PENGUJIAN EFEKTIVITAS PUPUK HAYATI PH-E TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MIKROBA KONSORSIA Azotobacter sp. dan Pseudomonas sp. TERHADAP HASIL CAISIM PADA TANAH MASAM ULTISOL JASINGA

PENGARUH INOKULASI PUPUK HAYATI CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL CAISIM (BRASSICA RAPPA) PADA TANAH ULTISOL

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah pada Aplikasi Pupuk Hayati Berbasis Rhizobium dengan Berbagai Dosis Pupuk Nitrogen di Tanah Inceptisol Bogor

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan. daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006).

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

Deskripsi FORMULA PUPUK HAYATI TANAMAN KEDELAI

Soilrens, Volume 14 No.2 Tahun 2016

Pengaruh Silikat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah pada Tanah Ultisol

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

VI. KELAYAKAN TANAH UNTUK APLIKASI PUPUK HAYATI

Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati

TERM OF REFFERENCE (TOR) PENINGKATAN SERAPAN HARA, PENGISIAN TONGKOL, DAN PENCEGAHAN SERANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian Organik

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KANDUNGAN HORMON IAA, SERAPAN HARA, DAN PERTUMBUHAN BEBERAPA TANAMAN BUDI DAYA SEBAGAI RESPON TERHADAP APLIKASI PUPUK BIOLOGI SIGIT TRI WIBOWO

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

Agrium, April 2011 Volume 16 No 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL PERCOBAAN. C N C/N P K Ca Mg ph Cu Zn Mn (%) (%) ppm Kompos 9,5 0,5 18,3 0,5 0,8 0,6 0,2 7,2 41,9 92,4 921,8 Kompos diperkaya

BAB I PENDAHULUAN. serangan hama karena buahnya yang berupa polong berada dalam tanah.

LAMPIRAN. Jumlah mikroba (CFU/ml) penyusun pupuk hayati (Biofertilizer) pada media selektif

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

PENGARUH PUPUK HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI PADA TANAH ULTISOLS KABUPATEN SERANG DI RUMAH KACA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tiram (Pleurotus ostreatus) berupa jumlah tubuh buah dalam satu rumpun dan

PENGARUH PUPUK NPK MAJEMUK TERHADAP HASIL PADI VARIETAS CIHERANG DAN SIFAT KIMIA TANAH INCEPTISOL, BOGOR

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR TANGGAL I. METODE PENGUJIAN EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK

TEKNIK APLIKASI PUPUK MIKROBA PADA KACANG TANAH DI LAHAN KERING IKLIM KERING SEMIN, GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA.

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

Ainun Masfufah, Agus Supriyanto, Tini Surtiningsih Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

I. METODE PENGUJIAN EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK

ABSTRACT. APLIKASI BEBERAPA JENIS COMPOST TEA TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH MIKROORGANISME TANAH INCEPTISOL, PRODUKSI DAN KUALITAS SAWI (Brassica juncea)

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

I. PENDAHULUAN. Saat ini kelangkaan pupuk menjadi suatu masalah di Indonesia. Harga pupuk

Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ A0 T1 20,75 27,46 38,59 86,80 28,93 T2 12,98 12,99 21,46 47,43 15,81 T3 16,71 18,85 17,90 53,46 17,82

I. PENDAHULUAN. pangan masyarakat antara lain dengan penganekaragaman pola makan sehari-hari

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANONITROFOS DAN PUPUK KIMIA TERHADAP SERAPAN HARA DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 15 (3): ISSN eissn Online

RESPON TANAMAN KARET DI PEMBIBITAN TERHADAP PEMBERIAN PUPUK MIKRO MAJEMUK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

Hanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

PENGARUH PEMBERIAN BIOFERTILIZER DAN JENIS MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea)

I. PENDAHULUAN. kebutuhan unsur hara tanaman. Dibanding pupuk organik, pupuk kimia pada

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK HAYATI (BIO-ORGANIC FERTILIZER) DALAM MENSUBSTITUSI KEBUTUHAN PUPUK PADA TANAMAN CAISIN. (Brassica chinensis) Oleh

