanan air tawar

FOR GONAD MATURATION OF GREEN CATFISH

THE EFFECT hcg (human Chorionic Gonadotropin) TO OVULATION AND HATCHING OF FISH EGGS

Perikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas Universitas Riau. Abstract

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi kualitas, kuantitas telur dan larva ikan patin siam (Pangasianodon hiphopthalmus) dengan penambahan ovaprim dosis berbeda

PENGARUH PENYUNTIKAN EKSTRAK JAHE TERHADAP PERKEMBANGAN DIAMETER DAN POSISI INTI SEL TELUR IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp.)

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Benih Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2) : (2013) ISSN :

Titin Herawati, Ayi Yustiati, Yuli Andriani

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

USE OF DIFFERENT DOSES OF OVAPRIM TO INDUCED LELAN (Osteochilus pleurotaenia Blkr) ABSTRACT

The Effect Opavrim Injection of Different Dosage to The Ovulation excibility, fertiliti, and the survival of larva ingir-ingir ( Mystus nigriceps

Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2012, hlm ISSN

Diterima : 15 Oktober 2011 Disetujui : 20 November 2011

EFFECT DIFFERENCE DOSES OF sgnrh-a + DOMPERIDON HORMONE ON SEMEN VOLUME, QUALITY OF SPERMATOZOA AND FRY HARD LIPPED BARB (Osteochilus hasselti CV)

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 3(2) : (2015) ISSN :

BIOPOTENSI KELENJAR HIPOFISIS IKAN PATIN (Pangasius pangasius) SETELAH PENYIMPANAN KERING SELAMA 0, 1, 2, 3 DAN 4 BULAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH sgnrh + DOMPERIDON DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PEMBUAHAN DAN PENETASAN TELUR IKAN SELAIS (Ompok rhadinurus Ng)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ikan jambal Siam masih bersifat musiman,

3 METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh ovaprim, aromatase inhibitor, dan hipofisa terhadap kualitas telur ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

Influence Injecting Ovaprim With Different Doses Of Ovulation And Hatchery Siban Fish (Cyclocheilictys Apogon)

Pengaruh Dosis Ekstrak Hipofisis Ikan Patin (Pangasius hypothalamus) Terhadap Keberhasilan Pemijahan Ikan Bawal Air Tawar (Collosoma macropomum)

PEMATANGAN GONAD IKAN GABUS BETINA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bioiogi dan Ekoiogi Ikan Pantau (Rasbora Iateristriata Blkr) Di perairan umum daerah Riau ditemukan 5 spesies ikan dari

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF

BAB III BAHAN DAN METODE

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Yunus Ayer*, Joppy Mudeng**, Hengky Sinjal**

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Gonad Ikan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

PEMIJAHAN IKAN TAWES DENGAN SISTEM IMBAS MENGGUNAKAN IKAN MAS SEBAGAI PEMICU

III. METODE PENELITIAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

FEKUNDITAS DAN DIAMETER TELUR IKAN GABUS (Channa striata BLOCH) DI DAERAH BANJIRAN SUNGAI MUSI SUMATERA SELATAN

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)

II. TINJAUAN PUSTAKA. ukuran panjang tubuh sekitar 20 cm dan ukuran berat tubuh gram. Di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perlakuan

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMATANGAN GONAD IKAN PALMAS (Polypterus senegalus) DENGAN MENGGUNAKAN PAKAN YANG BERBEDA


HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :22-26 (2016) ISSN :

Feromon 3. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN

THE COMBINATION OVAPRIM WITH OKSITOSIN TOWARD THE OVULATION AND HATCHING RATE OF CATFISH (Mystus nigriceps) By

THE COMBINED EFFECT OF DIFFERENT FEED ON THE GROWTH AND SURVIVAL OF LEAF FISH LARVAE (Pristolepis grooti)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai September 2011 bertempat

PENGARUH DONOR DAN DOSIS KELENJAR HIPOFISA TERHADAP OVULASI DAN DAYA TETAS TELUR IKAN BETOK (Anabas testudineus Bloch)

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN LARVA IKAN BETOK (Anabas testudinieus) oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Reproduksi dan Perkembangan Gonad Ikan Lele. Ikan lele (Clarias sp) pertama kali matang kelamin pada umur 6 bulan dengan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Derajat Kelangsungan Hidup (SR) Perlakuan Perendaman (%)

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015),

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1) :14-22 (2013) ISSN :

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan benih ikan mas, nila, jambal, bawal dan bandeng di bendungan

Kata Kunci : Induksi,Hormon,Matang gonad

Induced Spawning of Snakehead Fish (Channa striata) Using Snakehead Fish Pituitary Extract

Efektivitas Dan Efisiensi Pemberian Ekstrak Kelenjar Hipofisa Terhadap Pemijahan Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch)

I. PENDAHULUAN. Usaha budidaya ikan baung telah berkembang, tetapi perkembangan budidaya

Pengaruh Lanjut Suhu pada Penetasan Telur terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Baung (Hemibagrus nemurus).

