BAB II METODA DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

TUGAS AKHIR. Kantor PT. Angkasa Pura 1 Semarang

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB III METODE PERANCANGAN

Kata Pengantar. Akhir kata kepada semua pihak yang telah turut membantu menyusun laporan interim ini disampaikan terima kasih.

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. Medan, Desember 2012

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB III METODE PERANCANGAN

MASTER PLAN RSUD BELITUNG TIMUR. KATA Pengantar

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. tempat atau fasilitas yang memadai. Banyaknya masyarakat Kota Pasuruan yang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB III METODE PERANCANGAN. Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk

BAB III METODE PERANCANGAN. data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun,

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. menguraikan, menjabarkan, dan menjelaskan latar belakang dan tujuan bangunan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. sebagai alat visual metode merancang arsitektur. Adapun tahapan dan kerangka dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu tempat ke tempat lain. Pada kajian ini yang akan diangkat adalah

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

BAB III METODE PERANCANGAN. diskriptif yang mengenai pada langkah-langkah proses perancangan. Metode

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

BAB III METODE PERANCANGAN. ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita

BAB III METODE PERANCANGAN. atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data data dan isu-isu

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN KELAS B SATELIT

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

Gedung Perkuliahan Jurusan Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro BAB I PENDAHULUAN

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DAFTAR ISI. Halaman Judul Lembar Pengesahan Kata Pengantar Abstrak Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Lampiran

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.

ACEH TAMIANG SHOPPING CENTER (ICONIC DALAM ARSITEKTUR) LAPORAN PERANCANGAN TKA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR PADANG BULAN ( ARSITEKTUR PERILAKU ) LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011

AKADEMI DESAIN VISUAL DI YOGYAKARTA

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode Perancangan merupakan cara berfikir dengan menyesuaikan rumusan

BAB 3 METODOLOGI 3.1 IDENTIFIKASI MASALAH

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB III METODE PERANCANGAN. ide yang mendasari dilakukannya perancangan tersebut, hingga konsep rancangan

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

STASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Markas Pusat Pemadam Kebakaran Pemkot Semarang 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI BANDING

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB III METODE PERANCANGAN. Pengembangan Seni Rupa Kontemporer di Kota Malang ini menggunakan

BAB III METODE PERANCANGAN. Metoda perancangan dalam Pengembangan Tempat Pelelangan Ikan dan

UTARINA KUSMARWATI BAB I PENDAHULUAN

MTs Al Munawaroh Kupu Sebagai Boarding School di Kabupaten Tegal DAFTAR ISI

Transkripsi:

BAB II METODA DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN 2.1 Metoda Pembahasan Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Studi Kelayakan dan Master Plan Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Konsultan akan melaksanakan kegiatan dengan metode/alur pikir secara keseluruhan sebagai berikut: Gambar 2.1. Skema Alur Pikir Studi Kelayakan dan Master Plan PIP Semarang 2.2 Sistematika Pelaksanaan Kegiatan II- 1

Pelaksanaan kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan terdiri dari tiga tahapan pelaksanaan kegiatan, yaitu Kegiatan Persiapan, Penyusunan Studi Kelayakan dan Penyusunan Master Plan, sebagaimana digambarkan pada diagram Gambar 2.1 di atas. Ketiga tahapan pelaksanaan kegiatan ini tidak dapat dipisahkan rangkaiannya karena pada Tahap Persiapan adalah untuk mempersiapkan kebutuhan dasar berupa data sekunder dan literatur untuk bahan pelaksanaan Penyusunan Studi Kelayakan dan Penyusunan Master Plan. Sementara itu hasil daripada Penyusunan Studi Kelayakan dipergunakan sebagai bahan analisis dan proyeksi kebutuhan yang harus disediakan dalam kurun waktu hingga Tahun 2034. 2.3 Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan PIP Semarang terdiri dari Data Sekunder dan Data Primer. A. Data Sekunder, meliputi: a. Literatur yang dibutuhkan terdiri dari: 1) standar-standar pelayanan pendidikan pelayaran, 2) standar penataan ruang, 3) standar perencanaan arsitektur dan perencanaan ruang luar, 4) standar perencanaan mekanikal, elektrikal dan utilitas, 5) standar perencanaan struktur di Indonesia (SNI), 6) standar perencanaan kesehatan lingkungan, 7) dan lainnya yang diperlukan. b. Data peraturan/ketentuan tentang penyelenggaraan pendidikan pelayaran. c. Data kondisi eksisting luasan lahan dan bangunan yang ada. d. Data struktur organisasi dan besaran eksisting organisasi PIP Semarang saat ini. e. Data rencana induk pengembangan jangka menengah PIP Semarang. f. Data rencana kegiatan tahunan pembangunan PIP Semarang. g. Data komposisi taruna/taruni, peserta diklat, dosen dan karyawan PIP Semarang saat ini. II- 2