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

KOMBINASI ANTARA PUPUK HAYATI DAN SUMBER NUTRISI DALAM MEMACU SERAPAN HARA, PERTUMBUHAN, SERTA PRODUKTIVITAS JAGUNG

EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK NITROGEN DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI SAWAH

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura yang keberadaannya sering dimanfaatkan. Tidak hanya sebagai

ABSTRAK. Oleh. Mitra Suri. Penanaman tomat memerlukan teknik budidaya yang tepat. Aplikasi pemberian

Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

I. PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL PUPUK ORGANIK

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

PENGARUH RIZOBAKTERI DAN PUPUK FOSFAT DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TETUA BETINA JAGUNG HIBRIDA

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH NILAM UNTUK PUPUK CAIR ORGANIK DENGAN PROSES FERMENTASI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)

Optimalisasi Panen Pada Tanaman Tua di Lingkup Kebun PT. Asam Jawa. Presentation by P.T. Asam Jawa

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 5 No 1 : , e-issn:

LAPORAN AKHIR MATA KULIAH TEKNOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN PUPUK HAYATI MIKORIZA MIRPROB

PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP KETERSEDIAAN P DAN K SERTA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk

dwijenagro Vol. 4 No. 1 ISSN :

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

LAPORAN DEMPLOT PEMUPUKAN ORGANIK

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

FORMULIR HASIL PENGUJIAN MUTU. Berdasarkan hasil uji mutu di laboratorium...

HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS PUPUK PELENGKAP CAIR DHARMAVIT TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI, SERTA SERAPAN HARA N, P, K TANAMAN PADI SAWAH

Transkripsi:

PENGUJIAN EFEKTIVITAS PUPUK HAYATI PH-E TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI Effectiveness of PH-E Biofertilizer on Growth and Yield of Chili Crop Endang Windiyati dan Ea Kosman Anwar Balai Penelitian Tanah Jl. Tentara Pelajar No. 12 Cimanggu Bogor E-mail: endangwindiyati@yahoo.co.id ABSTRACT The availability of functional microbes in the soil is sometimes not sufficient to support plant growth. Therefore, efforts to increase the number of functional microbes in the soil needs to be done with the microbial inoculant into the ground. The microbial inoculants can be formulated into biofertilizers. One of the biofertilizer formula is PH-E. PH-E biofertilizer is one of the liquid biofertilizer products that contain some types of microbial. The content of microbes in PH-E biofertilizers consists of Actinomycetes, Rhizobium sp., Azotobacter sp., Pseudomonas sp., Phosphate solubilizing bacteria, Lactobacillus sp., Penicillium sp., and Mycorrhizae. Research to determine the effectiveness of PH-E biofertilizers was conducted at the greenhouse of Bogor Soil Research Institute in September 2012 to January 2013. Test effectiveness of PH-E is conducted on pepper plants were grown in plastic pots with soil types Inceptisol. Experiments using a completely randomized design with 7 treatments and 6 replications. Treatment is combined with the use of chemical fertilizers (NPK with various doses of recommendation) as a comparison to determine the effectiveness of the biofertilizer. Based on the results revealed that the biofertilizer PH-E is able to enhance the growth and yield of pepper plants when combined with a minimum of 50 persen dose recommendations of chemical fertilizer. The highest production was obtained from the treatment of biofertilizer PH-E that combined with a 50 persen dose recommendations of chemical fertilizer amounting to 1214 gr/plant. Keywords: biofertilizer, microbial, effectiveness, chili ABSTRAK Ketersediaan mikroba fungsional di dalam tanah terkadang tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu upaya penambahan jumlah mikroba fungsional di dalam tanah perlu dilakukan dengan pemberian inokulan mikroba ke dalam tanah. Inokulan mikroba tersebut dapat diformulasikan menjadi pupuk hayati. Salah satu formula pupuk hayati yang telah ada yaitu pupuk hayati PH-E. Pupuk hayati PH-E merupakan salah satu produk pupuk hayati cair yang mengandung beberapa jenis mikroba penyubur tanah. Kandungan mikroba dalam pupuk hayati PH-E terdiri dari Actinomycetes, Rhizobium sp., Azotobacter sp., Pseudomonas sp., Bakteri pelarut fosfat, Lactobacillus sp., Penicillium sp., dan Mikoriza. Untuk mengetahui efektivitas pupuk hayati PH-E dilakukanlah penelitian di rumah kaca Balai Penelitian Tanah Bogor pada bulan September 2012 sampai dengan Januari 2013. Uji efektivitas PH-E tersebut dilakukan terhadap tanaman cabai yang ditanam pada pot-pot plastik dengan tanah jenis inceptisol. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 7 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan dikombinasikan 570

