Pengaruh Kombinasi Susu dengan Air Kelapa

dokumen-dokumen yang mirip
bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

BAB III MATERI DAN METODE

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

VARIASI PENAMBAHAN SUSU SKIM TERHADAP MUTU COCOGHURT MENGGUNAKAN Enterococcus faecalis UP 11 YANG DIISOLASI DARI TEMPOYAK. Riau.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

III. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

III. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 sampai dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yoghurt merupakan produk yang diperoleh dari fermentasi susu dan atau

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT, NILAI ph DAN SIFAT ORGANOLEPTIK DRINK YOGHURT DARI SUSU SAPI YANG DIPERKAYA DENGAN EKSTRAK BUAH MANGGA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

METODE Lokasi dan Waktu Materi

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

BAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani

III. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Teknobiologi Pangan dan

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

Pendahuluan Buah kelapa merupakan komoditas pangan yang mudah didapatkan di Indonesia. Penyebaran buah kelapa merata di seluruh daerah Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

III. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III MATERI DAN METODE. Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Analisis sampel dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Bahan baku utama yang digunakan adalah daging kelapa yang masih. segar dan belum banyak kehilangan kandungan air. Sedangkan bahan baku

BAB III METODA PENELITIAN. Rancangan analisis data pada penelitian ini menggunakan faktorial dalam

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1) Bahan utama adalah daging kelinci sebanyak 1 kilogram yang diperoleh

PENGARUH PENAMBAHAN JUS BUAH NAGA MERAH (Hylocereuz polyrhizus) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS ORGANOLEPTIK, KIMIA DAN FISIK YOGHURT SUSU SAPI

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

Prosedur pembuatan suspensi alginat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

Transkripsi:

Research Note PENGARUH KOMBINASI SUSU DENGAN AIR KELAPA TERHADAP TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL), TOTAL GULA DAN KEASAMAN DRINK YOGHURT K. E. D. Kumalasari, Nurwantoro, S. Mulyani ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi susu dengan air kelapa terhadap total BAL, total gula dan keasaman drink yoghurt. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober- November 2011 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro, Semarang. Bahan yang digunakan adalah susu segar encer (BK 8,42%) sebanyak 10 liter, kultur starter (L. bulgaricus dan S. thermophillus), air kelapa dengan ketebalan daging buah 0,8 sampai 1,0 cm. