BAB IV PEMBAHASAN. Pada lapangan XY menggunakan porositas tunggal atau single porosity.

dokumen-dokumen yang mirip
Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir

Optimasi Produksi Lapangan X dengan Menggunakan Simulasi Reservoir

PENINGKATAN PRODUKSI LAPANGAN M DENGAN PENDEKATAN SIMULASI UNTUK MENENTUKAN SKENARIO PENGEMBANGAN MENGGUNAKAN METODE WATERFLOODING

STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR

Perencanaan Sumur Sisipan Dengan Simulasi Reservoir

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Kesalahan pembulatan Kesalahan ini dapat terjadi karena adanya pembulatan angka-angka di belakang koma. Adanya pembulatan ini menjadikan hasil

Pengembangan Lapangan Y Menggunakan Simulasi Reservoir

LONTARA-FIELD DEVELOPMENT OPTIMIZATION USING RESERVOIR SIMULATION Optimasi Pengembangan Lapangan LONTARA dengan Simulasi Reservoir

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR...

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: PERAMALAN PRODUKSI SUMUR X DILAPISAN RESERVOIR Y DENGAN SIMULASI RESERVOIR

TESIS. satu syarat. Oleh NIM

PERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: STUDI SIMULASI RESERVOIR UNTUK PENGEMBANGAN LAPANGAN DINAR REEF DAP

TUGAS AKHIR. Oleh: LUSY MARYANTI PASARIBU NIM :

Penentuan Absolute Open Flow Pada Akhir Periode Laju Alir Plateau Sumur Gas Estimation Absolute Open Flow Of The End Of Plateau Rate Of Gas Well

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.

STUDI KELAYAKAN PENERAPAN INJEKSI SURFAKTAN DAN POLIMER DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK TESIS EMA FITRIANI NIM :

Studi Injeksi Kimia Melalui Simulasi Reservoir: Kasus Pada Reservoir DI, Lapangan Rantau

Oleh : Fikri Rahmansyah* Dr. Ir. Taufan Marhaendrajana**

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, setelah

PENENTUAN SKENARIO PENGEMBANGAN LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR DENGAN VARIASI DRAWDOWN PRESSURE DAN KOMPLESI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

PENGEMBANGAN METODE USULAN PERAMALAN WATER CUT SUMURAN MENGGUNAKAN DATA PERMEABILITAS RELATIF DAN METODE X-PLOT

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

Eoremila Ninetu Hartantyo, Lestari Said ABSTRAK

DISAIN WAKTU BUKA SUMUR UJI BACK PRESSURE PADA SUMUR MINYAK SEMBUR ALAMI UNTUK MEMBERIKAN HASIL PERMEABILITAS YANG LEBIH AKURAT

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

METODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN

EVALUASI KEBERHASILAN MATRIX ACIDIZING DAN WELL WASHING SUMUR PANAS BUMI MBF 246 DAN MIZ 153 LAPANGAN F - 25

PERSAMAAN USULAN UNTUK PERAMALAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK BERDASARKAN HUBUNGAN WATER OIL RATIO DAN DECLINE EXPONENT

OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI RESERVOIR DAN ANALISIS KEEKONOMIAN TUGAS AKHIR. Oleh: IKHWANUSHAFA DJAILANI NIM

Perbandingan Kinerja Reservoir Gas Konvensional dengan Coal Bed Methane (CBM) Suranto Dosen Teknik Perminyakan UPN Veteran Yogyakarta

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI

KUANTIFIKASI KETIDAKPASTIAN DAN PENENTUAN PERSAMAAN UNTUK MEMPERKIRAKAN FAKTOR PEROLEHAN MINYAK PADA RESERVOIR MINYAK LAPANGAN X

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).

