Kalimantan Tengah. Jembatan Kahayan

dokumen-dokumen yang mirip
Kalimantan Selatan. Pasar Terapung Muara Kuin

Sumatera Barat. Jam Gadang

Sulawesi Tenggara. Tugu Persatuan

Gorontalo. Menara Keagungan Limboto

Kalimantan Timur. Lembuswana

Sumatera Selatan. Jembatan Ampera

Sumatera Utara. Rumah Balai Batak Toba

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, AGUSTUS 2010

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi di masa lalu telah mengubah struktur ekonomi secara

I. PENDAHULUAN. Sebelum otonomi daerah tahun 2001, Indonesia menganut sistem

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan di Indonesia telah dilalui sejak kemerdekaannya 70

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah Agustus 2017

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013

MEMERANGI KETIMPANGAN UNTUK PERTUMBUHAN INDONESIA YANG LEBIH BAIK

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

IPM 2013 Prov. Kep. Riau (Perbandingan Kab-Kota)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

Dr. Ir. Sukardi, M.Si

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH (ANGKA SEMENTARA)

Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 Provinsi Kalimantan Tengah

STUNTING DAN POLA KETIMPANGAN SOSIAL EKONOMI. Vissia Didin Ardiyani Poltekkes Kemenkes Palangka Raya

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjadi cakupan Provinsi Kalimantan Selatan. Provinsi Kalimantan Tengah

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN,PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KECAMATAN

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

Dr. Ir. Sukardi, M.Si

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

PENGEMBANGAN CLUSTER EKONOMI DI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI PERSIAPAN PEMBERLAKUAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

f. Pembangunan Bandara, Tahap Studi AMDAL g. Pembangunan Jembatan Timbang di Jalan Negara Trans Kalimantan, Desa Purwareja Kecamatan Sematu Jaya

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 7 TAHUN 2011 T E N T A N G

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN. penanganan yang tepat agar dapat segera teratasi. Indonesia merupakan salah

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. U M U M

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas kehidupan. Perkembangan yang terjadi di perkotaan diikuti dengan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2011

POTRET KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 11 TAHUN 2014 TENTANG

ARAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

*) Bekerja di BPS Provinsi Kalimantan Tngah

- 1 - PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI KALIMANTANTENGAH TAHUN 2016

2017, No Sintang Provinsi Kalimantan Barat dengan Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tah

PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROFIL KEMISKINAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS KESEJAHTERAAN RAKYAT KALIMANTAN TENGAH 2013

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 03 TAHUN 2013 T E N T A N G

sebanyak 158,86 ribu orang atau sebesar 12,67 persen. Pada tahun 2016, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu se

BAB IV GAMBARAN UMUM

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

4.3 Pengaruh Ketimpangan Wilayah Terhadap Kondisi Hunian BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran...

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Kemiskinan menurut PBB didefenisikan sebagai kondisi di mana

BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 27 TAHUN 2004 T E N T A N G

BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011

BPS KABUPATEN MALINAU

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Selaku SEKRETARIS TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SURAKARTA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

PENDAHULUAN. 1 Butir 7 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa

Transkripsi:

402 Penghitungan Indeks Indonesia 2012-2014 Kalimantan Tengah Jembatan Kahayan Jembatan Kahayan adalah jembatan yang membelah Sungai Kahayan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Indonesia. Jembatan ini memiliki panjang 640 meter dan lebar 9 meter, terdiri atas 12 bentang dengan bentang khusus sepanjang 150 meter pada alur pelayaran sungai.

Profil Kalimantan Tengah Ibu : Palangkaraya Luas Wilayah : 153.565 km 2 Jumlah Penduduk : 2,21juta Kepadatan Penduduk : 16 jiwa/km 2 PDRB/Kapita 2) : Rp 9,6 juta IPM : 67,77 Angka Pengangguran 3) : 3,24% Koefisien Gini 4) : 0,350 2014 Profil Laporan Provinsi 403 Jumlah Rumah Tangga Miskin : 324.834 Jumlah Penduduk Miskin : 1.258.508 Angka : 50,4% Keparahan : 42,01% Indeks : 0,212 Karakter Perbandingan 95,4% 26,4% 88,6% 24,1% 83,8% 15,0% 241.666 83.168 71,9% 36,2% 7,8% 0,8% 962.954 295.554 57,5% 37,1% 42,4% 40,8% 34,5% 0,244 IKM 0,151 Keterangan Simbol RT Miskin Persentase Penduduk Miskin Penduduk Miskin IKM Keparahan Indeks Keterangan 1) Semua perhitungan kecuali pada jumlah penduduk miskin IKM menggunakan standar rumah tangga 2) PDRB/kapita tanpa Migas 3) Data Agustus 2014 4) Data 2013

