BIAYA PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK MEMBENGKAK.

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN SINGKAT PANJA RUU PILKADA KOMISI II DPR RI

KETUA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN HADIRI PERTEMUAN PIMPINAN LEMBAGA NEGARA

: Dra. Hani Yuliasih, M.Si/Kabag.Set Komisi II DPR RI

KUASA HUKUM Munathsir Mustaman, S.H., M.H. dan Habiburokhman, S.H., M.H. berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 18 Desember 2014

PILPRES & PILKADA (Pemilihan Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah)

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Soal LCC 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara :)


BAB I PENDAHULUAN. Pesta demokrasi dimulai, saat ini bangsa Indonesia sedang memeriahkan

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Hari/Tanggal : Senin/24 September 2012 : Pukul WIB s.d Selesai

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

PP 33/1999, PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VII PENUTUP. Universitas Indonesia. Pembubaran partai..., Muchamad Ali Safa at, FH UI., 2009.

UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

PILKADA HARUS DEMOKRATIS, PEMILIH MESTI BEBAS MEMILIH

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pelaksanaan Cuti Pejabat Negara dalam Kampanye Pemilu

-3- MEMUTUSKAN: Pasal I

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. jadwal yang telah ditetapkan oleh penyelenggara pemilu yaitu Komisi Pemilihan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG

KESEPAKATAN BERSAMA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PROVINSI BALI DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BALI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PENGUJIAN UU PEMILU DAN PILKADA

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG KAMPANYE PEMILIHAN UMUM OLEH PEJABAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

Akuntabilitas Dana Pilkada Lampung

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG KAMPANYE PEMILIHAN UMUM OLEH PEJABAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang signifikan. Terbukanya arus kebebasan sebagai fondasi dasar dari bangunan demokrasi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP CALON ANGGOTA TIM SELEKSI BAWASLU PROVINSI PROVINSI.

Bahas Kesiapan Pilkada dan Pemilu, Presiden Jokowi Terima Komisioner KPU Selasa, 09 Agustus 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERSIAPAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015

Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara lebih Luber (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia) dan

Momentum tahapan Pilkada serentak, lanjut Didik sangat penting bagi jajaran Satpol PP dan Satlinmas di daerah.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM

DUIT UNTUK NASDEM DAN PAN DIPENDING SPJ AKAN DIEVALUASI BPK

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan pembahasan yang telah. diuraikan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Penanganan Politik Uang oleh Bawaslu Melalui Sentra Gakkumdu

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG PENGUMUMAN. NOMOR : 94/KPU-Kab /VII/2015

Jembatan Pulau Laut Masuk PSN

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1999 TENTANG PEMILIHAN UMUM

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA PERMASAALAHAN YANG TIMBUL DARI PILKADA 2005 TERKAIT DENGAN PANCASILA

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

BANTUAN DAN FASILITAS PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Peran Strategis Komisi Pemilihan Umum dalam Pelaksanaan Pemilu

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

-2- demokrasi serta menyerap dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Mesk

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

JK: Tradisi Golkar di Pemerintahan

No. Pasal Kualifikasi Delik Unsur Tindak Pidana Sanksi Setiap orang. kehilangan hak Menyebabkan orang lain

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 29 Juli 2010 Kamis, 29 Juli 2010

BAB II PELAKSANA PENGAWASAN

SOAL ULANGAN HARIAN. Hari / Tanggal : Rabu, Kelas / semester

PANDANGAN UMUM LAPORAN HASIL PELAKSANAAN RESES ANGGOTA FRAKSI PARTAI GERINDRA DPRD PROVINSI JAWA TENGAH MASA PERSIDANGAN II TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009

Transkripsi:

BIAYA PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK MEMBENGKAK. PELAKSANAAN Pilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang rencananya akan digelar serentak 9 Desember 2015, ternyata masih sangat membebani keuangan sejumlah daerah. Semangat efesiensi dalam penyelanggaraan Pilkada serentak sama sekali belum terlihat. Pilkada serentak di 269 daerah pada tahun ini diperkirakan akan menelan biaya sekitar Rp 6,7 trilyun. Biaya di sejumlah daerah cenderung jauh meningkat disbanding dengan pelaksanaan Pilkada sebelumnya. Membengkaknya biaya lantaran sejumlah biaya kampanye harus ditanggung negara. Dikhawatirkan, sejumlah penyelenggara Pilkada melakukan aji mumpung di antaranya dengan memasukkan pembelian kendaraan dinas dalam anggaran Pilkada. Di Kabupaten Purworejo, pada Pilkada tahun 2010 menelan biaya sekitar Rp 9 milyar. Kini KPU setempat menganggarkan Rp 20 milyar, dengan istimasi akan terjadi dua putaran. Demikian pula di Kalimantan Tengah, pada Pilgub 2010 menelan biaya Rp 70 milyar dan kini dianggarkan Rp 102 milyar. Penyelanggara Pilgub mengajukan anggaran Rp 172 milyar, termasuk pengawasan dan keamanan. Tetapi daerah tidak dapat memenuhi permintaan tersebut, kata Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang kepada wartawan di Jakarta. Pemprov dan DPRD Kalimantan Tengah menyetujui pemberian anggaran Pilkada total sebesar Rp 126 milyar. Di Maluku Utara, KPU Kabupaten Kepulauan Sula terpaksa menggunakan dana hanya sebesar Rp 9 milyar, dari usulan Rp 14 milyar. Kekurangannya akan dibahas kemudian. Demikian pula untuk pelaksanaan Pilkada di Sulawesi Utara yang pada tahun 2010 menelan biaya Rp 90 milyar, untuk tahun 2015 Penyelanggara Pilkada mengusulkan Rp 200 milyar, tetapi hanya

disetujui Rp 105 milyar. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, pembengkakan anggaran Pilkada sebesar 40 persen dari rencana semula. Hal ini terjadi antara lain karena sejumlah penyelanggara Pilkada telah memasukkan pembelian kendaraan dinas ke dalam anggaran Pilkada. Sehingga Mendagri meminta agar sejumlah Kepala Daerah mencermati secara detail anggaran yang diajukan. Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang menilai, semangat efesiensi tidak kelihatan pada persiapan penyelenggaraan pesta demokrasi. Sehingga anggaran Pilkada serentak tetap tinggi. Padalah saat Pilkada serentak digelar, kondisinya tidak sama dengan Pilkada sebelumnya. Pilkada serentak tidak dari nol. Rakyat sudah terdidik dan terbiasa mengikuti pemilu. Sebagian sarana dan prasarana masih ada. Mestinya Penyelenggara Pilkada jangn berpikir dan bertindak seolah-olah semuanya serba baru, sehingga mengajukan anggaran yang tinggi. Kata Gubernur Kalimantan Tengah. Teras Narang yang juga mantan Ketua Komisi II dan Komisi III DPR mengharap, Penyelanggara Pilkada, yaitu KPU, Bawaslu serta aparat keamanan dapat menjaga semangat penyelanggaraan Pilkada serentak. Yaitu menjawab persoalan pemilihan umum di negeri kita yang selama ini dinilai mahal. Dia juga mendorong supaya Pilkada serentak tetap digelar tahun 2015. Masih ada waktu untuk menata anggaran sehingga tujuan Pilkada serentak tercapai. Daerah yang menyelanggarakan Pilkada serentak, memang bisa terganggu penyelanggaraan pembangunannya, karena APBD-nya terserap untuk Pilkada. ( Red/ A )

NU dan Muhammadiyah Kebumen Tidak Akan Ikut Aksi 112 KEBUMEN, FP Sehubungan dengan maraknya ajakan untuk mengikuti aksi 112 yang rencananya akan dilangsungkan di Jakarta pada Sabtu (11/2) mendatang, Pimpinan Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah Kebumen sepakat untuk tidak akan ikut ambil bagian atau mengikuti acara tersebut. Hal ini disampaikan di hadapan Kapolres Kebumen AKBP Alpen, SH, SIK, MH saat bertatap muka dengan para Ulama di Gedung SMK Maarif Jalan Kusuma, Kebumen, Se. Dalam pertemuan singkat itu, Kapolres Kebumen menyambut baik dan berterima kasih atas komitmen para ulama dalam menjaga keutuhan Negara Republik Indonesia ini. Disamping itu, AKBP Alpen juga berharap kepada para ulama untuk memberikan pemahaman kepada para santri dan pengikutnya untuk tidak mudah terprovokasi oleh kabar atau informasi yang tidak jelas sumber nya. Kabar tersebut dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang bertujuan untuk memecah belah bangsa, kata Kapolres. H Bambang Sadono : Pancasila Jangan Jadi Jimat PURWOREJO, FP Pancasila jangan dianggap jimat, sehinga cukup disimpan dalam saku seseorang lantas menjadi sakti, tapi Pancasila harus diterjemahkan dalam undang-undang dasar yang aman supaya tidak bisa diprotes harus di undang-undang kan.