Hasil Studi Dan Analisis

KAJIAN METODE BUCKLEY LEVERETT UNTUK PREDIKSI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI SUMUR MT-02 LAPANGAN X

ANALISIS PETROFISIKA DAN PERHITUNGAN CADANGAN GAS ALAM LAPANGAN KAPRASIDA FORMASI BATURAJA CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

Rekonstruksi dan Validasi Data Permeabilitas Relatif Untuk Proses History Matching Dalam Simulasi Reservoir Pengembangan Lapangan X

DESAIN KONSEPTUAL OPTIMASI PRODUKSI UNTUK SUMUR HORIZONTAL YANG DIPRODUKSI DARI RESERVOIR KARBONAT DAN MEMPUNYAI MASALAH WATER CONING

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i

Bab V Metode Peramalan Produksi Usulan Dan Studi Kasus

PENENTUAN DISTRIBUSI AREAL SATURASI MINYAK TERSISA SETELAH INJEKSI AIR PADA RESERVOIR X DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP MATERIAL BALANCE

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

BAB IV ANALISIS KORELASI INFORMASI GEOLOGI DENGAN VARIOGRAM

BAB I Pendahuluan. 8km

INTEGRATED SOLUTION TO OPTIMIZE ASSET AND INCREASE GAS SALES EAST MUSI FIELD

BAB V KARAKTERISASI DAN APLIKASI

KEASLIAN KARYA ILMIAH...

ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI RESERVOIR GAS METANA BATUBARA MENGGUNAKAN SOFTWARE F.A.S.T. CBM PADA SUMUR RRP LAPANGAN LEVI

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI

PERKIRAAN CADANGAN MINYAK SISA PADA LAPANGAN X LAPISAN F-TAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE DECLINE CURVE ANALYSIS SKRIPSI

PENGEMBANGAN KORELASI USULAN UNTUK PENENTUAN LAMA WAKTU LAJU ALIR PLATEAU PADA SUMUR GAS KONDENSAT DENGAN FAKTOR SKIN TUGAS AKHIR.

Berikut ini adalah log porositas yang dihasilkan menunjukkan pola yang sama dengan data nilai porositas pada inti bor (Gambar 3.18).

Kata Kunci : Faktor Perolehan, simulasi reservoir, sumur berarah, analisa keekonomian.

Analisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin

EVALUASI PENGGUNAAN INJEKSI AIR UNTUK PRESSURE MAINTENANCE PADA RESERVOIR LAPANGAN MINYAK

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Gambar 1.1

Perencanaan Waterflood Perencanaan waterflood didasarkan pada pertimbangan teknik dan keekonomisannya. Analisa ekonomis tergantung pada

IKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA. Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 5 Desember 2009

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang dan Pembatasan Masalah

HALAMAN PENGESAHAN...

Renaldy Nurdwinanto, , Semester /2011 Page 1

ANALISA PENENTUAN KARAKTERISTIK RESERVOIR, KERUSAKAN FORMASI, DAN DELIVERABILITAS GAS PADA SUMUR AST-1

Gambar Kedudukan Air Sepanjang Jalur Arus (a) sebelum dan (b) sesudah Tembus Air Pada Sumur Produksi 3)

I.PENDAHULUAN 1 BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN

STUDI SIMULASI INJEKSI LEAN GAS KE DALAM RESERVOIR X UNTUK MENINGKATKAN PEROLEHAN MINYAK TESIS

BAB IV Perhitungan Cadangan

KEASLIAN KARYA ILMIAH...

EVALUASI WATERFLOOD ZONA 560 DAN ZONA 660 LAPANGAN X MENGGUNAKAN OFM PADA TAHUN

STUDI OPTIMASI DEASIN PEREKAHAN HIDRAULIK PADA RESERVOIR BATUAN PASIR DENGAN TENAGA DORONG AIR DARI BAWAH TUGAS AKHIR. Oleh: PRISILA ADISTY ALAMANDA

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: PERKIRAAN VOLUME GAS AWAL DI TEMPAT MENGGUNAKAN METODE VOLUMETRIK PADA LAPANGAN POR

Kata kunci: recovery factor, surfactant flooding, seven-spot, saturasi minyak residu, water flooding recovery factor.

