BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

dokumen-dokumen yang mirip
menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal

BAB I PENDAHULUAN. Alergi terjadi akibat adanya paparan alergen, salah satunya ovalbumin.

BAB I PENDAHULUAN. supaya tidak terserang oleh penyakit (Baratawidjaja, 2000). keganasan terutama yang melibatkan sistem limfatik (Widianto, 1987).

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yaitu terjadinya kerusakan jaringan tubuh sendiri (Subowo, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan nimba (Azadirachta indica A. Juss.) merupakan tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ketika tubuh terpajan oleh suatu antigen atau benda asing,

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Reaksi alergi dapat menyerang beberapa organ dan pada setiap kelompok usia.

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Sejak zaman

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. faktor seperti radiasi, senyawa kimia tertentu, dan virus. Faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. maupun negara berkembang. Dewasa ini para sarjana kedokteran telah

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan di Indonesia tepatnya Jakarta pusat didapatkan 25.5% anak yang

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

BAB I PENDAHULUAN. Mutagen (mutagene) adalah bahan yang dapat menginduksi. deoxyribonucleic acid (DNA) menjadi mutasi. Adapun yang dimaksud dengan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia telah menggunakan tumbuhan obat atau bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sehingga mampu menghadapi serangan zat asing seperti

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

PENGETAHUAN DASAR. Dr. Ariyati Yosi,

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. bijinya untuk asma, bronkitis, kusta, tuberkulosis, luka, sakit perut, diare, disentri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) adalah salah satu jenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi alergi terus meningkat mencapai 30-40% populasi

FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang

BAB 3 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

SISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, trombosit dan faktor pembekuan darah (Dewoto, 2007). dengan demikian dapat menghentikan perdarahan (Tan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. isolasi dari Streptomycespeucetius var. caesius. Doksorubisin telah digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kesakitandan angka kematian terutama pada negara

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit alergi sebagai reaksi hipersensitivitas tipe I klasik dapat terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia.

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari kolesterol total, trigliserida (TG), Low Density Lipoprotein (LDL) dan

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN. menolak dan tidak tahan terhadap zat-zat yang sebenarnya tidak berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat modern walaupun telah mendominasi dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

pengolahan, kecuali pengeringan. Standarisasi simplisia dibutuhkan karena kandungan kimia tanaman obat sangat bervariasi tergantung banyak faktor

SISTEM IMUN. ORGAN LIMFATIK PRIMER. ORGAN LIMFATIK SEKUNDER. LIMPA NODUS LIMFA TONSIL. SUMSUM TULANG BELAKANG KELENJAR TIMUS

upaya pengenalan, penelitian, pengujian dan pengembangan khasiat dan keamanan suatu tanaman obat (Wijayakusuma et al,1992). Pengalaman empiris di

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

BAB I PENDAHULUAN. keempat tertinggi setelah Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat (Siahaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

BAB I PENDAHULUAN. Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic

Immunology Pattern in Infant Born with Small for Gestational Age

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SOAL UTS IMUNOLOGI 1 MARET 2008 FARMASI BAHAN ALAM ANGKATAN 2006

BAB I PENDAHULUAN. Seiring proses penuaan mengakibatkan tubuh rentan terhadap penyakit. Integritas

Sistem Imun. Organ limfatik primer. Organ limfatik sekunder. Limpa Nodus limfa Tonsil. Sumsum tulang belakang Kelenjar timus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. digunakan sebagai alternatif pengobatan seperti kunyit, temulawak, daun sirih,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. (kurma). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran pola konsumsi pangan. Seiring dengan kemajuan zaman dan perbaikan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional akhir-akhir ini sangat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan obat tradisional telah lama digunakan diseluruh dunia dan menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal sebagai obat tradisional. Dukungan WHO terhadap konsep back to nature dibuktikan dengan adanya rekomendasi untuk menggunakan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit, terutama untuk penyakit infeksi yaitu sistem imun yang kurang baik, penyakit degenerative dan kanker (Sukandar, 2011). Alergi adalah suatu keadaan hipersensitivitas yang diinduksi oleh pajanan suatu antigen tertentu yang menimbulkan reaksi imunologi yang berbahaya pada pajanan berikutnya. World Allergy Organization (WAO) menunjukkan prevalensi alergi terus meningkatkan dengan angka 30-40% populasi dunia. Di Indonesia sendiri, walaupun belum ada angka pastinya, namun beberapa peneliti memperkirakan bahwa peningkatan kasus alergi di Indonesia mencapai 30% pertahunnya. Anak usia sekolah lebih 40% mempunyai 1 gejala alergi, 20% mempunyai asma, 6 juta mempunyai dermatitis (alergi kulit). Penderita hay fever lebih dari 9 juta orang (Anindya, 2013). Tubuh kita mempunyai suatu sistem khusus untuk melawan bermacammacam agen yang infeksius dan toksis. Sistem ini terdiri atas leukosit darah (sel darah putih) dan sel-sel jaringan yang berasal dari leukosit. Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh yang terdiri dari neutrofil, eusinofil, 1