The Effect Extender of Young Coconut Water in 0,9% Sodium Chloride On Sperm Quality catfish (Hemibagrus nemurus) During Storage By

III. BAHAN DAN METODE

EFEKTIVITAS AROMATASE INHIBITOR DALAM PEMATANGAN GONAD DAN STIMULASI OVULASI PADA IKAN SUMATRA Puntius tetrazona DODI PERMANA SKRIPSI

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Transkripsi:

THE EFFECT OF OVAPRIM AND PROSTAGLANDIN (PGF 2 α) COMBINATION ON OVULATION AND EEG QUALITY OF KISSING GOURAMY (Helostoma temmincki C.V) By M. Fikri Hardy 1), Nuraini 2) and Sukendi 2) Abstract This research was done on July 11 th until December 25 th, 2011 in Fish Breeding Laboratory of Fisheries and Marine Science Faculty of Riau Ubiversity, Pekanbaru. Aim of the research was to know the influence of injection combination of ovaprim and prostaglandin for ovulation and eggs quality of kissing gouramy (Helostoma temmincki C.V). The method used was RAL with five treatments and three replications. The treatment were: P1= 50% Ovaprim + 50% PGF 2 α (0,35 ml ovaprim + 1250 µg PGF 2 α/kg body weight), P2 = 75% Ovaprim + 25% PGF 2 α (0,3 ml ovaprim + 625 µg PGF 2 α/kg body weight), P3 = 25% Ovaprim + 75% PGF 2 α (0,18 ml ovaprim + 1875 µg PGF 2 α/kg body weight), P4 = 100% Ovaprim (0,7 ml ovaprim/kg body weight), P5 = 100% µg PGF 2 α (2500 µg PGF 2 α/kg body weight). The fastest result of latent time was 6,33 (6 hour 20 minutes), amount of eggs ovulation 76,19 eggs/g, egg diameter additional 0,3 mm and egg maturity additional 10,67%. Keywords : Kissing Gouramy, Ovaprim, Prostaglandin, Ovulation, Laten time, Egg diameter, Egg maturity, 1) 2) Student of Faculty of Fishery and Marine Science, Riau University Lecturer of Faculty of Fishery and Marine Science, Riau University PENDAHULUAN Ikan tambakan (Helostoma temmincki C.V) merupakan salah satu ikan air tawar yang cukup digemari oleh masyarakat, khususnya di Riau. Pada umumnya ikan tambakan dipasarkan dalam bentuk segar, namun ada juga yang dipasarkan dalam bentuk olahan dan kering. Menurut Susanto (1987) produksi ikan tambakan masih tergantung kepada perairan alami atau masih bersumber dari perairan umum terutama pada daerah rawa. Pada musim tertentu jenis ikan ini berhasil ditangkap oleh para nelayan dalam jumlah yang relatif banyak. Sebaliknya, pada waktu tidak musim produksi ikan ini rendah. Perkawinan ikan secara buatan adalah penyuntikan induk ikan dengan menggunakan hormon untuk meransang ovulasi ikan. Macam-macam hormon yang dapat digunakan adalah Antitestosteron, Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH), Dopamin Antagonis, Gonadotropin, Steroid, dan Prostaglandin. Ovaprim adalah campuran analog salmon Gonadotropin Releasing Hormon (sgnrh-a) dan anti dopamin. Dalam proses reproduksi pada ikan GnRH-a berperan merangsang hipofisa untuk melepaskan Gonadotropin Hormon, pada kondisi alamiah sekresi gonadotropin dihambat oleh dopamin dan bila dopamin dihalangi oleh antagonisnya maka peranan dopamin akan terhenti sehingga sekresi gonadotropin akan semakin meningkat yang selanjutnya disekresikan ke dalam darah dan meransang pematangan gonad. Sedangkan PGF 2 α berperan untuk meransang pecahnya folikel