404 Penghitungan Indeks Indonesia 2012-2014 Peta Provinsi Kalimantan Tengah 2013 MURUNG RAYA 15 GUNUNG MAS 15 16 BARITO UTARA LAMANDAU 6 7 SUKAMARA 27 KOTAWARINGIN BARAT SERUYAN 27 64 KOTAWARINGIN TIMUR KATINGAN 22 21 21 KAPUAS PULANG PISAU 69 KOTA PALANGKARAYA BARITO SELATAN 19 12 BARITO TIMUR Keterangan RT Miskin (%) >50 40-50 30-40 20-30 <20 n.a. Jumlah RT Miskin (dalam ribu) Keterangan Simbol Karakteristik Akses air bersih Sanitasi Pembantu Kelahiran Gizi Seimbang Anak Balita Partisipasi Sekolah Melek Huruf Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Bahan Bakar untuk Memasak Sumber Penerangan Kondisi Atap Lantai Dinding Kepemilikan Aset Rumah

Analisis Kalimantan Tengah Laporan Provinsi 405 Profil Selama periode 2012-2014 Indeks di Provinsi Kalimantan Tengah mengalami kelambanan penurunan. Pada 2012 indeks ini turun 0,022 persen dan pada tahun berikutnya hanya turun 0,007 persen atau hampir tiga kali lipat lebih rendah dari tahun sebelumnya, seperti terlihat pada Tabel 1. Lambannya penurunan Indeks di provinsi yang beribu kota di Palangkaraya ini terutama dipengaruhi oleh keparahan kemiskinan multidimensi. Pada kurun waktu yang sama keparahan kemiskinannya mengalami fluktuasi. Pada 2013 keparahan kemiskinan multidimensi di Kalimantan Tengah menurun, tetapi pada tahun berikutnya kembali meningkat, meskipun masih lebih rendah dari tahun 2012. Artinya tingkat keparahan kemiskinan multidimensi meningkat atau makin bertambahnya masyarakat Kalimantan Tengah yang terdeprivasi pada tahun 2014. Selain keparahan kemiskinan, lambannya penurunan Indeks juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk miskin dan angka kemiskinan multidimensi. Meskipun secara agregat parameter indeks kemiskinan ini turun, tetapi di daerah perkotaan justru meningkat. Pada 2013 jumlah penduduk miskin dan angka kemiskinan di perkotaan meningkat, dan kembali turun pada 2014. Namun, jumlah penduduk miskin perkotaannya masih lebih tinggi dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya. Angka Selama kurun waktu 2012-2014 pergerakan angka kemiskinan multidimensi dan kemiskinan moneter di Provinsi Kalimantan Tengah memiliki kecenderungan yang berbeda. Perbedaan itu terjadi terutama pada tahun 2013. Pada tahun tersebut angka kemiskinan multidimensi turun, tetapi pada saat yang sama angka kemiskinan yang didasarkan pada tingkat pengeluaran penduduk jus- Tabel 1 Profil Kalimantan Tengah 2012-2014 Keterangan Jumlah Rumah Tangga Miskin Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Angka (%) Keparahan (%) Indeks 2012 2013 2014 + + + 278.654 70.082 348.736 262.529 79.432 341.961 241.666 83.168 324.834 1.083.676 276.391 1.360.067 1.008.888 297.162 1.306.050 962.954 295.554 1.258.508 68,4 35,0 57,4 61,2 37,0 53,1 57,5 37,1 50,4 42,3 40,8 42,0 41,5 40,8 41,3 42,4 40,8 42,0 0,289 0,143 0,241 0,254 0,151 0,219 0,244 0,151 0,212