Hal itu dikatakan anggota DPD RI / MPR RI H Bambang Sadono, SH, MM, dalam sosialisasi 4 Pilar MPR RI di aula Hotel Plaza Purworejo, Minggu (7/5). Masih kata Bambang Sadono, persoalanya adalah, sampai saat ini orang tidak bisa dipidana karena anti pancasila. Dirinya juga setuju dengan rencana pemerintah yang akan membubarkan ormas yang bertentangan dengan pancasila karena merupakan ancaman bagi eksistensi Indonesia. Tapi pemerintah tidak bisa sewenang-wenang, harus mempunyai landasan hukum yang cukup dulu. Kalau perlu melalui pengadilan, jadi itu putusan hakim, bukan putusan pemerintah, kata Bambang Sadono. Disebutkan, secara umum pemahaman 4 Pilar Kebangsaan masih jauh dari harapan. Diakui, sosialisasi 4 pilar kebangsaan memang diawali oleh MPR RI dan dilanjutkan oleh pemerintah dengan membentuk Badan Pemantapan Ideologi. Tapi sampai sekarang tindak lanjutnya belum ada, terang Bambang. Sementara itu, ketua penyelenggara, Kelik Ardani mengatakan, kegiatan tersebut tindak lanjut dari program pusat. Jadi daerah hanya menindak lanjuti saja. Tujuanya untuk menyamakan presepsi, dari 4 Pilar MPR RI menjadi 4 Pilar Kebangsaan, kata Kelik Ardani. Menurut Kelik, kegiatan itu dihadiri sekitar 130 peserta dari kader, pengurus, dan sesepuh partai golkar se- Kabupaten Purworejo. SATRIA Siap Menangkan Prabowo Subianto di Pilpres 2019 JAKARTA, FP Menyongsong pelaksanaan pilkada 2018, pileg dan pilpres 2019, organisasi sayap partai Gerindra, Satuan Relawan Indonesia Raya (Satria) siap mensukseskan ajang pesta akbar demokrasi bangsa Indonesia ini. Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Satria, M Nizar Zahro, dirinya bakal menggerakkan semua kemampuan sumber daya organisasi yang dipimpinnya demi pemenangan partai Gerindra di

pileg dan pilpres mendatang. Menyongsong pileg dan pilpres 2019, kita akan mengkoordinasikan dengan semua jajaran pengurus pusat (Satria), jajaran pengurus daerah dan pengurus cabang untuk bersama-sama menggerakkan semua sumber saya manusia partai (Gerindra) dalam rangka pertama pemenangan pileg 2019, yang kedua pemenangan pemilihan Presiden 2019, Pak Prabowo Subianto, kata M Nizar Zahro di Jakarta Selatan, usai syukuran penyerahan SK PP Satria, Senin (25/9/2017) malam. Adapun strategi pemenangannya seperti apa, Nizar yang juga anggota DPR RI dapil Jatim ini menjelaskan bahwa sayap partai yang di pimpinnya akan terus berkoordinasi dan terus bersentuhan dengan rakyat sebagai ciri khas partai Gerindra berdiri. Beberapa hal yang bersentuhan langsung pada rakyat salah satunya menegakkan pasal 33 UUD 1945, dimana bumi, air dan kekayaan alamnya dikuasai oleh negara digunakan untuk kemakmuran rakyat, sementara sampai 72 tahun Indonesia merdeka ini bangsa asing yang menikmati sumber daya alam Indonesia kita ini, terang Nizar. Dia lantas menjelaskan bahwa harusnya kekayaan alam yang melimpah dikuasai oleh negara diolah oleh BUMN dan menghasilkan APBN yang dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat. Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia harus dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara yang keuntungan bisa masuk ke kas APBN sehingga bisa mensejahterahkan rakyat, itu tujuan partai Gerindra, saya pikir rakyat akan tergugah dan berjuang bersama kami, pungkas anggota komisi V DPR-RI ini. Kerja keras sayap partai Gerindra demi pemenangan Prabowo Subianto di pilpres 2019 akan terus kita intensifkan, ujar Nizar.