BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB VII DARAH A. SEDIAAN NATIF DARAH.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 di kandang peternak di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul performans darah kambing peranakan ettawa dara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8% dari berat badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitif sampai manusia. Pembuluh darah mempunyai peranan penting bagi. tubuh. Darah terdiri atas dua komponen utama yaitu :

3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Hewan Coba dan Pemeliharaannya 3.3. Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitis.

BAB III METODE PENELITIAN

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No.

Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen, dimana uji coba

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI I PENGAMBILAN DARAH VENA DAN DARAH KAPILER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % dari berat badan total.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. Laboratorium MITRA SEHAT JEPARA. sampel di ambil secara total populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1406/MENKES/SK/XI/2002 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan di Unit Transfusi Darah Cabang Palang Merah Indonesia

PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. studi pustaka, yaitu dengan cara menggambarkan hasil penelitian, dan hasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik. Waktu penelitian adalah Desember April 2010.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan Metode Penelitian Persiapan Wadah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter

BAB III METODE PENELITIAN

PHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumedang sebanyak 60 ekor. Itik lokal berumur 35 hari dengan bobot badan 0,8-1,2

No.Revisi : Tanggal terbit : Halaman :

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kapang Rhizopus oryzae

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik.

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah cairan jaringan tubuh pada makhluk hidup mulai dari

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix

MENGOPERASIKAN PIPET

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

MATERI DAN METODE di kandang Penelitian Ternak Unggas, UIN Agriculture Research and

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN JENIS JENIS PEMERIKSAAN

METODE PENELITIAN. Pengolahan Hasil Perkebunan STIPAP Medan. Waktu penelitian dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah dan sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan

PENGAMBILAN SAMPLE DARAH M A R C H

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin, jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, Laju Endap Darah (LED).

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Road-map Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 Maret sampai 31 Mei 2016 di

BAB I PENDAHULUAN. Darah merupakan salah satu bagian dari tubuh yang sangat memiliki

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

Pendahuluan. Tujuan Penggunaan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

Kebutuhan cairan dan elektrolit

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1Tujuan A. Pungsi Darah Vena (Flebotomi) Untuk pemeriksaan hematologi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. B. Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) (Cara Westergern) Untuk uji tidak spesifik sebagai uji penyaring untuk peradangan (inflamasi) dan memantau perjalanan penyakit. C. Penetapan Kadar Hemoglobin (Cara Sahli) D. Penentuan Kadar Hemotokrit (Cara Kapiler)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pungsi Darah Vena (Flebotomi) A. Darah Kapiler Untuk mengambil darah kapiler pada orang dewasa pakailah ujung jari atau daun telinga, sedangkan pada bayi atau anak kecil diambil pada tumit dan ibu jari kaki. Tempat yang dipilih tidak boleh pada tempat yang memperlihatkan adanya gangguan peredaran darah seperti cynosus atau pucat. B. Darah Vena Pada dewasa biasanya dipakai salah satu vena pada fossa cubiti, sedangkan pada bayi biasanya dipakai vena jugularis superficialis atau sinus sagittalis superior. 2.2Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) (Cara Westergern) Laju Endap Darah (LED) merupakan kecepatan mengendapnya eritrosit dalam plasmanya. Cara yang dianjurkan dalam pemeriksaan LED adalah cara westergern. Pemeriksaan ini merupakan uji tidak spesifik sebagai uji penyaring untuk peradangan (inflamasi) dan memantau perjalanan penyakit. Namun, hasil normal tidak dapat menyingkirkan adanya penyakit. Pada keadaan normal eritrosit bermuatan negative dan tetap terpisah satu sama lain. Densitas eritrosit 6-7% lebih tinggi daripada plasma. Oleh karena eritrosit mengendap karena gravitasi. Pada keadaan tertentu, keadaan negative eritrosit berubah dan membentuk rouleaux yang meningkatkan kecepatan pengendapan. Terdapat 3 fase dalam pemeriksaan LED. Fase pertama adalah terjadinya rouleaux, membentuk agregrat, kemudian agregrat mengendap dan akhirnya memadat di dasar pipet. Kecepatan LED dipengaruhi oleh banyak factor antara lain anemia, makrosit, hiperfibrinogenemia, hiperglobulinemia, CRP tinggi, hipoalbuminemia, posisi pipet yang miring, adaya getaran/getaran rak. Sedangkan hal-hal yang menurunkan LED yaitu polisitemia, anisitosis, poikilositosis, sel sabit, sferosit, anemia difesiensi besi, dan obat-obatan NSAID. Nilai tinggi LED menunjukkan adanya peradangan atau kerusakan sel. 2.3Penetapan Kadar Hemoglobin (Cara Sahli)

Kadar hemoglobin darah dapat ditentukan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang paling sederhana adalah cara sahli. Metode ini mudah dimana saja, namun cara ini bukanlah cara yang diteliti sehingga sering memberikan hasil yang kurang tepat. Pada cara ini hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standard dalam alat itu. Kenyatannya hemati asam bukan merupakan larutan sejati dann alat itu tidak dapat distandarkan serta tidak ada pembakuan warna. Cara ini juga kurang baik karena tidak semua hemoglobin diubah menjadi hematin asam seperti beberapa jenis hemoglobin, seperti karboksihemoglobin, methemoglobin, dan sulfhemoglobin. Oleh karena itu sebenarnya cara ini tidak dianjurkan lagi, namun cara ini masih banyak dipakai dilaboratorium-laboratorium kecil yang tidak mempunyai fotokolorimeter. 2.4Pemeriksaan Kadar Hemotokrit Nilai hemotokrit ialah volume eritrosit dalam 100mL darah utuh yang dinyatakan dalam % (volume eritrosit dalam 100mL darah utuh). Nilai hemotokrit atau packed cell volume ini dipergunakan untuk diagnosis dan memantau anemia, polisitemia, heokonsentrasi, dan menghitung nilai eritrosit tetera.