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 perlakuan dengan 4 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5% dan dilanjutkan dengan Uji Wilayah Ganda Duncan. Hasil sidik ragam menunjukkan perlakuan kombinasi susu dengan air kelapa menunjukkan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap total BAL, total gula dan keasaman. Total BAL drink yoghurt menurun dari T 0 sampai T 4 dengan nilai rerata antara 5,7 10 6 CFU/ml s.d. 1,6 10 6 CFU/ml; total gula meningkat dari T 0 sampai T 4 dengan nilai rerata antara 3,174% s.d. 4,005% dan keasaman menurun dari T 0 sampai T 4 dengan nilai rerata antara 0,761% s.d. 0,682%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar kombinasi susu dengan air kelapa pada drink yoghurt maka semakin rendah total BAL dan keasaman serta total gula yang semakin meningkat. Kata kunci : drink yoghurt, total BAL, total gula dan keasaman. PENDAHULUAN Susu merupakan salah satu hasil ternak yang mengandung nutrien yang diperlukan oleh tubuh antara lain lemak, protein, laktosa, mineral dan vitamin yang mudah dicerna oleh tubuh manusia. Susu merupakan media tumbuh yang baik untuk mikroorganisme sehingga susu mudah rusak (perishable food), maka diperlukan suatu upaya untuk mencegah kerusakan yaitu dengan cara pengolahan dan pengawetan. Khususnya untuk susu encer dengan kadar bahan kering sekitar 8,42%. Salah satu bentuk pemanfaatan susu encer adalah dengan diolah menjadi drink yoghurt. Yoghurt merupakan produk hasil fermentasi susu dengan menggunakan Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus sebagai starternya. Sebagai akibat dari inokulasi kedua starter tersebut dimungkinkan terjadinya degradasi laktosa dan produksi asam laktat yang berakibat pada penurunan ph dan terbentuknya gumpalan yoghurt (Indratininingsih et al., 2004). Kadang- kadang yoghurt kurang disukai oleh masyarakat karena sifatnya yang asam dan kental. Hal tersebut dapat diatasi dengan mengkombinasikan susu dengan air kelapa dalam pembuatan yoghurt untuk mengencerkan yoghurt, Dikirim 23/2/2012, diterima 2/4/2012. Penulis K. E. D. Kumalasari, Nurwantoro, dan S. Mulyani adalah dari Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia. Kontak langsung melalui email: kardinaenny.diankumalasari@gmail.com. karena sebagian besar kandungannya berupa air. Selain itu, air kelapa juga mengandung gula yaitu glukosa, fruktosa dan sukrosa (Fardiaz et al., 1996). Glukosa dan fruktosa yang terkandung dalam air kelapa merupakan gula sederhana (monosakarida) sehingga lebih mudah dimanfaatkan BAL. Kandungan sukrosa dalam air kelapa dapat membantu meningkatkan total gula drink yoghurt. Pemanfaatan air kelapa masih terbatas pada pembuatan nata de coco dan belum dimanfaatkan untuk produk lain. Padahal air kelapa memiliki komposisi gizi yang baik, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku minuman sehat (Rindengan et al., 2007). Kombinasi susu dengan air kelapa pada pembuatan drink yoghurt diharapkan dapat membuat yoghurt menjadi encer (drink yoghurt), mengurangi keasaman, meningkatkan total gula dan nilai fungsional dari drink yoghurt tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi susu dengan air kelapa terhadap total BAL, total gula dan keasaman drink yoghurt. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan suatu alternatif dalam pembuatan drink yoghurt, diversifikasi pangan serta memanfaatkan sumber bahan pangan lain yang memiliki kandungan nutrien yang berbeda sehingga dapat saling melengkapi. MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Pengaruh Kombinasi 48

