BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. didalam tindakan operasi atau pembedahan untuk menghilangkan rasa

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kelompok, yaitu: gangguan cemas (anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder/gad),

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto., & Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

PENGARUH CYTRUS (ORANGE) AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RSUD KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

TERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

SKRIPSI SULASTRI J

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

BAB I PENDAHULUAN. IGD hendaknya berdasarkan dengan sistem triage. Triage adalah cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi. masyarakat yang dapat meningkat penggunaan alat transportasi /

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN BOOKLET SPINAL ANESTESI TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN SECTIO CAECAREA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu tuntutan mutlak yang harus dijalani. Mahasiswa pada dasarnya akan

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sementara di tahun 2011 terdapat korban. Korban luka ringan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan merupakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki umur di atas 60 tahun (>60

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Kecemasan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh karena anak tidak memahami mengapa harus dirawat,

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat

BAB I PENDAHULUAN. individu, namun jika kecemasan yang dihadapi berlebihan dan individu

EFEKTIVITAS AROMATERAPI DALAM MENURUNKAN KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN ANAK PERTAMA. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Peran perawat tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan ekstraksi adalah prosedur yang menerapkan prinsip bedah, fisika, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Global Status Report on Road Safety yang. dikeluarkan WHO.Indonesia dilaporkan mengalami kenaikan jumlah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembedahan merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan teknik invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani melalui sayatan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami berbagai stressor, sedangkan rentang waktu menunggu pelaksanaan pembedahan akan menyebabkan rasa takut dan kecemasan pada pasien. Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya (Fitri Fauziah & Julianti Widuri, 2007). Menurut Stuart (2002) diperkirakan 20% dari populasi dunia menderita kecemasan. Meski belum pasti di negera Indonesia prevalensi gangguan kecemasan diperkirakan berkisaar antara 9%-12% populasi umum. Angka populasi yang lebih besar yaitu 17%-27% (Jayadiputra, 2008). 1

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ferlina (2008) ditemukan sekitar 80% pasien pre operasi mengalami kecemasan dan 60% diantaranya mengalami kecemasan yang sedang dan berat. Hal ini didasari karena berbagai kemungkinan buruk bisa terjadi dan akan membahayakan pasien. Maka, tak heran jika seringkali pasien menunjukkan sikap yanng berlebihan terhadap kecemasan yang dialaminya (Kamarullah, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Ferlina Indra (2012) tentang tingkat kecemasan pre operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sragen, bahwa dari 40 orang responden yang menjalani operasi dalam tingkat kecemasan berat sebanyak 7 orang (17,5%), 16 orang (40%) yang memilki tingkat kecemasan sedang, 15 orang (37,5%) ringan dan 2 orang (5%) responden yang tidak merasa cemas. Berkaitan dengan hal tersebut, pengkajian oleh seorang perawat terhadap fungsi pasien secara integral yang meliputi fungsi fisiologis dan psikologis sangat diperlukan untuk keberhasilan daan kesuksesan suatu operasi (Paryanto, 2009). Untuk itu, diperlukan juga suatu intervensi keperawatan yang tepat untuk mempersiapkan pasien, baik secara fisiologis maupun psikologis (Smeltzer & Bare, 2002). Kini telah banyak dikembangkan terapi-terapi keperawatan untuk menangani kecemasan, salah satunya adalah terapi pembacaan Al-qur an (murottal). Serta beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan menghirup aromaterapi mampu menurunkan tingkat kecemasan seseorang