406 Penghitungan Indeks Indonesia 2012-2014 tru meningkat. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan kapabilitas sebagian masyarakat di Kalimantan Tengah, meskipun pada saat yang sama daya beli mereka cenderung turun. Baru pada tahun 2014 angka kemiskinan multidimensi dan moneter sama-sama turun meskipun turunnya angka kemiskinan moneter lebih rendah daripada turunnya angka kemiskinan multidimensi. Grafik 1 menunjukkan bahwa pada 2012, angka kemiskinan multidimensi di Provinsi Kalimantan Tengah tercatat 57,4 persen. Artinya, lebih dari separuh penduduk Kalimantan Tengah yang miskin terkait dengan pendidikan, kesehatan, dan kualitas hidup. Angka ini merupakan angka tertinggi selama dua tahun terakhir ini. Sementara angka kemiskinan multidimensi terendah tercatat pada tahun 2014, setelah turun dari tahun 2012 dan 2013. Saat itu penduduk yang tergolong miskin multidimensi tercatat sebesar 50,4 persen, turun dari angka sebelumnya yang tercatat sebesar 53,1 persen. Sementara itu, angka kemiskinan moneter pada periode yang sama justru tertinggi pada tahun 2013, padahal pada tahun yang sama angka kemiskinan multidimensi turun relatif tinggi. Pada tahun tersebut penduduk yang miskin moneter tercatat 6,23 persen, naik 0,04 persen, yang semula pada tahun 2012 sebesar 6,19 persen. Hal ini menunjukkan penduduk yang daya belinya turun bertambah 0,04 persen. Namun, pada tahun berikutnya angka kemiskinan moneter dapat ditekan hingga menjadi 6,07 persen. Selama periode 2012-2014 angka kemiskinan multidimensi gabungan desa dan kota di Kalimantan Tengah dan nasional membentuk pola yang sama. Trennya terus turun dari tahun ke tahun. Konsentrasi kemiskinan multidimensinya pun berada di perdesaan. Oleh karena itu, desa menjadi penyumbang utama tingginya angka kemiskinan multidimensi di Kalimantan Tengah. Hanya saja, presentase rumah tangga miskin multidimensi baik di perdesaan maupun perkotaan Kalimantan Tengah masih lebih tinggi dibandingkan dengan persentase rumah tangga miskin perdesaan dan perkotaan tingkat nasional. Grafik 2 menunjukkan bahwa pada 2014 angka kemiskinan multidimensi di perdesaan Kalaimantan Tengah tercatat 57,5 persen, sementara itu di tingkat nasional angka kemiskinan perdesaan mencapai 40,8 persen. Artinya, lebih dari separuh rumah tangga miskin di Kalimantan Tengah berada di perdesaan, sementara di tingkat nasional kurang dari separuh. Berbeda halnya dengan angka kemiskinan multidimensi gabungan desa dan kota atau desa saja, kemiskinan multidimensi di wilayah perkotaan Kalimantan Tengah jus- Grafik 1 Perbandingan Angka dengan Angka Moneter (%) 70,0% 60,0% 50,0% 57,4% 53,1% 50,4% 40,0% 30,0% 20,0% 10,0% 0,0% 6,19% 6,23% 6,07% 2012 2013 2014 Tahun Angka Angka Moneter (BPS)

Laporan Provinsi 407 tru meningkat pada 2013. Pada tahun ini ada 37,0 persen penduduk perkotaan yang tergolong miskin multidimensi. Artinya, lebih dari sepertiga penduduk perkotaan di Kalimantan Tengah masih memiliki persoalan dalam hal kesehatan, pendidikan, dan kualitas hidup. Rasio angka kemiskinan multidimensi antara desa dan kota di Kalimantan Tengah sekitar 1,7. Artinya, angka kemiskinan multidimensi di perdesaan 1,7 kali lipat lebih tinggi dibandingkan angka kemiskinan multidimensi di perkotaan. Sementara itu, rasio angka kemiskinan multidimensi antara desa dan kota di tingkat nasional sebesar 2,2. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi kemiskinan multidimensi perdesaan di wilayah ini tidak setinggi di tingkat nasional. Keparahan Dilihat dari sisi keparahan kemiskinannya, pergerakan keparahan kemiskinan di Provinsi Kalimantan Tengah mengalami pasang surut. Turun pada tahun 2013 dan naik kembali pada 2014. Berbeda halnya dengan keparahan kemiskinan secara nasional yang sempat turun pada tahun 2013 yang kemudian stagnan di tahun berikutnya. Pergerakan keparahan kemiskinan di Grafik 2 Angka (%) Menurut - 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 68,4 61,2 57,5 37,0 35,0 57,4 37,1 53,1 50,4 47,6 42,2 40,8 22,2 19,4 18,5 35,0 30,8 29,7 2012 2013 2014 - + + Kalimantan Tengah Nasional Grafik 3 Keparahan (%) Menurut - 44,0 43,4 43,0 42,0 41,0 40,0 39,0 42,3 41,5 42,4 40,8 40,8 42,0 42,0 41,3 40,8 42,7 42,7 40,3 40,0 39,6 42,4 41,8 41,8 2012 2013 2014 38,0 37,0 + + Kalimantan Tengah Nasional

