BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Perkapita Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Provinsi Riau. Vol. II, No. 02, (Oktober, 2015), 1-2.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Kemiskinan menurut PBB didefenisikan sebagai kondisi di mana

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidakstabilan ekonomi yang juga akan berimbas pada ketidakstabilan dibidang

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 2 Juni 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan ekonomi nasional dan penurunan jumlah penduduk

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berkembang,yang memiliki ciri ciri negara

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. miskin mulai dari awal peradaban hingga sekarang ini. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kemiskinan. Berdasarkan tujuan pembangunan Millennium

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses multidimensional

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemakmuran masyarakat yaitu melalui pengembangan. masalah sosial kemasyarakatan seperti pengangguran dan kemiskinan.

METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sukirno, 2005).

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah

BAB I PENDAHULUAN. bawah garis kemiskinan (poverty line), kurangnya tingkat pendidikan,

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, memperluas angkatan kerja dan mengarahkan pendapatan yang merata

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

BAB I PENDAHULUAN. multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek. hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut. Sehubungan dengan arah pembangunan nasional, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang sering dihadapi

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN NOVEMBER 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Apriliyah S. Napitupulu, Pengaruh Indikator Komposit Indeks

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang selalu dihadapi

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Perencanaan berfungsi sebagai alat koordinasi antar lembaga pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. usaha memajukan pembangunan bangsa karena terkait dengan kesejahteraan

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. masalah ketenagakerjaan hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi angka

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah pembangunan Indonesia seutuhnya. Kemiskinan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

peran menghabiskan sumber daya ekonomi yang tersedia.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi manusia selalu menjadi tema sentral dalam setiap program

TABEL MATRIK REALISASI CAPAIAN KINERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH YANG TERKAIT LANGSUNG DENGAN TARGET RPJMD KABUPATEN PEKALONGAN

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembangunan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional dapat dikatakan berhasil apabila

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan. suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

3. Kondisi Ekonomi Makro Daerah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bangsa, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, perubahan

I. PENDAHULUAN. setiap negara yang ada di dunia untuk berlomba lomba meningkatkan daya

I. PENDAHULUAN. orang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan, dan papan.

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memberlakukan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan manusia merupakan salah satu indikator bagi kemajuan suatu negara. Suatu negara dikatakan maju bukan saja dihitung dari pendapatan domestik bruto saja tetapi juga mencakup aspek harapan hidup serta pendidikan masyarakatnya. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan atau kinerja suatu negara atau wilayah dalam bidang pembangunan manusia. IPM merupakan indeks komposit yang mencakup tiga pembangunan manusia yang dianggap sangat mendasar yang dilihat dari kualitas fisik dan non fisik penduduk. Adapun tiga indikator tersebut yaitu : indikator kesehatan, indikator pendidikan, dan indikator ekonomi. Kualitas fisik tercermin dari angka harapan hidup, sedangkan kualitas non fisik tercermin dari lamanya rata-rata penduduk bersekolah dan angka melek huruf dan mempertimbangkan kemampuan ekonomi yaitu pengeluaran riil perkapita. 1 Indeks pembangunan manusia dipengaruhi oleh banyak faktor terutama fakto-faktor sosial ekonomi. Faktor sosial ekonomi tersebut diantaranya investasi sumber daya manusia, produk domestik regional bruto, pendapatan perkapita, kemiskinan, pengangguran dan lain sebagainya. Sebagai bahan perbandingan, 1 Dede Afri Maidoni, Pengaruh Investasi Sumber Daya Manusia Dan Pendapatan Perkapita Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Provinsi Riau. Vol. II, No. 02, (Oktober, 2015), 1-2. 1

2 penulis memaparkan hasil penelitian di Riau tahun 2006-2011 yaitu tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, upah minimum dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap indeks pembangunan manusia diprovinsi Riau. Tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran berpengaruh negatif terhadap pembangunan manusia masing-masing sebesar -0,163 dan -0,084. Upah minimum dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap indeks pembangunan manusia, masing-masing sebesar 0,005 dan 0,953. Variabel yang sangat besar pengaruhnya terhadap indeks pembangunan manusia di Riau tahun 2006-2011 adalah laju pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi disuatu provinsi, sekamin tinggi pula pembangunan manusia di provinsi tersebut. Sedangkan dalam penelitian ini ingin mengetahui pengaruh tingkat kemiskinan dan pengangguran terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Banten. Kemiskinan merupakan kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. 2 Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, oleh karena itu kemiskinan dapat mempengaruhi indeks pembangunan manusia karena suatu daerah 2 Nursiah Chalid dan Yusbar Yusuf, Pengaruh Tingkat Kemisknan, Tingkat Pengangguran, Upah Minimum Kabupaten/Kota Dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Riau. Vol. 22, No. 2 (Juni, 2014), 1-2.