h. Data kurikulum penyelenggaraan perkuliahan dan diklat. i. Data ketersediaan jenis ruang pada setiap bangunan. j. Data ketersediaan peralatan laboratorium yang ada. k. Data lokasi sumber air. l. Data sumber dan jaringan listrik. m. Data jaringan telekomunikasi. n. Data jaringan internet. o. Data sistem pengkondisian udara buatan. p. Data sistem pemadaman kebakaran. q. Data curah hujan dan sistem drainase. r. Data sistem prasarana sampah. s. Data sistem prasarana air limbah. B. Data Primer Data Primer yang dibutuhkan merupakan data yang diperoleh melalui metoda wawancara melalui metoda expert choice, dimana perencana akan mendatangi dan mewawancarai nara sumber yang memiliki dan dapat dipercaya sebagai sumber data langsung (primer). Di Indonesia pada umumnya ketersediaan data sekunder sangat terbatas pendokumentasiannya. Oleh karena itu untuk memperoleh data ini melalui metoda wawancara dapat dikategorikan ke dalam kelompok Data Primer. Data primer meliputi: a. Data peraturan tata ruang dan persyaratan intensitas bangunan pada Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang, dilanjutkan dengan pengukuran intensitas bangunan di dalam lokasi lahan. b. Data penggunaan air setiap bulan dan debit air yang dapat disediakan. c. Data kapasitas terpasang dan yang dipakai untuk sumber listrik dan besaran back-up nya. d. Data jumlah dan jenis prasarana telekomunikasi. e. Data jumlah dan jenis penggunaan jaringan internet. f. Data jumlah dan jenis unit pengkondisian udara buatan. g. Data jumlah sarana pemadaman kebakaran. h. Data dimensi dan jenis drainase. II- 3

i. Data data jumlah dan jenis prasarana sampah. j. Data jumlah dan jenis prasarana air limbah. Dimana data tersebut diatas dapat diperoleh melalui metoda wawancara khususnya kepada Bagian Rumah Tangga. a. Data jumlah dan jenis penyakit yang terbanyak diderita, diperoleh dari Poliklinik. b. Data tingkat kenyamanan, kepuasan, dan gangguan penggunaan ruang bangunan pada Bangunan Asrama Taruna/Taruni. c. Data tingkat kenyamanan kepuasan, dan gangguan penggunaan ruang kelas, tata usaha dan lain-lain. d. Data interaksi sosial Antara pengguna di dalam kawasan PIP dengan masyarakat sekitarnya melalui metoda wawancara random sampling. 2.4 Teknik Pengolahan Data A. Kompilasi Data Semua data dan informasi yang telah diperoleh dari hasil kegiatan pengumpulan data dan survai kemudian dikompilasikan. Pada dasarnya kegiatan kompilasi data ini dilakukan dengan cara mentabulasi dan mengsistematisasi data - data tersebut dengan menggunakan cara komputerisasi. Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya data dan informasi yang telah diperoleh sehingga akan mempermudah pelaksanaan tahapan selanjutnya yaitu tahap analisis. Metoda pengolahan dan kompilasi data yang dipergunakan adalah sebagai berikut: Mengelompokan data dan informasi menurut kategori aspek kajian seperti data fisik dan penggunaan lahan, data transportasi, data kependudukan dll. Menyortir data-data setiap aspek tersebut agar menjadi sederhanadan tidak duplikasi. Mendetailkan desain pengolahan dan kompilasi data dari desain studi awal sehingga tercipta form-form isian berupa tabel-tabel, konsep isian, peta tematik dll. II- 4