dan pengeluaran oosit yang telah matang pada ikan betina dan pada ikan jantan berperan untuk mengeluarkan sel-sel spermatozoa yang terdapat di dalam tubulus semeniferi testis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi penyuntikan ovaprim dan PGF 2 α terhadap daya rangsang ovulasi (waktu laten dan jumlah telur ovulasi) serta kualitas telur (pertambahan diameter telur dan kematangan telur). Agar memberikan informasi tentang perlakuan kombinasi penyuntikan ovaprim dan PGF 2 α yang terbaik terhadap daya rangsang ovulasi dan kualitas telur ikan Tambakan (Helostoma temmincki C.V). METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Juli sampai dengan tanggal 25 Desember 2011 di Laboratorium Pembenihan dan Pemuliaan Ikan (PPI) Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Bahan dan Alat Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan Tambakan (Helostoma temmincki C.V) yang berasal dari kolam pembesaran di daerah Pandau. Jumlah induk yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 ekor ikan betina. Zat perangsang yang digunakan dalam penelitian ini adalah ovaprim dan prostaglandin F 2 α (PGF 2 α). Larutan transparan berguna untuk melihat kematangan telur di bawah mikroskop. Larutan transparan terdiri dari komposisi sebagai berikut: Alkohol 95% sebanyak 85 cc, Formaldehid sebanyak 10 cc, asam asetat sebanyak 5 cc (Woynarovich dan Horvarth, 1980). Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium sebanyak 15 unit dengan ukuran 60x40x40 cm dan satu buah kolam ukuran 2,5 m x 1,5 m x 1,5 m untuk penampungan induk sebelum digunakan sebagai ikan uji, 15 buah alat suntik volume 1 ml untuk penyuntikan ikan, 1 unit timbangan Ohaus ketelitian 0,01 g untuk mengukur berat telur dan induk ikan tambakan, 15 buah mangkuk kecil plastic untuk menampung telur hasil stripping, 15 buah petridisk untuk menampung sampel telur, 1 buah mikroskop untuk melihat diameter telur dan kematangan telur, 1 buah keteter Canula Polytheline untuk mengambil sampel telur, 1 buah jam untuk mengukur waktu laten dan 1 buah counter untuk menghitung jumlah telur dan camera digital untuk dokumentasi selama penelitian. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode eksperimen atau pengamatan secara langsung pada objek penelitian. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. yang diberikan sebagai berikut: 1. P1 : 50% Ovaprim + 50% PGF 2 α (0,35 ml ovaprim + 1250 µg PGF 2 α/kg bobot tubuh). 2. P2 : 75% Ovaprim + 25% PGF 2 α (0,53 ml ovaprim + 625 µg PGF 2 α/kg bobot tubuh). 3. P3: 25% Ovaprim + 75% PGF 2 α (0,18 ml ovaprim + 1875 µg PGF 2 α/kg bobot tubuh). 4. P4 : 100% Ovaprim (0,7 ml ovaprim/kg bobot tubuh) 5. P5 : 100% µg PGF 2 α (2500 µg PGF 2 α/kg bobot tubuh). Persentase pemakaian dosis ovaprim ditentukan berdasarkan penelitian Puspita (2008) pada ikan Tambakan (Helostoma temmincki C.V) yaitu 0,7 ml ovaprim/kg bobot tubuh, sedangkan PGF 2 α ditentukan berdasarkan penelitian Sukendi (2001) yaitu 2500 µg PGF 2 α/kg bobot tubuh. Untuk memperkecil kekeliruan