408 Penghitungan Indeks Indonesia 2012-2014 Kalimantan Tengah tentu saja dipengaruhi oleh pergerakan keparahan kemiskinan di desa dan pergerakan keparahan kemiskinan di kota. Di Kalimantan Tengah terjadi perbedaan pergerakan keparahan kemiskinan antara desa dan kota. Dalam kurun waktu tiga tahun keparahan kemiskinan di perkotaan Kalimantan Tengah cenderung tetap. Grafik 3 menunjukkan bahwa pada kurun waktu 2012-2014 keparahan kemiskinan di perkotaan cenderung tetap dan tercatat sebesar 40,8 persen. Berbeda halnya dengan keparahan kemiskinan di desa yang pada 2013 justru turun, tetapi pada 2014 kembali naik bahkan angkanya lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2012. Artinya, tingkat keparahan kemiskinan baik desa maupun kota di Kalimantan Tengah semakin tinggi. Pola ini berbeda dengan tingkat nasional yang angka keparahan kemiskinannya menurun pada tahun 2013 dan relatif ajek di tahun berikutnya. Indeks Indeks di Kalimantan Tengah masih cukup tinggi. Posisinya berada di urutan ke-9 terbesar dari 33 provinsi. Bahkan masih di atas Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, apalagi Kalimantan. Dibandingkan dengan Indeks nasional pun angkanya masih lebih tinggi. Pada tahun 2014 Indeks Kalteng tercatat 0,212. Tren pergerakan indeks kemiskinan di Provinsi Kalimantan Tengah dan nasional cenderung sama, yakni turun bertahap dari tahun ke tahun secara konsisten. Begitu juga dengan wilayah perdesaan Kalimantan Tengah dan perdesaan tingkat nasional, trennyapun cenderung sama, yakni turun dari tahun ke tahun. Namun, tren indeks kemiskinan di perkotaan Kalimantan Tengah mempunyai pola yang berbeda, justru naik di tahun 2013 dan relatif stagnan di tahun berikutnya. Grafik 4 menunjukkan bahwa pada 2012 indeks kemiskinan perkotaan Kalimantan Tengah tercatat 0,143 dan naik menjadi 0,151 di tahun berikutnya. Berbeda halnya dengan Indeks perkotaan tingkat nasional yang cenderung terus turun dari 0,089 pada 2012 menjadi 0,074 pada tahun 2014. Hal ini mengindikasikan bertambahnya rumah tangga miskin multidimensi di daerah perkotaan Kalimantan Tengah atau dengan kata lain masyarakat perkotaan yang miskin di bidang kesehatan, pendidikan dan kualitas hidup di Kalimantan Tengah meningkat. Meski demikian, secara bertahap indeks kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah pada Grafik 4 Indeks Menurut - 0,350 0,300 0,250 0,200 0,150 0,100 0,289 0,254 0,244 0,241 0,151 0,143 0,151 0,219 0,207 0,212 0,180 0,174 0,090 0,077 0,074 0,149 0,129 0,124 0,050 - + + Kalimantan Tengah Nasional 2012 2013 2014