BAB II TEORI DASAR II.1. Model Reservoir Rekah Alam

PENENTUAN POLA INJEKSI OPTIMUM UNTUK PROSES WATERFLOODING DENGAN MENGINTEGRASIKAN MODEL STATIK DAN MODEL DINAMIS LAPANGAN BM CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD

Estimasi Faktor Perolehan Minyak dengan Menggunakan Teknik Surfactant Flooding pada Pola Injeksi Five Spot

UPAYA PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE CHEMICAL FLOODING DI LAPANGAN LIMAU

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA DATA LOG UNTUK PERHITUNGAN VOLUME AWAL GAS DI TEMPAT DENGAN METODA VOLUME TRIK

Optimasi Laju Injeksi Pada Sumur Kandidat Convert to Injection (CTI) di Area X Lapangan Y. Universitas Islam Riau

APLIKASI VSD DALAM MENGATASI MASALAH WATER CUT DAN GAS YANG BERLEBIH PADA SUMUR ESP

Evaluasi Formasi dan Estimasi Permeabilitas Pada Reservoir Karbonat Menggunakan Carman Kozceny, Single Transformasi dan Persamaan Timur

Kata kunci : Surfaktan, dipping Reservoir, Injeksi Berpola Lima Titik, oil wet, Tegangan Antar Muka

PEMODELAN SUMUR HORIZONTAL BERSEGMEN PADA RESERVOIR DENGAN BOTTOMWATER MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK

STRATEGI MENGATASI KEHETEROGENITASAN DENGAN INJEKSI SURFAKTAN PADA POLA FIVE SPOT UNTUK MENINGKATKAN FAKTOR PEROLEHAN MINYAK TUGAS AKHIR

Simulasi Model Jaringan dan Fasilitas Permukaan Injeksi CO 2 Sistem Terpusat pada Lapisan F Lapangan J

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

OPTIMASI PEROLEHAN MINYAK DI LAPANGAN NAWAS LAPISAN NA- WAS-A DANNAWAS-B MENGGUNAKAN SIMULASI RESERVOIR

STUDY DELIVERABILITY PRODUKSI GAS DI PROVINSI X DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR FORGAS TUGAS AKHIR. Oleh: GILANG PRIAMBODO NIM :

Perencanaan Rotative Gas Lift untuk Sistem Sumur yang Terintegrasi Oleh : Gesa Endah Prastiti* Dr.Ir. Pudjo Sukarno**

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

BAB V PEMBAHASAN. yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

PERENCANAAN INJEKSI GAS SUMUR GAS LIFT LANGSUNG DARI SUMUR GAS Oleh: Enos Eben Ezer* Dr. Ir. Pudjo Sukarno*

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN Pada lapangan XY menggunakan porositas tunggal atau single porosity. Model porositas tunggal digunakan pada primary recovery yang hanya memerlukan nilai porositas dari pori-pori atau matriks batuan. Total dimensi reservoir lapangan XY adalah 59 x 59 x61 dengan total grid 212341 dan 52480 grid yang aktif. Dalam model geologi memuat data yang masih mentah. Data-data tersebut adalah data core, data logging sumur, dan data seismic. Model geologi memberikan gambaran nyata dari distribusi karakteristik batuan dan fluida reservoir. Seperti distribusi porositas, permeabilitas, ketebalan lapisan, tekanan reservoir, tekanan bubble point, persebaran batuan reservoir dan data-data yang lainnya. Pada tahap inisialisasi dilakuan penyelarasan nilai OOIP dan GIIP yang di run di simulator dengan hasil OOIP dan GIIP pada model statik lapangan XY. Pada model statik lapangan XY didapat nilai OOIP 6.352 MMSTB dan nilai GIIP 11.244 SCF. Pada awalnya hasil OOIP dari simulator didapat nilai 6.379 MSTB dan hasil GIIP 15.331 BSCF. Berdasarkan hasil perbedaan OOIP model statik dengan hasil simulator lebih besar 0.4 % dari hasil model statik. Hasil perbedaan GIIP model statik dengan hasil simulator lebih besar 36.3%. Berdasarkan hasil OOIP dan GIIP tersebut tidak dapat diterima karena toleransi inisialisasi OOIP atau GIIP lebih besar atau lebih kecil dari 5%. Maka dari itu dilakukan perubahan pada nilai volume modifiers agar nilai OOIP dan GIIP dapat diterima dengan 90

