BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Puskesmas Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Ditulis oleh Administrator Selasa, 24 May :55 -

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

.BAB 1 PENDAHULUAN. dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance based

BAB I PENDAHULUAN. kata lain terjadi perubahan paradigma sistem pemerintahan, baik ditingkat pusat,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Mendapatkan pelayanan publik yang memadai dari pemerintah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. kepada instansi pemerintah yang bertujuan menghasilkan barang dan/atau jasa

BAB VII PENUTUP. Kabupaten Solok Selatan diketahui berdasarkan komponen input :

WALIKOTA BAUBAU PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berlebih sehingga untuk mengembangkan dan merencanankan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing organisasi tersebut, tidak terkecuali dengan Negara. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang

BUPATI SUKOHARJO TENTANG PENGGUNAAN SURPLUS TUNAI PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan ( SAP ) yang telah diterima secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan baru yang ditujukan kepada instansi pemerintah yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENETAPAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG SEBAGAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27).

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang handal, dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai dasar

BAB. I PENDAHULUAN. bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengertian tertentu dalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan

Pasal 68 UU no. 1 Tahun 2004

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menciptakan pemerintahan Indonesia yang maju maka harus dimulai

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

SKRIPSI ANALISA PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA PADANG WINDA PUSPITA SARI FAKULTAS EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

BAB I PENDAHULUAN. satunya perbaikan terhadap pengelolaan keuangan pada instansi-instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini,

KONSEP PEMBENTUKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (PPK-BLUD)

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk sosial dan bisnis, agar tercipta hubungan subsidi silang antara

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. program ataupun kegiatan. Sebelum melaksanakan kegiatan, harus ada

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USULAN PENERAPAN POLA PENGELOLAAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip good governance (Bappenas,

BAB I PENDAHULUAN. menilai kinerja (Mardiasmo,2009,h.121). program sampai dengan tahun berjalan dengan sasaran (target) kinerja 5 (lima)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari penganggaran tradisional menjadi penganggaran berbasis kinerja. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut seiring dengan fenomena yang terjadi dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan otonomi daerah di Indonesia sampai dengan saat ini telah memasuki tahun

BAB I PENDAHULUAN. pusat untuk mengatur pemerintahannnya sendiri. Kewenangan pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan. Negara merupakan salah satu undang-undang yang dibentuk dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, namun sebaliknya pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

PENGANGARAN BERBASIS KINERJA DAN UPAYA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. yang diwujudkan dalam bentuk penerapan prinsip good governance. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa

BAB I PENDAHULUAN. 2004, manajemen keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Badung mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2003, merupakan tahun dimulainya reformasi keuangan di

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi anggaran pada sebuah organisasi. Laporan

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun tentang Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan gerak yang tidak dapat dibendung akibat sistem penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manajemen sektor publik melalui perwujudan New Public

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah. Peraturan Pemerintah Nomor 71

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang. Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Dalam penyelengaraan otonomi daerah, pemerintah diberikan

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan reformasi di segala bidang yang didukung oleh sebagian

TENTANG MENTERI KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, perkembangan sektor publik dewasa

BAB I PENDAHULUAN. mulai mencoba mengenalkan konsep baru dalam pengelolaan urusan publik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi sektor publik merupakan lembaga yang menjalankan roda

BAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta

BAB I PENDAHULUAN. pagu anggaran yang dapat direalisasikan dapat mencerminkan berjalannya fungsi-fungsi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sejak awal tahun 1990 an sudut pandang pemerintahan di berbagai negara bergeser dari tata kelola pemerintah formal menjadi tata pemerintahan yang baik (good governance), perubahan sudut pandang tersebut memiliki satu arah yaitu tercapainya pengelolaan sektor publik yang lebih dari sekedar mengumpulkan dana masyarakat dan melaksakannya dalam bentuk APBN. Perubahan paradigma yang terjadi di berbagai belahan negara tersebut mulai sampai ke Indonesia pada tahun 2003 yaitu sejak dimulainya pelaksanaan program reformasi keuangan dengan disahkannya Undang Undang No. 17 tahun 2003 tentang keuangan negara. Selain itu, pada pasal 10 ayat 3 Undang Undang tersebut dinyatakan secara jelas peran pemerintah daerah sebagai Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah. Pada pasal tersebut pemerintah secara nyata mendukung desentralisasi daerah. Perlu untuk diketahui sebelum pengesahan UU No. 17 tahun 2003, peraturan perundang undangan yang ada di Indonesia dalam hal ini pelaksanaan pengelolaan keuangan negara masih menggunakan ketentuan perundang undangan yang disusun pada masa pemerintahan kolonial belanda. Sementara itu, seiring berjalannya waktu sistem kelembagaan negara dan tuntutan dari stakeholder (masyarakat) semakin tinggi. Sebagai hasil dari pengesahan UU No.17 tahun 2003 diharapkan terjadi perubahan paradigma dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja yang akan meminimalisasi kelemahan yang ada dalam sistem anggaran sebelumnya. Sebenarnya performance budgeting diperkenalkan pertama kalinya di Amerika pada tahun 1949, namun praktek pe - nyelenggaraannya ternyata mengalami kegagalan (Schiavo-Campo dan Tommasi, 1999). Penerapan sistem anggaran berbasis kinerja menghasilkan fokus yang lebih tepat dari input dan proses menjadi output yang dihasilkan.