Susu dengan Air Kelapa terhadap Total Bakteri Asam Laktat (BAL), Total Gula dan Keasaman Drink Yoghurt ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2011 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro, Materi Bahan yang digunakan dalam pembuatan drink yoghurt adalah susu segar encer (BK 8,42%) sebanyak 10 liter, kultur starter (L. bulgaricus dan S. thermophillus) dan air kelapa dengan ketebalan daging buah 0,8 sampai 1,0 cm. Bahan yang digunakan dalam pembuatan starter drink yoghurt adalah air steril, bibit yoghurt (L. bulgaricus dan S. thermophillus) dan susu ultra high temperature (UHT). Bahan yang digunakan pada uji total BAL antara lain aquades dan medium de Man Ragosa and Sharpe (MRS) agar. Bahan yang digunakan dalam uji total gula antara lain larutan fenol 5% dalam air, H 2 SO 4 95,5% dengan berat jenis 1,84 dan larutan glukosa standar. Bahan yang digunakan pada uji keasaman antara lain fenolftalein (PP) 1% dan NaOH 0,1 N. Alat yang digunakan pada pembuatan drink yoghurt adalah inkubator, refrigerator, termometer, panci, spatula, alumunium foil, bunsen, toples dan gelas ukur. Alat yang digunakan dalam pembuatan starter drink yoghurt yaitu autoklaf, erlemeyer, timbangan, inkubator, bunsen, kapas, alumunium foil dan refrigerator. Alat yang digunakan pada uji total BAL antara lain tabung reaksi, cawan petri, pipet volume, penghisap, oven, autoklaf dan inkubator. Alat yang digunakan pada uji total gula antara lain spektrofotometer, penangas air suhu dipertahankan 25 o C dan pipet. Alat yang digunakan pada uji keasaman antara lain erlemeyer, biuret, statif, pipet, beker glass dan corong. Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian disiapkan terlebih dahulu. Kegiatan ini meliputi sterilisasi alat dan persiapan bahan sesuai komposisinya. Sterilisasi peralatan dengan menggunakan air dengan suhu 100 o C dengan cara mencelupkan alat- alat yang akan digunakan selama 15 menit dan menutup semua lubang dengan alumunium foil supaya tidak terjadi kontaminasi. Semua bahan ditimbang sesuai dengan komposisi perlakuan. Meja yang akan digunakan untuk proses pembuatan drink yoghurt disemprot dengan alkohol 70%. Metode Pembuatan Starter Kerja Pembuatan starter kerja dimulai dengan menimbang bibit serbuk yoghurt sebanyak 2 g, dimasukkan ke dalam erlemeyer dan ditambahkan air steril sebanyak 7 ml. Larutan tersebut dikocok dengan hati- hati hingga homogen. Dimasukkan ke dalam inkubator selama 8 jam pada suhu 43 o C. Kemudian bibit cair yoghurt tersebut ditambahkan susu UHT sebanyak 45 ml dan diinkubasi lagi selama 6 jam pada susu 43 o C. Setelah inkubasi selesai, bibit cair yoghurt dibiakkan lagi menjadi starter kerja yoghurt ke dalam susu UHT sebanyak 500 ml dan diinkubasi selama 6 jam pada suhu 43 o C. Metode Pembuatan Drink Yoghurt Pembuatan drink yoghurt dimulai dengan mengukur volume susu segar dan mengukur volume air kelapa yang dibutuhkan sesuai perlakuan. Susu dan air kelapa tersebut dimasukkan dalam panci dan kemudian dicampur sampai homogen dengan menggunakan spatula. Langkah selanjutnya adalah melakukan pasteurisasi pada suhu 80 o C selama 15 menit sambil mengaduk- aduknya dengan menggunakan spatula untuk mencegah pengendapan larutan. Setelah dipasteurisasi, kombinasi susu dengan air kelapa dimasukkan ke dalam toples dan ditutup menggunakan aluminium foil untuk mencegah kontaminasi dan didinginkan hingga suhunya mencapai 43 o C, kemudian diinokulasi dengan memberikan starter sebanyak 3% dari volume susu dengan kepadatan 10 7 CFU/ml. Selanjutnya susu diinkubasi di inkubator pada suhu 43 o C selama 4 jam sampai keasaman 0,7-0,9%. Drink yoghurt yang sudah jadi disimpan dalam refrigerator yang bersuhu 5 o C. Metode Pengujian Total BAL Pengujian total BAL dilakukan dengan menggunakan metode hitungan cawan (Fardiaz, 1993). Metode yang digunakan yaitu dari pengenceran yang dikehendaki, sampel diambil sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri menggunakan pipet 1 ml. Kemudian ke dalam cawan tersebut dimasukkan medium MRS agar steril yang telah didinginkan sampai suhu 50 o C sebanyak 15 ml. Selama penuangan medium, tutup cawan tidak boleh dibuka terlalu lebar untuk mengurangi kontaminasi dari luar. Segera setelah penuangan, cawan petri digerakkan di atas meja secara hati- hati untuk menyebarkan sel- sel bakteri asam laktat secara merata, yaitu digerakkan melingkar, setelah agar memadat, cawan- cawan tersebut dapat diinkubasi di dalam inkubator dengan posisi terbalik. Metode Pengujian Total Gula Metode pengujian total gula adalah metode fenol dengan menggunakan spektrofotometer. Menurut Apriyantono et al. (1989), cara kerja yang 49