91 toleransi lebih besar atau lebih kecil dari 5 %. Perubahan nilai volume modifiers digunakan untuk merubah nilai volume pori model agar nilai OOIP dan GIIP pada simulator selaras dengan nilai OOIP dan GIIP volumetrik. Karena apabila merubah nilai parameter GOC, WOC, Bo & Bg, tekanan kapiler (Pc) dapat merubah hasil produksi menjadi terlalu besar atau terlalu kecil, maka dari itu dipilih perubahan parameter volume modifiers Sehingga nilai OOIP yang didapat adalah 6.365 MMSTB dan nilai GIIP 11.272 BSCF. Berdasarkan perubahan nilai volume modifiers tersebut didapat perbedaan OOIP model statik dengan simulator lebih besar 0.2 %. Hasil perbedaan GIIP model statik dengan hasil simulator lebih besar 0.2%. Hasil OOIP dan GIIP tersebut dapat diterima karena toleransi inisialisasi OOIP atau GIIP lebih besar atau lebih kecil dari 5%. Tahap selanjutnya yaitu history matching, tahap penyelarasan sejarah produksi aktual dengan sejarah produksi simulator. Agar mendapatkan nilai yang selaras, dengan merubah nilai permeabilitas relatif minyak air dan gas sampai selaras dengan sejarah produksi. Parameter yang dilakukan di history matching adalah cummulative liquid, liquid rate, cummulative oil, oil rate, cummulative water, water rate, cummulative gas dan gas rate. Berdasarkan test produksi didapat kumulatif liquid 1135 bbl, maka dari itu parameter constraint yang digunakan untuk history matching adalah STL (surface liquid rate) maksimum 1200 bbl/day. Pada history matching liquid, kumulatif produksi liquid dan laju alir produksi liquid sudah match dan mengikuti trend. Untuk history matching minyak, laju alir produksi minyak sudah mengikuti trend dan nilai kumulatif

92 produksi minyak pada simulator match dengan sejarah tes produksi. Untuk history matching air, laju alir produksi air sudah mengikuti trend dan nilai kumulatif produksi air pada simulator match dengan sejarah tes produksi. Untuk history matching gas, lajur alir produksi gas sudah mengikuti trend dan nilai kumulatif produksi gas pada simulator match dengan sejarah tes produksi. Setelah tahapan history matching selesai, langkah yang dilakukan selanjutnya adalah membuat skenario prediksi produksi. Pada tugas akhir ini berfokus pada penambahan 1 sumur baru (infill) dan mengoptimalkan sumber yang ada pada lapangan XY. Seperti sumur existing yaitu MR-1, MR-2 dan MR- 3. Namun sumur MR-2 dengan status suspended sehingga pada skenario prediksi produksi sumur MR-2 tidak disertakan. Skenario prediksi yang dilakukan pada lapangan XY ini terdiri dari sembilan skenario. Skenario 1 adalah pembukaan sumur existing yaitu MR-1 dan MR-3 dengan pembukaan di zona minyak saja. Skenario 2 adalah pembukaan sumur existing yaitu MR-1 dan MR-3 dengan pembukaan di zona minyak dan gas. Skenario 3 adalah pembukaan sumur existing yaitu MR-1 dan MR-3 dengan pembukaan di zona gas saja dengan laju alir stabil 2 mmscfd. Skenario 4 adalah pembukaan sumur existing yaitu MR-1 dan MR-3 dengan pembukaan di zona gas saja dengan laju alir stabil 4 mmscfd. Skenario 5 adalah pembukaan sumur existing yaitu MR-1 dan MR-3 dengan pembukaan di zona gas saja dengan laju alir stabil 6 mmscfd. Skenario 6 adalah skenario 2 dengan penambahan 1 sumur baru (infill) dengan pembukaan di zona minyak dan gas. Sumur yang berproduksi yaitu MR-1, MR-3 dan MR-4 sebagai sumur infill. Skenario 7 adalah skenario 3