Tingginya tuntutan masyarakat untuk perubahan paradigma dalam pengelolaan keuangan negara tidak hanya terjadi di ibukota namun juga di daerah. Masyarakat di daerah juga menginginkan hal yang sama, pengelolaan keuangan berbasis kinerja juga menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah. Di tahun 2004, Undang Undang No. 1 tahun 2004 disahkan dan sebagai pelaksanaan dari undang undang tersebut pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) tersebut merupakan pedoman teknis yang jelas bagi terbentuknya Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Badan Layanan Umum Daerah merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah atau suatu unit dalam SKPD yang melakukan kegiatan dengan dasar efisiensi dan efektivitas serta melakukan pengadaan barang dan jasa tanpa mengutamakan mencari keuntungan. Menurut Pasal 1 dalam Ketentuan Umum Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007, Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah memberikan keleluasaan untuk menerapkan praktek bisnis yang sehat. Peningkatan status atau penerapan PPK BLUD yang dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah atau unit didalamnya harus memenuhi persyaratan substantif, teknis dan administratif. Dalam menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan tersebut tentu SKPD yang statusnya menjadi BLUD berpotensi untuk mendapatkan imbalan terkait dengan pelayanan yang diberikan. Satuan kerja yang memperoleh pendapatan besar tadi juga mendapatkan keleluasaan dalam pengelolaannya sehingga kualitas pelayanan yang diberikan dapat maksimal. Di kota Yogyakarta, Taman Pintar telah ditentukan menjadi salah satu BLUD pada tahun 2009. Dalam melakukan perubahan menjadi PPK BLUD, sangat diperlukan komitmen dari pimpinan daerah maupun jajarannya dari sejak tahap persiapan menjadi PPK BLUD hingga tahap peningkatan kinerja. Pelaksanaan PPK BLUD perlu diperhatikan oleh bawahan dari kepala kantor pengelola agar memahami baik manfaat maupun praktek penganggaran dari PPK BLUD tersebut. Sejalan dengan penerapan PPK BLUD maka kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) di pihak pengelola satuan kerja tersebut harus terus ditingkatkan dalam bidang kemampuan manajerial maupun dalam kemampuan teknis dalam pengelolaan sektor publik. Bagi satuan kerja

yang diterapkan PPK BLUD diharapkan memahami juga pendapatan yang akan didapat merupakan hasil dari pengelolaan keuangan yang akuntabel dan sehat. Bagi pejabat pengelola Taman Pintar, 4 tahun sejak diberlakukan PPK BLUD merupakan umur yang sangat muda. Selama 4 tahun tersebut pembenahan baik sistem pengendalian manajemen maupun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) wajib untuk ditingkatkan. Selain itu,sebagai satuan kerja yang berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Taman Pintar juga wajib membuat Standar Pelayanan Minimum yang ditetapkan oleh Walikota Yogyakarta. Standar Pelayanan Minimum yang ditetapkan oleh Walikota Yogyakarta dalam Peraturan Walikota Yogyakarta No. 37 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 24. Standar Pelayanan Minimum yang dimaksud adalah spesifikasi teknis tentang tolak ukur layanan minimal yang seharusnya dipenuhi atau diberikan oleh BLUD Kantor Pengelolaan Taman Pintar kepada masyarakat terkait tugas pokok dan fungsi BLUD Kantor Pengelolaan Taman Pintar. Sebelum ditetapkan sebagai BLUD, Taman Pintar sebagai taman rekreasi keluarga termasuk di bawah naungan Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Yogyakarta. Tujuan didirikannya yaitu sebagai sarana rekreasi dan edukasi bagi masyarakat Kota Yogyakarta khususnya pelajar dan anak anak. Perbedaan dengan status BLUD saat ini yaitu Pejabat Pengelola Taman Pintar dituntut untuk memberikan pelayanannya dengan lebih berkualitas dan adil. Bagi satuan kerja yang berstatus BLUD memiliki perbedaan dari segi Perencanaan, Penyusunan, Penganggaran, Pelaksanaan dan Pengadaan Barang dan Jasa. Dengan mengambil sampel dari BLUD Taman Pintar penulis mencoba untuk membandingkan 5 hal tersebut saat SKPD Taman Pintar telah berstatus BLUD dan sebelum Taman Pintar bertatus BLUD. 1.2.Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut akan dilakukan analisis dan evaluasi mengenai penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada Satuan Kerja Taman Pintar di Kota Yogyakarta yang secara khusus dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah mekanisme pengelolaan dan penyusunan anggaran BLUD Taman Pintar telah sesuai dengan Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 dan aturan BLU Lainnya dalam upaya perencanaan, penganggaran, pelaporan, audit maupun pengadaan barang dan jasa? 2. Apakah penerapan menjadi PPK BLUD menyulitkan proses pengadaan barang dan jasa dan pengembangan kreativitas pelayanan bagi masyarakat? 3. Bagaimana pihak Pejabat Pengelola beradaptasi pada PPK BLUD untuk memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat? 1.3.Batasan Penelitian Mengingat keterbatasan yang ada, maka dalam penyusunan penelitian ini terdapat batasan : 1. Evaluasi penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah hanya dibatasi di lingkungan Kantor Pengelolaan Taman Pintar 2. Evaluasi penerapan standar Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah hanya dibatasi pada lingkungan manajemen Kantor Pengelolaan Taman Pintar 3. Penelitian dilakukan dengan melakukan kajian regulasi pada Badan Layanan Umum Daerah Taman Pintar 1.4.Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan oleh penulis karena adanya beberapa tujuan yang dapat diuraikan sebagai berikut : Memperoleh pengetahuan mengenai proses bisnis dalam Badan Layanan Umum Daerah Taman Pintar Memperoleh pengetahuan mengenai hambatan dan peluang dalam pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 bagi Badan Layanan Umum Daerah Memberikan masukan yang dianggap perlu sebagai bahan dalam upaya penyempurnaan pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah Taman Pintar