dilakukan tiga kali ulangan sehingga terdapat 15 unit percobaan. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Waktu Laten Hasil pengukuran waktu laten ikan tambakan (Helostoma temmincki C.V) dari masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Gambar 1. 8 7 6 5 Waktu laten (jam) 4 3 2 1 0 6.67 6.33 7.67 Gambar 1. Histogram rata-rata waktu laten setiap perlakuan Dari hasil pengamatan pada Gambar 1 menunjukkan bahwa kombinasi penyuntikan ovaprim dan prostaglandin F 2 α (PGF 2 α) yang digunakan selama penelitian memberikan perbedaan terhadap waktu laten. Rata-rata waktu laten tersingkat terdapat pada perlakuan P2 selama 6,33 jam, diikuti dengan P1 selama 6,67 jam, kemudian P4 selama 7,00 jam, dan P3 selama 7,67 jam. Serta P5 selama 8,00 jam. Pada perlakuan P2 memberikan waktu laten yang paling singkat. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan tersebut merupakan kombinasi yang baik untuk merangsang ovulasi ikan tambakan. Menurut Nagahama (dalam Sukendi, 2003) apabila hormon gonadotropin telah mencapai tingkat 7 8 tertentu maka gelembung germinal bermigrasi ke tepi dan merangsang sel-sel teka mengeluarkan steroid untuk memacu pemasakan oosit. Penggunaan PGF 2 α juga dapat berperan dalam mempercepat terjadinya ovulasi. Seperti yang dikemukakan oleh Stacy dan Goetz (1982) bahwa peningkatan taraf PGF 2 α dalam darah ada hubungannya dengan ovulasi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Epler (1981) bahwa PGF 2 α mempunyai peranan dalam kontraksi selaput folikel karena dengan meningkatnya kadar PGF 2 α dalam darah semakin meningkatkan kontraksi selaput folikel sehingga folikel dalam waktu cepat akan berkontraksi dan terjadilah ovulasi. 2. Jumlah Telur yang Diovulasikan Hasil pengamatan terhadap jumlah telur yang diovulasikan setelah pemberian perlakuan pada ikan Tambakan (Helostoma temmincki C.V) menunjukkan bahwa penyuntikan kombinasi ovaprim dan prostaglandin F 2 α dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh terhadap jumlah telur yang diovulasikan. Jumlah telur yang diovulasikan dari masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Gambar 2. rata-rata telur diovulasi (butir/g) 80 75 70 65 60 55 75.27 74.25 66.14 76.19 64.03 Gambar 2. Histogram rata-rata jumlah telur yang di ovulasikan setiap perlakuan

Pada Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa rata-rata jumlah telur yang diovulasikan dari masing-masing perlakuan adalah berbeda. Jumlah telur ovulasi terbanyak terdapat pada perlakuan P4 ratarata 76,19 butir/g, diikuti oleh P1 rata-rata 75,27 butir/g, kemudian P2 rata-rata 74,25 butir/g dan P3 rata-rata 66,14 butir/g. Sedangkan jumlah telur ovulasi yang terendah terdapat pada P5 dengan rata-rata 64,03 butir/g. Dari hasil penelitian ternyata penggunaan ovaprim tunggal menghasilkan jumlah telur terbanyak yaitu 76,19 butir/g. Hal ini dikarenakan kandungan LH pada ovaprim memberikan hasil yang baik terhadap telur yang diovulasikan. Sedangkan pada perlakuan kombinasi kandungan LH yang disuntikkan lebih sedikit daripada ovaprim tunggal. Sedangkan pada PGF 2 α tunggal tidak terkandung LH, sehingga telur yang diovulasikan tidak sebanyak ovaprim tunggal maupun kombinasi. Menurut Efriyeldi dan Pulungan (1995) bahwa ikan tambakan (H. temmincki C.V) merupakan kelompok ikan yang memiliki fekunditas tinggi. Pada penelitian ini jumlah telur terbanyak terdapat pada perlakuan P4 dengan rata-rata 76,19 butir/g. Dilihat dari penelitian sebelumnya pada penelitian Waluyo (2009) dengan menggunakan ekstrak hipofisa dapat menghasilkan telur terbanyak rata-rata 65 butir/g, Yanhar (2009) dengan menggunakan hcg menghasilkan rata-rata jumlah telur 41 butir/g, Pupita (2008) dengan penyuntikan ovaprim 0,7 ml/kg menghasilkan rata-rata jumlah telur 222 butir/g. 3. Diameter Telur Hasil pengamatan terhadap pertambahan diameter telur ikan Tambakan sebelum dan sesudah pemberian perlakuan dapat dilihat pada Gambar 3. Diameter telur (mm) 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 0.1 0.3 0.1 0.1 0.2 Gambar 3. Histogram rata-rata pertambahan diameter telur Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa rata-rata diameter telur terbesar adalah pada P2 yaitu 0,35 mm, kemudian pada P3 0,27 mm, dilanjutkan pada P4 0,19 mm dan pada P5 0,16 mm, sedangkan rata-rata diameter terkecil adalah pada P1 0,15 mm. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa diameter telur sebelum dilakukan perlakuan berkisar antara 0,8 mm, sedangkan setelah diberi perlakuan terjadi perubahan yaitu diameter telur semakin bertambah dengan rata-rata pertambahannya 0,1 mm - 0,3 mm. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa hasil terbik adalah pada perlakuan P2 (75% ovaprim + 25% PGF 2 α/kg bobot tubuh) dengan rata-rata pertambahan diameter telur 0,35 mm. Apabila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Julfitri (2007) pada ikan Kapiek bahwa pertambahan diameter tertinggi juga terdapat pada P3 (75% ovaprim + 25% PGF 2 α/kg bobot tubuh) sebesar 0,24 mm, sedangkan pada penelitian Sukendi (1995) terhadap ikan Lele Dumbo menambah diameter telur sekitar 0,17 mm. Selanjutnya Sukendi (2001) terhadap ikan Baung menambah diameter telur sekitar 0,29 mm. Dan pada penelitian Puspita (2008) dengan