Mengisi dan memindahkan data yang telah tersortir ke dalam table-tabel isian dan peta isian tematik. Melakukan pengolahan data berupa penjumlahan, pengalian, pembagian, prosentase dsb baik bagi data primer maupun sekunder. Setelah seluruh tabel dan peta terisi, maka langkah selanjutnya adalah membuat uraian deskriptif penjelasannya ke dalam suatu laporan yang sistematis per aspek kajian. Termasuk dalam laporan tersebut adalah uraian kebijaksanaan dan program setiap aspek. B. Metoda Proyeksi Data yang diperoleh baik berupa data sekunder maupun data primer yang telah dikompilasikan yang dibutuhkan untuk bahan analisis kelayakan kondisi eksisting dilakukan dengan metoda proyeksi regresi. Data untuk keperluan proyeksi ini yaitu populasi taruna, peserta diklat, jumlah dosen dan karyawan. Data kebutuhan pelayanan utilitas juga dilakukan proyeksi terhadap hasil kompilasi data primer dan sekunder untuk: kebutuhan penerangan di setiap ruangan, kebutuhan pendinginan udara di dalam ruangan, kebutuhan air bersih, jumlah air buangan/limbah yang harus dikelola, jumlah air yang harus disediakan untuk kebutuhan pemadaman kebakaran, jumlah sampah yang dihasilkan dan harus dikelola, dengan menggunakan standar pelayanan minimal/kebutuhan perorang per-hari. Data penyaluran air hujan diramalkan dengan menggunakan pendekatan proyeksi perioda ulang hujan pada lokasi untuk mendapatkan curah hujan tertinggi dan penampang drainase yang harus dibuat, dan penentuan sistem penyaluran air hujan ke peresapan yang dapat ditampung. 2.5 Teknik Analisis A. Analisis Tata Ruang Analisis terhadap tata ruang mempergunakan: 1) Pengukuran intensitas bangunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku setempat apakah kepadatan bangunan dan ketinggian yang direncanakan sesuai dengan ketentuan setempat. 2) Pengukuran kapasitas dan daya tampung ruang parkir dengan standar luasan ruang parkir sesuai peraturan Menteri Perhubungan. II- 5

3) Kesesuaian ketinggian ruang terhadap KKOP bandara setempat. B. Analisis Arsitektur dan Ruang Luar Analisis terhadap arsitektur dan ruang luar mempergunakan: 1) Analisis zoning pengelompokan kegiatan dengan hubungan paling dekat dan penting (terkait erat). 2) Analisis penentuan main gate, dengan mempertimbangkan kepadatan dan keselamatan lalu-lintas. 3) Analisis sirkulasi kendaraan dan orang untuk menghindari terjadinya intensitas crossing yang tinggi, dan pemisahan sirkulasi kendaraan dan orang. 4) Analisis ketercukupan penyediaan RTH dan RTNH sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri PU. 5) Analisis penyediaan fasilitas setiap bangunan sesuai dengan standar kebutuhan. 6) Analisis ketinggian ruang dan bangunan serta kebutuhan luasan ruang sesuai dengan proyeksi kegiatan yang ingin dicapai. 7) Analisis kenyamanan terhadap gangguan kebisingan, panas matahari, hujan dan polusi udara. C. Analisis Struktur Analisis terhadap kemampuan bangunan eksisting dengan: 1) Analisis pondasi struktur bawah (sub-structure) dengan melakukan pengolahan analisis tes tekan hasil tes kemampuan tanah (sondir/booring) untuk mengetahui daya dukung tanah dan jenis pondasi yang dapat dipergunakan sesuai dengan kebutuhan ketinggian bangunan. 2) Analisis upper structure dengan menganalisa adanya crack atau tidak terhadap keadaan struktur atas (kolom dan balok). 3) Analisis keandalan struktur untuk infrastruktur seperti drainase dan jalan. D. Analisis Mekanikal II- 6

