BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling

BAB IV ANALISA DATA. Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. klien, ditemukan bahwa klien di usia yang ke- 60 sudah mengalami

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut : A. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam dengan pendekatan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dalam

BAB IV ANALISA DATA. 1. Analisis Tentang Faktor yang Mempengaruhi Seorang Siswa Pelaku. Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan BKI (Bimbingan dan Konseling Islam)

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis data tentangproses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG. proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan

BAB IV ANALISIS PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN TERAPI SABAR UNTUK MENGATASI STRES

BAB IV ANALISIS DATA 1. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG AYAH

yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

BAB IV ANALISIS DATA. analisis sesuai dengan fokus penelitian kali ini yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI RENDAH DIRI SEORANG SANTRI

BAB IV ANALISIS DATA. Dengan Teknik Token Economy Dalam Membentuk Disiplin Shalat

BAB IV ANALISIS DATA. ketika melakukan observasi dan wawancara. dengan demikian dapat diketahui. untuk Menangani Anak Middle Child Syndrome. Tabel 4.

BAB IV ANALISIS DATA. dari lapangan berdasarkan fokus permasalahan yang diteliti. Berikut dibawah ini merupakan analisis data tentang faktor, proses

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional. TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan

BAB IV ANALISIS DATA. keefektifan dalam bimbingan dan konseling islam dengan terapi reward berbasis hobi

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan analisis deskriptif komparatif

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan. di Desa Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan. Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Trauma Seorang Remaja

BAB IV ANALISIS DATA. dengan Teknik Biblioterapi Dalam Mengatasi Dekadensi Ke-Imanan

BAB IV ANALISIS DATA. Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data

Menangani Kecemasan pada Korban Perkosaan. membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat Kecanduan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF DALAM MENANGANI SIKAP EGOIS PADA SEORANG REMAJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENANGANI FRUSTRASI

BAB IV BKI DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF ANAK YANG TIDAK MENERIMA AYAH TIRINYA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. membandingkan kondisi klien sebelum dan sesudah dilakukannya proses konseling. Berikut ini

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Dari Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir Dengan. Menggunakan Instrumen Holland Hexagon Dalam Menangani

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam untuk Meningkatkan Motivasi

BAB IV ANALISIS DATA. Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

BAB IV ANALISIS DATA. C. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan. Pemuda di Desa Putat Kec Kebomas Kab. Gresik).

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis proses dari pelaksanaan bimbingan dan konseling islam dengan

BAB IV ANALISIS TERAPI REALITAS UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN DIRI SANTRI MADRASAH DINIYAH

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis dari proses pelaksanaan Family Therapy dalam Menangani. Wilayah Perumnas Sukomulyo Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Tentang Proses Konseling Keluarga Dalam Mengatasi Perilaku

HASIL PENELITIAN Uji validitas dan reliabilitas Uji signifikansi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Konseling dengan Teknik Timing Of Event Models Untuk

Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Komunikasi Koseling Islam dengan Analisis Ego State. Remaja pada Teks di Beranda Media Sosial Facebook

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI KESENJANGAN KOMUNIKASI SEORANG ADIK TERHADAP

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISA DATA. dengan analisa deskriptif. Adapun datayang dianalisis sesuai dengan dua focus

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi yang disajikan pada awal bab yang telah dipaparkan oleh

BAB V PEMBAHASAN. Setelah peneliti memaparkan data dan menghasilkan temuan temuan, pelajaran Matematika pada materi pembagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENGATASI KEJENUHAN ISTRI MENGURUS

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

BAB IV ANALISA DATA. konselor sekaligus peneliti. Analisa ini disajikan dalam bentuk penulisan analisa

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Kitab Taisirul Kholaq sebagai Upaya Pengembangan

2. Faktor pendidikan dan sekolah

BAB IV ANALISIS KONSELING KELUARGA BAGI LANSIA YANG MENGALAMI EMPTY NEST SYNDROME DI DESA KATERBAN NGANJUK

BAB IV ANALISIS DATA. observasi yang disajikan pada awal bab, adapun data yang di analisis. sesuai dengan fokus penelitian yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor yang menyebabkan perilaku maladaptif di TPA Baitul Hamid