3 dengan kualitas pembangunan manusia yang baik, idealnya memiliki persentase penduduk miskin yang rendah. Tenaga kerja dalam pembangunan mutlak diperlukan, karena merekalah yang akan melaksanakan pembangunan ekonomi itu. Apabila lapangan kerja yang ada tidak dapat menyerap semua tenaga kerja yang tersedia, maka akan timbul pengangguran. 3 Karena semakin banyak pengangguran akan mengakibatkan tidak terpenuhinya pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang diukur dengan pengeluaran riil perkapita, hal ini yang menyebabkan pengangguran dapat mempengaruhi nilai indeks pembangunan manusia. Untuk mengatasi persoalan tersebut diperlukan suatu kebijakan dibidang ketenagakerjaan yang tepat, kebijakan yang dibuat harus berlandaskan data yang terkini. Tabel 1.1 Data indeks pembangunan manusia, kemiskinan dan pengangguran di Provinsi Banten tahun 2010-2015. Tingkat Tahun IPM Kemiskinan (%) Pengangguran Terbuka (%) 2010 67,54 7.02 13.68 2011 68,22 6.26 13.06 2012 68,92 5.71 10.13 2013 69,47 5.89 9.90 2014 69,89 5.51 9.07 2015 70,27 5.75 9.55 3 Julius R. Latumaerissa, Perekonomian Indonesia dan Dinamika Ekonomi Global, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2015), 56-65.

4 Berdasarkan data tabel 1.1 4 dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan manusia di Banten pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan, yang ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banten. Pada tahun 2015, IPM Banten telah mencapai 70,27. Angka ini meningkat 0,38 poin atau tumbuh 0,55 persen dibandingkan tahun 2014 yang hanya sebesar 69,89. Dengan angka IPM sebesar 70,27 berarti status pembangunan manusia Banten meningkat dari sedang menjadi tinggi. 5 Selaras dengan pertumbuhan IPM Banten, dalam data tabel tingkat kemiskinan dan pengangguran diatas dari tahun 2010-2014 terus mengalami penurunan dari tahun ketahun, hal ini berbanding lurus dengan pembangunan manusia di Banten jika pembangunan manusianya meningkat maka kemiskinan dan pengangguran mengalami penurunan. Begitu juga sebaliknya, apabila pembangunan manusia di Banten menurun maka kemiskinan dan pengangguran akan mengalami peningkatan. Akan tetapi, pada tahun 2015 meningkatnya pembangunan manusia di Banten tidak diikuti dengan penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran hal ini dapat dilihat dari tabel data pembangunan manusia di Banten tahun 2015 menunjukkan angka 70,27 akan tetapi kemiskinan menunjukkan angka 5.75 mengalami peningkatan sebesar 0,24 poin dari tahun sebelumnya sebesar 5.51. Disisi lainnya pengangguran pada tahun 2015 sebesar 9.55 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0,48 poin karena pengangguran tahun 2014 menunjukkan angka 9.07. Dalam 4 BPS Provinsi Banten.go.id 5 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 40/07/36/Th.X, 1 Juli 2016.

5 hal ini pada tahun 2015 di Banten terdapat masalah yang harus diselesaikan mengenai pembangunan manusia, kemiskinan dan pengangguran. Permasalahan-permasalahan diatas menimbulkan minat penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai indeks pembangunan manusia, tingkat kemiskinan dan pengangguran yang terdapat di Provinsi Banten. Oleh karena itu, penulis mengambil judul Pengaruh Tingkat Kemiskinan Dan Pengangguran Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Banten Tahun 2010-2015. B. Identifikasi Masalah Pembangunan manusia pada saat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya tingkat kemiskinan dan pengangguran. Bagaimana tingkat kemiskinan dan pengangguran mempengaruhi pembangunan manusia di Provinsi Banten. Adapun indentifiksi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Banyaknya anak yang putus sekolah. 2. Jumlah pencari kerja lebih banyak dari lapangan pekerjaan yang tersedia. 3. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian ini lebih fokus pada permasalahan, maka permasalahan dibatasi sebagai berikut untuk variabel Y yaitu indeks pembangunan manusia yang tersususun dari tingkat harapan hidup, tingkat melek huruf

6 masyarakat dan tingkat pendapatan riil perkapita berdasarkan daya beli yang datanya diperoleh dari Badan Pusat Statistika (BPS) Daerah Banten, untuk variabel X 1, yaitu mengenai tingkat kemiskinan data yang digunakan berupa jumlah penduduk miskin dalam ribu jiwa dan variabel X 2 mengenai pengangguran data diambil dari jumlah pengangguran laki-laki dan perempuan dalam ribu jiwa, datanya diperoleh dari Badan pusat statistika (BPS) Daerah Banten, dari delapan Kabupaten/ Kota yang berada di Provinsi Banten yang terdiri dari Kab. Pandeglang, Kab. Lebak, Kab. Tangerang, Kab. Serang, Kota Tangerang, Kota Cilegon, Kota Serang dan Kota Tangerang Selatan periode 2010-2015. D. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh kemiskinan dan pengangguran terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Banten tahun 2010-2015? 2. Seberapa besar pengaruh kemiskinan dan pengangguran terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Banten tahun 2010-2015? E. Tujuan Penelitian Bersadarkan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