Analisis terhadap rencana kebutuhan mekanikal yang meliputi: 1) Analisis kapasitas dan kebutuhan sistem dan jenis peggunaan pengkondisian udara buatan; 2) Analisis sistem proteksi dan pemadaman kebakaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan bangunan dan kawasan yang direncanakan; 3) Analisis sistem penyediaan air bersih di dalam bangunan dan pendistribusiannya; 4) Analisis sistem penyaluran dan pengolahan air buangan dari dalam bangunan. E. Analisis Elektrikal Analisis terhadap rencana kebutuhan elektrikal yang meliputi: 1) Analisis kapasitas dan kebutuhan sistem dan jenis penggunaan energi listrik; 2) Analisis kapasitas dan kebutuhan sistem dan jenis penggunaan jaringan telekomunikasi; 3) Analisis kapasitas dan kebutuhan sistem dan jenis peggunaan jaringan internet; F. Analisis Utilitas Lingkungan Analisis terhadap rencana kebutuhan utilitas lingkungan yang meliputi: 1) Analisis kapasitas dan kebutuhan sistem distribusi air bersih; 2) Analisis jumlah dan sistem pengolahan air limbah lingkungan; 3) Analisis sistem penyaluran air hujan di dalam site dan diluar site; 4) Analisis sistem pengumpulan, pemilahan dan pengangkutan sampah; G. Analisis Kesehatan Masyarakat Analisis terhadap rencana pengelolaan kesehatan masyarakat yang meliputi: 1) Analisis pengaruh gangguan lingkungan PIP terhadap masyarakat sekitarnya pada aspek sanitasi dan kesehatan masyarakat sebagai dampak pengembangan PIP dalam kurun 5 tahun terakhir dilihat dari II- 7

rekaman keluhan penyakit pada poliklinik dan puskesmas terdekat serta hasil wawancara dengan masyarakat terdekat. H. Analisis Sosial Masyarakat Analisis terhadap sosial masyarakat yang meliputi: 1) Analisis interaksi sosial di dalam kegiatan asrama menurut perbedaan penyediaan ruangnya; 2) Analisis gangguan sosial pada taruna dan peserta diklat; 3) Analisis gangguan eksternal terhadap aktivitas internal lingkungan PIP. I. Analisis Ekonomi Analisis terhadap aspek ekonomi meliputi: 1) Analisis pertumbuhan populasi taruna, peserta diklat, SDM dosen dan karyawan. Analisis pertumbuhan kebutuhan taruna dan peserta diklat didasarkan pada supply and demand daripada pelaut secara internasional, output yang dihasilkan dari pendidikan pelaut di Indonesia dan proyeksi pertambahan populasi taruna setap tahunnya. Selanjutnya kelayakan daya tampung di dalam site diukur daripada kemampuan penyediaan ruang kegiatan untuk para taruna dan peserta diklat menurut standar kelayakan hunian dan aktivitasnya; 2) Analisis alokasi anggaran dan kemampuan pembiayaan kegiatan PIP Semarang, untuk mengetahui trend pertambahan anggaran setiap tahunnya yang dialokasikan oleh APBN; 3) Analisis rencana pembiayaan pembangunan pada setiap tahapan pembangunan. J. Analisis Hukum Analisis terhadap aspek hukum meliputi: 1) Analisis pengembangan kelembagaan pelayanan pendidikan pelayaran sesuai dengan ketentuan peraturan yang ada. K. Analisis Pelayanan Pendidikan Pelayaran II- 8