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi seperti yang sudah dipaparkan peneliti maka peneliti. Anak Berkebutuhan Khusus (Down Syndrom) di SDN ۱ Inklusi

BAB III METODE PENELITIAN. (single case experimental design) yang merupakan sebuah desain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Tentang Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi hal terpenting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum kita bisa melihat bahwa kemampuan berbicara. Ada anak yang perkembangan berbicaranya lebih cepat dan ada juga yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan anak yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pendidikan dan

Lampiran 1. JADUAL KEGIATAN HARIAN Nama : No. Kode: Ruang Rawat : No. Waktu Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Ket

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. ketiga merupakan hasil temuan dalam penelitian ini.

BAB IV ANALISIS DATA KONSELING BEHAVIOR DALAM MENANGANI SELECTIVE MUTISM SISWA SD RADEN PATAH SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang sudah berkembang ini seseorang yang mengamati

menyebabkan perkembangan otaknya terhambat, sehingga anak mengalami kurang dapat mengendalikan emosinya.

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan cognitive

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi maka konselor/peneliti melakukan analisis data. Analisis data

BAB IV ANALISIS DATA. data-data yang sudah diperoleh dan dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Analisis

SKRIPSI. Oleh DWIJO MARTANTO NIM

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis deskriptif komparatif untuk mengeksplorasi mengenai permasalahan yang diteliti yang terjadi pada klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi seperti yang sudah dipaparkan peneliti sebelumnya. Berikut dibawah ini merupakan analisis data tentag proses pelaksanaan serta hasil akhir pelaksanaan Qur anic Sound Healing dalam mengatasi Speech Delayed anak Autis di PAUD Inklusi Melati Sidoarjo. A. Analisis Proses Pelaksanaan Qur anic Sound Healing dalam mengatasi Speech Delayed anak Autis Dalam melakukan kegiatan terapi, peneliti yang juga sebagai konselor telah melakukannya sesuai dengan tahapan dan langkahlangkah teori konseling, yaitu mulai dengan identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, treatment, dan follow up. Sehingga berdasarkan penggunaan langkah dan tahapan konseling tersebut, peneliti dapat menjelaskan data dan proses konseling secara deskriptif dan sistematis. 1. Identifikasi Masalah Pada tahap ini peneliti melakukan pendekatan dan membangun rapport dengan orang-orang yang yang akan konselor mintai data dan keterangan yang dapat dijadikan pijakan dalam proses identifikasi masalah, mulai dari guru-guru yang PAUD, orangtua klien, dan klien. 97

98 Dengan tujuan untuk mengumpulkan data keseluruhan tentang klien. Proses identifikasi ini, selain dengan wawancara dengan sumber data yang dianggap relevan, sebelum melakukan wawancara, konselor telah terlebih dahulu melakukan observasi langsung dengan klien sejak konselor melaksanakan tugas PPL di PAUD tempat klien bersekolah. Adapun wawancara konselor dengan sumber data dijadikan sebagai data tambahan untuk memperkuat hasil observasi yang telah dilakukan oleh konselor. Dalam mengawali pendekatan, konselor terlebih dahulu meminta keterangan kepada guru-guru PAUD terkait keribadian klien selama di sekolah, latar belakang keluarga, dan lain-lain yang berhubungan dengan klien. Kemudian peneliti meminta keterangan kepada keluarga klien terkait kebiasaan klien saat di rumah yang berhubungan dengan gangguan speech delayed nya, latar belakang sosial nya, dan lain sebagainya. Dan yang paling penting konselor melakukan observasi secara langsung pada klien saat klien berada di sekolah, pengamatan itu berlangsung dari bulan September hingga November 2016. 2. Diagnosis Pada tahap ini peneliti melakukan penilaian terhadap gejala-gejala yang klien alami dan menetapkan jenis masalah klien. Maka berdasarkan pengidentifikasian yang peneliti lakukan, peneliti menyimpulkan bahwa masalah yang dihadapi klien adalah gangguan Speech Delayed (keterlambatan bicara) yang mana dalam masalah ini speech delayed