basofil, monosit dan limfosit (Guyton, 2008). Leukosit sebagian dibentuk disumsum tulang untuk granulosit (neutrofil, eusinofil dan basofil) dan monosit serta sedikit limfosit, sebagian lagi dijaringan limfe untuk agranulosit (limfosit dan sel-sel plasma). Granulosit dan monosit melindungi tubuh terhadap organisme penyerang terutama dengan cara memakannya yaitu melalui fagositosis. Fungsi utama limfosit dan sel plasma terutama berhubungan dengan sistem imun yaitu produksi antibodi (Guyton, 2008). Sel neutrofil berperan dalam pertahanan awal imunitas nonspesifik terhadap infeksi bakteri, sel eusinofil berperan dalam respon terhadap penyakit parasitik dan alergi, sel basofil berperan dalam respon peradangan dan alergi, sel limfosit berperan dalam membentuk antibodi yang bersirkulasi dalam darah atau dalam sistem kekebalan seluler (Baratawidjaja dan Iris, 2004). Bila suatu protein asing (antigen) masuk berulang kali kedalam aliran darah seseorang berbakat hipersensitif, maka limfosit B akan membentuk antibodi dari tipe IgE, IgE akan mengikat diri pada membran mast sel tanpa menimbulkan gejala. Apabila kemudian antigen (alergen) yang sama atau yang mirip rumus bangunnya memasuki darah lagi, maka IgE akan mengenali dan mengikat diri padanya. Hasilnya adalah suatu reaksi alergi akibat pecahnya membran sel mast. Sejumlah zat perantara (mediator) dilepaskan yakni histamin bersama serotonin, bradikinin dan asam arachidonat yang kemudian diubah menjadi prostaglandin dan leukotrien. Zat zat itu menarik makrofag dan neutrofil (leukosit tertentu) ketempat infeksi untuk memusnakan penyerbu (Tan dan Rahardja, 2007). Salah satu tumbuhan yang berkhasiat obat adalah tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss.), suku Meliaceae, secara empiris telah dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu obat tradisional yang dapat mengatasi berbagai 2

macam penyakit seperti: keputihan, jerawat, cacingan, bisul, malaria, infeksi jamur dan alergi (Kardiman, 1999). Berdasarkan penelitian terdahulu Rafidah (1999), menyatakan bahwa daun nimba mengandung metabolit sekunder yaitu flavonoid, steroid/triterpenoid, tanin, glikosida dan saponin. Kandungan kimianya yaitu Azadirachtin, epicatechin, catechin, meliantriol, dan salanin (Biswas, 2002). Berdasarkan penelitian terdahulu Setyani (2012), menyatakan bahwa daun nimba dapat menurunkan jumlah limfosit mencit yang telah diberi ovalbumin. Alergi terjadi melalui tahap-tahap aktivasi sel-sel imunokompeten, aktivasi sel-sel struktural, dan aktivasi sel-sel mast, eusinofil dan basofil, reaksi mediator dengan target organ dan tahap timbulnya gejala (Kapsenberg dan Kalinski, 2003). Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan uji karaktersisasi simplisia dan uji efektivitas antialergi ekstrak etanol daun nimba (EEDN) terhadap mencit dan diinduksi dengan ovalbumin. Pemberian ekstrak etanol daun nimba (EEDN) sebagai antialergi pada mencit dapat meningkatkan sistem imun, apabila diberi ovalbumin jumlah total leukosit dan diferensial leukosit mencit tetap dalam keadaan normal, sehingga dapat dinyatakan bahwa ekstrak etanol daun nimba mempunyai efektivitas sebagai antialergi. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah: a. apakah simplisia daun nimba dapat ditentukan karakteristiknya? b. apakah ekstrak etanol daun nimba mempunyai efek sebagai antialergi pada mencit yang diinduksi dengan ovalbumin? 3

1.3 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah: a. karakteristik simplisia daun nimba dapat ditentukan dengan menggunakan prosedur karakterisasi simplisia pada Materia Medika Indonesia dan World Health Organization b. ekstrak etanol daun nimba mempunyai efek sebagai antialergi pada mencit yang diinduksi dengan ovalbumin. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan hipotesis diatas, maka tujuan pada penelitian ini adalah: a. untuk mengetahui karakteristik simplisia daun nimba. b. untuk mengetahui efek antialergi ekstrak daun nimba pada mencit yang diinduksi dengan ovalbumin. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pengembangan obat tradisional khususnya daun nimba sebagai antialergi dan untuk meningkatkan daya dan hasil guna dari daun nimba. 1.6 Kerangka Pikir Subjek dalam penelitian adalah mencit jantan. Untuk menginduksi terjadinya alergi diberikan ovalbumin 50%, terdapat 3 variabel bebas yaitu EEDN 0,25% dengan dosis 50 mg/kg bb, EEDN 0,5% dengan dosis 100 mg/kg bb dan EEDN 1% dengan dosis 200 mg/kg bb, blanko sebagai kontrol positif. Variabel 4

terikat dalam penelitian adalah karakteristik simplisia daun nimba serta efek antialergi pada leukosit dan diferensial mencit jantan (Gambar 1.1). Variable bebas Variabel terikat Parameter Daun nimba Karakteristik Simplisia daun nimba Makroskopik Mikroskopik Penetapan Kadar air Kadar sari yang larut dalam air Kadar sari yang larut dalam etanol Kadar abu total Kadar abu yang tidak larut dalam asam Ekstrak etanol daun nimba EEDN 0,25 % 50 mg/kg bb + ovalbumin EEDN 0,5 % 100 mg/kg bb + ovalbumin EEDN 1 % 200 mg/kg bb + ovalbumin Blanko Leukosit dan diferensial leukosit Persen penurunan leukosit total dan diferensial leukosit: - limfosit - monosit - neutrofil - eusinofil - basofil Ovalbumin Gambar 1.1 Skema kerangka pikir penelitian 5