Laporan Provinsi 409 periode yang sama terus turun dari tahun ke tahun. Pada 2012 Indeks Kalimantan Tengah tercatat 0,241, kemudian turun menjadi 0,219 pada tahun 2013, dan kembali turun lagi pada tahun berikutnya hingga mencapai 0,212. Penurunan Indeks ini terutama disumbang oleh turunnya Indeks yang berada di perdesaan. Indeks perdesaan di provinsi ini pada tahun 2012 tercatat 0,289 dan terus menurun hingga tinggal 0,244 pada 2014. Akan tetapi, Indeks perdesaan masih tetap lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan. Hal ini juga terjadi di tingkat nasional. Artinya wilayah perdesaan juga sama-sama menjadi penyumbang utama Indeks. Memang, rasio perbandingan antara Indeks antara desa dan kota di Kalimantan Tengah tidak setinggi rasio di tingkat nasional. Hal ini menunjukkan ketimpangan kemiskinan antara desa dan kota di provinsi ini lebih rendah dibandingkan dengan ketimpangan di tingkat nasional. Di tingkat kabupaten dan kota di Provinsi Kalteng, Kabupaten Kapuas merupakan daerah dengan indeks kemiskinan tertinggi. Kabupaten ini terletak berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan dan dilalui oleh Sungai Kapuas. Indeks nya tercatat 0,318, masih di atas indeks kemiskinan provinsi. Selain Kabupaten Kapuas, masih ada lima kabupaten lagi yang indeks kemiskinannya lebih tinggi dengan indeks kemiskinan provinsi, yaitu Kabupaten Murung Raya, Pulang Pisau, waringin, Gunung Mas, dan Kabupaten Seruyan. Palangkaraya merupakan daerah yang mempunyai Indeks terendah. Indeks satu-satunya kota di Kalteng ini tercatat sebesar 0,119. Daerah lain dengan indeks kemiskinan terdekat dengan Palangkaraya adalah Kabupaten Lamandau kemudian diikuti oleh Kabupaten waringin Barat. Indeks nya masing-masing tercatat 0,1535 dan 0,1536. Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan Provinsi Kalimantan Tengah merupakan provinsi terbesar yang berada di Pulau Kalimantan. Luasnya sekitar 253.800 kilometer persegi, dengan sebagian wilayahnya adalah hutan. Bagian utara adalah pegunungan yang sulit dijangkau dan bagian tengahnya merupakan hutan tropis yang lebat. Hingga kini, masih terdapat lebih dari 300.000 rumah tangga yang tergolong miskin multidimensi di provinsi ini. Hal ini membuat Indeks nya berada di sembilan terbesar dari seluruh provinsi. Dari 11 indikator kemiskinan multidimensi, terdapat tiga indikator yang mendominasi karakteristik kemiskinan multidimensi di Kalimantan Tengah. Ketiga indikator tersebut berkaitan dengan standar kualitas hidup dan kesehatan, yakni bahan bakar untuk memasak, ketersediaan air bersih, dan sumber penerangan. Indikator kesehatan lainnya yang masih jadi persoalan di provinsi ini adalah sanitasi yang masih tergolong buruk. Selama periode 2012-2014 ketersediaan bahan bakar untuk memasak merupakan indikator paling utama membentuk kemiskinan multidimensi di Provinsi Kalimantan Tengah. Dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari 90 persen rumah tangga miskin multidimensi di provinsi ini masih menggunakan arang dan kayu dalam memasak. Meski demikian, pergerakan angka indikator tersebut dari tahun ke tahun terus menurun. Selain itu, masih ada lebih dari 80 persen penduduk Kalimantan Tengah yang masih kesulitan dalam mendapatkan air bersih dan sumber penerangan yang layak. Jika dilihat selama tiga periode, sama sekali tidak ada perubahan indikator-indikator yang membentuk kemiskinan multidimensi di Kalimantan Tengah. Persoalannya masih tetap sama, bahkan ada tujuh indikator yang persentasinya terus meningkat. Ketujuh indikator tersebut berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, dan standar kualitas hidup. Aspek pendidikan meliputi akses pada layanan pendidikan prasekolah, keberlanjutan pendidikan, dan melek huruf yang mem-