dilakukan pertama kali yaitu membuat kurva standar. Membuat larutan gula standar dengan konsentrasi 0, 10, 20, 30, 40 dan 60 mg/100 ml. Ditambahkan 1 ml larutan fenol 5% dan dikocok. Selanjutnya ditambahkan dengan cepat 5 ml larutan H 2 SO 4 pekat dengan cara menuangkan secara tegak lurus ke permukaan larutan, kemudian dibiarkan selama 10 menit, lalu dikocok dan ditempatkan dalam penangas air selama 15 menit. Absorbans diukur pada spektrofotometer (490 nm) dan membuat kurva standar yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi glukosa dan Optical Density (OD). Setelah itu, kemudian menentukan total gula pada sampel dengan cara yang sama seperti pada penyiapan kurva standar. Sampel yang diukur harus dalam keadaan jernih, jika dijumpai sampel yang keruh dilakukan penjernihan dengan menggunakan Pb Asetat. Total Gula (%) = ( /10.000) G Keterangan : x = Absorbansi G = Berat sampel (g) Metode Pengujian Keasaman Pengujian keasaman dilakukan dengan menghitung kadar asam setara asam laktat dengan metode titrasi (Hadiwiyoto, 1994). Drink yoghurt yang akan diukur keasamannya diambil sampelnya sebanyak 20 ml untuk dititrasi. Sebelum dititrasi sampel ditetesi fenolftalin (PP) 1% sebanyak 2 tetes, setelah itu sampel dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai terlihat warna merah muda konstan. Perhitungan kadar asam dilakukan dengan rumus : Kadar asam = [(V 1 N B)/( V 2 1000 )] 100% Keterangan: V 1 = Volume NaOH (ml) V 2 = Volume sampel (ml) N = Normalitas NaOH (0,1 N) B = Berat molekul asam laktat (90) Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) 5 perlakuan dengan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan pada sampel uji dapat dituliskan sebagai berikut: T 0 = Kombinasi susu dengan 0% (v/v) air kelapa T 1 = Kombinasi susu dengan 15% (v/v) air kelapa T 2 = Kombinasi susu dengan 30% (v/v) air kelapa T 3 = Kombinasi susu dengan 45% (v/v) air kelapa T 4 = Kombinasi susu dengan 60% (v/v) air kelapa Analisis Data Jika terdapat pengaruh antara perlakuan (H 1 diterima), total BAL, total gula dan keasaman maka dilanjutkan dengan Uji Wilayah Ganda Duncan taraf 5% (Gomez dan Gomez, 1995). HASIL DAN PEMBAHASAN Total BAL Drink Yoghurt Hasil analisis pada Tabel 1. menunjukkan bahwa rerata total BAL drink yoghurt (CFU/ml) pada T 0 dengan tanpa kombinasi susu dengan air kelapa sebesar 5,7 10 6 ; T 1 dengan kombinasi susu dengan 15% air kelapa sebesar 4,0 10 6 ; T 2 dengan kombinasi susu dengan 30% air kelapa sebesar 2,5 10 6 ; T 3 dengan kombinasi susu dengan 45% air kelapa sebesar 3,6 10 6 ; dan T 4 dengan kombinasi susu dengan 60% air kelapa sebesar 1,6 10 6. Hasil analisis ragam, perlakuan kombinasi susu dengan air kelapa menunjukkan terdapat pengaruh nyata (P<0,05) terhadap total BAL drink yoghurt. Analisis lebih lanjut menggunakan Uji Wilayah Ganda Duncan menunjukkan bahwa T 0 berbeda nyata (P<0,05) dengan T 1, T 2, T 3 dan T 4. T 1 berbeda nyata (P<0,05) dengan T 0 dan T 4, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan T 2 dan T 3. T 2 berbeda nyata (P<0,05) dengan T 0 dengan T 4, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan T 1 dan T 3. T 3 berbeda nyata (P<0,05) dengan T 0 dan T 4, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan T 1 dan T 2. T 4 berbeda nyata (P<0,05) dengan T 0, T 1, T 2 dan T 3. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa dengan kombinasi susu dengan (0%, 15%, 30%, 45% dan 60%) air kelapa pada drink yoghurt memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap total BAL karena semakin besar kombinasi susu dengan air kelapa maka semakin rendah pula total BAL dalam drink yoghurt. Total BAL drink yoghurt dengan kombinasi susu dengan air kelapa tidak sesuai dengan standar kualitas total BAL yoghurt karena yoghurt yang baik memiliki standar total BAL minimal 10 7 CFU/ml. Hal tersebut tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 2981:2009, bahwa jumlah minimal total BAL yang terdapat pada yoghurt adalah 10 7 CFU/ml. Bakteri asam laktat drink yoghurt tidak mampu mencapai pertumbuhan maksimal sehingga total BAL yang diperoleh dibawah standar total BAL yoghurt. Sel- sel BAL mampu tumbuh dan membelah diri secara eksponensial sampai jumlah maksimum yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan nutrisi di dalam media. Bakteri asam laktat kurang bisa memanfaatkan gula dalam air kelapa sehingga sumber utama gula yang digunakan untuk pertumbuhan BAL adalah dari gula susu (laktosa). Semakin besar 50