93 dengan penambahan 1 sumur baru (infill) dengan pembukaan di zona gas saja dengan laju alir stabil 2 mmscfd. Sumur yang berproduksi yaitu MR-1, MR-3 dan MR-4 sebagai sumur infill. Skenario 8 adalah skenario 4 dengan penambahan 1 sumur baru (infill) dengan pembukaan di zona gas saja dengan laju alir stabil 4 mmscfd. Sumur yang berproduksi yaitu MR-1, MR-3 dan MR-4 sebagai sumur infill. Skenario 9 adalah skenario 5 dengan penambahan 1 sumur baru (infill) dengan pembukaan di zona gas saja dengan laju alir stabil 6 mmscfd. Sumur yang berproduksi yaitu MR-1, MR-3 dan MR-4 sebagai sumur infill. Pada skenario 1, dilakukan pembukaan sumur existing yaitu MR-1 dan MR-3 pada zona minyak saja. Kedua sumur tersebut dibuka pada 1 Januari 2017 hingga 1 Januari 2035 (18 tahun). Sebelum melakukan running prediksi parameter constraint harus dimasukkan terlebih dahulu. Yaitu STL (surface liquid rate) maksimum 2000 bbl/day, bottom hole pressure minimum 200 psi dan STO (surface oil rate) 10 bbl/day dengan tindakan shut in untuk kedua sumur. Yang artinya apabila produksi minyak sudah dibawah 10 bbl/day, maka sumur tersebut akan ditutup karena asumsi dari economic limit. Pada skenario ini diperoleh kumulatif produksi minyak 79.260 MSTB dan faktor perolehan minyak 1.24 %. Kumulatif gas 3.55 BSCF dan faktor perolehan gas 31.57 %. Pada skenario 1 ini mendapatkan kumulatif produksi dan faktor perolehan minyak yang sedikit karena lapangan XY ini reservoir oil rim yang merupakan reservoir dengan lapisan minyak tipis serta banyaknya gas dan air yang ikut terproduksikan sehingga menyebabkan minyak yang dapat terkuras hanya sedikit.

94 Pada skenario 2, dilakukan pembukaan sumur existing yaitu MR-1 dan MR-3 pada zona minyak dan gas. Kedua sumur tersebut dibuka pada 1 Januari 2017 hingga 1 Januari 2035 (18 tahun). Sebelum melakukan running prediksi parameter constraint harus dimasukkan terlebih dahulu. Yaitu STL (surface liquid rate) maksimum 2000 bbl/day, bottom hole pressure minimum 200 psi dan STO (surface oil rate) 10 bbl/day dengan tindakan shut in untuk kedua sumur. Yang artinya apabila produksi minyak sudah dibawah 10 bbl/day, maka sumur tersebut akan ditutup karena asumsi dari economic limit. Pada skenario ini diperoleh kumulatif produksi minyak 63.737 MSTB dan faktor perolehan minyak 1 %. Kumulatif gas 5.3 BSCF dan faktor perolehan gas 47.08 %. Pada skenario 2 ini mendapatkan kumulatif produksi dan faktor perolehan minyak yang sedikit karena lapangan XY ini reservoir oil rim yang merupakan reservoir dengan lapisan minyak tipis serta banyaknya gas terproduksikan karena zona gas dibuka. Gas cap pada lapangan XY ini berperan penting untuk mengontrol tekanan reservoir. Sehingga apabila gas ikut terproduksikan maka tekanan reservoir menurun sehinnga minyak tidak dapat diproduksikan banyak ke permukaan, Pada skenario 3, dilakukan pembukaan sumur existing yaitu MR-1 dan MR-3 dengan laju alir gas stabil 2 mmscfd. Kedua sumur tersebut dibuka pada 1 Januari 2017 hingga 1 Januari 2035 (18 tahun). Sebelum melakukan running prediksi. Sebelum melakukan running prediksi parameter constraint harus dimasukkan terlebih dahulu. Yaitu STG (surface gas rate) maksimum 2 mmscfd, bottom hole pressure minimum 200 psi dan STG (surface gas rate) 0.5 mmscfd dengan tindakan shut in untuk kedua sumur.yang artinya apabila produksi gas