410 Penghitungan Indeks Indonesia 2012-2014 buruk. Sementara dari aspek kesehatan, yakni bertambah buruknya asupan gizi seimbang pada anak balita dan akses pada pelayanan persalinan yang semakin sulit, dan dari aspek standar kualitas hidup, yakni status kepemilikan rumah dan kondisi atap, lantai, dan dinding rumah yang tidak layak semakin bertambah. Persoalan tersebut apabila terus dibiarkan, percepatan penurunan kemiskinan multidimensi di provinsi ini akan terhambat, bahkan bisa meningkat. Rekomendasi multidimensi di Kalimantan Tengah masih terkonsentrasi di daerah perdesaan. Hal ini tidak berarti bahwa kemiskinan multidimensi di perkotaan sudah kecil. Angka rasio kemiskinan multidimensi antara perdesan dan perkotaan di Kalimantan Tengah menunjukkan angka 1,6. Artinya, kemiskinan di perdesaan jumlahnya 1,6 kali dari kemiskinan multidimensi di perkotaan. Untuk menanggulangi kemiskinan multidimensi di Provinsi Kalimantan Tengah, halhal yang menjadi persoalan utama masyarakat harus dilihat secara objektif. Telah jelas wajah kemiskinan multidimensi di provinsi ini terkait dengan persoalan utama, yaitu dimensi standar kualitas hidup dan dimensi kesehatan. Dimensi standar kualitas hidup meliputi keterbatasan sumber energi untuk bahan bakar untuk memasak yang tidak memadai dan ketersediaan sumber penerangan yang masih terbatas. Sementara untuk dimensi kesehatan meliputi ketersediaan air bersih yang sulit dijangkau. Ada sembilan dari sepuluh rumah tangga miskin di Kalimantan Tengah menghadapi persoalan akses ke sumber bahan bakar untuk memasak. Penduduk perdesaan paling banyak mengalami persoalan ini. Mereka pada umumnya menggunakan bahan bakar untuk memasak dengan kayu bakar dan minyak tanah. Hanya sedikit yang menggunakan elpiji. Dari 1569 desa dan kelurahan di Kalimantan Tengah, sebanyak 1.099 desa/kelurahan sebagian besar keluarganya memasak dengan kayu bakar, dan hanya 104 desa/ kelurahan yang sebagian warganya memasak menggunakan elpiji, sementara sisanya menggunakan bahan bakar minyak tanah (BPS 2014). Faktor utama penyebab semua ini adalah keterisolasian daerah tersebut karena minimnya infrastruktur jalan darat. Akibatnya, agen penjual bahan bakar elpiji pun hanya tersebar di 360 desa. Masyarakat selama ini hanya mengandalkan transportasi sungai yang memakan waktu cukup lama dan berbahaya. Selain keterisolasian, sampai saat ini kayu bakar merupakan alternatif terbaik sebagai bahan bakar untuk kegiatan masak-memasak karena kemudahan dalam mendapatkan sumber energi ini. Konsumsi kayu, terutama di desa yang semakin jauh dari kota, cenderung semakin tinggi. Ini merupakan indikasi bahwa di daerah-daerah dengan aksesibilitas rendah, konsumsi kayu bakar per kapita semakin meningkat karena jenis-jenis bahan bakar substitusi seperti minyak tanah kurang tersedia. Sebagian masyarakat miskin juga memiliki keterbatasan akses pada sumber air yang bersih. Masyarakat masih banyak mengandalkan air sungai, air hujan, dan mata air tak terlindungi. Sementara kesadaran akan pentingnya air tanah bagi keberlangsungan sebuah kehidupan belum begitu dipahami oleh masyarakat, terutama masyarakat yang berada di daerah permukiman sepanjang daerah aliran sungai. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa kebutuhan air bagi mereka sudah terpenuhi oleh air sungai yang secara kuantitas memang besar. Di satu sisi pemerintah pun masih belum mampu mengelola air bersih. Sebagai contoh di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang dilintasi Sungai Kahayan, air PDAM mengalir, tetapi sering keruh karena terpengaruh tanah gambut. Warga harus lebih dulu menampung air agar kotoran mengendap (Kompas 3 Maret 2015). Persoalan sumber penerangan juga menjadi sumber utama kemiskinan multidimensi di Kalimantan Tengah. Persoalan ini pada umumnya terjadi pada masyarakat miskin yang tinggal di perdesaan walaupun tidak sedikit juga yang ada di perkotaan. Setidaknya delapan dari sepuluh rumah tangga miskin

Laporan Provinsi 411 mengalami persoalan ini. Meski demikian, persoalan ini cenderung membaik dari tahun ke tahun. Selain itu, ada beberapa persoalan penting dan tidak bisa diabaikan, yaitu persoalan sanitasi yang masih buruk, akses pada layanan pendidikan prasekolah, dan kurangnya asupan gizi yang seimbang pada anak balita. Dari sepuluh orang, tujuh orang masih hidup dengan sanitasi yang tidak memadai. Sebagian masyarakat membuang air besar di pinggiran sungai. Persoalan lainnya adalah akses pada layanan pendidikan prasekolah serta asupan gizi yang seimbang pada anak balita cenderung memburuk selama tiga periode ini. Hal ini mengindikasikan kurang berjalannya program penanggulangan kemiskinan yang berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan. Seperti yang digambarkan di dalam sasaran program, sepatutnya pula dalam merumuskan program penanggulangan kemiskinan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah harus memperhatikan dan memprioritaskan program-program sebagai berikut: 1. Peningkatan distribusi gas di Kabupaten Kapuas, waringin, waringin Barat, dan Seruyan. 2. Peningkatan akses air bersih di Kabupaten Kapuas, waringin, Seruyan, dan waringin Barat. 3. Peningkatan infrastruktur listrik di Kabupaten Kapuas, waringin, Seruyan, dan waringin Barat. 4. Perbaikan sanitasi di Kabupaten Kapuas, waringin, Pulang Pisau, dan Seruyan. 5. Peningkatan akses pendidikan prasekolah di Kabupaten waringin, Kapuas, waringin Barat, dan Seruyan.