persentase kombinasi susu dengan air kelapa yang digunakan maka semakin sedikit pula BAL bisa memanfaatkan gula susu dalam proses fermentasi drink yoghurt ditambah dengan kadar bahan kering susu yang rendah yaitu sekitar 8,42%, sehingga total BAL yang diperoleh semakin rendah. Hal ini dapat diduga dari hasil total gula drink yoghurt yang semakin besar kombinasi susu dengan air kelapa maka semakin tinggi total gula drink yoghurt (Tabel 2). Adanya peningkatan total gula dapat diasumsikan bahwa gula pada air kelapa kurang dimanfaatkan oleh BAL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar kombinasi susu dengan air kelapa pada drink yoghurt, maka semakin rendah total BAL yang diperoleh. Air kelapa mengandung gula sederhana (glukosa dan fruktosa) yang dapat dimanfaatkan BAL. Tetapi hasil penambahan gula sederhana dari air kelapa belum mampu menstimulasi pertumbuhan BAL, bisa jadi BAL hanya bisa memanfaatkan gula yang berasal dari susu atau bisa dikatakan BAL dapat mencapai aktivitas maksimal jika menggunakan media susu. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunarlim (2009) yang menyatakan bahwa, Komponen yang paling berperan selama proses fermentasi BAL adalah laktosa. Laktosa digunakan oleh BAL sebagai sumber karbon dan energi dengan hasil metabolismenya adalah asam laktat yang menyebabkan ph susu turun. Tabel 1. Total BAL Drink Yoghurt dengan Kombinasi Susu dengan Air Kelapa. Ulangan U 1 U 2 U 3 U 4 Total BAL T 0 T 1 T 2 T 3 5,2 10 6 4,3 10 6 7,1 10 6 6,2 10 6 - - - - - - - - - - (CFU/ml)- - - - - - - - - - - 2,9 10 6 2,5 10 6 2,8 10 6 2,5 10 6 3,0 10 6 2,3 10 6 7,3 10 6 2,8 10 6 3,0 10 6 3,6 10 6 4,0 10 6 3,7 10 6 T 4 1,8 10 6 1,8 10 6 1,6 10 6 1,4 10 6 Rata- rata 5,7 10 6a 4,0 10 6b 2,5 10 6b 3,6 10 6b 1,6 10 6c Keterangan : Superskrip huruf kecil yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). Tabel 2. Total Gula Drink Yoghurt dengan Kombinasi Susu dengan Air Kelapa. Ulangan U 1 U 2 U 3 U 4 Total Gula T 0 T 1 T 2 T 3 3,184 3,183 3,183 3,145 - - - - - - - - - - (%)- - - - - - - - - - - 3,846 3,828 3,887 3,847 3,827 3,886 3,866 3,928 3,807 3,906 3,928 3,888 T 4 4,010 4,009 4,032 3,968 Rata- rata 3,174 c 3,852 b 3,877 b 3,882 b 4,005 a Keterangan : Superskrip huruf kecil yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). Tabel 3. Keasaman Drink Yoghurt dengan Kombinasi Susu dengan Air Kelapa. Ulangan U 1 U 2 U 3 U 4 Keasaman T 0 T 1 T 2 T 3 0,799 0,765 0,774 0,706 - - - - - - - - - - (%)- - - - - - - - - - - 0,749 0,702 0,801 0,907 0,855 0,871 0,752 0,808 0,819 0,754 0,794 0,774 T 4 0,686 0,646 0,695 0,702 Rata- rata 0,761 ab 0,790 a 0,822 a 0,785 a 0,682 b Keterangan : Superskrip huruf kecil yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). Total Gula Drink Yoghurt Data penelitian total gula drink yoghurt dengan kombinasi susu dengan air kelapa dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil analisis pada Tabel 2. menunjukkan bahwa rerata total gula drink yoghurt (%) pada T 0 dengan tanpa kombinasi susu dengan air kelapa 51

