BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadi tolak ukur kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kanker dan paru-paru merupakan ide awal perhatian terhadap keterkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, masyarakat di dunia dan juga Indonesia sedang menghadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN MAKANAN BAGI MANUSIA Oleh : Dr. Mutiara Nugraheni, S.TP., M.Si. Jurusan PTBB, FT UNY

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian.

I. PENDAHULUAN. pecan, 10% bekatul, 3% menir atau tepung dan 20% sekam (Labib, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEWARNA ALAMI; Sumber dan Aplikasinya pada Makanan & Kesehatan, oleh Dr. Mutiara Nugraheni, S.T.P., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. iklim dan aktivitas fisik (Almatsier 2004). pangan untuk dikonsumsi. Selain dari faktor pengetahuan dan faktor

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

KANDUNGAN SENYAWA ISOFLAVON DALAM TEMPE DAN MANFAATNYA BAGI KESEHATAN. Dr. Sri Handayani

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi yang berkualitas dapat diwujudkan apabila makanan yang. kesadaran terhadap pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

I. PENDAHULUAN. Pangan fungsional adalah pangan yang kandungan komponen aktifnya dapat

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pengolahan yang aman mulai dari bahan baku, produk setengah

BAB I PENDAHULUAN. di pasar saat ini adalah berbentuk flake. Sereal dalam bentuk flake dianggap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

I PENDAHULUAN. Penelitian, (2) Identifikasi masalah, (3) Tujuan dan Maksud Penelitian, (4) Manfaat

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kegelisahan oleh beberapa pihak. Iklan-iklan susu yang sedemikian marak sangat

7 Manfaat Daun Singkong

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di

I. PENDAHULUAN. yang memadai akan mengakibatkan terjadinya kerawanan sosial berupa

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG WORTEL PADA PEMBUATAN BISKUIT DITINJAU DARI KADAR β-karoten, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

P PENGARUH PENAMBAHAN MALTODEKSTRIN PADA PENGOLAHAN MINUMAN SERBUK SIRSAK TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

I. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan adalah segala yang kita makan atau masukkan kedalam tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

I. PENDAHULUAN. berasal dari gandum yang ketersediaannya di Indonesia harus diimpor,

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak masyarakat Indonesia mengkonsumsi buah-buahan bertujuan untuk

Latar Belakang Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN mg/dl. Faktor utama yang berperan dalam mengatur kadar gula darah

penyakit degeneratif seperti kanker, aterosklerosis, diabetes mellitus, jantung koroner, rematik, katarak dan lain sebagainya disebabkan oleh

I PENDAHULUAN. perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada meningkatnya

I. PENDAHULUAN. Pisang adalah tumbuhan berdaun besar memanjang dari famili musaceae dan

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

BAB I PENDAHULUAN. biji. Setiap bagian tumbuhan akar, batang, daun dan biji memiliki senyawa

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan.

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BAB I. PENDAHULUAN. harus diberi perhatian khusus karena menentukan kualitas otak bayi kedepan.

Bidang Kajian Pangan Dan Gizi

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. merupakan golongan antioksidan. Pigmen betalain sangat jarang digunakan

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. semua orang menginginkan hal yang serba instan, termasuk makanan yang cepat

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. makanan cepat saji atau biasa disebut junk food yang lebih banyak mengandung

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

I. PENDAHULUAN. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang perlu mendapat perhatian, karena kekurangan. (prevalensi xeropthalmia <0,5%) (Hernawati, 2009).

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadi tolak ukur kesehatan suatu negara. Dewasa kini penggunaan pangan sebagai obat, dan obat ada dalam pangan sudah menjadi suatu arah yang banyak di kaji dan dijalankan. Pangan dipergunakan sebagai obat memiliki nilai yang sangat baik karena dapat mengurangi resiko keracunan. Di indonesia bahan baku pangan yang memiliki keaktifan sebagai obat sangatlah melimpah sehingga sudah saatnya kelimpahan tersebut dimanfaatkan untuk kesejahteraan bersama. Penggunaan bahan baku alami dari indonesia sangat digalahkan guna mengatasi ketergantungan bahan pangan impor. Bahan pangan diharapkan memiliki sumber yang mudah diperbaharui dan memiliki harga beli yang murah secara upah minimum regional. Pangan fungsional sudah selayaknya difikirkan oleh ahli Gizi sebagai suatu ujung tombak didalam mengatasi penyakit tidak menular dan tropik di indonesia. Pangan fungsional apabila dikembangkan dapat menjadi sumber pendapatan secara ekonomis yang memiliki daya jual tinggi. (Winarno, 2004) Pandangan ahli gizi pada masa kini adalah Gizi seimbang dan makanan fungsional. Makanan fungsional adalah makanan yang memiliki tiga fungsi

2 yaitu fungsi primer, artinya makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral), fungsi sekunder artinya makanan tersebut dapat diterima oleh konsumen secara sensoris dan fungsi tersier artinya makanan tersebut memiliki fungsi untuk menjaga kesehatan, mengurangi terjadinya suatu penyakit dan menjaga metabolisme tubuh. Jadi makanan fungsional dikonsumsi bukan berupa obat (serbuk) tetapi dikonsumsi berbentuk makanan. makanan fungsional adalah makanan yang mengandung bakteri yang berguna untuk tubuh seperti yoghurt, Makanan yang mengandung serat, misalkan tempe, dan gandum utuh. (Almatsier, 2004). Makanan yang mengandung senyawa bioaktif seperti teh (polifenol) untuk mencegah kanker, komponen sulfur (bawang) untuk menurunkan kolesetrol, daidzein pada tempe untuk mencegah kanker, serat pangan (sayuran, buah, kacang-kacangan) untuk mencegah penyakit yang berkaitan dengan pencernaan. Menurut para ilmuwan Jepang, beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu produk agar dapat dikatakan sebagai pangan fungsional adalah: 1. Harus merupakan produk pangan (bukan berbentuk kapsul, tablet, atau bubuk) yang berasal dari bahan (ingredien) alami, 2. Dapat dan layak dikonsumsi sebagai bagian dari diet atau menu seharihari,