Pengujian Efektivitas Pupuk Hayati Ph-E terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai dengan penggunaan pupuk kimia (NPK dengan berbagai dosis rekomendasi) sebagai pembanding untuk mengetahui keefektifan pupuk hayati tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pupuk hayati PH-E mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai jika dikombinasikan dengan pupuk kimia minimal 50 persen dosis rekomendasi. Produksi cabai tertinggi diperoleh pada perlakuan pupuk hayati PH-E yang dikombinasikan dengan pupuk kimia 50 persen dosis rekomendasi, yaitu sebesar 1214 gr/pohon. Kata kunci: pupuk hayati, mikroba, efektivitas, cabai PENDAHULUAN Penggunaan pupuk hayati sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi pemupukan merupakan peluang yang baik untuk dapat memperoleh keuntungan yang layak dan berkesinambungan. Berbagai mikroba tanah dapat berperan dalam penyediaan hara, penghasil hormon tumbuh, dan penghasil zat anti penyakit sehingga bisa dimanfaatkan untuk membantu tanaman dalam penyediaan dan pengambilan hara, serta meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Anas (2010) mengelompokan jenis pupuk hayati meliputi: (1) Mikroba penambat N 2 - udara baik secara simbiotik maupun non simbiotik, (2) Mikroba pelarut fosfat (bakteri maupun fungi), (3) Mikroba penghasil senyawa pengatur tumbuh, (4) Mikroba yang dapat memperluas permukaan akar, (5) Mikroba perombak bahan organik (dekomposer), dan (6) Mikroba pelindung tanaman terhadap hamapenyakit. PH-E merupakan salah satu produk pupuk hayati yang mengandung beberapa jenis mikroba penyubur tanah, tetapi kemampuannya dalam memperbaiki pertumbuhan dan peningkatan hasil tanaman masih memerlukan pengujian. Berdasarkan hasil uji di Laboratorium Biologi dan Kesehatan Tanah, Balai Penelitian Tanah Bogor diperoleh data bahwa pupuk hayati PH-E mengandung Actinomycetes (1,4 x 10 7 CFU/ml), Rhizobium sp. (1,3 x 10 7 CFU/ml), Azotobacter sp. (8,9 x 10 8 CFU/ml), Pseudomonas sp. (2,2 x 10 8 CFU/ml), Bakteri pelarut fosfat (3,6 x 10 8 CFU/ml), Lactobacillus sp. (1,9 x 10 8 CFU/ml), Penicillium sp. (2,0 x 10 6 propagul/ml), serta Mikoriza 2 spora/20 ml. Actinomycetes dapat mendekomposisi bahan organik serta menghasilkan zat-zat anti mikroba, sehingga dapat berfungsi sebagai anti patogen di dalam tanah. Rhizobium sp. merupakan bakteri penambat nitrogen yang bersimbiosis pada akar kacang-kacangan sedangkan Azotobacter sp. merupakan penambat nitrogen non-simbiotik. Pseudomonas sp. dapat berfungsi sebagai pelarut fosfat, penghasil vitamin dan fitohormon serta mengatasi penyakit tular tanah. Bakteri pelarut fosfat berfungsi melarutkan fosfat yang terikat dalam tanah menjadi tersedia bagi tanaman. Lactobacillus sp. merupakan bakteri penghasil asam laktat dan dapat merombak bahan organik. Penicillium sp. merupakan fungi pelarut fosfat. Uji efektivitas pupuk hayati PH-E dilakukan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Cabai (Capsicum sp) di rumah kaca Balai Penelitian Tanah Bogor. Hasil uji efektivitas di rumah kaca diharapkan dapat menggambarkan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai di lapang. Selain itu dari hasil penelitian ini diharapkan dapat 571