Analisis terhadap aspek penyelenggaraan kurikulum meliputi: 1) Analisis pengembangan kurikulum untuk pendidikan regular dan vokasi (diklat), serta kemungkinan pengembangan PIP ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. L. Analisis Nautika Analisis terhadap aspek nautika yang direncanakan sebagai fasilitas laboratorium meliputi: 1) Analisis tata letak model peralatan nautika dan kemungkinan pengembangan dan penataannya di dalam laboratorium. M. Analisis Teknika Analisis terhadap aspek teknika yang direncanakan sebagai fasilitas laboratorium meliputi: 1) Analisis tata letak model peralatan penggerak kapal dan pesawat bantunya dan kemungkinan pengembangan dan penataannya di dalam laboratorium. 2.6 Penyusunan Rencana A. Konsep Pengembangan Konsep ini sebagai tindak lanjut dari hasil analisis, dimana di dalamnya terdapat pemahaman terhadap karakter-karakter PIP Semarang. Dari pemahaman tersebut dibuat usulan-usulan yang didalamnya berisi tentang : a. Modelling Blok Plan menyeluruh, yang didalamnya membahas fungsi dan peranan unit-unit pelayanan kesehatan, hierarki tata ruang tapak, sistem pencapaian yang efisien, sistem utilitas yang memadai dan memenuhi standar kelayakan dan operasional. b. Usulan mengenai pentahapan pembangunan komplek PIP Semarang c. Hasil perhitungan perkiraan anggaran biaya pembangunan B. Penyusunan Rencana Pengembangan dan Pembangunan Rencana pengembangan dan pembangunan PIP Semarang disusun dalam jangka pendek, menengah dan panjang, dengan mempertimbangkan skenario II- 9

pengembangan dan pembangunan fisik agar tidak mengganggu aktivitas eksisting yang ada, dan memperhitungkan rencana ketersediaan pembiayaan pembangunan setiap tahunnya. 2.7 Hasil Yang Diharapkan Berdasarkan ruang lingkup kegiatan diatas hasil yang diharapkan dari Penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan RSU PIP Semarang adalah: a. Teridentifikasinya potensi dan masalah yang ada di PIP Semarang b. Adanya analisa pemecahan masalah dan pengembangan PIP Semarang c. Adanya kesimpulan kelayakan pengembangan PIP Semarang dari aspek planning, arsitektur, struktural, ME dan utilitas, lingkungan, sosial budaya, ekonomi, kesehatan masyarakat, dan persyaratan teknika dan nautika. d. Konsep pengembangan dari aspek tata tapak, arsitektural, program ruang, kesehatan lingkungan, utilitas, dan konstruksi e. Rencana pengembangan yang terintegrasi dan komprehensif sesuai dengan visi, misi dan motto PIP Semarang f. Adanya pentahapan pembangunan yang menjadi acuan pengembangan komplek bangunan PIP Semarang. II- 10

FAKTOR EKSTERNAL: Demografi Posisi Geografis Tingkat Pendidikan Pelayanan Pendidikan Sosial Ekonomi Dan Budaya FAKTOR INTERNAL: Kebijakan Pemerintah Kemampuan PIP Semarang PROGRAM INDUK (MASTER PROGRAM) Status Struktur Organisasi Visi dan Misi Rencana Strategi Pengembangan Program 20 Tahun Mendatang STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PIP Semarang ASPEK KEBUTUHAN (DEMAND) PELAYANAN Proyeksi Jumlah Peminat Proyeksi Kebutuhan Tenaga Kepelautan ASPEK PELAYANAN (SERVICE) Proyeksi Jenis dan Jumlah Pelayanan Proyeksi Kebutuhan Sarana Utama dan Sarana Penunjang Proyeksi Kebutuhan Peralatan Proyeksi Jumlah dan Kualifikasi SDM ASPEK TEKNIS (SARANA, ME dan UTILITAS) ASPEK EKONOMIS ASPEK LINGKUNGAN (LEGAL, SOSIAL EKONOMI, BUDAYA, KESEHATAN MASYARAKAT) Layak KESIMPULAN REKOMENDASI Tidak Layak II- 11

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PIP Kebutuhan Organisasi Kebutuhan Ruang Zoning, Sirkulasi, Pembentukan Blok Massa, RTH dan RTNH, Struktur, ME dan Utilitas, Eksterior dan Interior, Lingkungan Konsep Pengembangan RTH dan RTNH Konsep Pengembangan Bangunan RENCANA INDUK (MASTER PLAN) PIP Semarang Rencana Fisik Rencana Non Fisik (Fungsi) Site Plan Jenis dan Jumlah Pelayanan Block Plan Pemeliharaan Arsitektur Bangunan Pengelolaan dan Distribusi Material Sarana/Prasarana Fisik Struktur Organisasi Sarana Fisik Penunjang Proyeksi Pembiayaan Gambar 2.2. Skema Keterkaitan Studi Kelayakan dan Master Plan II- 12