3 3. Mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam proses tubuh tertentu, seperti memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah penyakit tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit tertentu, menjaga kondisi fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan. Indonesia memiliki keragaman tanaman yang tinggi, salah satunya di daerah jawa barat yang memiliki perbatasan dengan Jakarta yaitu Puncak.Di wilayah Puncak terdapat salah satu species Begonia yang sering digunakan oleh penduduk setempat sebagai bahan pangan dan obat. Masyarakat setempat menamai Hariang beureum (Begonia robusta) yang merupakan tumbuhan semak. Daun dan batang begonia dapat dimakan dan sekaligus merupakan obat. Berdasarkan literature kandungan tanaman hatiang beureum mengandung senyawa bahan alam dari golongan terpenoid kususnya triterpen. Kandungan senyawa tersebut memiliki keaktifan sebagai anti kanker dll. Peneliti berusaha untuk menghadiran cincau yang berasal dari daun hariang beureum karena, cincau sudah banyak diterima di masyarakat. ( Prakash, 2001) Berdasarkan latar belakang tersebut di atas peneliti akan melakukan pengembangan bahan baru yang bersifat minuman fungsional yang berasal dari tanaman Hariang Beureum (Begonia robusta) dalam bentuk cincau. Pangan fungsional memiliki keragaman zat aktif. Didalam penelitian ini peneliti sangat tertarik dengan antioksidan sebagai bioaktif. Sebagian besar

4 proses terjadinya penyakit-penyakit tidak menular yang ganas disebabkan oleh peristiwa oksidatif stres yaitu timbulnya radikal bebas didalam tubuh kita dan harus diatas dengan antioksidannyang memadai. Antioksidan tersebar dalam tanaman yang ada di wilayah Indonesia. Antioksidan alamiah memiliki sifat yang mudah dipergunakan oleh tubuh dan relatif berdifat ekonomis, antioksidan dapat dipergunakan untuk mencegah kerusakan jaringan, meskipun dalam jumlah berlebihan dapat membahayakan tubuh. Penggunaan antioksidan sintetis tidak dianjurkan karena memiliki efek samping yang disebabkan oleh zat ikutan hasil sintesa. (Twiford, 2013) B. Identifikasi Masalah Perkembangan zaman menyebabkan pola kehidupan berubah sehingga semua dibuat dalam serba instan tanpa memikirkan proses pengolahan yang dapat membahayakan kesehatan. Sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan dengan mengkonsumsi antioksidan yang tepat dan benar. Antioksidan yang bijak dapat diperoleh dengan mengkonsumsi buah dan sayuran dengan menggunakan kaidah gizi minuman fungsional yang seimbang dan antioksidan yang memadai. (Departemen kesehatan, 1995)

5 Keberadaan hariang beureum cukup melimpah dan mudah dibudayakan.tetapi hingga saat kini belum ada sosialisasi untuk membudidayakan sebagai minuman fungsional. Masyarakat mengenal tanaman tersebut secara tradisional sehingga perlu dilakukan penapisan secara kimia, dan pembuktian mengarah pada ketentuan minuman fungsional.(blouis, 1958) C. Pembatasan Masalah Penelitian tanaman hariang beureum (begonia robusta) berada dalam batasan yang diuji keaktifan secara in Vitro dengan uji antioksidan. Pembuktian hariang beureum dapat digunakan sebagai pangan berupa cincau maka dilakukan uji proximat, daya terima dan organoleptik. D. Perumusan Masalah 1. Apakah hariang beureum mengandung zat aktif yang memiliki daya antioksidan? 2. Apakah hariang beureum dapat dijadikan makanan fungsional yang memiliki keaktifan antioksidan dan memiliki citarasa, bentuk secara pangan sehingga dapat diolah menjadi bentuk Cincau hariang beureum?

6 E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum : Mempelajari dan mengetahui kandungan zat gizi yang terdapat pada cincau hariang beureum (Begonia robusta) yang memiliki manfaat sebagai antioksidan. 2. Tujuan khusus : a. Mengidentifikasi proses antioksidan didalam cincau hariang beureum (begonia robusta) b. Mengetahui daya terima dan organoleptic cincau dengan bahan baku daun hariang beureum (begonia robusta) c. Menganalisa kandungan zat gizi dalam cincau hariang beureum sebagai antioksidan d. Membuat produk inovasi baru berupa cincau hariang beureum yang bersifat fungsional. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Masyarakat dapat lebih yakin dengan adanya bukti ilmiah bahwa hariang beureum dapat dijadikan cincau fungsional yang aman.

7 2. Bagi Industri Mendapat produk inovasi baru yang murah, mudah didapat dan bersifat makanan fungsional guna dikembangkan menjadi cincau kemasan yang dapat di produksi. 3. Bagi Peneliti Dapat membuktikan cincau hariang beureum memiliki efek antioksidan dan ditelusuri lebih mendalam zat aktif yang terlibat dan mekanisme kerja ditingkat molekular. 4. Bagi Jurusan Ilmu Gizi universitas Esaunggul Jakarta Dapat dijadikan sebagai informasi mengenai tanaman hariang beureum yang ternyata memiliki fungsi sebagai antioksidan. Menjadi inspirasi peneliti selanjutnya untuk melanjutkan, mencari dan mendalami fungsi daun hariang beuureum secara ilmu gizi. 5. Bagi Institusi Dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau daftar bacaan untuk penelitian selanjutnya.