(Arwani, 2013). Terapi pembacaan Al-qur an (murottal) yang diperdengarkan dirumah sakit ternyata dapat mengurangi kecemasan dan mempercepat penyembuhan (Judi, 2013). Ketika ayat-ayat suci Al-qur an dibacakan dengan tartil daan diperdengarkan dengan tempo yang lambat serta harmonis maka ia akan memberikan rasa rileks, ketenangan dan ketentraman hati (Heru, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa bacaan Alqur an (murottal) dapat digunakan sebagai terapi perawatan untuk menurunkan tingkat kecemasan yang dialami oleh seorang anak dirumah sakit. Terapi murottal ini terbukti berguna dalam proses penyembuhan karena dapat menurunkan rasa nyeri dan kecemasan pada pasien anak usia toddler saat dilakukan injeksi intravena dengan nilai p=0,0001 yang menunjukkan lebih kecil daripada nilai α 5% (Judi, 2013). Menurut Hutasoit (2002) penggunaan terapi wewangian yang juga populer dikenal dengan nama aromaterapi, merupakan suatu tindakan terapeutik yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisiologis dan psikologis. Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essensial oil atau sari minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta membangkitkan jiwa raga (Hutasoit, 2002). Aromaterapi mempunyai efek yang positif karena diketahui bahwa aroma yang segar dan harum dapat merangsang sensori reseptor, dan pada akhirnya mempengaruhi organ yang lainnya sehingga dapat menimbulkan efek kuat terhadap emosi. Aroma ditangkap oleh reseptor dihidung yang

kemudian memberikan informasi lebih jauh ke area di otak yang mengontrol memori dan emosi maupun memberikan informasi juga ke hipotalamus yang merupakan pengatur sistem internal tubuh,termasuk sistem seksualitas, suhu tubuh dan reaksi terhadap stress (Wahyuningsih, 2014). Aromaterapi Lavender dapat meningkatkan gelombang alfa didalam otak dan gelombang inilah yang membantu untuk menciptakan keadaan rileks (Arfines yustin, 2011). Aromaterapi Lavender mempunyai efek menenangkan. Lavender dapat memberikan ketenangan, keseimbangan, rasa nyaman, rasa keterbukaan dan keyakinan. Disamping itu lavender juga dapat mengurangi stress, rasa sakit, emosi yang tidak seimbang, histeria, rasa frustasi dan kepanikan (Hutasoit, 2002). Berdasarkan fenomena diatas, peneliti mangamati adanya peran penting perawat dalam upaya mengurangi atau meminimalkan dampak kecemasan pada pasien pre operasi. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan hiburan yang lemah lembut, menentramkan hati serta rasa simpati untuk menghilangkan kecemasan (Judi, 2013). Berdasarkan studi pendahuluan di ruang Dahlia dan Menur RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga peneliti melakukan wawancara dan pengukuran gejala kecemasan pada 5 orang pasien pre operasi dengan menggunakan Hamilton Rating Scale Anxiety (HRS-A), dari ke lima orang pasien pre operasi didapatkan data 3 orang pasien pre operasi dikategorikan mengalami kecemasan karena mengalami gejala lebih dari

separuh yang ada dan 2 orang pasien pre operasi lainnya dikategorikan tidak mengalami kecemasan. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan efektivitas terapi murottal dan aromaterapi lavender terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi BPH di RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan masalah bahwa masih ada beberapa orang yang mengalami kecemasan pre operasi. Penyebab dari kecemasan itu diantaranya prosedur dan tindakan operasi yang akan dilakukan, serta pengalaman melakukan operasi. Dari hal tersebut, peneliti merumuskan masaalah penelitian Apakah Ada Perbedaan Efektivitas Terapi Murottal dan Aromaterapi Lavender terhadap Penurunan Gejala Kecemasan pada Pasien Pre Operasi di RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas terapi murottal dan aromaterapi lavender terhadap penurunan gejala kecemasan pada pasien pre operasi di RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