412 Penghitungan Indeks Indonesia 2012-2014 Lampiran 1 Jumlah RT Miskin Menurut Dimensi dan Indikator 2012-2014 (Ribu) 2012 2013 2014 Indikator + + + 242.516 32.785 275.301 222.671 41.549 264.220 190.984 42.550 233.534 244.681 58.115 302.796 238.354 68.953 307.307 212.194 75.726 287.919 59.776 10.263 70.040 48.538 9.594 58.132 66.320 12.110 78.430 85.906 31.145 117.052 74.548 28.174 102.722 81.879 30.076 111.956 39.148 7.510 46.658 34.349 10.412 44.762 37.185 11.458 48.643 17.233 3.649 20.882 11.932 6.166 18.098 18.106 7.139 25.244 91.196 27.636 118.832 85.128 28.063 113.191 87.801 29.861 117.662 261.561 52.141 313.702 241.638 59.338 300.975 212.801 59.472 272.273 277.765 68.856 346.621 258.893 77.611 336.504 233.542 76.215 309.757 1.020 122 1.142 1.342 439 1.781 1.026 1.551 2.576 43.429 37.877 81.306 45.726 43.390 89.117 40.680 44.917 85.597

Laporan Provinsi 413 Lampiran 2 Menurut Kabupaten/ 2012 (Ribu) Kode KABUPATEN/KOTA Jumlah RT Miskin Angka (%) Keparahan (%) Indeks 6201 waringin Barat 27.226 40,7 40,4 0,165 6202 waringin 66.372 63,5 42,6 0,271 6203 Kapuas 65.291 77,1 42,4 0,327 6204 Barito Selatan 20.218 57,8 42,1 0,243 6205 Barito Utara 18.812 58,1 42,6 0,247 6206 Sukamara 5.852 45,4 41,6 0,189 6207 Lamandau 8.442 45,4 39,8 0,181 6208 Seruyan 29.040 68,5 42,3 0,290 6209 Katingan 25.275 62,6 41,2 0,258 6210 Pulang Pisau 20.960 65,5 41,7 0,273 6211 Gunung Mas 15.519 63,8 43,7 0,279 6212 Barito 10.042 36,6 42,3 0,155 6213 Murung Raya 16.629 69,2 42,8 0,296 6271 Palangkaraya 19.059 30,5 39,5 0,121 62 KALTENG 348.736 Lampiran 3 Menurut Kabupaten/ 2013 (Ribu) Kode KABUPATEN/KOTA Jumlah RT Miskin Angka (%) Keparahan (%) Indeks 6201 waringin Barat 27.365 37,9 40,5 0,154 6202 waringin 64.280 60,4 41,6 0,252 6203 Kapuas 68.907 73,3 42,4 0,311 6204 Barito Selatan 19.208 55,3 42,2 0,233 6205 Barito Utara 16.313 48,0 41,5 0,200 6206 Sukamara 6.247 44,4 41,7 0,185 6207 Lamandau 7.446 38,9 39,5 0,154 6208 Seruyan 26.808 57,3 40,9 0,235 6209 Katingan 21.534 51,1 40,8 0,208 6210 Pulang Pisau 20.833 63,2 40,6 0,257 6211 Gunung Mas 14.729 56,1 42,4 0,238 6212 Barito 12.245 42,0 40,1 0,168 6213 Murung Raya 15.098 60,0 43,1 0,258 6271 Palangkaraya 20.947 31,3 38,0 0,119 62 KALTENG 341.961

414 Penghitungan Indeks Indonesia 2012-2014 Lampiran 4 Karakteristik 2012-2014 26,4 26,1 23,3 0,8 0,5 0,3 95,4 98,4 99,4 83,8 88,0 90,0 36,2 33,1 34,1 7,8 5,3 6,0 15,0 13,1 13,4 34,5 30,0 33,6 24,1 17,0 20,1 88,6 89,9 86,8 71,9 77,3 78,9 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 2014 2013 2012