diperoleh informasi efektivitas dan dosis rekomendasi penggunaan pupuk hayati PH-E untuk tanaman Cabai. Penggunaan PH-E disertai dengan pupuk Urea, SP- 36 dan KCl dengan dosis tertentu diharapkan dapat memberikan pertumbuhan tanaman dan hasil Cabai terbaik. METODOLOGI PENELITIAN Pengujian efektivitas pupuk hayati PH-E untuk tanaman cabai telah dilaksanakan di Rumah Kaca Balai Penelitian Tanah Bogor mulai bulan September 2012 sampai Januari 2013. Tanah yang digunakan adalah tanah Inceptisol Bogor. Tanah ini bertekstur liat dengan ph agak masam (5,70), kandungan bahan organik rendah (C-organik 1,14%), N dan P-tersedia sangat rendah (berturut-turut 0,13% dan 2,0 ppm). Populasi mikroba tanah fungsional terdiri atas Rhizobium sp. (2,0x10 3 cfu/g tanah), Azospirillum sp. (3,3x10 5 cfu/g tanah), Azotobacter sp. (4,2x10 5 cfu/g tanah), bakteri pelarut fosfat (5,0x10 3 cfu/g tanah), bakteri penambat nitrogen (2,4x10 5 cfu/g tanah), fungi (2,5x10 4 propagul/g). Tanah diambil dari lapisan olah (kedalaman 0-20 cm) kemudian dikering-anginkan dan diayak dengan saringan 2 mm. Tanah yang telah lolos saringan 2 mm dimasukkan ke dalam pot yang sudah disiapkan masing-masing sebanyak 10 kg/pot. Selanjutnya tanah disiram dengan air hingga kondisi kapasitas lapang. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri atas 7 perlakuan dengan 6 (enam) ulangan. Dosis pupuk untuk setiap perlakuan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Dosis Pupuk PH-E dan NPK Rekomendasi Setiap Perlakuan Kode Perlakuan PH-E Urea SP-36 KCl ml/tanaman g/tanaman P1 Kontrol 0 0 0 0 P2 NPK (100% dosis rekomendasi) 0 10,0 5,0 5,0 P3 PH-E 1,8 0 0 0 P4 NPK 25% dosis rekomendasi+ PH-E 1,8 2,50 1,25 5,0 P5 NPK 50% dosis rekomendasi + PH-E 1,8 2,50 2,50 5,0 P6 NPK 75% dosis rekomendasi + PH-E 1,8 7,50 3,75 5,0 P7 NPK 100% dosis rekomendasi +PH-E 1,8 10,0 5,0 5,0 Keterangan: * Rekomendasi pupuk NPK berdasarkan hasil uji tanah dengan dosis 300 kg/ha Urea (10 g/pot), 150 kg/ha SP36 (5,0 g/pot) dan 150 kg/ha KCl (5 g/pot), dan pupuk kandang 15 g/pot diberikan sebagai pupuk dasar. Pemberian pupuk dasar (pupuk kandang) dan pupuk kimia (Urea, SP-36 dan KCl) dilakukan sebelum tanam, sedangkan Pupuk Hayati PH-E diberikan saat tanaman berumur 1 minggu. Pemberian pupuk hayati PH-E dilakukan dengan cara penyemprotan ke seluruh permukaan tanaman hingga ke pangkal tanaman dan tanah sampai merata. Sebelum disemprotkan ke tanaman, PH-E diencerkan dengan air bersih (10 ml PH-E/Lt air bersih). Penyemprotan dilakukan pada sore hari antara jam 16.00 17.00 wib dengan frekuensi penyemprotan 2 kali/minggu 572