99 terjadi karena merupakan bagian dari gangguan autisme yang dialami oleh klien. Gejala yang tampak seperti kemampuan bicara klien yang tidak sesuai dengan perkembangan bahasa yang seharusnya, kemampuan bicara klien tidak sesuai dengan kemampuan bicara anak-anak yang seumuran dengan nya, komunikasi yang dilakukan klien lebih pada komunikasi non-verbal, lebih sering bergumam mengeluarkan suara yag tidak jelas. 3. Prognosis Setelah konselor menemukan berbagai maslah yang ada di diri klien saat ini maka konselor menetapkan jenis bantuan berdasarkan diagnosis, yaitu dengan menggunakan terapi Qur anic Sound Healing. Yaitu terapi dengan menggunakan suara Al-Qur an sebagai media penyembuhan nya. Dengan alasan ilmiah bahwa suara dapat berpengaruh terhadap sel-sel yang ada dalam tubuh manusia, termasuk sel otak. Dan Al-Qur an merupakan sebaik-baik nya obat (penyembuhan) yang disarankan oleh Allah. Tidak ada satupun penyakit tubuh dan penyakit hati kecuali di dalam Al-Qur an terdapat petunjuk dan perantara yang menyampaikan kita pada obat atau penawarnya, serta memberi perlindungan dari semua penyakit itu. 82 Seluruh sel yang ada di setiap bagian tubuh manusia, bergetar dalam frekuensi tertentu, dan membentuk sebuah harmoni tertentu yang terpengaruh oeh suara disekitarya. Dengan demikian, 82 Jamal Elzaky, Buku Saku Terapi Baca Al-Qur an (Jakarta: Zaman, 2014), hal. 19.

100 penyakit yang menimpa anggota tubuh, adalah disebabkan adanya perubahan dalam getaran sel-sel tubuh, yang keluar dari system yang sudah berlaku pada tubuh lalu mempengaruhi seluruh tubuh. Karena itu, ketika tubuh dihadapkan pada suara tertentu, suara ini akan mempengaruhi bagian yang mengalami kerusakan dengan merespon suara-suara yang datang, lalu bisa memulihkannya pada getaran aslinya. 83 4. Treatment Pada tahap ini peneliti memulai melalukan tindakan penyembuhan terhadap klien. Proes pemberian terapi dilaksanakan saat klien berada di sekolah. Adapun langkah-langkah proses pemberian terapi Qur anic Sound Healing adalah dengan membangun rapport atau hubungan yang baik terlebih dahulu dengan klien, membuat klien merasa nyaman dengan keberadaan konselor. Kemudian setelah itu mulailah Qur anic Sound Healing di perdengarkan kepada klien. Dan ayat Al- Qur an yang di perdengarkan merupakan ayat-ayat pilihan yakni Surat Alfatihah, Surat Thaha ayat 19-37, Surat Qaf ayat 16-35, dan Surat Arrahman ayat 1-13. Selanjutnya adalah evaluasi terhadap treatment yang diberikan dengan melihat kondisi klien setelah dilakukan terapi, mengajak klien berkomunikasi untuk mengecek kemampuan bicara atau suara yang dikeluarkan klien setelah dilakukan terapi. 19. 83 Aduldaem Alkaheel, Al-Qur an The Healing Book (Jakarta: Tarbawi Press, 2010), hal.

101 5. Follow Up Pada tahap ini peneliti melihat perubahan yang terjadi pada klien setelah dilakukannya proses terapi Qur anic Sound Healing. Dengan beracuan pada adanya perkembangan suara yang dikeluarkan klien setelah dilakukan terapi. Klien yang setelah dilakukan terapi menjadi lebih tenang, lebih sering mengeluarkan suara (Huruf Vokal A) bahkan dalam waktu yang cukup lama dan disertai gerakan tangan. Suara tersebut tidak berbentuk terikan atau hentakan yang hanya sekali saja, tetapi suara yang muncul terdengar berirama meskipun tidak diketahui apa maksudnya. Selain itu terkadang klien juga mengucapkan satu kata. Wajah yang terlihat lebih ekspresif. Memberikan respon terhadap suara dan perintah yang didengar. Juga klien mulai bisa mengikuti suara yang dicontohkan oleh peneliti. Untuk lebih jelasnya, berikut peneliti jelaskan dalam bentuk tabel perbandingan data teori dengan data yang peneliti temukan di lapangan. Tabel 4. 1 Perbandingan Teori dengan Pelaksanaan di Lapangan No Data Teori Data Lapangan (Empiris) 1 Identifikasi Masalah Langkah yang digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber yang berfungsi untuk mengenal Konselor mengumpulkan data dari berbagai sumber data, mulai dari guru-guru yang ada di PAUD, orangtua klien, dan klien. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi secara langsung terhadap klien terkait masalah. Dari hasil wawancara dan observasi menunjukan bahwa klien klien mengalami gangguan autisme, dan aspek komunikasi merupakan salah satu aspek yang terganggu. Dimana klien yang lebih sering diam, mulutnya selalu tertutup, sesekali bergumam,