Laporan Provinsi 415 Lampiran 5 Jumlah RT Miskin Menurut Karakteristik 2012 KABUPATEN/ KOTA Jumlah RT Miskin Dimensi Kesehatan Dimensi Pendidikan Dimensi Standar Kualitas Hidup waringin 27,2 15,0 19,9 3,8 12,0 3,1 3,9 12,0 21,2 27,2-7,7 Barat waringin 66,4 56,7 61,4 18,4 18,7 8,8 3,5 21,2 59,5 65,8 0,4 14,0 Kapuas 65,3 58,3 61,6 9,0 18,4 12,3 4,1 18,4 62,7 65,3 0,3 9,8 Barito Selatan 20,2 16,4 16,8 3,5 7,3 2,1 0,5 7,9 19,0 20,1-4,9 Barito Utara 18,8 15,2 17,0 3,8 7,5 2,8 0,6 7,2 17,0 18,7 0,1 2,6 Sukamara 5,9 4,1 4,3 1,4 2,4 1,0 0,6 1,9 5,4 5,8-1,1 Lamandau 8,4 7,2 5,2 2,4 3,0 0,4 0,6 3,1 7,4 8,4-1,4 Seruyan 29,0 21,6 26,1 8,8 8,5 3,9 2,4 10,0 27,2 28,7-4,9 Katingan 25,3 20,8 21,1 3,5 8,5 2,4 0,6 8,7 22,9 25,2-7,3 Pulang Pisau 21,0 19,7 18,7 3,1 3,8 2,7 1,8 6,3 19,4 20,9 0,1 4,8 Gunung Mas 15,5 11,8 14,0 4,5 6,7 2,6 0,2 5,9 13,4 15,4 0,1 4,0 Barito 10,0 6,8 7,8 2,6 4,0 1,0 0,7 3,9 9,1 9,9 0,2 3,1 Murung 16,6 14,0 13,5 4,0 6,6 2,2 0,8 6,5 15,0 16,6-3,1 Raya Palangkaraya 19,1 7,8 15,4 1,2 9,7 1,4 0,6 5,8 14,7 18,6-12,5 KALTENG 349 275 303 70 117 47 21 119 314 347 1 81

416 Penghitungan Indeks Indonesia 2012-2014 Lampiran 6 Jumlah RT Miskin Menurut Karakteristik 2013 KABUPATEN/ KOTA Jumlah RT Miskin Dimensi Kesehatan Dimensi Pendidikan Dimensi Standar Kualitas Hidup waringin 27,4 17,5 23,6 2,0 11,5 2,7 4,0 9,3 21,4 27,3-8,2 Barat waringin 64,3 51,7 60,2 10,1 18,4 6,5 2,9 23,1 56,3 63,0-17,9 Kapuas 68,9 61,8 66,3 10,7 16,0 11,1 4,2 19,9 66,9 68,5 1,1 12,0 Barito Selatan 19,2 16,2 15,9 5,0 6,3 3,0 0,4 6,8 17,7 19,0-3,6 Barito Utara 16,3 13,3 14,8 3,2 5,5 2,1 1,2 4,7 14,3 16,1 0,1 3,3 Sukamara 6,2 4,1 4,6 2,0 2,3 0,8 0,7 2,1 5,5 6,0-1,9 Lamandau 7,4 5,9 5,4 1,6 2,3 0,7 0,4 2,2 6,4 7,3 0,1 1,9 Seruyan 26,8 18,3 24,3 5,8 6,9 4,9 1,4 8,6 25,5 26,7-4,1 Katingan 21,5 16,7 18,9 3,3 6,8 2,7 0,4 6,4 19,5 20,5 0,1 7,0 Pulang Pisau 20,8 18,9 19,6 3,0 4,3 2,8 0,7 5,8 18,2 20,8 0,2 4,1 Gunung Mas 14,7 11,9 13,3 3,0 4,8 1,8-5,8 12,8 14,7 0,1 4,0 Barito 12,2 8,7 10,0 2,4 4,8 1,5 0,6 4,3 9,6 11,8 0,1 3,0 Murung 15,1 12,8 11,4 4,6 6,6 1,9 0,5 5,9 13,5 14,4-3,6 Raya Palangkaraya 20,9 6,5 18,7 1,3 6,2 2,1 0,6 8,1 13,2 20,5-14,5 KALTENG 342 18 24 2 12 3 4 9 21 27-8

Laporan Provinsi 417 Lampiran 7 Peta Indikator Indikator KABUPATEN/KOTA Kapuas waringin Pulang Pisau Seruyan Kapuas waringin Seruyan waringin Barat waringin Kapuas waringin Barat Seruyan Kapuas waringin Seruyan waringin Barat Kapuas waringin waringin Barat Seruyan