1.5.Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan adalah : Dapat bermanfaat bagi kalangan akademisi dalam melakukan penelitian mengenai Badan Layanan Umum Daerah Menjadi bahan referensi bagi penelitian yang akan dilakukan selanjutnya 1.6.Sistematika Penulisan Kerangka Sistematika Penulisan skripsi adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah 1.3. Batasan Penelitian 1.4. Tujuan Penelitian 1.5. Manfaat Penelitian 1.6. Sistematika Penulisan Bab II Kajian Kritis Regulasi Badan Layanan Umum Daerah 2.1. Regulasi Perencanaan pada Badan Layanan Umum Daerah 2.2. Regulasi Penganggaran pada Badan Layanan Umum Daerah 2.3. Regulasi Realisasi Anggaran pada Badan Layanan Umum Daerah 2.4. Regulasi Kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa Badan Layanan Umum Daerah 2.5. Regulasi Pelaporan dan Pertanggungjawaban Badan Layanan Umum Daerah 2.6. Regulasi Audit dalam Badan Layanan Umum Daerah 2.6.1. Audit pada Siklus Pendapatan 2.6.2. Pemeriksaan Siklus Belanja 2.6.3. Pemeriksaan Aktiva Tetap 2.6.4. Pemeriksaan Jasa Personalia 2.6.5. Pemeriksaan Siklus Investasi 2.6.6. Pemeriksaan Siklus Saldo Kas Bab III Metoda Penelitian

3.1. Jenis Penelitian 3.2. Data dan Metoda Pengumpulan Data 3.2.1. Bahan Penelitian 3.2.2. Lokasi Penelitian dan Objek Penelitian 3.3. Jenis dan Sumber Data 3.4. Analisis Data Bab IV Analisis Data Kajian 4.1. Gambaran Umum Badan Layanan Umum Daerah Taman Pintar 4.1.1. Sejarah Pendirian BLUD Taman Pintar 4.1.2. Letak Taman Pintar 4.1.3. Visi, Misi, dan Makna Logo 4.2. Analisis Regulasi bagi Penyusunan Rencana Strategi Bisnis BLUD Taman Pintar 4.2.1. Analisis dengan Logika Analisis Regulasi 4.2.2. Perbandingan Aturan Umum dan Aturan Khusus BLUD 4.3. Analisis Regulasi Penganggaran Pengadaan Barang dan Jasa BLUD Taman Pintar 4.3.1. Analisis dengan Logika Analisis Regulasi 4.3.2. Perbandingan Aturan Umum dan Aturan Khusus BLUD 4.4. Analisis Regulasi Penyusunan RBA Pengadaan Barang dan Jasa BLUD Taman Pintar 4.4.1. Analisis dengan Logika Analisis Regulasi 4.4.2. Perbandingan Aturan Umum dan Aturan Khusus BLUD 4.5. Analisis Regulasi Pengadaan Barang dan Jasa BLUD Taman Pintar 4.5.1. Analisis dengan Logika Analisis Regulasi 4.5.2. Perbandingan Aturan Umum dan Aturan Khusus BLUD 4.6. Analisis Regulasi Pelaporan dan Audit BLUD 4.6.1. Analisis dengan Logika Analisis Regulasi 4.6.2. Perbandingan Aturan Umum dan Aturan Khusus BLUD Bab V Penutup 5.1. Kesimpulan

5.1.1. Tabel Perbandingan Aturan Umum dan Aturan Khusus 5.1.2. Tabel Fasilitas yang Diberikan bagi BLUD 5.2. Saran