95 dibawah 0.5 mmscfd, maka sumur tersebut akan ditutup. Pada skenario ini diperoleh lajur alir gas stabil 2 mmscfd selama 48 bulan atau 4 tahun dengan kumulatif produksi gas 6.606 BSCF dan faktor perolehan gas 58.614 %. Pada skenario 4, dilakukan pembukaan sumur existing yaitu MR-1 dan MR-3 dengan laju alir gas stabil 4 mmscfd. Kedua sumur tersebut dibuka pada 1 Januari 2017 hingga 1 Januari 2035 (18 tahun). Sebelum melakukan running prediksi. Sebelum melakukan running prediksi parameter constraint harus dimasukkan terlebih dahulu. Yaitu STG (surface gas rate) maksimum 4 mmscfd, bottom hole pressure minimum 200 psi dan STG (surface gas rate) 0.5 mmscfd dengan tindakan shut in untuk kedua sumur.yang artinya apabila produksi gas dibawah 0.5 mmscfd, maka sumur tersebut akan ditutup. Pada skenario ini diperoleh lajur alir gas stabil 4 mmscfd selama 8 bulan atau 0.6 tahun dengan kumulatif produksi gas 6.609 BSCF dan faktor perolehan gas 58.64 %. Pada skenario 5, dilakukan pembukaan sumur existing yaitu MR-1 dan MR-3 dengan laju alir gas stabil 2 mmscfd. Kedua sumur tersebut dibuka pada 1 Januari 2017 hingga 1 Januari 2035 (18 tahun). Sebelum melakukan running prediksi. Sebelum melakukan running prediksi parameter constraint harus dimasukkan terlebih dahulu. Yaitu STG (surface gas rate) maksimum 6 mmscfd, bottom hole pressure minimum 200 psi dan STG (surface gas rate) 0.5 mmscfd dengan tindakan shut in untuk kedua sumur.yang artinya apabila produksi gas dibawah 0.5 mmscfd, maka sumur tersebut akan ditutup. Pada skenario ini diperoleh lajur alir gas stabil 6 mmscfd selama 3 bulan atau 0.25 tahun dengan kumulatif produksi gas 6.607 BSCF dan faktor perolehan gas 58.616 %.

96 Pada skenario 6 merupakan skenario 2 dengan penambahan 1 sumur baru (infill) dengan pembukaan di zona minyak dan gas. Sumur yang berpoduksi yaitu MR-1, MR-2 dan MR-3. Ketiga sumur tersebut dibuka pada 1 Janari 2017 hingga 1 Januari 2035 (18 tahun). Sebelum melakukan running prediksi parameter constraint harus dimasukkan terlebih dahulu. Yaitu STL (surface liquid rate) maksimum 2000 bbl/day, bottom hole pressure minimum 200 psi dan STO (surface oil rate) 10 bbl/day dengan tindakan shut in untuk ketiga sumur. Yang artinya apabila produksi minyak sudah dibawah 10 bbl/day, maka sumur tersebut akan ditutup karena asumsi economic limit. Pada skenario ini diperoleh kumulatif produksi minyak 25.365 MSTB dan faktor perolehan minyak 0.398 %. Kumlatif gas 2.675 BSCF dan faktor perolehan gas 23.73 %. Pada skenario 6 ini mendapatkan kumulatif produksi dan faktor perolehan minyak yang sedikit karena lapangan XY ini reservoir oil rim yang merupakan reservoir dengan lapisan minyak tipis serta banyaknya gas terproduksikan karena zona gas dibuka. Gas cap pada lapangan XY ini berperan penting untuk mengontrol tekanan reservoir. Sehingga apabila gas ikut terproduksikan maka tekanan reservoir menurun sehinnga minyak tidak dapat diproduksikan banyak ke permukaan, Pada skenario ini diperoleh kumulatif produksi minyak lebih kecil daripada skenario 1 yang hanya mengandalkan sumur existing sedangkan pada skenario ini telah ditambah sumur baru dengan harapan agar kumulatif produksi minyak bertambah. Dari hasil kumulatif produksi minyak ini, mengindikasikan bahwa penambahan sumur baru untuk memproduksikan minyak menimbulkan interferensi antar sumur produksi yang cenderung menurunkan kumulatif produksi minyak yang diperoleh.