Pengujian Efektivitas Pupuk Hayati Ph-E terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai sampai tanaman mulai berbunga. Total pupuk hayati PH-E yang disemprotkan untuk 20 kali penyemprotan (@ 9 ml/tanaman) adalah 180 ml larutan PH-E per tanaman atau setara pupuk hayati PH-E pekat 1,8 ml/tanaman. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman dan pengendalian hama-penyakit. Pengendalian hama dilakukan dengan cara hand picking jika persentase serangan <10 persen dan jika persentase serangan >10 persen dilakukan penyemprotan dengan insektisida. Pengamatan yang dilakukan meliputi pertumbuhan tinggi tanaman yang diamati setiap minggu sampai stadium berbunga, serta jumlah produksi cabai. Tingkat efektivitas penggunaan pupuk hayati PH-E dihitung dengan menggunakan metoda RAE (Relatif Agronomic Effectiveness) (Machay et al;) 1984). Nilai RAE dihitung dengan rumus sebagai berikut : RAE = (Hasil pupuk hayati yang diuji Kontrol) (Hasil pupuk rekomendasi) Kontrol) X 100% HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Tinggi Tanaman Pertumbuhan tinggi tanaman cabai disajikan pada Gambar 1. Pada minggu pertama, perlakuan Kontrol dan perlakuan NPK 100 persen dosis rekomendasi yang dibarengi dengan pupuk hayati PH-E menunjukkan tinggi tanaman lebih tinggi dibanding perlakuan lain, yaitu berturut-turut dengan tinggi tanaman 6,80 cm dan 7,30 cm. Namun pada fase pertumbuhan akhir (minggu ke 14), perlakuan NPK 75 persen dosis rekomendasi yang ditambah pupuk hayati PH-E menunjukan tinggi tanaman paling tinggi dibandingkan pada perlakuan lain yaitu 111,20 cm. Gambar 1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Cabai 573

Perlakuan kontrol menunjukkan tinggi tanaman 67,50 cm pada fase akhir, lebih tinggi dibandingkan perlakuan dengan pupuk hayati PH-E saja yang hanya memiliki tinggi tanaman 52,80 cm. Hal ini menunjukkan pemberian pupuk hayati PH- E tanpa dikombinasikan dengan pemberian pupuk anorganik N, P, K belum mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman. Pertumbuhan tinggi tanaman setelah berumur 8 minggu relatif lebih lambat karena tanaman mulai memasuki masa generatif (berbunga). Hasil Panen Cabai Panen buah cabai dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu sampai tanaman cabai berumur 14 minggu. Hasil panen buah Cabai pertama sampai kedua untuk semua perlakuan tidak berbeda nyata (Tabel 2). Hal ini diperkirakan masih tersedia hara di dalam tanah untuk pembentukan buah, dan selanjutnya ketersediaan hara untuk pembentukan buah semakin berkurang, terlihat perlakuan Kontrol dan PH-E tanpa kombinasi dengan pupuk anorganik memberikan hasil panen cabai yang lebih rendah pada panen ke-3 dan ke-4. Hal ini menunjukkan pemberian pupuk anorganik diperlukan untuk proses produksi buah cabai. Tabel 2. Pengaruh Pupuk Hayati PH-E terhadap Hasil Tanaman Cabai Kode Perlakuan Produksi Tanaman Cabai Panen Ke- (gram/pohon) 1 2 3 4 Total Nilai RAE (%) P1 Kontrol 100 150 32 15 298 a 0,0 P2 NPK 100% dosis rekomendasi 150 201 211 87 649 b 100,0 P3 PH-E 125 200 15 43 384 a 24,6 P4 NPK 25% dosis rekomendasi + PH-E 169 100 193 61 523 ab 64,3 P5 NPK 50% dosis rekomendasi + PH-E 200 300 530 183 1214 c 261,0 P6 NPK 75% dosis rekomendasi + PH-E 85 200 426 75 787 b 139,4 P7 NPK 100% dosis rekomendasi + PH-E 149 300 367 96 912 bc 175 Total hasil tanaman cabai tertinggi diperoleh pada perlakuan NPK 50 persen dosis rekomendasi yang dikombinasikan dengan pupuk hayati PH-E yaitu sebanyak 1214 g/pohon. Tanaman cabai pada perlakuan PH-E tanpa NPK (P3) memberikan hasil terendah dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (P1). Perlakuan NPK 100 persen dosis rekomendasi tanpa pupuk hayati PH-E (P2) memberikan hasil tanaman cabai lebih tinggi dan berbeda nyata dibanding kontrol (P1) dan perlakuan PH-E (P3). Penggunaan pupuk hayati PH-E tanpa NPK ataupun dengan NPK dosis kurang dari 50 persen atau lebih dari 50 persen memberikan hasil tanaman cabai yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan pupuk hayati PH-E yang dikombinasikan dengan pupuk NPK 50 persen dosis rekomendasi. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi terbaik penggunaan pupuk hayati PH-E untuk tanaman cabai adalah jika ditambah dengan NPK 50 574