102 kasus beserta gejala-gejala yang nampak pada diri klien. 2 Diagnosis Menetapkan masalah yang dihadapi klien beserta latar belakang nya. 3 Prognosis Menentukan jenis bantuan atau terapi yang sesuai dengan permaslaahan klien. 4 Treatment/ Terapi Proses pemberian bantuan terhadap klien berdasarkan prognosis. berteriak (marah) saat menemukan hal tidak ia sukai, tersenyum (sedikit mengeluarkan suara) saat menemukan hal yang disukai, penguasaan kosakata yang masih kurang, tak menunjukan respon saat diajak bicara dan wajah yang seringkali tak menunjukan eskpresi apapun (datar). Dilihat dari identifikasi masalah dapat disimpulkan bahwa klien mengalami gangguan speech delayed (keterlambatan bicara). Pada usianya saat ini, kemampuan berbicara dan berbahasanya jauh berbeda dengan anakanak lain yang seumuran dengannya. Ini merupakan gangguan pada aspek komunikasi yang dialami oleh seorang anak, dan terjadi karena berbagai faktor. Pada kasus ini, klien mengalami gangguan speech delayed disebabkan oleh faktor gangguan autisme yang dialaminya. Setelah melihat permasalahan klien beserta indikatornya, konselor melakukan inovasi terbaru dalam memilih teknik dan pendekatan terapi untuk mengatasi masalah klien, mengingat gejala gangguan yang dialami, kemudian konselor memilih teknik penyembuhan melaui Qur anic Sound Healing yang sangat berpotensi untuk menangani masalah klien, karena penyembuhan ini berpusat pada suara yang dapat berpengaruh pada otak dan tubuh manusia. Sesuai dengan gangguan yang dialami oleh klien yakni gangguan neurobiologis yang kompleks. Dalam Dalam konseling ini, klien dibantu mengatasi permasalahannya dengan menggunakan terapi Qur anic Sound Healing. Pemberian terapi dilaksanakan ketika klien berada di sekolah. Berikut adalah langkah-langkah proses pemberian terapi berdasarkan prognosis sebagai berikut: a. Rapport, konselor membangun hubungan yang baik dengan klien, membuat klien merasa nyaman dengan keberadaan konselor dengan cara mengajak bermain, dan menemani kien saat kegiatan belajar di sekolah. b. Pemberian treatmen, Qur anic Sound Healing di perdengarkan kepada klien saat klien sudah berada di dalam kelas dengan menggunakan media Hanphone/laptop dan speaker. Adapun ayat Al-Qur an yang diperdengarkan merupakan ayat-ayat pilihan. Disesuaikan dengan gangguan Speech Delayed yang dialami oleh klien. Yaitu Surat Alfatihah, Surat Thaha ayat 19-37, Surat Qaf ayat 16-35, dan Surat Arrahman