7 1. Untuk mengetahui adakah pengaruh kemiskinan dan pengangguran terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Banten tahun 2010-2015. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kemiskinan dan pengangguran terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Banten tahun 2010-2015. F. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat ataupun kegunaan bagi pihak-pihak sebagai berikut : 1. Bagi Penulis a. Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan menambah kemampuan dalam menganalisa permasalahan dengan menggunakan teori yang sudah ada. b. Meningkatkan wawasan penulis dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian dimasa yang akan datang. 2. Bagi Instansi a. Sebagai referensi yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta acuan dimasa yang akan datang. b. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang terkait sehingga dapat mengambil kebijakan yang harus dilakukan serta dapat memperhatikan sektor-sektor yang dapat mempengaruhi indeks pembangunan manusia. 3. Pembaca dan Masyarakat Pembaca dan masyarakat pada umumnya diharapkan bisa menambah wawasan serta dapat ikut serta dalam membangun

8 sektor-sektor ekonomi yang dapat mempengaruhi indeks pembangunan manusia. G. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini kerangka pemikiran yang tersusun adalah bahwa indeks pembangunan manusia dipengaruhi oleh tingkat kemiskinan dan pengangguran. Indeks pembangunan manusia sebagai variabel dependen sedangkan tingkat kemiskinan dan pengangguran sebagai variabel independen. Pembangunan (development) mengandung pengertian suatu proses yang menyebabkan sesuatu dapat tumbuh (growth), atau menjadi lebih matang atau dewasa, lebih maju atau lebih terorganisasi. 6 Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita suatu negara atau wilayah meningkat dalam jangka panjang. 7 Pembangunan manusia merupakan salah satu indikator bagi kemajuan suatu negara atau wilayah. Kemiskinan dan pengangguran merupakan ukuran-ukuran yang dicapai dalam menilai tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi. Indeks pembangunan manusia merupakan indikator strategis yang banyak digunakan untuk melihat upaya dan kinerja program pembangunan secara menyeluruh disuatu wilayah. Dalam hal ini indeks pembangunan manusia dianggap sebagai gambaran dari hasil program pembangunan yang telah dilakukan beberapa tahun Gunadarma,), 9. 6 Nurul Huda, Ekonomi Pembangunan Islam, (Jakarta : Kencana, 2015), 77. 7 Lincolin Arsyad, Seri Diktat Kuliah Ekonomi Pembangunan, (Jakarta :

9 sebelumnya. 8 Secara konsep, pembangunan manusia merupakan upaya yang dilakukan untuk memperluas peluang penduduk untuk mencapai hidup yang layak, yang dilakukan melalui peningkatan kapasitas dasar dan daya beli serta dalam peningkatan kapasitas dasar adalah upaya meningkatkan produktivitas penduduk melalui peningkatan pengetahuan dan derajat kesehatan. Dilain pihak ketika seseorang tidak memiliki pekerjaan atau menganggur maka tidak mempunyai pendapatan tetap dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya hal ini tergolong dalam kelompok miskin. kemiskinan akan menghambat individu untuk mengkonsumsi nutrisi bergizi, mendapatkan pendidikan yang layak serta menikmati kehidupan yang menunjang bagi hidup sehat. Dari sudut pandang ekonomi semuanya itu akan menghasilkan sumber daya manusia yang kurang berkualitas, atau dapat dikatakan memiliki tingkat produktivitas yang rendah. Sehingga dalam perkembangannya hal ini akan mempengaruhi tingkat pembangunan manusia disuatu daerah. Berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya, maka variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 9 : Indeks pembangunan manusia, tingkat kemiskinan dan pengangguran. Sehingga kerangka penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : 8 Sussy Susanti, Pengaruh Produk Domestic Regional Bruto, Pengangguran dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Kemiskinan Di Jawa Barat Dengan Menggunakan Data Panel, Vol. 9, No. 1, (April, 2013), 5. 9 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi, (Yogyakarta : Pustaka Baru Press, 2015), 67.

10 Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Tingkat Kemiskinan Pengangguran Indeks Pembangunan Manusia H. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penelitian yang digunakan oleh penulis terdiri dari 5 bab yang masing-masing bab terdiri dari hal-hal sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Pada bab pertama yaitu pendahuluan, yang dijadikan acuan dalam proses awal penelitian, di dalamnya menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II : Kajian Pustaka Bab ini menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai pembangunan manusia yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan manusia, khususnya faktor tingkat kemiskinan dan pengangguran yang akan digunakan sebagai acuan dalam perumusan hipotesis penelitian.

11 Bab III : Metodologi Penelitian Pada bab ketiga menjelaskan tentang metodologi penelitian yang didasarkan dan dikembangkan berdasarkan pokok masalah utama, guna mencapai hasil dan tujuan yang diinginkan. Pada bab ini menguraikan tempat dan penelitian, jenis metodologi penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrument penelitian, teknik analisis data, hipotesis statistik dan alur penelitian. Bab IV : Hasil Penelitian Dan Pembahasan Pada bab keempat menjelaskan tentang deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. Bab V : Penutup Pada bab ini, berisi kesimpulan dari penelitian berdasarkan analisis data yang telah diolah dan telah dibahas pada bagian sebelumnya dan memberikan saran yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penelitian selanjutnya.