menggunakan ovaprim 0,7 ml/bobot tubuh pada ikan Tambakan menambah rata-rata diameter telur sebesar 0,38 mm. Terjadinya penambahan diameter telur ini dipengaruhi oleh aktivitas hormonal. Perkembangan folikel dipengaruhi oleh aktifitas FSH pada pituitary yang akan merangsang sekresi estrogen pada pituitary dan estrogen pada folikel. Menurut Selman dan Wallace dalam Waluyo (2009) peningkatan diameter telur ini disebabkan karena terjadinya penyerapan lumen ovari akibat rangsangan hormonal yang sesuai. Pertambahan tersebut disebabkan oleh karena energi yang terdapat di dalam tubuh induk ikan yang sangat erat kaitannya dengan suplai makanan, ukuran tubuh ikan, serta umur ikan tersebut (Effendie, 1997). 4. Kematangan Telur Kematangan telur ditandai dengan terjadinya Germinal Vesicle Migration (GMV) yaitu bermigrasinya germinal vesikula kebagian tepi. Hal ini terjadi karena adanya rangsangan steroid yaitu Maturation Induced Steroid (MIS) yaitu salah satu metabolik protesteron. Sedangkan telur yang belum mengalami kematangan menunjukkan telur dalam fase istirahat (dorman). Pada fase ini telur tidak mengalami perubahan beberapa saat. Apabila rangsangan diberikan pada saat ini maka akan menyebabkan terjadinya migrasi inti ke perifer, inti pecah atau lebur yaitu pematangan oosit pada perifer (Lam, 1985). Hasil pengamatan terhadap kematangan telur yang diovulasikan dari masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4. Kematangan telur (%) 12 10 8 6 4 2 0 7.33 10.67 6.67 8.33 8 Gambar 4. Histogram rata-rata pertambahan kematangan telur ikan tambakan Dari Gambar 4 dapat dijelaskan bahwa rata-rata pertambahan kematangan telur tertinggi pada P2 dengan rata-rata pertambahan kematangan telur 10,67%, yang dilajutkan pada P4 dengan rata-rata pertambahan kematangan telur 8,33%, kemudian pada P5 dengan rata-rata pertambahan 8,00%, serta pada P1 dengan rata-rata pertambahan 7,33% dan yang paling rendah pertambahannya adalah pada P3 yaitu 6,67%. Terjadinya perbedaan kematangan telur yang diovulasikan dari setiap perlakuan menandakan bahwa dosis yang diberikan mempunyai potensi yang berbeda untuk merangsang hipofisa dalam melepaskan hormon gonadotropin kedalam darah menuju gonad. Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa nilai rataan pertambahan kematangan telur yang terbaik untuk meningkatkan pertambahan kematangan telur adalah pada perlakuan P2 (75% ovaprim + 25% PGF 2 α/bobot tubuh). Hal ini diduga karena gonadotropin yang disekresikan oleh hipofisa ikan adalah Gonadotropin I dan Gonadotropin II (GTH I dan GTH II) dimana GTH I berperan untuk meningkatkan sekresi estradiol - 17β yang merangsang sintesis dan sekresi vitellogenin, sedangkan GTH II berperan