103 ayat 1-13. c. Evaluasi, melihat kondisi klien setelah dilakukan terapi, mengajak klien berkomunikasi untuk mengecek kemampuan bicara atau suara yang dikeluarkan klien setelah dilakukan terapi. 5 Follow Up Mengetahui sejauh mana langkah terapi yang dilakukan dalam mencapai hasil. Setelah dilakukan terapi konselor menemukan hal-hal yang tampak berbeda yang terjadi dalam diri klien. Terlihat gerakan mulut klien lebih aktif daripada sebelumnya. Seperti adanya suara yang dikeluarkan klien dengan intensitas yang cukup lama, bahkan disertai gerakan. Suara itu sering muncul. Bukan dalam bentuk kata, tapi hanya suara yang memiliki nada. Selain itu klien juga bisa mengikuti suara yang konselor tirukan. Yakni beberapa menit setelah dilakukan terapi, saat klien melihat kucing, konselor mengajak klien untuk menirukan suara kucing meoong..meoong, awalnya klien hanya diam tetapi selang beberapamenit kemudian klien mengeluarkan suara meoong. Klien terlihat lebih ekspresif dalam merespon suatu hal. Belum terlalu cepat merespon perintah yang diberikan guru pendampingnya, tetapi klien sudah merespon suara yang didengar nya dengan cara mencari dan melihat ke arah suara itu berasal kemudian melanjutkan pekerjaan nya lagi. B. Analisis Hasil Qur anic Sound Healing dalam mengatasi Speech Delayed anak Autis Dalam melakukan terapi Qur anic Sound Healing terhadap klien (Autisme) dengan gangguan Speech Delayed dapat dikatakan cukup berhasil, walaupun hasilnya belum maksimal dikarenakan adanya indikator keterlambatan bicara yang terkadang masih dialami oleh klien. Namun terlepas dari hal tersebut, berhasil dan tidaknya tindakan penyembuhan yang konselor lakukan dapat dilihat dengan terjadinya perubahan pada diri klien antara sebelum dilakukan konseling dan terapi dan sesudahnya, seperti klien

104 yang mulai menunjukan respon terhadap suara yang di dengar nya, terlihat lebih ekspresif, sering mengeluarkan suara dan mulai mengucapkan kata. Untuk lebih jelasnya, analisis tentang hasil akhir proses pelaksanaan Qur anic Sound Healing yang dilakukan dari awal penelitian hingga tahaptahap akhir proses konseling, apakah ada perubahan pada diri klien antara sebelum dan sesudah dilaksanakan terapi Qur anic Sound Healing, dapat digambarkan pada tabel dibawah ini Tabel 4. 2 Perubahan Perilaku Klien Sebelum dan Sesudah dilakukan Qur anic Sound Healing No Kondisi Klien Sebelum Sesudah A B C A B C 1 Merespon Suara 2 Gerakan Mulut Aktif 3 Mengeluarkan Suara Vokal 4 Mengucapkan Kata 5 Merespon Perintah (Intruksi) 6 Ekspresif Keterangan : A = Tidak Pernah nampak B = Kadang-kadang nampak C = Sering nampak Pembuktian dari perubahan kebiasaan berbicara (mengeluarkan suara) klien dijelaskan pada tabel di atas. Dapat dilihat kondisi klien setelah dilaksanakannya Qur anic Sound Healing. Dalam tabel tersebut terdapat 3 point yaitu Point A untuk aspek perilaku yang tidak nampak pada klien. Point B pula adalah untuk perilaku yang kadang-kadang nampak pada klien.

105 Selanjutnya adalah Point C yaitu merupakan perilaku yang sering nampak pada klien. Maka untuk memperkuat keberhasilan proses konseling dan terapi tersebut, peneliti menggunakan pedoman persentase perubahan prilaku dengan kriteria sebagai berikut: 84 1. Kurang dari 60% : Kurang Berhasil 2. 60% - 75% : Cukup Berhasil 3. 75% - 100% : Berhasil Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa setelah dilakukan terapi Qur anic Sound Healing terjadi perubahan sikap dan perilaku pada klien. Dimana perilaku yang sering nampak ada 4 point dan yang kadang-kadang nampak ada 2 point. Analisis keberhasilan terapi Qur anic Sound Healing dapat diketahui sebagai: 1. Gejala yang sering nampak : 4 point 2. Gejala yang kadang-kadang nampak : 2 point 3. Gejala yang tidak pernah nampak : 0 point 4/6 X 100% = 66 % 2/6 X 100% = 33 % 0/6 X 100% = 0 % Sehingga berdasarkan persentase di atas, dapat diketahui bahwa hasil akhir dari Quranic Sound Healing terhadap gangguan speech delayed anak autis dikategorikan cukup berhasil (65%-75%) dengan persentase 66 %. 84 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hal. 210.