Pengujian Efektivitas Pupuk Hayati Ph-E terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai persen dosis rekomendasi. Kekurangan hara menyebabkan produksi buah cabai kurang optimal. Sementara adanya pasokan hara yang berlebihan akan merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, seperti untuk pembentukan cabang yang lebih banyak, sementara untuk pertumbuhan generatif (produksi buah cabai) menjadi menurun. Efektivitas penggunaan pupuk hayati PH-E ditunjukkan dari nilai RAE. Nilai RAE tertinggi diperoleh pada perlakuan NPK 50 persen dosis rekomendasi yang dikombinasikan dengan pupuk hayati PH-E dengan nilai sebesar 261 persen (Tabel 2). Nilai ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk hayati PH-E dapat menggantikan ½ dosis pupuk NPK rekomendasi (Urea 150 kg/ha, SP-36 75 kg/ha, dan KCl 75 kg/ha), dan dapat meningkatkan hasil 165 persen lebih tinggi dibanding pemberian pupuk NPK rekomendasi saja. KESIMPULAN Pemberian pupuk hayati PH-E yang dikombinasikan dengan pupuk NPK 50 persen dosis rekomendasi memberikan hasil produksi cabai tertinggi yaitu 1214 g/pohon. Penggunaan pupuk hayati PH-E untuk tanaman cabai dapat menghemat penggunaan pupuk NPK rekomendasi sebesar 50 persen (Urea 150 kg/ha, SP-36 75 kg/ha, dan KCl 75 kg/ha). Penggunaan pupuk hayati PH-E dengan pupuk anorganik dengan dosis kurang atau lebih dari 50 persen dosis rekomendasi memberikan produksi cabai yang lebih rendah dibanding penggunaan PH-E dengan NPK 50 persen dosis rekomendasi. DAFTAR PUSTAKA Anas, I. 2010. Peranan Pupuk Organik dan Pupuk Hayati dalam Peningkatan Produktivitas Beras Berkelanjutan. Semnas Peranan Pupuk NPK dan Organik dalam Meningkatkan Produktivitas dan Swasembada Beras Berkelanjutan, BB Litbang SDLP, 24 Februari 2010, 20 p. Balai Penelitian Tanah. 2005. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Edisi Pertama. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Balai Penelitian Tanah. 2007. Baku Mutu dan Metode Pengujian Pupuk Hayati. Balittanah, BB Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Deptan. Departemen Pertanian 2009. Peraturan Menteri Pertanian No.28/Permentan /SR.130/5/2009, tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah. Jakarta. Gomez, K.A. and A.A. Gomez. 1976. Statistical Procedures for Agricultural Research. The International Rice Reseach Institute. Los Banos, Laguna, Philippines. 575

Machay. A.D., J.K. Syers, and P.E.H. Gregg. 1984. Ability of Chemical Extraction Procedures to Assess the Agronomic Effectiveness of Phosphate Rock Material. New Zealand Journal of Agricultural Research 27:219-230. Rao, N.S.S. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. UI. Press. 353 p. Sarief, E.S. 1985. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. 182 p. 576