sebesar 3,174; T 1 dengan kombinasi susu dengan 15% air kelapa sebesar 3,852; T 2 dengan kombinasi susu dengan 30% air kelapa sebesar 3,877; T 3 dengan kombinasi susu dengan 45% air kelapa sebesar 3,882; dan T 4 dengan kombinasi susu dengan 60% air kelapa sebesar 4,005. Hasil analisis ragam, perlakuan dengan kombinasi susu dengan air kelapa menunjukkan terdapat pengaruh nyata (P<0,05) terhadap total gula drink yoghurt. Analisis lebih lanjut menggunakan Uji Wilayah Ganda Duncan menunjukkan bahwa T 0 berbeda nyata (P<0,05) dengan T 1, T 2, T 3 dan T 4. T 1 berbeda nyata (P<0,05) dengan T 0 dan T 4, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan T 2 dan T 3. T 2 berbeda nyata (P<0,05) dengan T 0 dengan T 4, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan T 1 dan T 3. T 3 berbeda nyata (P<0,05) dengan T 0 dan T 4, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan T 1 dan T 2. T 4 berbeda nyata (P<0,05) dengan T 0, T 1, T 2 dan T 3. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa dengan kombinasi susu dengan (0%, 15%, 30%, 45% dan 60%) air kelapa pada drink yoghurt memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap total gula karena semakin besar kombinasi susu dengan air kelapa pada drink yoghurt, maka semakin tinggi total gula yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi susu dengan air kelapa dapat meningkatkan total gula pada drink yoghurt. Kandungan gula air kelapa sekitar 3,9% sedangkan total gula susu segar sekitar 3,5%, dalam analisis total gula penelitian. Hal ini dapat menjadi penyebab utama meningkatnya total gula drink yoghurt karena selain dari gula susu drink yoghurt mendapatkan tambahan gula dari air kelapa yang diketahui lebih besar presentasenya daripada gula susu. Gula yang dimaksud disini adalah meliputi gula pereduksi dan gula non pereduksi. Gula pereduksi yang terdapat dalam air kelapa adalah glukosa dan fruktosa yang indikasinya dapat dimanfaatkan oleh BAL dan gula non pereduksinya adalah sukrosa, sedangkan pada susu segar hanya terkandung laktosa yang termasuk gula pereduksi. Jadi, pada drink yoghurt diasumsikan total gula yang terkandung didalamnya meliputi laktosa, glukosa, fruktosa, galaktosa dan sukrosa dari susu segar dan air kelapa. Hal ini sesuai dengan pendapat Apriyantono et al. (1989) yang menyatakan bahwa, total gula merupakan jumlah dari gula pereduksi dan non pereduksi. Menurut Winarno (2000), contoh gula pereduksi adalah glukosa, fruktosa dan laktosa, sedangkan gula non pereduksi misalnya adalah sukrosa. Ada tidaknya sifat pereduksi dari suatu molekul gula ditentukan oleh ada tidaknya gugus hidroksil (- OH) bebas yang reaktif. Gula pereduksi adalah gula- gula yang mengandung gugus aldehid (- CHO) atau gugus keton (CO). Keasaman Drink Yoghurt Data penelitian keasaman drink yoghurt dengan kombinasi susu dengan air kelapa dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil analisis pada Tabel 3. menunjukkan bahwa rerata keasaman drink yoghurt (%) pada T 0 dengan tanpa kombinasi susu dengan air kelapa sebesar 0,761; T 1 dengan kombinasi susu dengan 15% air kelapa sebesar 0,790; T 2 dengan kombinasi susu dengan 30% air kelapa sebesar 0,822; T 3 dengan kombinasi susu dengan 45% air kelapa sebesar 0,785; dan T 4 dengan kombinasi susu dengan 60% air kelapa sebesar 0,682. Hasil analisis ragam, perlakuan dengan kombinasi susu dengan air kelapa menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata (P<0,05) terhadap keasaman drink yoghurt. Analisis lebih lanjut menggunakan Uji Wilayah Ganda Duncan menunjukkan bahwa T 0 tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan T 1, T 2, T 3 dan T 4. T 1 berbeda nyata (P<0,05) dengan T 4, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan T 0, T 1, T 2 dan T 3. T 2 berbeda nyata (P<0,05) dengan T 4, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan T 0, T 1 dan T 3. T 3 berbeda nyata (P<0,05) dengan T 4, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan T 0, T 1 dan T 2. T 4 berbeda nyata (P<0,05) dengan T 1, T 2 dan T 3, tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan T 0. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa dengan kombinasi susu dengan (0%, 15%, 30%, 45% dan 60%) air kelapa pada drink yoghurt memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap keasaman karena semakin besar kombinasi susu dengan air kelapa mengakibatkan keasaman drink yoghurt menurun. Keasaman drink yoghurt sesuai dengan standar kualitas karena keasaman yoghurt yang baik yaitu sekitar 0,7-0,9%. Hal ini sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 2981:2009 yang menyatakan bahwa keasaman yoghurt berkisar 0,5-2,0%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kombinasi susu dengan air kelapa berpengaruh terhadap keasaman drink yoghurt. Semakin besar kombinasi susu dengan air kelapa maka semakin rendah keasaman drink yoghurt. Hal ini disebabkan BAL kurang mampu memanfaatkan gula dari air kelapa untuk memproduksi asam, sehingga semakin kecil persentase susu maka BAL juga hanya bisa memanfaatkan sedikit gula susu untuk memproduksi asam yang mengakibatkan penurunan keasaman drink yoghurt. Hal ini dapat diduga dari hasil total BAL drink yoghurt yang semakin besar kombinasi susu dengan air 52