BAB III METODE KERJA PRAKTIKUM 3.1Pungsi Darah Vena (Flebotomi) Darah vena yang diambil dari salah satu fossa cubiti. 1. Seperangkat spet. 2. Alkohol swab / Alkohol 70% 3. Sarung tangan 4. Tabung tempat darah vena 1. Bersihkan area yang akan diambil darah dengan menggunakan alkohol 70% dan biarkan sampai kering 2. Jika memakai fossa cubiti pasanglah karet pembendung pada lengan atas dan tangan pasien disuruh mengepal. 3. Tusuklah kulit dengan jarum dan semprit sampai jarum masuk ke dalam lumen vena, isaplah darah dengan perlahan kedelam semprit dalam jumlah darah yang dikehendaki didapat 4. Lepaskan pembendungan dan letakkan kapas diatas jarum sambil mencabut jarum perlahan-lahan 5. Mintalah pasien menekan tempat tusukan dengan menggunakan kapas tadi beberapa menit 6. Tusukan jarum dan semprit ke tabung penampung darah sehingga darah mengalir ke dalam tabung melalui dinding sampai berhenti sendiri 7. Setelah darah berhenti mengalir, cabut jarum dan semprit tersebut lalu buanglah ke tempat khusus alat-alat infeksius 3.2Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) (Cara Westergern) Darah dengan antikoagulan K3EDTA atau Na2EDTA yang dicampur dengan Natrium Sitrat 0,109 M atau larutan Nacl 0,9% dengan perbandingan 4:1. 1. Pipet Westergern. 2. Rak pipet Westergern. 1. Campurlah darah vena dengan anti koagulan K3EDTA/Na2EDTA dalam tabung penampung agar merata (homogen) 2. Isaplah 0,4 ml larutan Natrium Sitrat 0,109 M atau NaCl 0,9 % dalam suatu reaksi

3. Isaplah 1,6 ml darah vena ke dalam tabung reaksi sehingga didapatkan campuran 4. Isaplah campuran tersebut dengan menggunakan pipet westergen sampai garis bertanda 0 mm, kemudidan biarkan pipet itu dalam tegak lurus dalam rak westergen selama 60 menit 5. Biarkan dalam suhu kamar (18-25 C). Jauhkan dari cahaya matahari dan getaran 6. Setelah tepat 60 menit (1 jam) bacalah hasilnya yaitu letak garis batas permukaan atas eritrosit dengan plasma 3.3Penetapan Kadar Hemoglobin (Cara Sahli) Darah dengan antikoagulan K3EDTA atau Na3EDTA. 1. Raegen HCl 0,1N. 2. Aquadest. 3. Alat Hemoglobinometer (hemometer) Sahli. 4. Tabung pengencer Sahli. 5. Pipet Sahli 20uL. 6. Batang gelas pengaduk. 7. Pipet tetes. 1. Campurlah K3EDTA atau Na3EDTA dalam tabung penampung (homogen) 2. Masukkan 5 tetes HCl 0,1 N kedalam tabung Sahli 3. Isaplah darah K3EDTA atau Na2EDTA menggunakan pipet sahli sampai garis 20 µl, apus kelebihan darah di luar pipet dengan tissue 4. Keluarkan darah dengan hati-hati ke dalam reagen HCl dalam tabung pengencer sahli. Bilas isi pipet dengan cara mengisap reagen dan mengeluarkannya beberapa kali. Hati-hati jangan sampai terbentuk gelembung udara 5. Campurlah isi tabung supaya darah dan asam bersenyawa, segara terbentuk warna coklat. Catat waktu saat darah pertama bercampur dengan HCl 6. Tambahkan aquadest setetes demi setetes sambil diaduk dengan menggunakan batang pengaduk sampai warna campuran menjadi sama dengan warna standard pada alat hemmeter sahli. Sebaiknya kesetaraan warna tersebut dicapai

dalam 3 5 menit dari saat darah bercampur pertama kali dengan HCl 7. Baca kadar hemogoblin (Hb) sesuai permukaan cairan campuran darah-reagen aquadest 3.4Pemeriksaan Kadar Hemotokrit (Cara Kapiler) Darah dengan antikoagulan K3EDTA atau Na3EDTA. 1. Pipa kapiler (tabung mikrokapiler) dengan panjang 75 mm dan diameter dalamnya 1,2-1,5mm. 2. Mikrosentrifuge dengan kecepatan 16.000 putaran permenit. 3. Bahan penutup pipa kapiler (malam) 4. Grafik mikrohematokrit. 1. Campurlah darah K3EDTA atau Na2EDTA dalam tabung penampung agar homogen 2. Isikan darah pada pipe kapiler (mikrokapiler) sebanyak 2/3 panjang pipa 3. Sumbatlah salah satu ujung pipa dengan menggunakan bahan penutup, dapat digunakan lilin untuk menutup pipa 4. Letakkan pipa kapiler ke dalam mikrosentrifuge dengan kecepatan 16.000 putaran permenit dan dipusingkan selama 3-5 menit. Bagian ujung pipa kapiler yang tersumbat menghadap keluar 5. Setelah dipusingkan, bacalah hasil dengan teliti dengan menggunakan alat baca skala (grafik mikrohematokrit). Nilai hematokrit sesuai panjang kolom eritrosit dengan panjang kolom farah pada garis 100 6. Jika nilai hematokrit diatas 50% maka pipa kapiler harus dipusingkan lagi selama 3-5 menit untuk meyakinkan bahwa pemusingan telah cukup dan mencapai keadaan sebenarnya.