2. Tujuan Khusus a. Mengetahui efektivitas terapi murottal terhadap penurunan gejala kecemasan pada pasien pre operasi. b. Mengetahui efektivitas aromaterapi lavender terhadap penurunan gejala kecemasan pada pasien pre operasi. c. Mengetahui perbedaan efektiviitas kecemasan pasien pre operasi yang diberikan terapi murottal dan aromaterapi lavender. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran, informasi dan dapat menambah pengetahuan ilmu keperawatan bagi akademik mengenai pengaruh pemberian terapi murottal dan aromaterapi lavender terhadap penurunan gejala kecemasan pada pasien operasi. 2. Bagi responden Hasil penelitian dapat menjadi bahan pengetahuan dan bahan pertimbangan untuk mengatasi kecemasan pada pasien pre operasi. 3. Bagi Rumah Sakit Sebagai masukkan dalam upaya memberikan pelayanan dan intervensi terhadap SOP pasien operasi. 4. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat digunakan sebagai suatu bacaan bagi akademik, serta menambah khasanah ilmu keperawatan dan sebagai tambahan kepustakaan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. E. Penelitian Terkait 1. Penelitian yang dilakukan oleh Faradisi pada tahun 2012 dengan judul Efektivitas terapi murottal dan terapi music klasik terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pra operasi di pekalongan. Jenis penelitian quasi eksperiment, tipe pre test and post test design. Sample penelitian adalah pasien fraktur ekstremitas di RSI Muhammadiyah Pekajangan. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Tehnik pengambilan data dengan cara observasi dan wawancara. Analisa data menggunakan uji t-dependent (paired sample t test). Uji beda tingkat kecemasan dengan terapi musik diperoleh nilai t hitung sebesar 8,887 (p = 0,000 < 0,05). Artinya pemberian terapi musik efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien. Uji beda tingkat kecemasan dengan terapi murotal diperoleh nilai t hitung sebesar 10,920 (p = 0,000 < 0,05), artinya pemberian terapi murotal efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien. Uji beda tingkat kecemasan dengan terapi musik dan murotal diperoleh nilai t hitung sebesar 2,946 (p = 0,000 < 0,05), artinya pemberian terapi murotal lebih efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien dibandingkan dengan terapi musik.

2. Arwani., Iis Sriningsih., Rodhi Hartono., (2013) yang berjudul Pengaruh pemberian aromaterapi terhadap tingkat kecemasan pasien sebelum pre operasi dengan anastesi spinal di RS Tugu Semarang menemukan adanya penurunan kecemasan sesudah diberikan aromaterapi pada pasien pre operasi dengan anastesi spinal. Jenis penelitian quasy-experiement dengan rancangan one group without control group design dilakukan pada 40 responden yang akan dilakukan operasi dengan spinal anestesi menggunakan Hamilton Rating Scale (HRS-A) untuk menggali kecemasan. Data penelitian dianalisis dengan uji statistic Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terbanyak responden sebelum pemberian aromaterapi lavender mengalami cemas berat (40.0%), dan setelah pemberian aromaterapi terbanyak mengalami cemas sedang (42.5%). Hasil uji statistic dengan Wilcoxon diperoleh nilai p sebesar 0.00 (<0.05). Disimpulkan terdapat pengaruh pemberian aromaterapi terhadap tingkat kecemasan pasien sebelum operasi dengan anestesi spinal di RS Tugu Semarang. Persamaan : sama-sama meneliti tentang pengaruh pemberian aromaterapi terhadap tingkat kecemasan pasien sebelum operasi Perbedaan : rancangan penelitian jurnal ini menggunakan rancangan one group without control group design sedangkan pada

penelitian yang akan dilakukan menggunakan control group pre test and post test design. 3. Judi, (2013) yang berjudul pengaruh terapi murottal terhadap penurunan tingkat kecemasan anak usia toddler saat dilakukan injeksi intravena di ruang kanthil banyumas menemukan adanya penurunan kecemasan pada anak usia toddler saat dilakukan injeksi intravena di ruang kanthil banyumas setelah dilakukan terapi murottal. Persamaan : sama-sama meneliti tentang pengaruh terapi murottal terhadap tingkat kecemasan Perbedaan : peneliti melakukan penelitian tingkat kecemasan pada anak usia toddler sebagai responden sedangkan penelitian yang akan saya lakukan menggunakan pasien pre operasi sebagai responden.