kelapa maka semakin rendah total BAL drink yoghurt (Tabel 1). Adanya penurunan total BAL dapat diasumsikan bahwa aktivitas BAL semakin rendah maka keasaman akan semakin rendah pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Astawan (2008) yang menyatakan bahwa, proses fermentasi pada pembuatan yoghurt pada prinsipnya menguraikan laktosa (gula susu) menjadi asam laktat dan berbagai komponen aroma dan citarasa. Semakin banyak dan semakin mampu bakteri memproduksi asam laktat, maka semakin tinggi asam yang terbentuk. Menurut Gad et al. (2010), aktifitas BAL akan mempengaruhi tingkat keasaman yoghurt karena produk metabolit yang berupa asam laktat. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa drink yoghurt dengan kombinasi susu dengan (0%, 15%, 30%, 45% dan 60%) air kelapa berpengaruh terhadap total BAL, total gula dan keasaman. Semakin besar kombinasi susu dengan air kelapa pada drink yoghurt, maka semakin menurun total BAL dan keasaman serta meningkatkan total gula pada drink yoghurt (pada susu dengan BK 8,24%). DAFTAR PUSTAKA Apriyantono, A., D. Fardiaz, N. L. Puspitasari, Sedarnawi dan S. Budiyanto.1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Bogor. Astawan, M. 2008. Sehat dengan Hidangan Hewani. Penebar Swadaya, Jakarta. Fardiaz, S. 1993. Analisis Mirobiologi Pangan. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Fardiaz, S., E. D. Nuraeni dan H. Kusumaningrum. 1996. Pemanfaatan Air Kelapa untuk Produksi Minuman Sehat Antidiare Melalui Proses Fermentasi Laktat. Buletin, Teknik dan Industri Pangan. 7 (2) : 47-53. Gad, A.S., A.M. Kholif and A.F. Sayed, 2010. Evaluation of the Nutritional Value of Functional Yogurt Resulting from Combination of Date Palm Syrup and Skim Milk. Am. J. Food Technol. 5: 250-259. Gomez, K. A dan A. A. Gomez. 1995. Prosedur Statistika Untuk Penelitian Pertanian. Universitas Indonesia Press, Jakarta (Diterjemahkan oleh Syamsuddin dan S Baharsyah). Hadiwiyoto, S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Liberty. Yogyakarta. Indratininingsih, Widodo, S. I. O. Salasia dan E. Wahyuni. 2004. Produksi Yoghurt Shiitake (Yoshitake) Sebagai Pangan Kesehatan Berbasis Susu. J. Teknol. dan Industri Pangan. 15 (1) : 54-60. Rindengan, B., S. Karouw, J. Towaha dan R. Hutapea. 2007. Pengaruh Perbandingan Air Kelapa dan Penambahan Daging Kelapa Muda serta Lama Penyimpanan Terhadap Serbuk Minuman Kelapa. Jurnal Littri. 13 (12) : 73 80. Sunarlim, R. 2009. Potensi Lactobacillus, Sp Asal dari Dadih sebagai Starter pada Pembuatan Susu Fermentasi Khas Indonesia. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian. 5 : 69-76. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI). 2009. SNI 2981:2009. Yogurt. Badan Standardisasi Nasional (BSN), Jakarta. Winarno, F. G. 2000. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 53