merangsang proses pematangan tahap akhir (Nagahama dalam Sukendi 2003). 5. Kualitas Air Air merupakan media hidup organisme perairan dan merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan agar dapat memberikan daya dukung untuk kehidupan organisme di dalamnya. Hasil pengukuran parameter kualitas air selama penelitian disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Parameter Kualitas Air Selama penelitian No Parameter Rata-rata 1. Suhu 28-29 0 C 2. ph 5-6 3. O 2 terlarut 4,8 5,0 ppm Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa parameter kualitas air yang diukur pada umumnya masih berada dalam batas toleransi hidup bagi ikan. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kombinasi penyuntikan ovaprim dan prostaglandin F 2 α (PGF 2 α) terhadap ikan tambakan (Helostoma temmincki C.V) memberi pengaruh terhadap waktu laten dan pertambahan diameter telur tapi tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah telur yang diovulasikan dan pertambahan kematangan telur. kombinasi yang terbaik untuk mempersingkat waktu laten, pertambahan diameter telur, dan pertambahan kematangan telur adalah perlakuan 75% ovaprim + 25% prostaglandin PGF 2 α (0,53 ml ovaprim + 625 μg PGF 2 α/kg berat induk ikan), sedangkan untuk meningkatkan jumlah telur ovulasi adalah perlakuan 100% ovaprim (0,7 ml/kg berat induk ikan). Perlu adanya penelitian lanjutan tentang nilai fertilitas, penetasan telur ikan tambakan dan pertumbuhan larva ikan tambakan, sehingga dapat memberikan informasi yang lengkap tentang pembenihan ikan tambakan dengan menggunakan kombinasi penyuntikan ovaprim dan PGF 2 α. DAFTAR PUSTAKA Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. 163 hal. Efriyeldi dan C. P. Pulungan. 1995. Hubungan Panjang Berat dan Fekunditas Ikan Tambakan (Helostoma temmincki C.V) dari Perairan Sekitar Teratak Buluh. Pusat Penelitian Universitas Riau, Pekanbaru. 26 hal (tidak diterbitkan). Epler, P. 1981. Effect of Steroid and Gonadotropin Hormon The Maturation of Carp Oocyte Maturation and Ovulation. Pol. Arch. Hydrobiol. 28:127-133. Julfitri. 2007. Pengaruh Kombinasi Penyuntikan Ovaprim dan PGF 2 α Terhadap Keberhasilan Ovulasi Ikan Kapiek (Puntius scwanafeldi Blkr). Skripsi. Fakultas Peruikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 64 hal (tidak diterbitkan). Lam, T. J. 1985. Induced Spawning in Fish. Proceedings for Workshop held in Tungkang Marine Laboratory. Taiwan. April 22 24 1985. Reproduction in Culture of Milkfish, 14 56. Puspita, A. 2008. Pengaruh Penyuntikan Hormon Ovaprim dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Ovulasi dan Penetasan Telur Ikan Tambakan (Helostoma temmincki C.V). Skripsi Fakultas Perikana dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. Stacey, N. E. and F. W. Goetz. 1982. Role of prostaglandin in fish reproduction. Can. J. Fish Aquat. Sci. 39 : 92 98.

Sukendi. 1995. Perubahan Histologi Gonad Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus Burcheel) akibat Kombinasi Penyuntikan Ovaprim dan PGF 2 α. Lembaga Penelitian Universitas Riau. Sukendi. 2001. Biologi Reproduksi dan Pengendaliannya dalam Upaya Pembenihan Ikan Baung (Mystus nemurus CV) dari Perairan Sungai Kampar Riau. Disertasi Program Pascasarjana IPB ( tidak diterbitkan ). Sukendi. 2003. Vitelogenesis dan Manipulasi Fertilisasi pada Ikan. Bahan Ajar Biologi Reproduksi Ikan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 110 hal (tidak diterbitkan). Susanto. 1987. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta. 180 hal. Waluyo, A. 2009. Pengaruh Penyuntikan Ekstrak Hipofisa Ikan Mas dengan Dosis Berbeda Terhadap Ovulasi dan Penetasan Telur Ikan Tambakan (Helostoma temmincki C.V). Skripsi Fakultas Perikana dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. Woynarovich, E. and Horvath. Sl. 1980. The Artifical Propagration of Warm Water Fin Fish A Mannual for Extention. FAO. Fisheries Tehnical Paper No. 20/FIR/T.20. Yanhar, 2009. Pengaruh Dosis hcg yang Berbeda Terhadap Ovulasi dan Penetasan Telur Ikan Tambakan (Helostoma temmincki C.V). Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.