97 Pada skenario 7 merupakan skenario 3 dengan penambahan sumur baru (infill) dengan pembukaan zona gas saja dengan laju alir gas stabil 2 mmscfd. Sumur yang berproduksi yaitu MR-1, MR-3 dan MR-4. Ketiga sumur tersebut dibuka pada 1 Januari 2017 hingga 1 Januari 2035 (18 tahun). Sebelum melakukan running prediksi parameter constraint harus dimasukkan terlebih dahulu. Yaitu STG (surface gas rate) maksimum 2 mmscfd, bottom hole pressure minimum 200 psi dan STG (surface gas rate) 0.5 mmscfd dengan tindakan shut in untuk ketiga sumur. Yang artinya apabila produksi gas dibawah 0.5 mmscfd, maka sumur tersebut akan ditutup. Pada skenario ini diperoleh laju alir gas stabil 2 mmscfd selama 102 bulan atau 8.5 tahun dengan kumulatif produksi gas 9.613 BSCF dan faktor perolehan gas 85.294 %. Pada skenario 8 merupakan skenario 4 dengan penambahan sumur baru (infill) dengan pembukaan zona gas saja dengan laju alir gas stabil 4 mmscfd. Sumur yang berproduksi yaitu MR-1, MR-3 dan MR-4. Ketiga sumur tersebut dibuka pada 1 Januari 2017 hingga 1 Januari 2035 (18 tahun). Sebelum melakukan running prediksi parameter constraint harus dimasukkan terlebih dahulu. Yaitu STG (surface gas rate) maksimum 4 mmscfd, bottom hole pressure minimum 200 psi dan STG (surface gas rate) 0.5 mmscfd dengan tindakan shut in untuk ketiga sumur. Yang artinya apabila produksi gas dibawah 0.5 mmscfd, maka sumur tersebut akan ditutup. Pada skenario ini diperoleh laju alir gas stabil 4 mmscfd selama 48 bulan atau 4 tahun dengan kumulatif produksi gas 9.575 BSCF dan faktor perolehan gas 84.955 %.

98 Pada skenario 9 merupakan skenario 5 dengan penambahan sumur baru (infill) dengan pembukaan zona gas saja dengan laju alir gas stabil 6 mmscfd. Sumur yang berproduksi yaitu MR-1, MR-3 dan MR-4. Ketiga sumur tersebut dibuka pada 1 Januari 2017 hingga 1 Januari 2035 (18 tahun). Sebelum melakukan running prediksi parameter constraint harus dimasukkan terlebih dahulu. Yaitu STG (surface gas rate) maksimum 6 mmscfd, bottom hole pressure minimum 200 psi dan STG (surface gas rate) 0.5 mmscfd dengan tindakan shut in untuk ketiga sumur. Yang artinya apabila produksi gas dibawah 0.5 mmscfd, maka sumur tersebut akan ditutup. Pada skenario ini diperoleh laju alir gas stabil 6 mmscfd selama 30 bulan atau 2.5 tahun dengan kumulatif produksi gas 9.567 BSCF dan faktor perolehan gas 84.885 %. Berdasarkan hasil prediksi variasi laju alir gas, apabila lajur alir gas stabil semakin kecil maka lifetime produksi gas nya semakin lama. Dari sembilan skenario prediksi yang telah dibuat, dilakukan 3 skenario mengoptimalkan produksi minyak dan 6 skenario mengoptimalkan produksi gas. Untuk mengoptimalkan produksi minyak, dipilih kumulatif produksi minyak dan faktor perolehan minyak terbesar. Maka dipilih skenario 1 dengan kumulatif produksi minyak 79.260 MSTB dan faktor perolehan minyak 1.24 %. Untuk mengoptimakan produksi gas, dipilih laju alir gas stabil terlama, kumulatif produksi gas terbesar dan faktor perolehan gas terbesar. Maka dipilih skenario 7 dengan laju alir stabil 2 mmscfd selama 102 bulan atau 8.5 tahun, kumulatif produksi gas 9.613 BSCF dan faktor perolehan gas 85.294 %.

99 Skenario 6 memiliki 1 sumur infiill namun tidak memiliki kumulatif produksi minyak dan faktor perolehan minyak lebih besar daripada skenario 1 dan 2 yang berfokus pada produksi minyak. Dari hasil kumulatif produksi minyak ini, mengindikasikan bahwa penambahan sumur baru untuk memproduksikan minyak menimbulkan interferensi antar sumur produksi yang cenderung menurunkan kumulatif produksi minyak yang diperoleh. Sehingga untuk lapangan XY diperlukan studi lanjut untuk memproduksikan gas agar dapat mengoptimalkan gas yang ada. Karena potensi gas pada lapangan XY ini besar dengan GIIP 11.244 BSCF dan mampu memproduksikan gas pada laju alir stabil 2 mmscfd selama 102 bulan atau 8.5 tahun hanya dengan menambahkan 1 sumur infill.